Anda di halaman 1dari 32

DRAFT REVISI-1

ANGGARAN DASAR

GMPK
Revisi - 1

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 1


MUKADIMAH
(REVISI-1)
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Korupsi sudah mewabah di segenap lapisan masyarakat, telah menjadi


penyakit yang kronis bagi masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia yang
kita cintai. Reformasi yang semula dirancang dan dikumandangkan oleh Civil Society
untuk melawan korupsi yang terjadi di dalam pemerintahan Orde Baru ternyata telah
menemui jalan buntu atau paling tidak jalan di tempat, dimana pemerintah saat ini
baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif telah terjebak di dalam suasana koruptif,
sehingga siapapun dalam posisi itu akan bisa secara mudah terlibat kedalam kegiatan
koruptif.
Kondisi demikian masih berlangsung hingga ditulisnya Revisi-1 Anggaran
Dasar GMPK ini, korupsi di lingkungan Birokrasi atau Entitas Publik masih kental.
Dapat diibaratkan sindikat korupsi terbentuk secara sistemik, terdapat pameo bahwa
pejabat pada entitas publik dipandang sebagai “ WARGA IDEKOST” saja, siapapun
yang terpilih di situ hanya dianggap sebagai pendatang baru, yang dihadapkan pada
kesulitan MENGENDALIKAN pengelolaan kinerja mereka. Manifestasi perbuatan
ini dapat kita amati seperti dalam bentuk “JUAL BELI JABATAN” saat penitian
karier yang lebih tinggi atau untuk mendapatkan kuota masuk pendidikan karier,
proses rekrutmen maupun penetapan pemenang proyek sehingga membuka peluang
korupsi pada pelaksanaan kinerja selanjutnya.
Sementara itu, pada Dunia Usaha atau Entitas Privat, mereka mengaku telah
mengalami dilemma dalam mengelola busines nya, antara mau menerima atau tidak
dalam berkolusi untuk mendapatkan suatu order proyek dari Entitas Publik, namun
pihak Entitas Publik mengatakan sebaliknya. Terdapat pameo dalam dunia usaha ini,
bahwa ada pengakuan bahwa sebetulnya mereka (pelaku bisnis) terlibat dalam kolusi
untuk memuluskan bisnisnya saat berkolaborasi dengan Entitas Publik dalam
menggolkan suatu proyek pembangunan ataupun pengadaan barang dan jasa. Namun
tidak banyak yang tertangkap atau diproses secara hukum karena proses penegakkan
hukum di negeri ini juga masih dalam kondisi “SAKIT”, dalam arti masih dapat
“DIBELI” oleh yang berperkara.
Di lain pihak Entitas Sosial (masyarakat) sebagian besar telah menganggap
bahwa korupsi sudah dianggap sebagai kebiasaan dalam mengurus kepentingannya,
bahkan ada kelompok-kelompok masyarakat yang memanfaatkan kondisi demikian
untuk mengambil keuntungan secara ilegal. Inilah satu tantangan nyata bahkan masih
nampak secara transparan pada saat proses rekrutmen, baik pada rekrutmen pegawai /
karyawan, maupun dalam rekrutmen pejabat. Beberapa istilah sebagai pembungkus
perbuatan ini seperti “Uang Mahar”, “ Uang Perahu”, “Kontrak Politik” dsb
digunakan untuk menyebutkan istilah “gratifikasi” ataupun “suap menyuap” atau
“memberikan dan menerima Janji” agar mereka menjadi pemenang nanti.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 2


Dengan demikian Korupsi telah menjadi penyakit kronis di negari ini, oleh
karena itu GMPK dalam membangun Gerakan Moral dalam memerangi korupsi akan
melakukan perubahan pola gerakannya dengan mengedepankan aspek Pendidikan
utamanya Pendidikan Anti Korupsi, untuk mendorong peran masyarakat (entitas
sosial), entitas privat (dunia usaha) dan entitas publik (eksekutif, legislatif dan
yudikatif) dalam memerangi korupsi, Pendidikan menjadi motor penggerak utama
dalam upaya melakukan penanggulangan korupsi berupa kegiatan : pengkajian akar
masalah korupsi, upaya pencegahan korupsi, upaya penangkalan korupsi dan upaya
bantuan masyarakat dalam penindakan korupsi. Selanjutnya untuk bisa mendukung
kegiatan ini DPP dan DPD GMPK membentuk Organisasi pendukung dan pada
setiap bidang kegiatan GMPK dibenarkan membentuk Badan Usaha yang secara
legal dan professional dapat menghimpun dana secara sah sehingga pengurus GMPK
dapat menggulirkan roda kegiatan GMPK.
Pemerintah pada Era Reformasi telah membuat langkah-langkah formal yang
positip untuk memerangi korupsi melalui Ketetapan MPR, Undang-undang tentang
Pemerintahan yang Bersih dari KKN, merubah Undang-undang Tindak Pidana
Korupsi dan membentuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), yang telah bekerja
dengan optimal, namun aktualisasi penjabaran political will dari Pimpinan Negara
masih kurang dilakukan dengan baik dan sepenuh hati, sehingga akibatnya korupsi
makin marak dan makin canggih dilakukannya. Hal ini diperparah lagi dengan makin
menguatnya sikap pragmatisme di sebagian besar masyarakat dan fungsionaris di
legislatif, yudikatif dan eksekutif (Entitas Publik), Dunia Usaha (Entitas Privat) dan
masyarakat (Entitas Sosial). Upaya pencegahan juga makin dikedepankan oleh
Pemerintah dengan PROGRAM AKSI PENCEGAHAN (Peraturan Presiden Nomor
54 tahun 2018), sehingga diharapkan langkah gerakan GMPK seyogyanya makin
terpicu dan dilakukan secara kongkit dalam berperan serta menyukseskan program
AKSI PENCEGAHAN KORUPSI ini.
Korupsi merupakan fenomena Gunung Es (Iceberg Fenomena), dimana Tindak
Pidana Korupsi (TPK) hanya kelihatan sedikit yang muncul di permukaan air laut
yang merupakan puncak gunung es. TPK terjadi manakala ada niat melakukan
korupsi, ada kemampuan berbuat korupsi, ada peluang melakukan korupsi dan ada
sasaran yang cocok untuk dikorupsi (di beberapa kasus sasaran tersebut
direncanakan bersama terlebih dulu). Apabila telah terjadi TPK, aparat penegak
hukum melakukan tindakan represif (mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan
di peradilan dan pemidanaan).
Sementara itu peran serta masyarakat hanya melaporkan adanya indikasi
korupsi bila dijumpai atau diterima laporan tentang adanya perbuatan korupsi secara
kongkrit yang didukung oleh dua alat bukti yang kuat kepada aparat penegak hukum
secara tertutup (tidak perlu disebarkan di media atau dilakukan secara beramai-
ramai/berjamaah), untuk memberikan ruang gerak kepada aparat penegak hukum
untuk memprosesnya lebih lanjut secara hukum,
Tindakan represif saja tidak cukup untuk memberantas kejahatan termasuk
tindak pidana korupsi. Karena dalam teori gunung es korupsi masih terdapat

