Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum

Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Research Article

Persoalan Tertib Administrasi Pertanahan Melalui Kegiatan Pendaftaran Tanah


Yang Berkeadilan

Mira Novana Ardani*, Yusriyadi, Ana Silviana


Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
*jurnalmira@gmail.com

ABSTRACT

Land registration is an administrative activity in the land sector which aims to ensure legal certainty.
However, in practice, there are problems with overlapping evidence of ownership of land rights,
inequality in land ownership. This paper discusses how the obstacles in the orderly implementation of
land administration through equitable land registration activities. The research method used is
normative juridical with qualitative analysis. The results of the study indicate that there are internal
obstacles in the orderly implementation of land administration through equitable land registration
activities in the form of limited human resources, the workload of employees in the land office is not
small, and in its implementation it must look at the social conditions of local communities that have
different characteristics that differ from one another. based on local wisdom. External barriers are still
less than optimal community participation, there are people who are still reluctant to participate in land
registration activities.

Keywords: Land Administration; Land Registration; Justice.

ABSTRAK

Pendaftaran tanah merupakan kegiatan administrasi di bidang pertanahan yang bertujuan untuk
menjamin kepastian hukum. Namun dalam pelaksanaannya, terdapat permasalahan tumpang tindih
alat bukti kepemilikan hak atas tanah, ketimpangan dalam kepemilikan tanah. Tulisan ini membahas
bagaimana hambatan dalam penyelenggaraan tertib administrasi pertanahan melalui kegiatan
pendaftaran tanah yang berkeadilan. Metode Penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif dengan
Analisa kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hambatan internal dalam
penyelenggaraan tertib administrasi pertanahan melalui kegiatan pendaftaran tanah yang berkeadilan
berupa sumber daya manusia yang terbatas, beban kerja dari pegawai di kantor pertanahan yang tidak
sedikit, serta dalam pelaksanaannya harus melihat kondisi sosial masyarakat daerah yang mempunyai
karakteristik berbeda yang mendasarkan pada kearifan lokal. Hambatan eksternal masih kurang
optimalnya partisipasi masyarakat, adanya masyarakat yang masih enggan untuk mengikuti kegiatan
pendaftaran tanah.

Kata kunci: Administrasi Pertanahan; Pendaftaran Tanah; Keadilan.

494
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

A. PENDAHULUAN Kepemilikan tanah yang dapat dimiliki oleh

Wilayah Indonesia merupakan aset bangsa orang secara pribadi, dapat digunakan oleh

yang tak ternilai. Didalamnya terdapat berbagai perusahaan, yayasan, masyarakat hukum adat,

potensi sumber daya alam dari hasil pertanian, bahkan oleh sekelompok orang secara bersama-

perkebunan, perikanan, peternakan, hingga sama. Jika dilihat dari hakikatnya, pemakaian

pertambangan. Oleh karenanya, wilayah Negara tanah itu hanya terbatas untuk dua tujuan.

Kesatuan Republik Indonesia yang kita miliki ini Pertama, untuk diusahakan, misalnya untuk

perlu untuk dijaga, ditata, dan dikelola. Tidaklah usaha pertanian, perkebunan, perikanan

mungkin rakyat Indonesia dapat mengelola (tambak), mungkin juga peternakan. Kedua,

wilayahnya sendiri secara langsung. Maka dari tanah dipakai sebagai tempat membangun

itu, negara diberikan kuasa oleh rakyat untuk sesuatu. Seperti untuk membangun bangunan

menjaga, menata, serta mengelola sumber daya gedung, bangunan air, bangunan jalan, lapangan

alam yang terdapat di wilayah Indonesia. olahraga, pelabuhan, pariwisata, dan lain-lainnya

Penguasaan negara terhadap sumber daya (Harsono, 2008).

alam tersebut antara lain mengatur, Tanah termasuk ke dalam salah satu objek

menyelenggarakan, menentukan baik dari dalam hukum agraria. Usaha untuk mencapai

penggunaan, pemeliharaan, hubungan-hubungan masyarakat adil dan makmur memang

hukum baik antara orang-orang dan perbuatan- memerlukan keikutsertaan semua manusia dalam

perbuatan hukum dengan bumi, air, dan ruang semua bidang kehidupan seperti ekonomi, politik,

angkasa. Hal ini seperti yang tercantum di dalam hukum dan sosial budaya. Salah satu cara agar

ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 bisa terwujud kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Indonesia ialah dengan cara mempergunakan

Pokok Agraria. Dalam menjalankan tugasnya hukum sebagai alatnya. Dengan kata lain hukum

tersebut, negara tidak dapat melepaskan apa sebagai sarana untuk menciptakan keadilan dan

yang terdapat dalam ketentuan Pasal 33 ayat (3) kemakmuran khususnya di bidang agraria

Undang-Undang Dasar 1945, bahwa bumi, air, (Ismaya, 2011).

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya Peruntukan tanah tersebut semakin lama

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk makin berkembang, khususnya dalam hal

sebesar-besar kemakmuran rakyat. Sehingga, memenuhi pembangunan di Indonesia. Di sisi

semua yang dilakukan oleh negara dalam hal lain, kebutuhan pembangunan menuntut

memanfaatkan sumber daya alam, tak terkecuali Pemerintah membuka kesempatan kepada

tanah haruslah ditujukan untuk kemakmuran investor untuk menggali seluruh potensi agraria

rakyat. demi kepentingan Nasional. Selain menjalankan

495
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

tugas pokok menggerakkan pembangunan, suatu organisasi dan manajemen yang berkaitan
Pemerintah mengacu pada kewenangan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan
konstitusionalnya, yaitu Hak Menguasai Negara pemerintah di bidang pertanahan dengan
(HMN) (Limbong, 2014). Jika dilihat dari kondisi mengerahkan sumber daya untuk mencapai
geografis Indonesia, serta luas tanah yang dimiliki tujuan sesuai dengan ketentuan perundang-
oleh negara kita, maka untuk memberikan undangan yang berlaku (Murad, 2013).
jaminan kepastian dibidang hukumnya, tanah- Dasar penyelenggaraan administrasi
tanah di Indonesia tersebut haruslah dilakukan pertanahan menurut UUPA adalah ketentuan
pendaftaran. Pasal 2 khususnya ayat (2) yaitu wewenang Hak
Pendaftaran tanah merupakan kegiatan Menguasai Negara yang dijalankan oleh
yang bersifat administratif. Administrasi menurut pemerintah sebagai perwujudan Negara dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun keadaan bergerak meliputi: mengatur dan
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
Republik Indonesia tahun 1989 memiliki persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang
pengertian usaha dan kegiatan yang meliputi angkasa; menentukan dan mengatur hubungan-
penetapan tujuan serta penetapan cara-cara hubungan hukum antara orang-orang dengan
penyelenggaraan, pembinaan organisasi atau bumi, air dan ruang angkasa; menentukan dan
usaha dan kegiatan untuk mencapai tujuan atau mengatur hubungan-hubungan hukum antara
kegiatan yang berkaitan dengan orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum
penyelenggaraan pemerintahan juga diartikan yang mengenai bumi, air, dan ruang angkasa
kegiatan kantor dan tata usaha. (Isjwara, 1997).
Administrasi pertanahan termasuk dalam Berdasar ketentuan yang terdapat dalam
bidang administrasi negara. Administrasi negara Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
adalah sebagai keseluruhan kegiatan yang tersebut, terdapat tugas pemerintahan di bidang
dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dan keagrariaan atau pertanahan menurut Majelis
suatu negara dalam usaha untuk mencapai tujuan Permusyawaratan Rakyat, Ketetapan MPR
Negara. Dalam fungsinya administrasi negara tentang Pembaruan Agraria Dan Pengelolaan
mempunyai tugas utama antara lain: menentukan Sumber Daya Alam. Dalam Konsideran TAP MPR
tujuan meyeluruh yang hendak dicapai, RI NO IX Tahun 2001, antara lain: 1.Tugas
menentukan kebijaksanaan umum yang penyelenggaraan pengelolaan agraria atau
menyangkut seluruh organisasi (Siagian, 1997). pertanahan dan mengatur (dengan menyiapkan
Sedangkan pengertian administrasi proses legislasi dalam rangka regulasi dan
pertanahan adalah suatu usaha dan kegiatan penetapan kebijakan publik); 2.Tugas

496
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

menetapkan secara individual, mengeluarkan Administrasi di bidang pertanahan dapat


ketetapan-ketetapan yang berisi kebijakan publik ditemui dalam kegiatan pendaftaran tanah yang
serta pengaturan ketentuan hubungan-hubungan bertujuan untuk menjamin kepastian hukum bagi
hukum antara masyarakat dengan tanah pada pemilik suatu bidang tanah yang dibuktikan
umumnya; 3.Tugas menetapkan dan mengatur dengan tanda bukti yang sah, berupa sertipikat
mengenai tata cara atau prosedur hak atas tanah. Sesuai dengan isi yang terdapat
ketatalaksanaan administrasi pendaftaran tanah pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24
untuk menciptakan kepastian hukum atas tanah; Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, tujuan
4.Tugas dan wewenang untuk memungut uang dari pendaftaran tanah antara lain: untuk
pemasukan kepada Negara yang merupakan memberikan kepastian hukum dan perlindungan
kewajiban bagi warga masyarakat penerima hak hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang
atas tanah sebagai tanda telah terciptanya tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang
hubungan-hubungan hukum. terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan
Menurut Rusmadi Murad administrasi dirinya sebagai pemegang hak yang
pertanahan adalah suatu kebijakan yang bersangkutan; untuk menyediakan informasi
digariskan oleh pemerintah di dalam mengatur kepada pihak-pihak yang berkepentingan
hubungan-hubungan hukum antara tanah dengan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat
orang sebagaimana yang ditetapkan oleh memperoleh data yang diperlukan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan dijabarkan mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun
yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok yang sudah terdaftar; serta untuk
Agraria (UUPA) (Murad, 1997). Landasan hukum terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
administrasi pertanahan terdapat di dalam Pasal Pendaftaran tanah ini merupakan tugas
33 ayat (3) UUD 1945, yang ditetapkan bahwa yang diberikan kepada Pemerintah, dalam hal ini
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di Badan Pertanahan Nasional, dan dilaksanakan
dalamnya dikuasai oleh negara dan oleh Kepala Kantor Pertanahan. Dalam
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor
rakyat. Makna dari ketetapan itu adalah bahwa Pertanahan dibantu oleh Pejabat Pembuat Akta
bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung Tanah, dan pejabat lain yang ditugaskan untuk
dalam bumi adalah pokok- pokok kemakmuran melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan menurut Peraturan Pemerintah ini dan peraturan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran perundang-undangan yang bersangkutan.
rakyat.

497
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Kegiatan Pendaftaran tanah dilakukan kepastian hukum, namun masih terdapat


untuk melaksanakan amanah yang terdapat permasalahan-permasalahan di bidang
dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun pertanahan yang dituangkan dalam bentuk isu
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok strategis dalam kebijakan pengelolaan
Agraria yang kemudian disebut dengan Undang- sumberdaya agraria/ alam yang terdapat dalam
Undang Pokok Agraria (UUPA) dalam rangka Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/
untuk memberikan jaminan kepastian hukum, Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
yang kegiatannya salah satunya berupa Indonesia Nomor 27 Tahun 2020 tentang
pengumpulan data fisik dan data yuridis dari Rencana Strategis Kementerian Agraria Dan Tata
bidang-bidang tanah. Data fisik menurut Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-
ketentuan yang terdapat dalam Ketentuan Umum 2024 antara lain adalah isu ketimpangan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 penguasaan dan pemilikan tanah, peralihan alih
merupakan keterangan mengenai letak, batas fungsi lahan dari pertanian menjadi nonpertanian,
dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun belum jelasnya regulasi dan rendahnya
yang didaftar, termasuk keterangan mengenai implementasi penatausahaan tanah-tanah ulayat,
adanya bangunan atau bagian bangunan di ketiadaan sertipikat kepemilikan tanah tidak
atasnya. Sedangkan data yuridis adalah hanya membuat masyarakat sulit memperoleh
keterangan mengenai status hukum bidang tanah akses ke lembaga keuangan formal, namun juga
dan satuan rumah susun yang didaftar, dapat menimbulkan ketidakpastian hukum dan
pemegang haknya dan hak pihak lain serta memicu sengketa serta konflik, terkait
beban-beban lain yang membebaninya. penguasaan hak atas tanah antara lain tanah
Penyelenggaraan pendaftaran tanah dapat yang sudah diberikan hak atas tanahnya tidak
menjamin kepastian hukum apabila pendaftaran dimanfaatkan dengan baik oleh pemegang hak
itu memenuhi tiga syarat, yaitu: (Harmanses, sesuai dengan peruntukan dalam keputusan
1981) peta-peta kadaster dapat dipakai untuk pemberian haknya. Permasalahan diatas
rekonstruksi di lapangan dan menggambarkan disebabkan kurang optimalnya pengendalian dan
batas sah menurut hukum; daftar umum yang penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan,
membuktikan pemegang hak terdaftar di dan pemanfaatan tanah (P4T).
dalamnya sebagai pemegang hak sah menurut Selain terdapatnya isu strategis diatas,
hukum; dan setiap hak dan peralihannya harus permasalahan pertanahan lainnya, seperti masih
didaftar. terdapatnya jual beli tanah yang dilakukan di
Meski upaya yang telah dilakukan oleh bawah tangan, sebagai perbuatan hukum
pemerintah agar dapat memberikan jaminan sehingga menyebabkan tidak tercatat melalui