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 3


bongkahan es yang lebih besar yang berada tepat di bawah permukaan air laut, yang
disebut dengan istilah Corruption Hazards (kerawanan korupsi), yang merupakan
penyebab langsung terjadinya korupsi, zona ini menjadi rawan karena lokasinya,
manusianya, barang-barang yang ada di situ ataupun kegiatan yang memang
rawan korupsi, serta kebijakan yang koruptif. Fenomena ini bisa ditanggulangi
dengan melakukan tindakan preventif (pencegahan) baik berupa pengaturan,
penjagaan, penertiban, chek on the spot (pendadakan) dan pengawasan yang
berkualitas. Dalam tindakan preventif ini peran masyarakat menjadi besar dimana
GMPK dapat menjadi motor penggeraknya dalam mendorong warga masyarakat
(entitas soaial), entitas privat dan entiutas public sebagai pelaksana pembangunan
untuk berperan serta dalam melakukan pencegahan korupsi di tempat masing-masing.
Fenomena gunung es ketiga adalah bongkahan es yang berada di bawahnya
lagi yang disebut dengan Potensi Masalah Penyebab Korupsi (potential factors cause
corruption), yang disebut juga dengan penyebab tidak langsung bagi terjadinya
korupsi. Paling tidak ada 5 (lima) macam, yaitu : Kesisteman yang memberi peluang
korupsi (berupa : sistem politik, sistem ekonomi, sistem hukum dan lain-lain),
Integritas Moral yang kurang baik (jalan pintas menuju sukses, pragmatisme
negatif, memilih penjahat menjadi pejabat dll.), penghasilan yang tidak rasional
(tidak cukup untuk hidup, kesulitan berobat bila sakit, tidak punya biaya
menyekolahkan anak, tidak mampu rekreasi dan menabung), pengawasan yang
tidak berkualitas (pagar makan tanaman, adanya sama dengan tidak adanya),
budaya taat hukum yang rendah dari masyarakat dan petugas (tujuan
menghalalkan cara, hukum dibuat untuk dilanggar dan sebagainya). Upaya
antisipasinya dilakukan upaya preemtive action atau penangkalan dengan jalan
menangani masalah pada hulu permasalahan atau akar masalahnya, melalui
perbaikan sistem, perbaikan moral, rasionalisasi penghasilan, memperkuat
pengawasan dan pembentukan budaya taat hukum atau menegakkan disiplin
masyarakat.
Pada kedua fenomena (Corruption Hazards dan Potensial Factors cause
Corruption) inilah Pemerintah kurang berhasil kalau tidak mau dikatakan kurang
berminat atau kurang serius menanganinya dengan benar. Oleh karena itu kami
(warga GMPK) terpanggil untuk menggugah Civil Society pada umumnya dan aparat
Birokrasi sesuai dengan bidang tugasnya agar berperan dalam menangani kedua
fenomena ini, serta Dunia Usaha untuk berani menolak kolusi dan penerapan Etika
bisnis dalam usahanya, melalui Gerakan Moral Memerangi Korupsi (GMMK)
dengan wadah Organisasi Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK). Dengan
terbitnya Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2018 diharapkan GMPK dapat lebih
berperan menggulirkan upaya pencegahan dan penangkalan korusi.
Disamping itu terhadap tindak kesewenang-wenangan pihak ketiga (warga
masyarakat lain maupun oknum petugas Birokrasi) GMPK juga terpanggil untuk
menyiapkan advokasi secara hukum, terhadap pihak korban kesewenang-wenangan
tersebut (bantuan penindakan atau bantuan represif) melalui Lembaga Konsultasi dan
Bantuan Hukum (LKBH) yang memiliki cabang di seluruh DPD GMPK, maupun
membentuk LAW FIRM atau bekerja sama dengan Law Firm yang telah ada di dalam
Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 4
masyarakat dalam memberikan advokasi terhadap tindak kesewenang-wenangan oleh
pihak lain terhadap warga masyarakat yang lemah.
Dengan demikian Revisi - 1 Anggaran Dasar GMPK ini dimaksudkan untuk
lebih mengkongkritkan langkah - langkah GMPK dalam memerangi korupsi yang
mengelompokkan kegiatan GMPK ke dalam 2 (dua) kelompok besar UPAYA yaitu
mendorong ketiga entitas pembangunan untuk menanggulangi korupsi di bidangnya
masing-masing dan Mendorong kegiatan Pendidikan Anti Korupsi pada ketiga entitas
pembangunan dimana GMPK menjadi penyelenggara Pendidikan Anti Korupsi sejak
dini baik di tingkat DPP maupun DPD dengan focus pada Pusat Edukasi Anti
Korupsi (PEAK), Sekolah Anti Korupsi dan Akademi Integritas.
Untuk melaksanakan kegiatan ini GMPK harus didukung oleh sekelompok
BADAN USAHA yang ditugasi untuk membangun kegiatan pengumpulan dana
(funds raising) secara legal dan profesional yang digunakan untuk memutar roda
organisasi GMPK.

Jakarta, JANUARI 2020


Ketua Umum GMPK

(Bibit Samad Rianto)

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 5


BAB I
NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU

Pasal 1

NAMA DAN KEDUDUKAN

(1) Perhimpunan ini bernama "Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi" yang


disingkat GMPK, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta atau di tempat
lain yang memungkinkan sesuai dengan dinamika organisasi, kemampuan
organisasi dan kesepakatan bersama (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini
cukup disebut dengan Perhimpunan).
(2) Perhimpunan dapat membuka kantor cabang atau perwakilan di tempat lain di
dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia.

Pasal 2

WAKTU

(1) Perhimpunan dideklarasikan pada tanggal 25 November 2013, atas dasar


pemikiran beberapa warga Civil Society yang peduli pada nasib Bangsa
Indonesia yang sedang dirongrong oleh perilaku Korupsi, untuk berperan dalam
aspek pencegahan (preventif), penangkalan (preemtif), bantuan penindakan
(represif) dan rehabilitasi / kuratif atas kerugian dan / korban;
(2) Perhimpunan didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 6


BAB II
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 3

ASAS

Perhimpunan ini berasaskan kepada Pancasila dan berdasarkan Undang-undang


Dasar 1945.

Pasal 4

SIFAT

(1) Perhimpunan bersifat Organisasi Sosial, Pembelajar dan Pebisnis yang


independen, unitaris, kekerabatan dan merupakan tempat berhimpunnya warga
masyarakat pemerhati perilaku kehidupan, dunia usaha dan birokrasi yang
tergerak untuk berperan serta melakukan pencegahan, penangkalan dan bantuan
penindakan korupsi serta rehabilitasi / kuratif terhadap kerugian / korban akibat
korupsi secara bersama-sama agar Bangsa Indonesia terbebas dari keterpurukan
akibat korupsi yang berkepanjangan.
(2) Selanjutnya diharapkan Bangsa Indonesia mampu bergerak maju menuju
Indonesia tanpa korupsi dalam rangka meraih Cita-cita Nasional, yaitu
terciptanya masyarakat adil berkemakmuran dan makmur berkeadilan di
tengah-tengah pergaulan kehidupan bangsa-bangsa yang beradab di dunia.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 7