498
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

manajemen pertanahan yang ada pada Badan Selain itu belum terdapatnya sistem
Pertanahan Nasional. Dengan dilangsungkannya administrasi dalam hal pendaftaran tanah yang
perbuatan hukum terhadap suatu bidang tanah terpadu hingga dapat menyebabkan terdapatnya
secara di bawah tangan maka tidak melibatkan ketimpangan dalam kepemilikan tanah.
pejabat yang berwenang, dan belum tercatatnya Ketimpangan penguasaan tanah menurut Wiradi,
perbuatan hukum tersebut di dalam buku tanah. yaitu sebagai hal yang tidak adil terkait tentang
Hal ini menyebabkan buku C desa menjadi tidak penggunaan tanah, khususnya perubahan dari
sesuai dengan keadaan sebenarnya, baik tanah pertanian menjadi fungsi yang lain.
mengenai subyek, obyek, maupun penggunaan, Selanjutnya, pembangunan bersifat pada politik
pemanfaatan yang diusahakan di atas tanah hukum pertanahan biasanya adalah faktor utama
tersebut. dari ketimpangan penguasaan korporasi dengan
Penyebab suatu perbuatan hukum tidak masyarakat (Aprilliani, Kristiani, & Novia, 2020).
tercatat dalam buku tanah antara lain UUPA dimaksudkan sebagai instrumen
dikarenakan masyarakat di desa mengakui untuk menciptakan suatu perubahan masyarakat
peralihan tanah adalah sah sekalipun dilakukan yang maju di bidang ekonomi melalui penataan
secara lisan terutama antar warga desa. Dengan struktur pemilikan tanah, yang di satu sisi
demikian jika terjadi hal tersebut maka tidak ada mendorong ke arah perubahan pertanian dan
sistem manajemen yang mencatatnya industri yang semakin maju, namun dengan tidak
(Widjanarko, 2013). Tumpang tindih alat bukti mengabaikan keadilan dalam pengertian
kepemilikan hak atas tanah juga masih dapat terciptanya pemerataan pemilikan tanah (Ismail,
ditemui di masyarakat, seperti yang terjadi di Kota 2018).
Pontianak. Menurut penelitian yang dilakukan Kegiatan pendaftaran tanah yang telah
oleh Syarifah dan Lathifah, terdapat faktor yang dijalankan selama ini belum memadai untuk
dapat menyebabkan timbulnya sengketa tanah di memberikan perlindungan terhadap jaminan
Kota Pontianak, antara lain: objek tanah tidak kepastian hukum bagi pemegang hak atas tanah.
dikuasai secara fisik oleh pemilik tanah, batas- Perlindungan hukum baik ketika proses
batas tanah tidak dipelihara dengan baik, pemilik pendaftaran tanahnya, maupun setelah si
tanah tidak mengetahui secara tepat letak pemegang hak atas tanah mendapatkan alat bukti
tanahnya, adanya sengketa warisan, pengakuan kepemilikan tanahnya. Oleh karena itu perlu
kepemilikan yang dilandasi penemuan surat-surat mengetahui persoalan dalam penyelenggaraan
lama, proses terbitnya sertipikat tanah yang tidak administrasi pertanahan melalui kegiatan
sempurna, serta pelaksanaan pengukuran yang pendaftaran tanah.
dilakukan mengabaikan ketentuan yang berlaku.

499
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis Pertanahan Tingkat Kelurahan/Desa di Kota


tertarik untuk meneliti dengan rumusan masalah Cimahi yang lebih baik dalam rangka reforma
bagaimana hambatan dalam penyelenggaraan agraria.
tertib administrasi pertanahan melalui kegiatan Penelitian dari Muhammad Ilham
pendafttaran tanah yang berkeadilan? Arisaputra, Muhammad Ashri, Kasman Abdullah,
Penelitian mengenai administrasi serta Dian Utami mengenai Akuntabilitas
pertanahan melalui kegiatan pendaftaran tanah Administrasi Pertanahan Dalam Penerbitan
sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain, namun Sertipikat, menerangkan bahwa dalam penerbitan
fokus studi dalam penelitian ini adalah sertipikat hak atas tanah, pemerintah harus dapat
penyelenggaraan tertib administrasi pertanahan memberikan kepastian hukum yang dilakukan
melalui kegiatan pendaftaran tanah merujuk secara akuntabel. Transparansi dalam
kepada hambatan dalam penyelenggaraannya, pendaftaran tanah merupakan hal terpenting
serta dikaji menggunakan teori keadilan. dalam hal pendaftaran tanah agar prosedur
Beberapa penelitian terdahulu, seperti pengurusan dan pelayanan berjalan seperti yang
yang dilakukan oleh Aliesa Amanita dan Bayu diharapkan oleh masyarakat. Dengan
Septiansyah (Amanita, & Septiansyah, 2020) dilakukannya prinsip transparansi secara
mengenai penataan sistem informasi dan berkesinambungan, maka diharapkan informasi
administrasi pertanahan yang menggarisbawahi yang berkaitan dengan proses hingga penerbitan
salah satu sumber konflik agraria yang dapat sertipikat dapat diakses oleh semua pihak
ditemui di lapangan adalah ketidakakuratan data sehingga apabila ada informasi yang dianggap
di desa yang timbul karena belum terlaksananya keliru segera dapat dilakukan perbaikan
tata sistem informasi dan administrasi pertanahan (Arisaputra dkk, 2017).
yang baik dan tertib. Untuk menunjang Selain itu, Sisca Anindya Rachmawati
pelaksanaan tugas Badan Pertanahan Nasional dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
terkait tertib administrasi pertanahan salah revolusi pencatatan tanah melalui program
satunya dengan kegiatan pendaftaran tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
sistematis lengkap. Dalam pelaksanaannya, pada merupakan langkah revolusi yang dilaksanakan
tahap pengumpulan data fisik dan data yuridis dalam memberikan jaminan kepastian akan
terdapat permasalahan karena administrasi kepemilikan tanah hal ini dilaksanakan dalam
pertanahan di kelurahan/desa belum dapat rangka mengurangi konflik sengketa tanah dan
menyajikan informasi data tanah yang akurat. memberi kepastian hukum untuk para pemilik
Dilakukan upaya hukum untuk memperbaiki tanah (Rachmawati, 2021).
penataan Sistem Informasi dan Administrasi

500
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lembaga atau instansi terkait urusan pertanahan.
lengkap (PTSL) berbasis pertisipasi masyarakat, Adapun faktor yang menjadi penghambat bagi
kendala dan solusinya dapat ditemukan dalam pemerintah desa dan masyarakat desa adalah
penelitian yang dilakukan oleh Winda Sandra kurangnya sosialisasi mengenai regulasi
Dewi Mambrasar, Senthot Sudirman, serta pertanahan dan tingkat sumber daya manusia
Wahyuni. Hasil penelitiannya Kantor Pertanahan yang masih rendah serta belum adanya
Kabupaten Bantul memulai kegiatan PTSL keselarasan antara peraturan perundang-
ditambah dengan partisipasi masyarakat dengan undangan yang berlaku dengan hukum adat
memanfaatkan aplikasi SIAP untuk istiadat masyarakat setempat dalam pelaksanaan
mempermudah pengumpulan data yuridis dalam tertib administrasi pertanahan (Rico RD, 2015).
bentuk daftar nominatif, dan output yang hasilkan Kebaruan dari penelitian ini adalah tertib
berupa dokumen kelengkapan berkas administrasi pertanahan melalui kegiatan
pendaftaran. Aplikasi lain yang juga dimanfaatkan pendaftaran tanah yang berkeadilan berbasis
yaitu aplikasi SANTRI yang memiliki manfaat partisipasi masyarakat dalam kepanitiaan
utamanya untuk memudahkan dalam integrasi pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah
data (Mambrasar, Sudirman, & Wahyuni, 2020). sistematis lengkap secara optimal.
Peran dari pemerintah desa dalam
administrasi pertanahan diteliti oleh Andrian Rico B. METODE PENELITIAN
RD dengan judul Peran Pemerintah Desa Dalam Metode pendekatan yang digunakan dalam
Pelaksanaan Tertib Administrasi Pertanahan Di penelitian ini yakni metode pendekatan yuridis
Desa Limbu Sedulun Kabupaten Tana Tidung. normatif dan spesifikasi penelitian menggunakan
Hasil penelitian ini dapat diketahui peran deskriptif analitis. Penelitian ini akan menguraikan
pemerintah desa dalam pelaksanaan tertib hambatan peneyelenggaraan tertib administrasi
administrasi pertanahan seperti pendaftaran pertanahan melalui kegiatan pendaftaran tanah
tanah, pemasangan patok atau batas tanah, yang berkeadilan, ditinjau dari aturan yang
pencatatan jumlah dan luas tanah yang dimiliki mengatur, khususnya dalam Undang-Undang
desa dan masyarakat, pemberian nomor Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
registrasi agenda pertanahan dan legalisasi Pokok-Pokok Agraria dan aturan pelaksananya.
pembuatan surat tanah serta administrasi Jenis data yang digunakan dalam
pertanahan lainnya yang telah diberikan penelitian ini adalah data sekunder dan metode
pemerintah desa yang secara khusus memiliki analisis data dalam penelitian ini menggunakan
kewenangan dalam urusan pertanahan serta teknis analisis data secara kualitatif.
telah melakukan koordinasi dan evaluasi dengan

501
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Lengkap. Jangka waktu 14 hari kalender memang


1. Hambatan Dalam Penyelenggaraan Tertib tergolong singkat dan efisien mengingat bahwa
Administrasi Pertanahan Melalui Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Pendaftaran Tanah yang Berkeadilan merupakan kegiatan pemerintah yang memiliki
Upaya untuk melaksanakan target setiap periodenya. Namun, permasalahan
penyelenggaraan tertib administrasi pertanahan muncul ketika aturan tersebut bertentangan
melalui kegiatan pendaftaran tanah yang dengan aturan yang diatasnya yaitu Peraturan
berkeadilan meski sudah terdapat aturan yang Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang
mengatur, namun berdasarkan penelitian yang memberikan jangka waktu pengumuman data
telah dilakukan terdahulu, terdapat hambatan fisik dan data yuridis untuk tanah yang belum
dalam pelaksanaannya. Sebagi contoh, penelitian bersertifikat selama 60 hari kerja. Berdasarkan
yang dilakukan oleh Isdiyana Kusuma Ayu, yang asas lex superior derogat legi inferior maka
berjudul Problematika Pelaksanaan Pendaftaran aturan yang digunakan yaitu Peraturan
Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Lengkap Di Kota Batu, menjelaskan bahwa Pendaftaran Tanah karena memiliki kedudukan
terdapat permasalahan terhadap pelaksanaan yang tinggi bila dibandingkan Peraturan Menteri
kegiatan pendaftaran tanah sistematis lengkap di Agraria Nomor 6 Tahun 2018 (Ayu, 2019).
Kota Batu, antara lain jangka waktu pengumuman Penundaan pembayaran pajak peralihan
data fisik dan yuridis yang ternyata bertentangan hak atas tanah. Peraturan Menteri Agraria Nomor
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 6 Tahun 2018 belum menjelaskan terkait
1997 tentang Pendaftaran Tanah, penundaan mekanisme penagihan dan jangka waktu
pembayaran pajak peralihan hak atas tanah, penundaan pembayaran pajak tersebut. Pasal 33
serta masih terdapat tanah absentee dan tanah hanya menyebutkan bahwa Kepala Kantor
terlantar di Kota Batu (Ayu, 2019). Pertanahan wajib menyampaikan daftar Pajak
Permasalahan mengenai jangka waktu Penghasilan (PPh) dan Bea Perolehan Hak Atas
pengumuman data fisik dan yuridis yang ternyata Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang terhutang
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah secara periodik dalam waktu tiga bulan kepada
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Bupati atau Walikota dan apabila terdapat
Tanah, dikarenakan Pengumuman data fisik dan peralihan hak atau perubahan atas buku tanah
data yuridis dalam pelaksanaan PTSL hanya 14 dan sertipikat tanah hanya dapat dilakukan ketika
hari kalender berdasarkan ketentuan Peraturan Pemohon tersebut telah melunasi PPh dan
Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 6 Tahun BPHTB yang terhutang tersebut. Dalam hal ini,
2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Kantor Pertanahan memiliki kewajiban untuk

502
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

mengirimkan data tersebut kepada Walikota Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
terkait pajak terutang tersebut setiap tiga bulan. menjadi terhambat karena pemilik yang tidak ada
Apabila Kepala Kantor Pertanahan tidak tertib sehingga kesulitan untuk melakukan pengukuran
administrasi terkait hal pelaporan pajak terutang tanah dalam hal penentuan batas (Ayu, 2019).
ini maka Pemerintah Daerah dan Pusat akan Hambatan penyelenggaraan tertib
mengalami kerugian (Ayu, 2019). administrasi pertanahan melalui kegiatan
Masih terdapat tanah absentee dan tanah pendaftaran tanah yang berkeadilan
terlantar. Pengertian tanah absentee sesuai diklasifikasikan menjadi hambatan yang bersifat
dengan ditemukan dalam Penjelasan Peraturan internal dan eksternal.
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1977 tentang 2. Hambatan Internal Penyelenggaraan Tertib
Pemilikan Tanah Pertanian Secara Guntai Administrasi Pertanahan Melalui Kegiatan
(Absentee) Bagi Para Pensiunan Pegawai Negeri, Pendaftaran Tanah yang Berkeadilan
diartikan bagi seseorang untuk memiliki tanah Hambatan yang bersifat internal, yakni
pertanian yang letaknya di kecamatan lain dari hambatan yang berasal dari penyelenggara
kecamatan tempat tinggalnya. kegiatan pendaftaran tanah, yakni pemerintah,
Pasal 10 Undang-Undang Pokok Agraria yang menjadi tugas bagi Badan Pertanahan
(UUPA) mengatur bahwa tanah pertanian harus Nasional, yang pelaksananya ada pada kantor
dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pertanahan. Semakin meningkatnya target
pemiliknya sendiri. Ketika suatu tanah termasuk Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL),
dalam tanah absentee maka wajib dialihkan maka beban kerja yang diberikan pada masing-
kepada orang lain yang masih tinggal dalam satu masing kantor pertanahan dengan sumber daya
kecamatan paling lambat 6 bulan sejak pemilik manusia yang terbatas tentunya menjadi salah
tanah tersebut pindah (Ayu, 2019). Sedangkan satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pengertian tanah terlantar, sesuai dengan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 (PTSL) tersebut (Mujiburohman, 2018). Dengan
tentang Penertiban Kawasan Dan Tanah Telantar sumber daya manusia yang dimiliki di lingkungan
adalah tanah hak, tanah hak pengelolaan, dan kantor pertanahan, sebelum adanya PTSL pun,
tanah yang diperoleh berdasarkan dasar pegawai kantor pertanahan telah memiliki tugas
penguasaan atas tanah, yang sengaja tidak dan kewajibannya yang berupa pelayanan di
diusahakan, tidak dipergunakan, tidak bidang pertanahan yang tidak sedikit. Ditambah
dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara. dengan adanya PTSL yang mana memiliki tujuan
Akibat adanya tanah absentee dan tanah untuk mempercepat adanya pendaftaran tanah di
terlantar inilah, pengukuran tanah dalam seluruh wilayah Republik Indonesia, dan terdapat