Pasal 5

TUJUAN

Perhimpunan bertujuan :
1. Mewujudkan Indonesia Tanpa Korupsi dalam rangka mencapai Tujuan nasional
yaitu Terwujudnya Masyarakat Adil dan Makmur.
Untuk mewujudkan Masyarakat adil dan makmur sesuai dengan Pembukaan
Undang-undang dasar 1945, hanya akan tercapai, manakala kita mampu
mewujudkan Indonesia Tanpa Korupsi. Dengan kata lain bangsa ini harus
mampu mewujudkan Indonesia Tanpa Korupsi sebagai sasaran antara terlebih
dulu.
2. Mendorong Pelaksanaan Pembangunan secara baik dan benar.
Dalam membangun Indonesia Tanpa Korupsi, Perhimpunan berupaya
mendorong pelaku pembangunan yang terdiri dari 3 (tiga) komponen bangsa
yaitu : Entitas Publik atau Birokrasi (Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif);
Entitas Privat (Dunia Usaha) dan Entitas Sosial (Masyarakat, yang terdiri dari
Kelompok-kelompok sosial dan perseorangan) agar mereka melaksanakannya
secara baik dan benar, tanpa ada korupsi didalamnya.
3. Membangun pemahaman bagaimana melaksanakan kegiatan secara baik dan
benar dengan penerapan konsep 4 U (tahU, maU, mampU, kontinyU) dalam
memotivasi warga untuk memerangi korupsi dan P3K (Pendidikan,
Pelatihan, Pembiasaan dan Keteladanan) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
ke dalam sikap, perilaku dan Budaya.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 8


BAB III
VISI, MISI DAN KEGIATAN

Pasal 6

VISI GMPK

Menjadikan Perhimpunan yang mampu membawa perubahan terhadap


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju Indonesia Tanpa
Korupsi.

Pasal 7

MISI GMPK

Perhimpunan memiliki MISI :


1. Sebagai agen perubahan kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara menuju Indonesia tanpa korupsi.
2. Sebagai Pendorong peran serta masyarakat, dunia usaha dan birokrasi untuk
mencegah dan menangkal korupsi di lingkungan masing-masing.
3. Sebagai Pendorong Birokrasi dan Dunia Usaha serta masyarakat (Entitas
Siosial) untuk melaksanakan penguatan kelembagaan agar dapat melakukan
kegiatan sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan perannya secara baik dan benar.
4. Sebagai Pendorong segenap komponen bangsa untuk membangun pulau-pulau
integritas (islands of integrity) pada lingkungan masing-masing.
5. Sebagai Pendorong aparat penegak hukum untuk menegakkan hukum secara
tegas, lugas dan tuntas pada setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 9


Pasal 8

KEGIATAN GMPK

Merealisasikan MISI Organisasi dalam rangka memenuhi VISI dan tujuan


organisasi, maka Perhimpunan berupaya memerangi korupsi, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 tersebut diatas, dengan menyusun program-program kegiatan.
Kegiatan terbagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu mendorong penanggulangan
korupsi secara baik dan benar oleh ketiga entitas pembangunan dan mendorong
dilaksanakan Pendidikan Anti Korupsi sejak dini dan penyiapan dukungan.
A. Mendorong Penanggulangan Korupsi oleh ketiga Entitas Pembangunan :
1. Melakukan kegiatan Pengkajian terhadap kondisi dan perkembangan 10
(sepuluh) Bidang Kehidupan Bangsa (Dasa Gatra) untuk mendapatkan akar
permasalahan, mencari solusi pemecahan terbaik dan memperbaiki kondisi
Gatra yangbersangkutan agar tidak menghambatt laju upaya mewujudkan
Indonesia tanpa korupsi. Secara rinci dilakukan upaya:
a. Mengevaluasi perkembangan permasalahan di setiap Gatra Kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Dasa Gatra), untuk
mengidentifikasi kerawanan dan potensi masalah penyebab (akar
permasalahan) yang terkait dengan Tindak Pidana Korupsi.
b. Merumuskan solusi pemecahan kerawanan dan akar masalah
penyebab korupsi dan mensosialisasikannya baik kepada masyarakat
(Civil Society), dunia usaha maupun Pemerintah / Birokrasi
(legislatif, eksekutif dan yudikatif) serta menyelenggarakan
pendidikan masyarakat anti korupsi.
c. Mengaplikasikan hasil pemecahan masalah melalui program-program
nyata untuk mendorong (memotivasi) terjadinya Perubahan menuju
Indonesia yang Kuat, Modern, Sejahtera, Adil Berkemakmuran dan
Makmur berkeadilan di tengah-tengah pergaulan kehidupan antar
bangsa yang beradab di dunia.

2. Melakukan kegiatan Pencegahan terhadap korupsi, dengan menghilang


kan 5 (lima) penyebab Kerawanan Korupsi. Secara rinci dilakukan upaya:
a. Melakukan Pemantauan dan Penguatan Pengawasan terhadap Lokasi
Rawan Korupsi, bekerjasama dengan Entitas Publik, Entitas Privat
dan Entitas Sosial sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Melakukan Pemantauan dan Penguatan Pengawasan terhadap kegiatan
rekrutmen dan pembinaan karyawan dan pejabat, bekerjasama dengan
Entitas Publik, Entitas Privat dan Entitas Sosial sesuai dengan bidang
tugasnya.
c. Melakukan Pemantauan dan Penguatan Pengawasan terhadap
Kegiatan Pengelolaan barang yang rawan dikorupsi, bekerjasama

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 10


dengan Entitas Publik, Entitas Privat dan Entitas Sosial sesuai dengan
bidang tugasnya.
d. Melakukan Pemantauan dan Penguatan Pengawasan terhadap
Kegiatan yang rawan Korupsi, bekerjasama dengan Entitas Publik,
Entitas Privat dan Entitas Sosial sesuai dengan bidang tugasnya
e. Melakukan Pemantauan dan Penguatan Pengawasan terhadap proses
pengambilaan dan pelaksanaan keputusan publik, bekerjasama dengan
Entitas Publik, Entitas Privat dan Entitas Sosial sesuai dengan bidang
tugasnya.

3. Melakukan Kegiatan Penangkalan Korupsi, dengan memperbaiki kondisi


potensi masalah penyebab korupsi (PMPK), yang secara rinci sbb :
a. Melakukan Pemantauan dan penataan regulasi / kesisteman, pada 10
(sepuluh) aspek kehidupan bangsa (Dasa Gatra) baik pada Eintitas
Publik, Entitas Privat maupun Entitas Sosial.
b. Melakukan Pemantauan dan Penguatan Sistem Pengamanan /
Pengawasan Internal, pada 10 (sepuluh) aspek kehidupan bangsa
(Dasa Gatra) baik pada Entitas Publik, Entitas Privat maupun Entitas
Sosial.
c. Melakukan Pemantauan dan Penguatan Disiplin / Kepatuhan terhadap
aturan, pada 10 (sepuluh) aspek kehidupan bangsa (Dasa Gatra) baik
pada Publik, Entitas Privat maupun Entitas Sosial.
d. Melakukan Pemantauan dan Penguatan Pengaturan Penggajian yang
rasional, pada 10 (sepuluh) aspek kehidupan bangsa (Dasa Gatra)
baik pada Entitas Publik, Entitas Privat maupun Entitas Sosial.
e. Membangun tradisi Anti Korupsi dan/atau Anti Kecurangan, pada 10
(sepuluh) aspek kehidupan bangsa (Dasa Gatra) baik pada Entitas
Publik, Entitas Privat maupun Entitas Sosial.