503
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

target dalam penyelesainnya. Pegawai kantor disesuaikan dengan kearifan lokal (localwisdom),
pertanahan, khususnya yang terlibat dalam keterlibatan (involvement), pemberdayaan
kepanitiaan ajudikasi, musti bijaksana dalam (empowerment) dan kemitraan (partnership) yang
membagi waktunya agar setiap pekerjaan yang ada di tengah masyarakat. Sebagai contoh
ada dapat dikerjakan dengan baik. kegiatan pendaftaran sistematis lengkap yang
Pekerjaan rutin pelayanan pendaftaran ada di Sumatera Barat. Adanya pendaftaran
tanah yang cukup besar, jumlah luas bidang tanah, hanya akan menimbulkan masalah baru di
tanah setiap tahunnya bertambah dalam kegiatan dalam internal suatu kaum, di dalam pepatah
pendaftaran tanah sistematis lengkap, tentu perlu Minangkabau dikiaskan indak bidauak, karam
diperhitungkan dengan jumlah aparatur sipil sakuduang artinya tidak ada biduak yang karam
negara dengan volume pekerjaannya, agar separuhnya, kalau karam tentu seluruhnya, hal ini
pekerjaan rutin dan pekerjaan kegiatan dipandang oleh Ninik Mamak bahwa
pendaftaran tanah sistematis lengkap dapat persertipikatan tanah ulayat kaum hendaknya
berjalan beriringan dengan tidak mengabaikan harus disetujui oleh mamak kepala waris dan
kegiatan rutin (Mujiburohman, 2018). semua anggota kaum dengan pernyataan
Berdasarkan data yang sampaikan oleh kesepakatan atau persetujuan kaum yang
Wahyono (EB, 2017) yang dikutip dalam tulisan dibenarkan oleh penghulu suku dan fotokopi
milik Dian Aries Mujiburohman, jumlah silsilah ranji kaum yang ditandatangani dan
sumberdaya manusia untuk menyelesaikan target dilegalisir oleh ketua kerapatan adat nagari. Hal
pensertipikatan sampai bulan Agustus 2017, ini bertolak belakang dengan persyaratan PTSL
untuk ASN Kementerian ATR/BPN sebanyak yang diatur oleh Kementerian terkait dengan alas
2052 orang, sedangkan Surveyor Kadaster hak pengajuan PTSL, meskipun Kantor
Berlisensi (SKB) sejumlah 5544 yang terdiri atas Pertanahan Kota Padang telah menambahkan
Surveyor Kadastral sebanyak 1160 dan Asisten syarat lain pada surat pernyataan penguasaan
Surveyor Kadastral (ASK) sebanyak 4384. fisik selain ditandatangani oleh orang yang
Sampai dengan bulan September 2017, ternyata menguasai tanah dengan disaksikan dua orang
target pengukuran dan pemetaan bidang tanah saksi harus disetujui oleh mamak kepala waris
untuk pendaftaran tanah belum mencapai 80% dan penghulu suku (Chandra, 2022).
dari target yang dicanangkan. Pengajuan permohonan persertipikatan tidak
Selain itu, hambatan internal yakni dalam perlu dilengkapi dengan ranji kaum/Silsilah
pelaksanaannya, kegiatan PTSL tentunya harus keturunan yang membutuhkan proses dan
melihat kondisi sosial masyarakat daerah yang memakan waktu cukup lama serta biaya
memiliki karakteristik berbeda sehingga harus pengurusan yang tidak menentu karena tidak

504
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

adanya pengaturan lebih jelas terkait biaya yang Sesuai dengan Pasal 18 Peraturan Menteri
harus dibayarkan melalui Perda ataupun Agraria dan Tata Ruang Nomor 6 Tahun 2018
Peraturan lainnya. Secara adat yang lebih tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
mengetahui kondisi ulayat kaum adalah anggota (PTSL), kegiatan pengumpulan data fisik oleh
kaum di dalam saparuik/jurai ataupun yang satuan tugas (satgas) fisik dan pengumpulan data
berada dalam kaum itu sendiri sehingga yuridis oleh satgas yuridis, dilakukan oleh 1 (satu)
diperlukan ranji kaum agar tidak adanya tim untuk setiap desa/kelurahan lokasi objek
penggelapan hukum dengan mudahnya PTSL. Satuan tugas (satgas) ini merupakan unit
pengajuan penyertipikatan melalui program PTSL organisasi yang membantu pelaksanaan kegiatan
(Chandra, 2022). panitia ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematis
Selain itu, kendala lain dalam pelaksanaan Lengkap (PTSL). Pengumpulan data fisik
PTSL pada umumnya adalah terkait integrasi dilaksanakan melalui kegiatan pengukuran dan
data fisik dengan data yuridis, untuk pemetaan bidang tanah. Dalam melaksanakan
mengintegrasi petugas membutuhkan waktu yang pengukuran bidang tanah, satgas fisik harus
cukup lama. Untuk mengumpulkan dan mengolah mengetahui data atau informasi tentang masing-
data yuridis belum terdapat aplikasi khusus yang masing pemilik atau pihak yang berhak atas
dapat membantu percepatan, pengumpulan dan tanahnya, paling sedikit berupa fotokopi
pengolahan data yuridis (Harfianty, 2020). KTP/Kartu Keluarga/Surat Keterangan
Integrasi data fisik dan yuridis yang kependudukan dari instansi yang berwenang.
dilakukan secara manual, mengakibatkan sering Pengumpulan data yuridis meliputi
terjadi kekeliruan dalam pemberkasan pengumpulan alat bukti mengenai kepemilikan
(Mambrasar, Sudirman, & Wahyuni, 2020). Salah atau penguasaan tanah, baik bukti tertulis,
satu kegiatan yang ada dalam Pendaftaran Tanah keterangan saksi dan/atau pernyataan yang
Sistematis Lengkap (PTSL) yaitu pengumpulan bersangkutan. Pengumpulan data yuridis
data fisik dan data yuridis mengenai satu atau dilakukan oleh satgas yuridis. Pengumpulan data
beberapa objek pendaftaran tanah untuk yuridis dilaksanakan melalui kegiatan
keperluan pendaftarannya. Data fisik dan data pengumpulan dan pemeriksaan riwayat
yuridis tersebut dikumpulkan, diolah, serta kepemilikan tanah yang dituangkan dalam risalah
dipelihara menggunakan daftar isian, blanko, penelitian data yuridis. Untuk keperluan
peta, dan daftar lainnya serta isian atau entri yang pembuktian hak, Panitia ajudikasi PTSL
ada dalam aplikasi Komputerisasi Kegiatan melakukan penelitian data yuridis terlebih dahulu.
Pertanahan (KKP). Upaya yang dilakukan oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan

505
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Nasional untuk mengatasi permasalahan dalam panggilan/nama kecil), satu orang yang sama
pengumpulan data fisik dan data yuridis tersebut memiliki lebih daripada satu bidang tanah,
dapat terlihat dalam Petunjuk Teknis Pendaftaran sehingga kesulitan melakukan identifikasi
Tanah Sistematis Lengkap Nomor 1/Juknis- dokumen alas hak yang sesuai untuk dimasukkan
100.Hk.02.01/I/2021 menggunakan aplikasi ke dalam berkas, bahwa dalam peta bidang tanah
terintegrasi dalam sistem elektronik. Aplikasi ini yang dihasilkan satgas fisik pada beberapa kasus
dinamakan survey tanahku. Penggunaan aplikasi tertukar informasi nama pemilik bidang tanahnya
survey tanahku pada kegiatan PTSL untuk serta kesulitan satgas yuridis menentukan
mendukung transformasi digital dalam rangka bidang-bidang tanah obyek PTSL yang telah
pengumpulan data fisik dan data yuridis secara dilakukan pengukuran (Ahmad, 2020).
bersamaan. Bahkan dalam Petunjuk Teknis Seperti halnya hasil penelitian yang
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Nomor dilakukan di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali,
1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022 penggunaan bahwa di beberapa desanya terdapat masyarakat
aplikasi survey tanahku pada kegiatan yang ingin mengikuti program pendaftaran tanah
pendaftaran tanah sistematis lengkap mendapat sistematis lengkap (PTSL) memiliki permasalahan
prioritas. Dengan menggunakan aplikasi survey yang sama yaitu terjadinya perbedaan
tanahku ini, dapat memastikan kualitas penguasaan data fisik dan data yuridis tanah
pengumpul data fisik dan pengumpul data yuridis, mereka karena jual beli yang sudah puluhan
mempercepat proses pengolahan data, serta tahun terjadi yang melibatkan antara orang tua
semua data, berkas dan output berbentuk digital mereka, tetapi ahli warisnya atau yang
yang sudah terintegrasi dengan komputerisasi menguasai tanah sekarang tidak mempunyai
kegiatan pertanahan. bukti tertulis atau akta yang menerangkan bahwa
Kendala lain yang ditemui adalah saat telah terjadi jual beli tanah tersebut dan bukti
pengumpulan data di lapangan yang penguasaan yuridisnya masih dipegang oleh ahli
menyebabkan terhambatnya pengumpulan data waris dari pihak yang menjual. Berdasarkan
yuridis diantaranya kurangnya sumber daya permasalahan tersebut, data yuridis dan data fisik
manusia yang kompeten terhadap aplikasi yang dipegang oleh orang yang berbeda (Anom, &
membantu proses pengolahan data (Ardani, Artajaya, 2021).
2019). Hal ini dapat dikarenakan oleh berbagai 3. Hambatan Eksternal Penyelenggaraan
faktor antara lain perbedaan informasi nama Tertib Administrasi Pertanahan Melalui
pemilik bidang tanah pada saat pengumpulan Kegiatan Pendaftaran Tanah yang
data fisik dan informasi nama pemilik bidang Berkeadilan
tanah pada saat pengumpulan data yuridis (nama

506
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Hambatan eksternal yakni dilihat dari bidang tanah, keterangan adanya bangunan atau
aspek masyarakatnya. Partisipasi dari bagian bangunan di atasnya, tidak adanya
masyarakat yang masih belum semuanya keterangan mengenai status bidang tanahnya,
mendukung. Misalnya data yang diberikan oleh siapa pemegang hak atas tanahnya. Selain itu,
pemilik tanah bukan merupakan data yang jika pemilik tanah tidak berada di tempat atau si
sebenarnya. Hal ini tentu saja mengakibatkan pemilik bidang tanah tersebut tidak diketahui
kesulitan panitia dalam menempuh proses keberadaannya, maka akan terdapat kesulitan
selanjutnya. Hambatan lainnya ketika panitia dalam menerapkan asas kontradiktur delimitasi.
akan mendata dan mengumpulkan data fisik Kontradiktur delimitasi adalah sebuah norma
maupun yuridis. Pengertian data fisik dan data yang digunakan dalam pendaftaran tanah dengan
yuridis dapat ditemui selain dalam Peraturan mewajibkan pemegang hak atas tanah untuk
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang memperhatikan penempatan, penetapan, dan
Pendaftaran Tanah, terdapat di Peraturan pemeliharaan batas tanah berdasarkan
Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan kesepakatan dan persetujuan pihak-pihak yang
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 berkepentingan, yang dalam hal ini adalah pemilik
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. tanah yang berbatasan dengan tanah yang
Data fisik adalah keterangan mengenai letak, dimilikinya (Mujiburohman, 2018). Dalam
batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah penetapan batas bidang tanah diupayakan
susun yang didaftar, termasuk keterangan penataan batas berdasarkan kesepakatan para
mengenai adanya bangunan atau bagian pihak yang berkepentingan. Penetapan batas
bangunan di atasnya. Data yuridis adalah bidang tanah tersebut berdasarkan penunjukan
keterangan mengenai status hukum atau status batas oleh pemegang hak atas tanah yang
penguasaan bidang tanah dan satuan rumah bersangkutan dan sedapat mungkin disetujui oleh
susun yang didaftar, pemegang hak atau pihak para pemegang hak atas tanah yang berbatasan.
yang menguasai, dan hak pihak lain serta beban- Masyarakat yang enggan untuk ikut serta
beban lain yang membebaninya. dalam kegiatan PTSL ini dikarenakan ada
Hambatan yang dapat ditemui lainya kekhawatiran data yang disampaikan ke panitia
pemilik tanah tidak berada di tempat atau si akan disalahgunakan, serta terdapatnya alasan
pemilik bidang tanah tersebut tidak diketahui bahwa dalam pengurusannya akan melelahkan.
keberadaannya. Apabila hal ini terjadi ketika Salah satu tahapan yang terdapat dalam
pengumpulan data fisik maupun data yuridisnya, pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis
maka dapat mengakibatkan tidak ada data yang lengkap yakni tahap pengumpulan data fisik dan
di dapat mengenai keterangan letak, batas, luas pengumpulan data yuridis. Kekhawatiran