4. Melakukan Kegiatan Bantuan Penindakan / Represif melalui kegiatan :


a. Menerima laporan adanya indikasi perbuatan korupsi untuk dianalisis
perbuatan kongkritnya dan alat bukti pendukungnya yang valid
kemudian diteruskan kepada Aparat Penegak Hukum.
b. Menerima laporan adanya tindak kesewenang-wenangan oleh pihak
ketiga terhadap pelapor (warga masyarakat ataupun pihak manapun),
dan memberikan advokasi (bantuan penyelesaian masalah) baik secara
musyawarah maupun secara hukum.

5. Melakukan Kegiatan Rehabilitasi dan / Kuratif terhadap kerugian /korban


a. Memulihkan kerugian akibat korupsi baik secara fisik maupun psikhis
baik terhadap individu maupun kelompok masyarakat serta Lembaga
public maupun privat,
b. Melakukan tindakan kuratif tyerhadap korban korupsi baik indiovidu,
kelompok masyarakat dan Lembaga public maupun privat,

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 11


B. Melakukan kegiatan Pendidikan Anti Korupsi dan Penyiapan Dukungan

1. Melakukan kegiatan Pendidikan Anti Korupsi, melalui Yayasan


Pembelajarancegah dan tangkal korupsi baik bekerja sama dengan
entitas lain yang bergerak di bidang Pendidikan Anti Korupsi maupun
secara mandiri sebagai berikut :
a. Yayasan Pusat Pembelajaran Cegah dan Tangkal Korupsi di tingkat
DPP dan memeiliki cabang di tingka DPD baik tingkat Propinsi
maupun Kabupaten / kota. Adapun kegiatan Pendidikan Anti Korupsi
dapat dilakukan melalui upaya menyadarkan masyarakat akan bahaya
korupsi, agar masyarakat tidak menjadi korban korupsi, tidak
membuka peluang korupsi, berani menutup peluang terjadinya korupsi
dan tidak menjadi koruptor,
b, Pendidikan Anti korupsi, dengan membentuk Yayasan Pusat
Pembelajaran Cegah dan Tangkal Korupsi, berupa Sekolah Anti
Korupsi, Akademi Integritas dan bekerjasama dengan Entitas
Publik, Dunia Usaha dan Entitas Sosial dalam melakukan
kegiatan Pendidikan Anti Korupsi,
c. Disamping kegiatan tersebut, dalam rangka Pendidikan Anti Korupsi
di negeri ini, GMPK melakukan kegiatan :
1) Pemantauan dan Pengawasan Kegiatan Perumusan dan
Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Pendidikan
2) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Kegiatan Pendidikan
Anti Korupsi di Lingkungan Entitas Publik, Entitas Privat dan
Entitas Sosial
3) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Kegiatan Pendidikan
Anti Korupsi di Lingkungan GMPK.

2. Penyiapan Dukungan
a. Dukungan Umum :
1) Dukungan Kesekretariatan, berupa:
a) Biro Administrasi Umum : ketatausahaan, kearsipan, SDM,
logistik, keuangan (petty cash).
b) Biro Hubungan Masyarakat : penyiapan pemberitaan internal
dan eksternal GMPK lewat sarana komunikasi informasi
yang ada di dalam masyarakat.
c) Biro Informasi dan Teknologi : Penyiapan SIM GMK; Data
based GMPK, sarana komunikasi (website, facebook,
medsos, call center), monitoring kinerja GMPK dari
masyarakat, penyiapan informasi untuk dimuat dalam sarana
komunikasi yang ada di dalam masyarakat.
2) Dukungan Perbendaharaan, berupa :
a) Pengelolaan keuangan GMPK
Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 12
b) Pengelolaan keuangan Badan Usaha GMPK
3) Dukungan Pengawasan, berupa :
a) Dewan Pengawas GMPK, bertugas mengevaluasi hasil audit
internal GMPK baik audit keuangan, audit kinerja maupun
audit khusus (permasalahan), merumuskan dan menyampai
kan alternative saran tindak kepada Pimpinan GMPK.
b) Biro Audit Internal, bertugas melakukan audit internal secara
rutin dan incidental serta memonitor complain dan tanggapan
masyarakat atas kinerja GMPK.
4) Dukungan Pengendalian Operasional, berupa :
a) Koordinator Wilayah, bertugas membantu pimpinan GMPK
dalam mengendalikan DPD-DPD GMPK dalam pelaksanaan
tugasnya. Koordinator Wilayah terbagi dalam 5 Korwil yaitu:
(1) Korwil I Sumatera, terdiri dari Propinsi : Aceh, Sumut,
Sumbar, Riau, Kepri, Bengkulu, Jambi, Lampung,
Sumsel, Babel.
(2) Korwil II Jawa – Bali, terdiri dari propinsi : Banten,
DKI Jaya, Jabar, Jateng, DIY, Jatim dan Bali.
(3) Korwil III Kalimantan – NTB dan NTT, terdiri dari :
Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Kaltara, NTB, NTT.
(4) Korwil IV Sulawesi, terdiri dari propinsi : Sulut,
Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel dan Sultra.
(5) KOrwil V Maluku- Papua, terdiri dari propinsi : Malut,
Maluku, Papua Barat dan Papua.
b) Biro Organisasi GMPK, bertugas mengelola pembentukan
dan pengelolaan organisasi GMPK, berupa : menerima
permohonan untuk mendirikan, memproses pembuatan SKEP
s/d pengukuhan, membantu mengendalikan kegiatan DPD,
membantu menilai kinerja DPD, membantu penanganan
masalah yang dialami DPD, membantu proses pembekuan
DPD. Dalam pelaksanaan kegiatannya bekerjasama dengan
unit-unit organisasi lain baik di dalam maupun di luar
organisasi GMPK.
c) Biro Kaderisasi GMPK, bertugas menyiapkan kemampuan
SDM GMPK baik pada aspek Kompetensi, Integritas maupun
konsistensi antara pikiran, ucapan dan perbuatan dari individu
maupun kelompok warga GMPK.
Kegiatan Kaderisasi ini kita sebut Pembelajaran yang berisi 4
(empat) macam kegiatan pembelajaran yaitu :
(1) Pendidikan yang bertugas menyampaikan pengetahuan
(knowledge)
(2) Pelatihan yang bertugas membekali ketrampilan (skill)
(3) Pembiasaan yang bertugas membangun kebiasaan
(habit)