507
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

penyalahgunaan data yang telah disampaikan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Nomor
kepada panitia sebenarnya telah dapat 1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022 wajib dilakukan
diminimalisir dengan diaturnya hal apa yang musti menggunakan aplikasi yang dinamakan survey
dilakukan oleh petugas pengumpul data sebelum tanahku. Survey tanahku merupakan aplikasi
bertugas, saat bertugas untuk mengumpulkan pengumpulan data fisik dan data yuridis yang
data, adanya pengumuman data fisik dan data terintegrasi dalam sistem elektronik yang
yuridis, serta adanya aplikasi yang digunakan disediakan oleh Kementerian Agraria dan Tata
untuk pengumpulan data tersebut. Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang sudah
Pengumpulan data fisik dan data yuridis terintegrasi dengan komputerisasi kegiatan
dilakukan oleh satuan tugas (satgas) fisik dan pertanahan. Aplikasi ini akan memastikan kualitas
satgas yuridis yang sebelum melaksanakan pengumpulan data fisik (puldasik) dan
tugasnya wajib mengangkat sumpah di hadapan pengumpulan data yuridis (puldadis),
pejabat yang mengangkatnya. Hal ini sesuai mempercepat proses pengolahan data, serta
dengan Pasal 11 Peraturan Menteri semua data, berkas dan output berbentuk digital.
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Optimalisasi dan simplifikasi pelaksanaan
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah kegiatan pendaftaran tanah sistematis lengkap,
Sistematis Lengkap. Selanjutnya dalam Pasal 14, kegiatan pengumpulan data fisik oleh satgas fisik
pengumpulan data fisik dan dokumen asli data dan pengumpulan data yuridis oleh satgas
yuridis semua bidang tanah tak lupa juga dengan yuridis, dilakukan oleh satu tim untuk setiap
memberikan tanda penerimaan dokumen kepada desa/kelurahan lokasi objek PTSL, serta untuk
pemegang hak atau kuasanya. Selain itu, untuk pengumpulan data fisik maupun data yuridis
memenuhi asas publisitas dalam pembuktian dapat dilakukan secara bersamaan (waktu dan
pemilikan tanah, data yuridis dan data fisik bidang lokasi) maupun masing-masing satgas sepanjang
tanah diumumkan dengan menggunakan formulir di lokasi desa/kelurahan ditetapkan sebagai
pengumuman data fisik dan data yuridis selama lokasi PTSL dengan Peta Kerja yang sama. Hal
empat belas hari kalender di kantor panitia ini tentunya akan membantu agar tidak memakan
ajudikasi PTSL dan Kantor Kepala Desa atau waktu yang lama.
kelurahan. Pihak yang berkepentingan diberikan Beberapa Kendala Tersebut Dapat
kesempatan untuk mengajukan keberatan Teratasi Dengan Meningkatkan Partisipasi Dari
mengenai pengumuman data fisik dan data Masyarakat, Yang Mana Dapat Berupa Hubungan
yuridis selama jangka waktu pengumuman. Dan Komunikasi Yang Baik Antara Kantor
Selanjutnya, pengumpulan data fisik dan data Pertanahan Dan Masyarakat, Serta Memerlukan
yuridis tersebut menurut Petunjuk Teknis Inovasi Yang Disesuaikan Dengan Kebutuhan Di

508
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Daerah Yang Sedang Menjadi Objek Pendaftaran aspek hukum itu disusun dalam urutan
struktural yang dimulai dari keadilan,
Tanah.
kepastian dan diakhiri finalitas. Maka bila
Inovasi Yang Disesuaikan Dengan perkembangan kolektif ditentukan sebagai
finalitas hukum, maka ia tetap tunduk pada
Kebutuhan Daerah Di Daerah Yang Sedang
keadilan dan kepastian hukum. Hal ini untuk
Menjadi Objek Pendaftaran Tanah Yaitu Dengan menghindari kewenang-wenangan.”
Membuat Peta Tunggal (One Map Policy) Yang
Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
Bertujuan Untuk Meminimalisir Adanya Tumpang
untuk mengatasi adanya hambatan dalam
Tindih Tanda Batas Bidang Tanah, Yang Juga
penyelenggaraan tertib administrasi pertanahan
Dalam Pembuatannya Melibatkan Peran Serta
melalui kegiatan pendaftaran tanah diatas
Dari Masyarakat. Partisipasi Masyarakat Ini
merupakan salah satu yang ingin dicapai oleh
Sangat Membantu, Terlebih Dalam Tahap
pemerintah dalam rangka mewujudkan keadilan
Pengumpulan Data Pertanahan, Baik Data Fisik
dalam bidang pertanahan, khususnya
Maupun Data yuridis. Hubungan dan komunikasi
pendaftaran tanah. Seperti halnya pemberian
yang baik antara kantor pertanahan dan
jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan
masyarakat dapat ditemukan salah satunya ketika
menurut Boedi Harsono yang harus memenuhi
pemberian pelatihan kepada masyarakat sebelum
dua unsur, yakni tersedianya perangkat hukum
mereka ditugaskan untuk menjadi fasilitator
tertulis yang lengkap dan jelas serta dilaksanakan
sekaligus pelaksana proses pengumpulan data
secara konsisten, dan penyelenggaraan
fisik dan data yuridis.
pendaftaran tanah yang efektif (Harsono, 2008).
Filosof hukum Jerman mengemukakan
terdapat tiga tujuan dasar hukum, antara lain:
D. SIMPULAN
keadilan hukum, kemanfaatan hukum, dan
Berdasarkan hasil penulisan diatas, maka
kepastian hukum. Ketiga unsur tersebut
dapat diambil simpulan terdapat hambatan
merupakan tujuan dasar hukum secara bersama-
internal dalam penyelenggaraan tertib
sama yang disebut teori gabungan (vereniging
administrasi pertanahan melalui kegiatan
theory). Selanjutnya Gustav Radbruch dalam
pendaftaran tanah yang berkeadilan, antara lain
Theo Huijbers yang dikutip oleh Dr.Bernard
sumber daya manusia yang ada di kantor
L.Tanya,S.H.,M.H. mengungkapkan bahwa
pertanahan yang terbatas, perlunya penyesuaian
(L.Tanya, Simanjuntak dan Y. Hage, 2010)
terhadap kondisi sosial masyarakat setempat,
“berdasarkan tiga prinsip alam tersebut,
waktu yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan
Gustav Radbruch sampai pada keyakinan
bahwa keadilan terhadap manusia individual data fisik dan data yuridis, pengumpulan data
merupakan baru sendi bagi perwujudan
yuridis di lapangan yang memerlukan sumber
keadilan dalam hukum. Dari sini pula tiga

509
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

daya manusia yang kompeten terhadap aplikasi Anom, I Gusti, Ngurah., & Artajaya, I Wayan, Eka.
yang membantu proses pengolahan data. Selain (2021). Kekuatan Pembuktian Data Phisik
itu terdapat juga hambatan eksternal, yakni masih Dan Data Yuridis Dalam Pendaftaran
terdapat masyarakat yang belum sepenuhnya Tanah Sistematis Lengkap Di Kabupaten
mendukung adanya kegiatan pendaftaran tanah. Bangli, Provinsi Bali. Jurnal of Economic &
Hal ini dapat teratasi dengan adanya Business Law Review, Vol.1, (No.1), pp.
partisipasi masyarakat yang diberikan dalam 32-49. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/
kegiatan PTSL, kebijakan yang dibuat oleh JEBLR/article/view/24214
pemerintah, serta memerlukan inovasi yang Aprilliani, Rut Agia., Kristiani, Verlia., & Novia,
disesuaikan dengan kebutuhan di daerah yang Katrine. (2020). Ketimpangan Penguasaan
sedang menjadi objek pendaftaran tanah, Tanah Oleh Korporasi Dan Warga
sehingga harapannya dapat terwujud Masyarakat Dalam Optik Politik
penyelenggaraan tertib administrasi pertanahan Pertanahan Nasional. Binamulia Hukum,
melalui kegiatan pendaftaran tanah yang Vol.9,(No.1),pp.29-44.
berkeadilan. https://doi.org/10.37893/jbh.v9i1.100
Ayu, Isdiyana K. (2019). Problematika
DAFTAR PUSTAKA Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Melalui
JURNAL Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di
Amanita, Aliesa., & Septiansyah, Bayu. (2020). Kota Batu. Legality; Jurnal Ilmiah Hukum,
Penataan Sistem Informasi dan Vol.27,(No.1),pp.27-40.
Administrasi Pertanahan Tingkat Kelurahan https://ejournal.umm.ac.id/index.php/legalit
Di Kota Cimahi Dalam Rangka Reforma y/article/view/8956
Agraria. Jurnal Caraka Prabu, Vol.4, Chandra, A. (2022). Permasalahan Tanah Ulayat
(No.2),pp.142-163. Pasca Kegiatan Pendaftaran Tanah
https://doi.org/10.36859/jcp. v4i2.313 Sistematik Lengkap Di Sumatera Barat,
Rachmawati, Sisca A. (2021). Revolusi Sistem Jurnal Tunas Agraria, Vol.5, (No.2), pp.77-
Pencatatan Tanah Melalui Program 93. https://doi.org/10. 31292/jta.v5i2.174
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Mujiburohman, Dian A. (2018). Potensi
(PTSL) Studi Lapangan di Desa Bantul, Permasalahan Pendaftaran Tanah
Jurnal Pranata Hukum, Vol.3, (No.1), Sistematik Lengkap (PTSL). Jurnal BHUMI,
pp.105-128. https://doi.org/10.37631/widya Vol.4,(No.1),pp.88–101.
pranata.v3i1.273 https://doi.org/10.31292/jb.v4i1.217

510
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Arisaputra, Muhammad Ilham., Ashri, Hukum, Jilid 47, (No.3), p.287.


Muhammad., Abdullah, Kasman, & Bakar, DOI: 10.14710/mmh.47.3.2018.282-297
Dian Utami Mas. (2017). Akuntabilitas
Administrasi Pertanahan Dalam Penerbitan PROSIDING
Sertifikat. Jurnal Mimbar Hukum, Vol.29, Eb, Wahyono. (2017). Pemikiran Pengembangan
(No.2),pp.276-291.https://doi.org/10.221 SKKNI-IG Untuk Surveyor Kadastral. In
46/jmh.16383 Prosiding Seminar Nasional Percepatan
Mambrasar, Winda Sandra Dewi., Sudirman, Pendaftaran Tanah Di Indonesia:
Senthot., & Wahyuni. (2020). Pelaksanaan Tantangan Pelaksanaan PTSL Dan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Respon Solusinya (p.39). Yogyakarta:
Berbasis Partisipasi Masyarakat Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
(PTSL+PM), Kendala Dan Solusinya, (STPN)
Jurnal Tunas Agraria, Vol.3, (No.3), pp. 21-
39. https://doi.org/10.31292/jta.v3i3.120 SKRIPSI
Ardani, Mira N. (2019). Tantangan Pelaksanaan Ahmad, H. (2020). Evaluasi Pemanfaatan Smart
Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis PTSL Sebagai Instrumen Pengumpul,
Lengkap Dalam Rangka Mewujudkan Pengolah Dan Pengintegrasi Data Fisik
Pemberian Kepastian Hukum. Jurnal Gema Dan Data Yuridis Pendaftaran Tanah
Keadilan, Vol. 6, (No.3), pp. 268–286. Sistematis Lengkap Di Kantor Pertanahan
https://doi.org/10.14710/gk.2019.6659 Kabupaten Halmahera Selatan, Skripsi
Rico RD, Andrian. (2015). Peran Pemerintah Sarjana Terapan di Bidang Pertanahan
Desa Dalam Pelaksanaan Tertib Pada Program Studi Diploma IV
Administrasi Pertanahan Di Desa Limbu Pertanahan. Sekolah Tinggi Pertanahan
Sedulun Kabupaten Tana Tidung. Jurnal Nasional, Yogyakarta
Ilmu Pemerintahan, Vol.3, (No.1), pp.458- Harfianty. (2020). Strategi Percepatan
467.https://ejournal.ip.fisip- Pengumpulan Data Yuridis Dalam
unmul.ac.id/site/?p=1268 Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di
Silviana, Ana., & Ardani, Mira Novana. (2018). Desa Palbapang Kecamatan Bantul
“Sinden Bertapa” Metode Menuju Tertib Kabupaten Bantul, Skripsi Sarjana Terapan
Adminidtrasi Bidang Pertanahan (Studi di di Bidang Pertanahan Program Studi
Desa Trisari Kecamatan Gubug Kabupaten Diploma IV Pertanahan Konsentrasi
Grobogan). Jurnal Masalah-Masalah Manajemen Pertanahan. Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional, Yogyakarta

511
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2022, halaman 494-512 Universitas Diponegoro

Rahmawati, Nina. (2019). Strategi Pencapaian Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan
Target Kinerja Pendaftaran Tanah Generasi. Yogyakarta: Genta Publishing
Sistematis Lengkap (PTSL) Dan Layanan Limbong, B. (2014). Opini Kebijakan Agraria.
Rutin Di Kantor Pertanahan Kabupaten Jakarta: Pustaka Margaretha.
Sidoarjo Dan Kabupaten Sleman, Skripsi Murad, R. (1997). Administrasi Pertanahan.
Sarjana Terapan di Bidang Pertanahan Bandung : CV. Mandar Maju
Pada Program Studi Diploma IV Murad, R. (2013). Administrasi Pertanahan
Pertanahan Sekolah Tinggi Pertanahan Pelaksanaan Hukum Pertanahan Dalam
Nasional, Yogyakarta Praktek. Bandung: Mandar Maju
Rawls, J. (2011). A Theory of Justice, Teori
BUKU Keadilan, Dasar-Dasar Filsafat Politik
Amiruddin., & Asikin, Zainal. (2012). Pengantar Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial
Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Dalam Negara. Yogyakarta: Pustaka
Grafindo Persada Pelajar
Isjwara, F. (1997). Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Siagian, S. (1997). Filsafat Administrasi. Jakarta:
Binacipta. Gunung Agung
Soemitro, Ronny H. (1990). Metode Penelitian Sumardjono, Maria S.W. (2005). Kebijakan
Hukum dan Jurumetri. Jakarta: PT Ghalia Pertanahan Antara Regulasi dan
Indonesia Implementasi. Jakarta: Kompas
Harmanses. (1981). Pendaftaran Tanah di
Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal SUMBER ONLINE
Agraria Widjanarko, Bambang S. (2013). Sistem
Harsono, B. (2008). Hukum Agraria Indonesia, Manajemen Data Tanah Selalu Baru Dan
Sejarah Pembentukan Undang-Undang Bebas Sengketa Konflik. Retrieved from
Pokok Agraria Isi Dan Pelaksanaannya. https://omtanah.com/2013/10/09/mpbm
Jakarta: Djambatan
Ismail, N. (2018). Hukum Agraria Dalam
Tantangan Perubahan. Malang: Setara
Press
Ismaya, S. (2011). Pengantar Hukum Agraria.
Yogyakarta: Graha Ilmu
L, Bernard,Tanya, Yoan N.Simanjuntak dan
Markus Y. Hage. (2010). Teori Hukum:

512

Anda mungkin juga menyukai