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 13


(4) Keteladanan yang bertugas menyiapkan lingkungan
tugas GMPK yang kondusif bagi penerapan hasil
pembelajaran.
Dalam rangka kaderisasi ini dilakukan kegiatan :
(1) Pembelajaran Calon pengurus / anggota GMPK, paling
tidak membekali 4 (empat) hal yang wajib diketahui
anggota GMPK, yaitu :
(a) Apa itu Korupsi ? (Fenomena Gunung Es Korupsi)
(b) Bagaimana menanggulangi korupsi ? (Pola Deteksi
– Aksi)
(c) Apa Peran GMPK / masyarakat dalam menangani
Korupsi ? ( preventif, preemtip, rehabilitasi dan
bantuan penindakan )
(2) Pembelajaran Kader, bertugas menyiapkan pembekalan
untuk menjadi calon pimpinan GMPK baik di tingkat
DPD maupun DPP.
(3) Pembelajaran Ketrampilan khusus, bertugas menyiapkan
kemampuan menangani permasalahan2 tertentu atau
melaksanakan program-2 tertentu seperti pengelolaan
Dana Desa, pemberdayaan warga untuk menjadi
paralegal desa, pengembangan Badan Usaha dll.
(4) Pembelajaran Pimpinan GMPK, bertugas menyiapkan
pimpinan DPD maupun DPP baik aspek kompetensi,
integritas maupun konsistensi sebagi pimpinan GMPK
sebagai pengembangan Pembelajaran Kader GMPK.
(5) Pembelajaran Pimpinan Bangsa, bertugas menyiapkan
kader-kader GMPK menjadi kader-kader Pimpinan
Bangsa dengan dibekali pengetahuan, ketrampilan serta
kebiasaan anti korupsi untuk mampu memimpin Bangsa.
5) Dukungan Kepakaran, yang menghimpun pakar-pakar pada 10
gatra yang diamati GMPK untuk mengenali, mengurai
permasalahan serta mencari jalan keluar permasalahan dan
memperbaiki kondisi yang ada sekarang menjadi kondisi yang
menunjang pengembangan pengelolaan setiap gatra yang diamati
sehingga menciptakan kondisi yang kondusif untuk melakukan
pembangunan menuju Indonesia Tanopa Korupsi

b. Dukungan Khusus
Aktualisasi idea untuk memiliki kantor GMPK sendiri oleh segenap
pengurus dan anggota GMPK di seluruh tanah air melalui kontribusi
secara sukarela.

C, Mengembangkan Kegiatan Usaha yang sah (sesuai ketentuan yang berlaku)


pada setiap bidang kegiatan GMPK untuk menghimpun dana guna memutar
roda kegiatan GMPK.
Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 14
BAB IV

KEKAYAAN

Pasal 9

(1) Perhimpunan mempunyai kekayaan awal berasal dari kekayaan para pendiri
yang dipisahkan menjadi kekayaan awal Perhimpunan itu dalam bentuk tunai
berjumlah : Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
(2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kekayaan Perhimpunan
dapat juga diperoleh dari:
a. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat
b. Iuran Anggota
c. Wakaf
d. Hibah
e. Hibah Wasiat; dan
f. Perolehan lain baik melalui Badan Usaha GMPK mupun kegiatan lain yang
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perhimpunan dan atau
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
(3) Semua kekayaan Perhimpunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
Pasal ini harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan Perhimpunan.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 15


BAB V
ORGAN PERHIMPUNAN
Pasal 10
Perhimpunan mempunyai organ terdiri dari:
1. Musyawarah Nasional
a. Merupakan Lembaga yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
pengelolaan GMPK, yang bertugas merumuskan Kebijakan Umum
pengelolaan GMPK selama kurun waktu yang ditentukan, mengganti Ketua
Umum dan merubah Anggaran Dasar serta mengambil keputusan atas
kelanjutan Organisasi GMPK.
b. Musyawarah Nasional digelar secara berkala dan dimulai setelah sudah
terbentuknya 34 (tiga puluh empat) DPD tingkat Propinsi dan memiliki 1
(satu) DPD Kabupaten/ Kota dibawahnya.
c. Sebelum Munas Pertama dilaksanakan kegiatan GMPK dipegang oleh
DPD GMPK yang eksis saat ini.

2. Dewan Pengurus GMPK, yang terdiri dari :


a. Perhimpunan tingkat Pusat yang dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat
(DPP-GMPK);
b. Perhimpunan tingkat Propinsi yang dipimpin oleh Dewan Pengurus Daerah
Propinsi (DPD-GMPK Propinsi);
c. Perhimpunan tingkat Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Dewan Pengurus
Daerah Kabupaten/Kota (DPD-GMPK Kab/Kota).
d. Perhimpunan Gabungan Beberapa Kabupaten / Kota, yang dipimpin oleh
Dewan Pengurus Gabungan (dengan menyebutkan nama Daerah Ybs.),
yang akan dilikuidasi apabila Kabupaten dan kota yang tergabung tadi
ingin mendirikan DPD GMPK di tempat masing masing.

Pasal 11
Masing-masing DPP dan DPD mempunyai organ :
1. Dewan Penasihat dan / atau Dewan Penyantun
Dewan Penasihat dan / atau Dewan Penyantun bertugas :
a. Membantu Pimpinan DPP / DPD dalam memecahkan permasalahan krusial
Organisasi baik diminta maupun tidak diminta.
b. Membantu secara finansial dan / atau mengembangkan usaha dalam rangka
funds rising agar GMPK dapat melakukan kegiatan organisasi secara
berkelanjutan.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 16


c. Anggota Dewan Penasihat dan / atau Dewan Penyantun berasal dari :
1) Pendiri Perhimpunan baik yang namanya tercantum dalam Akte
Notaris maupun yang terdaftar dalam Daftar Hadir Rapat pendirian
perhimpunan yang bersedia duduk sebagai anggota Dewan Penasihat
dan / atau Dewan Penyantun.
2) Orang yang secara sukarela mencalonkan diri untuk menjadi anggota
Dewan Penasihat dan / atau Dewan Penyantun dan disepakati oleh
Dewan Pengurus.
3) Orang yang diusulkan oleh Dewan Pengurus yang disepakati oleh
yang bersangkutan untuk menjadi anggota Dewan Penasihat dan / atau
dewan Penyantun.
d. Jumlah anggota Dewan Penasihat dan/atau Penyantun paling banyak 10
(sepuluh) orang yang Ketua nya dipilih oleh anggota secara musyawarah,
kemudian disampai kan kepada Dewan Pengurus untuk di sahkan.
2. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas bertugas :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan GMPK baik
Pengawasan Kinerja, Pengawasan Keuangan maupun Pengawasan Khusus
dalam hal menangani kasus2 pelanggaran yang dilakukan oleh pengurus
dan / atau anggota GMPK.
b. Pengawasan ini dilakukan secara periodik maupun insidental, langsung
maupun tidak langsung, secara manual maupun digital.
c. Ketua dan anggota Dewan pengawas ditunjuk oleh Ketua umum dan
bertanggung jawab kepada Ketua Umum, yang dalam pelaksanaan
kegiatannya dibantu oleh Biro Audit internal yang juga ditunjuk oleh ketua
Umum serta bertanggung jawab kepada Ketua Umum melalui Ketua
Dewan Pengawas.
3. Dewan Pakar.
a. Dewan Pakar adalah sekelompok pakar di bidang-bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Gatra) yang dijadikan sasaran
kegiatan GMPK untuk dilakukan upaya perbaikan menuju Indonesia Tanpa
Korupsi, yang terdiri dari : Politik, ekonomi, Sosial budaya, hukum,
pertahanan, keamanan, pengelolaan geografi, demografi, sumberdaya alam
dan Birokrasi.
b. Dewan Pakar dipilih oleh Dewan Pengurus atas persetujuan yang
bersangkutan yang setiap saat dapat dihubungi untuk dapat diajak
membahas permasalahan yang sedang atau akan ditangani Dewan Pengurus
yang diatur oleh Sekretaris Dewan Pakar.
c. Sekretaris Dewan Pakar ditunjuk dan bertanggung jawab atas pekerjaannya
kepada Ketua Umum untuk DPP dan Ketua DPD untuk DPD.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 17


BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI, KEWENANGAN DAN TATA KERJA
Pasal 12
SUSUNAN ORGANISASI
A. Organisasi Kepengurusan DPP GMPK terdiri dari :
1. Ketua Umum
2. Wakil Ketua Umum
Wakil Ketua Umum 1 Penanggulangan Korupsi
Wakil Ketua Umum 2 Pendidikan Anti Korupsi dan Penyiapan Dukungan
3. Sekretaris Umum
Wakil Sekretaris Umum 1 Pengelolaan Penanggulangan Korupsi
Wakil Sekretaris Umum 2 Pengelolaan Pendidikan Anti Korupsi dan
Penyiapa Dukungan
5. Bendahara Umum
Wakil Bendahara Umum 1 Pengelolaan Keuangan GMPK
Wakil Bendahara Umum 2 Pengelolaan Keuangan BU GMPK
6. Ketua - Ketua Bidang
a. Ketua bidang Pengkajian, terdiri dari :
1). Ketua Sub Bidang Penelitian / Riset
2) Ketua Sub Bidang Solusi
3) Ketua Sub Bidang Konsultasi
b Ketua Bidang Pendidikan Anti Korupsi
1), Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Pengawasan Kegiatan
Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Pendidikan
2), Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Pengawasan
Kegiatan Pendidikan Anti Korupsi di Lingkungan Entitas Publik,
Entitas Privat dan Entitas Sosial
3) Penyelenggara Kegiatan Pendidikan Anti Korupsi GMPK :
a). Pusat Edukasi Anti Korupsi (PEAK)
b). Sekolah Anti Korupsi
c). Akademi Integritas
4) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Pengawasan
Kegiatan Pendidikan Anti Korupsi di Lingkungan GMPK.
c. Ketua Bidang Pencegahan, yang terdiri dari :

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 18


1) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Lokasi
Rawan Korupsi.
2) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Pengawasan
Rekrutmen Karyawan dan Pejabat.
3) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Pengawasan
Kegiatan Yang Rawan Korupsi
4) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Pengawasan
Kegiatan Pengelolaan Barang Rawan Korupsi.
5) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Pengawasan
Pengambilan dan Pelaksanaan Kebijakan Publik.
d. Ketua Bidang Penangkalan, yang terdiri dari :
1) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penataan Regulasi/Sistem.
2) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Sistem
Pengamanan / Pengawasan Internal.
3) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Disiplin /
Kepatuhan Aturan.
4) Ketua Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan Pengaturan
Penggajian Rasional.
5) Ketua Sub Bidang Pembangunan Tradisi Anti Korupsi

e. Ketua Bidang Bantuan Penindakan Korupsi, yang memiliki :


1) Ketua Sub Bidang Penerimaan Pengaduan Masyarakat
2) Ketua Sub Bidang Analisis dan Rekomendasi Tindak Lanjut
3) Ketua Sub Bidang Koordinasi Antar Lembaga
4) Ketua Sub Bidang Dokumentasi Perkara.

f. Ketua Bidang Usaha / Badan Usaha, yang dapat mengembangkan


jenis usaha yang sah dan profrsional bekerjasama dengan masing-
masing Bidang kegiatan GMPK dalam rangka funds rising untuk
digunakan memutar roda kegiatan GMPK.

7. Ketua – Ketua Biro :


a. Biro Administrasi Umum
b. Biro Hubungan Masyarakat
c. Biro Informasi Teknonogi
d. Biro Penyiapan Dukungan
Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 19
e. Biro Organisasi
f. Biro Kaderisasi
g. Biro Audit Internal

8. Ketua Koordinator Wilayah


a. Koordinator Wilayah I Sumatera
b. Koordinator Wilayah II Jawa – Bali
c. Koordinator Wil;ayah III Kalimantan. NTB. NTT
d. Koordinator Wilayah IV Sulawesi
e. Koordinator Wilayah V Maluku dan Papua

B. Organisasi Kepengurusan DPD PROPINSI terdiri dari :


1. Ketua DPD GMPK Propinsi
2. Wakil Ketua DPD GMPK Propinsi
3. Sekeretaris DPD GMPK Propinsi
4. Bendahara DPD GMPK Propinsi
5. Ketua – Ketua Bidang
a. Ketua Bidang Pengkajian DPD GMPK Propinsi
b. Ketua Bidang Pendidikan Anti Korupsi Propinsi
c. Ketua Bidang Pencegahan DPD GMPK Propinsi
d. Ketua Bidang Penangkalan DPD GMPK Propinsi
e. Ketua Bidang Bantuan Penindakan DPD GMPK Propinsi
f. Ketua Bidang Usaha / Badan Usaha
6. Ketua Biro terdiri dari :
a. Biro Administrasi Umum
b. Biro Hubungan Masyarakat
c. Boro Teknologi Informasi
d. Biro Organisasi dan Kaderisasi
Catatan :
Bisa ditambah dengan yang lain-lain sebagai jabaran dari Sub bidang
sesuai dengan kebutuhan.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 20


C. Organisasi Kepengurusan DPD Kabupaten / Kota terdiri dari :
1. Ketua DPD GMPK Kabupaten / Kota
2. Sekeretaris DPD GMPK Kabupaten / Kota
3. Bendahara DPD GMPK Kabupaten / Kota
4. Ketua Bidang (minimal 3) GMPK Kabupaten / kota
5. Ketua Badan Usaha GMPK Kabupaten / Kota
6. Kepala Biro (minimum 2 ) GMPK Kabupaten / Kota
7. Bisa ditambah dengan yang lain-lain sesuai kebutuhan dan ketersediaan
SDM baik sebagai Biro maupun sebagai jabaran dari Sub bidang.

D. Organisasi Kepengurusan DPD Gabungan Kabupaten - Kota (biasanya


menggunakan istilah Nama Daerah / Raya) terdiri dari :
Hingga saat ini telah terbentuk 5 (lima) Gabungan Kabupaten / Kota, untuk
selanjutnya GMPK tidak membentuk lagi DPD Gabungan Kabupaten / Kota.
Secara pelan-pelan akan dihapuskan saat mereka ( kabupaten / kota )
membentuk kabupaten / Kota nya secara mandiri,

Pasal 13

KEWENANGAN DEWAN PENGURUS PUSAT

(1) Dewan Pengurus Pusat mempunyai kewenangan untuk menentukan dan


melaksanakan Kebijakan Umum Organisasi dalam rangka melaksanakan segala
keputusan Munas (Musyawarah Nasional) atau Rapat Umum Anggota
Organisasi sesuai dengan AD/ART.
(2) Dewan Pengurus Pusat berkewajiban mempertanggungjawabkan hasil
pekerjaannya kepada Musyawarah Nasional atau Rapat Umum Anggota.
(3) Dewan Pengurus Pusat berwenang mengesahkan susunan personalia Dewan
Pengurus Pusat, Dewan Pengurus Daerah Propinsi dan Dewan Pengurus Daerah
Kabupaten / Kota serta Dewan Pengurus Gabungan Kabupaten / Kota.
(4) Dewan Pengurus Pusat berwenang melakukan penilaian atas kinerja Dewan
Pengurus Propinsi, Kabupaten / Kota / Gabungan Kabupaten Kota dan
memberikan koreksi atas penyimpangan yang terjadi untuk diperbaiki.
(5) Dewan Pengurus Pusat berwenang membekukan kepengurusan GMPK Propinsi,
Kabupatem/Kota/Gabungan apabila terjadi pelanggaran AD-ART, Kode Etik
dan / atau terjadi kevakuman pengurus maupun tidak berjalannya kegiatan DPD
GMPK.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 21


Pasal 14

KEWENANGAN DEWAN PENGURUS GMPK PROPINSI

(1) Dewan Pengurus Propinsi mempunyai kewenangan untuk melaksanakan


Kebijakan Umum Organisasi tingkat Propinsi sesuai dengan arahan DPP
GMPK, sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi di tingkat propinsi.
(2) Dewan Pengurus Propinsi berkewajiban mempertanggungjawabkan hasil
pekerjaannya kepada Ketua Umum DPP GMPK.
(3) Dewan Pengurus Propinsi berwenang mengusulkan susunan personalia Dewan
Pengurus Propinsi, memberikan rekomendasi atas usulan susunan Personalia
Dewan Pengurus Daerah Kabupaten / Kota yang dibuat oleh DPD / Calon DPD
Kabupaten / Kota.
(4) Dewan Pengurus Propinsi berwenang membantu melakukan penilaian atas
kinerja Dewan Pengurus Kabupaten / Kota / Gabungan Kabupaten Kota yang
ada di Propinsinya dan memberikan koreksi atas penyimpangan yang terjadi
untuk diperbaiki.
(5) Dewan Pengurus Propinsi berwenang mengusulkan pembekukan kepengurusan
GMPK Kabupatem/Kota/Gabungan apabila terjadi pelanggaran AD-ART, Kode
Etik dan / atau terjadi kevakuman pengurus maupun tidak berjalannya kegiatan
DPD GMPK.

Pasal 15

KEWENANGAN DEWAN PENGURUS GMPK KABUPATEN / KOTA /


GABUNGAN KABUPATEN KOTA

(1) Dewan Pengurus Kabupaten / Kota / Gabungan Kabupaten - Kota mempunyai


kewenangan untuk menentukan dan melaksanakan Kebijakan Umum Organisasi
Tingkat Kabupaten/Kota/ Gabungan sesuai dengan arahan DPP GMPK yang
disesuaikan dengan Kondisi dan situasi pada Kabupaten / Kota.
(2) Dewan Pengurus Kabupaten / Kota/ Gabungan Kabupaten berkewajiban
mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya kepada Ketum GMPK melalui
Ketua DPD GMPK Propinsi.
(3) Kewenangan Pengurus Kabupaten / Kota Gabungan akan hapus dengan
sendirinya saat masuing-masing Kabupaten / Kota pendukungnya melepaswkan
diri dari kepengurusan gabungan.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 22


Pasal 16
TATA KERJA PENGURUS DPP GMPK

(1) Tata Kerja mengatur aspek pengelolaan (manajerial) suatu unit organisasi
pengurus GMPK yang berisi tentang prosedur bagaimana proses pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dilakukan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan GMPK.
(2) Tata Kerja secara rinci diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) GMPK
yang secara teknis diatur dalam SOP (standart operating procedure) dan Kode
Etik Perilaku GMPK yang dibuat oleh DPP GMPK, yang dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat, teknologi dan tuntutan
tugas GMPK.
(3) Tata Kerja di samping mengatur apa yang dikerjakan suatu unit organisasi juga
mengatur hubungan antara unit organuisasi dengan yang lainnya baik secara
vertikal, horizontal dan diagonal serta hubungan dengan pihak luar organisasi.
(4) SOP dibuat oleh DPP GMPK yang dikoordinir oleh Sekretaris Umum, bisa
memanfaatkan SOP yang sudah dibuat DPD GMPK karena kegiatan tersebut
terlebih dulu dilakukan oleh DPD GMPK atau sharing pendapat dengan Dewan
Pengurus DPD GMPK apabila membuat SOP untuk kegiatan baru serta
memanfaatkan hasil penerapan SOP di lapangan untuk dilakukan revisi atau
perubahan.
(5) Kode Etik GMPK dibuat oleh DPP GMPK dan menerima masukan dari DPD
GMPK berdasarkan pengalaman penerapan Kode Etik tersebut di lapangan
untuk dilakukan revisi atau perbaikan.

Pasal 17
TATA KERJA PENGURUS DPD GMPK PROPINSI

(1) Tata Kerja DPD GMPK Propinsi mengikuti dan melaksanaan SOP yang dibuat
oleh DPP GMPK dan dapat memberi masukan perubahan SOP atas dasar
laporan hasil penerapan SOP di lapangan.
(2) Dalam hal dilakukan kegiatan yang belum ada SOP-nya DPD GMPK Propinsi
dapat membuat SOP sementara yang dikomunikasikan dengan DPP GMPK,
apabila sering dilakukan kegiatan tersebut, SOP sementara dari DPD GMPK
Propinsi tersebut dapat diusulkan untuk disahkan sebagai SOP GMPK kepada
DPP GMPK.
(3) DPD GMPK Propinsi dapat menghimpun prosedur kegiatan yang belum ada
SOP-nya dari DPD Kabupaten/Kota yang berada di bawahnya untuk dibuatkan
SOP sementara.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 23


BAB VII
JENIS, HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 18
Perhimpunan Memiliki Jenis keanggotaan:
1. Anggota Biasa
2. Anggota Kehormatan

Pasal 19
Anggota biasa adalah Warga Negara Republik Indonesia yang berminat dan
mendaftarkan diri menjadi anggota Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi.

Pasal 20
(1) Anggota kehormatan adalah para Tokoh Masyarakat Indonesia yang berminat
untuk membantu mengembangkan Gerakan masyarakat Perangi Korupsi, dan
bersedia menjadi anggota kehormatan.
(2) Anggota Kehormatan juga para Tokoh Masyarakat dari Luar Indonesia yang
berminat untuk membantu mengembangkan Gerakan Masyarakat Perangi
Korupsi, dan bersedia menjadi anggota kehormatan, tanpa suatu ikatan apapun.

Pasal 21
Setiap Anggota memiliki Hak:
1. Berbicara dan Hak Suara
2. Hak memilih dan dipilih
3. Hak membela diri
4. Hak mendapatkan perlindungan dari Perhimpunan Gerakan Masyarakat Perangi
Korupsi, dila diperlukan.

Pasal 22
Setiap anggota berkewajiban untuk :
1. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi, melalui penerapan Kode
Etik dan Perilaku GMPK.
2. Memegang teguh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Petunjuk
dan Arahan dari Pimpinan GMPK
3. Aktif melaksanakan Program-program Organisasi sesuai dengan Bidang Tugas
yaang telah ditetapkan kepadanya.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 24


4. Aktif untuk turut serta mencari solusi pendanaan organisasi, serta melaksanakan
segala kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan organisasi.

Pasal 23
Anggota Kehormatan dapat memberikan usul dan saran serta memberikan dukungan
untuk kemajuan Organisasi.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 25


BAB VIII
PENDANAAN / KEUANGAN
Pasal 24
PENDANAAN KEUANGAN

(1) Untuk pendanaan rutin secretariat diperoleh dari:


a. Iuran Anggota
b. Donatur, baik dari dalam Negeri maupun Luar Negeri yang sifatnya tidak
mengikat.
c. Hasil Usaha-usaha lainnya yang sah.
(2) Untuk Dana Program
a. Swadana Program
b. Sponsor
c. Hasil Usaha-usaha lainnya yang sah
(3) Badan Usaha yang sah ( sesuai dengan aturan yang berlaku) dan professional
Setiap Bidang dapat membentuk Badan Usaha dengan bekerja sama baik dengan
pihak internal amupun pihak eksternal GMPK yang sebagian penghasilannya
diserahkan kepada GMPK untuk digunakan memutar roda kegiatan GMPK
atasar permufakatan antara penmgelola usaha dengan Pimpinan GMPK.

Pasal 25
PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN

(1) Setiap pemasukan dan pengeluaran dana dibukukan dalam Buku Kas GMPK.
(2) Keuangan Organisasi dipertanggungjawabkan secara transparan dengan cara
melaporkan penggunaan keuangan secara periodik dan diaudit oleh Biro Audit
Internal secara periodik dan insidental, apabila ditemukan adanya penyimpangan
diproses sesuai dengan aturan yang berlaku atas perintah Pimpinan GMPK.
(3) Dalam rangka transparansi pertanggungjawaban keuangan organisasi diaudit
oleh Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Pimpinan GMPK setiap tahunnya,
selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 26


BAB IX
RAPAT-RAPAT DAN MUSYAWARAH
Pasal 26
Rapat-rapat dan Musyawarah terdiri dari:
1. Musyawarah Nasional (Munas) atau Rapat umum Anggota
2. Musyawarah Nasional Istimewa atau rapat Umum Anggota Istimewa/ Khusus
3. Rapat Kerja Nasional
4. Rapat Pleno DPP GMPK
5. Musyawarah Daerah Propinsi
6. Rapat Pleno DPD GMPK Propinsi
7. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota
8. Rapat Pleno DPD GMPK Kabupaten / Kota
9. Rapat Pengurus Harian
a. DPP GMPK
b. DPD GMPK Propinsi
c. DPD GMPK Kabupaten / Kota

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 27


BAB X
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 27
(1) Musyawarah dan rapat-rapat tersebut dalam Pasal 27 Anggaran Dasar ini adalah
sah apabila dihadiri oleh lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta/utusan,
ditambah satu dari jumlah peserta/utusan atau peserta rapat yang ditentukan.
(2) Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat, dan apabila tidak tercapai kesepakatan, maka keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.
(3) Khusus tentang Perubahan Anggaran Dasar.
a. Untuk mengadakan perubahan Anggaran Dasar Musyawarah Nasional
harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
utusan/peserta.
b. Keputusan diambil dengan persetujuan dari 2/3 (dua pertiga) jumlah
utusan/ peserta yang hadir.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 28


BAB XI
PELAPORAN DAN PENGAWASAN
Pasal 28
PELAPORAN
(1) Setiap Pelaksana tugas kegiatan wajib membuat laporan pertanggung jawaban
setiap selesai melaksanakan kegiatan, disampaikan kepada Pimpinan unit
Organisasi.
(2) Tiap Unit Organisasi kegiatan wajib membuat laporan pertanggung jawaban
secara periodik, disampaikan kepada Ketua DPD dan / atau DPP sesuai dimana
Unit Organisasi itu berada.
(3) Setiap DPD dan DPP wajib membuat laporan Laporan Tahunan Pelaksanaan
Kegiatan GMPK di DPD dan DPP untuk disampaikan kepada Ketua Umum
GMPK kemudian di datakan pada Bidang Administrasi Umum didukung oleh
sarana teknologi informasi.
(4) Dewan Pengurus Pusat wajib membuat Laporan tahunan untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Tahunan dan / atau Musyawarah Nasional.

Pasal 29
PENGAWASAN
(1) Pengawasan ialah suatu proses untuk menegaskan bahwa seluruh aktivitas yang
terselenggara telah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
(2) Pengawasan dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan tolok
ukur :
a. Rencana Kerja (apakah pelaksanaan sesuai dengan Rencana), ukurannya
adalah pencapaian target
b. Apakah proses pelaksanaan sesuai dengan SOP dan peraturan yang berlaku
pada setiap bidang kegiatan GMPK
c. Apakah proses pelaksanaan sesuai dengan atau tidak melanggar Kode Etik
Perilaku GMPK dan Kode Etik Profesi bidang yang diukur
(3) Pengawasan dilakukan melalui kegiatan audit, yang merupakan proses
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang
dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi dan
keandalan informasi pelaksanaan tugas melalui pengumpulan dan pemeriksaan
bukti terkait informasi yang dimasukkan dalam laporan mengenai tingkat
kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 29


(4) Audit internal juga memperhatikan masukan penilaian masyarakat baik yang
disampaikan melalui surat menyurat maupun media sosial yang di masyarakat.
(5) Audit dilakukan terhadap :
a. Kinerja dari setiap Unit Organisasi DPD dan DPP secara periodik.
b. Keuangan dari DPD dan DPP
c. Khusus apabila dijumpai penyimpangan dalam pelaksanaan tugas di
lapangan.
(6) Hubungan kerja antar aparat pengawasan DPD dan DPP dilakukan berdasarkan
kebutuhan sesuai dengan kondisi setempat, dimana petugas pengawasan DPD
membantu pelaksanaan tugas pengawasan DPP untuk mengumpulkan informasi
yang diperlukan dalam penilaian kinerja dan untuk menangani penyimpangan
yang terjadi dalam pelaksanaan tugas,

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 30


BAB XII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 30
(1) Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan di dalam suatu Musyawarah
nasional Khusus/ Istimewa yang diadakan untuk maksud itu, dengan ketentuan
Quorum seperti yang diatur dalam ayat (3) pasal 28 Anggaran dasar ini.
(2) Kekayaan Organisasi setelah Organisasi dibubarkan ditentukan lebih lanjut oleh
Musyawarah Nasional Khusus/ Istimewa tersebut dalam ayat (1) pasal ini.

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 31


BAB XIII
PENUTUP
Pasal 31
(1) Jabaran lebih lanjut dari Anggaran dasar ini secara rinci akan di tetapkan dalam
Anggaran Rumah Tangga GMPK.
(2) Hal-hal yang belum, ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini akan ditetapkan
dalam Peraturan organisasi yang akan dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
(3) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta.
Pada tanggal : JANUARI 2020.

DEWAN PENGURUS PUSAT


GERAKAN MASYARAKAT PERANGI KORUPSI (GMPK)
KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM

BIBIT SAMAD RIANTO DOUGLAS PASARIBU

Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 32

Anda mungkin juga menyukai