ANGGARAN DASAR
GMPK
Revisi - 1
Pasal 1
Pasal 2
WAKTU
Pasal 3
ASAS
Pasal 4
SIFAT
TUJUAN
Perhimpunan bertujuan :
1. Mewujudkan Indonesia Tanpa Korupsi dalam rangka mencapai Tujuan nasional
yaitu Terwujudnya Masyarakat Adil dan Makmur.
Untuk mewujudkan Masyarakat adil dan makmur sesuai dengan Pembukaan
Undang-undang dasar 1945, hanya akan tercapai, manakala kita mampu
mewujudkan Indonesia Tanpa Korupsi. Dengan kata lain bangsa ini harus
mampu mewujudkan Indonesia Tanpa Korupsi sebagai sasaran antara terlebih
dulu.
2. Mendorong Pelaksanaan Pembangunan secara baik dan benar.
Dalam membangun Indonesia Tanpa Korupsi, Perhimpunan berupaya
mendorong pelaku pembangunan yang terdiri dari 3 (tiga) komponen bangsa
yaitu : Entitas Publik atau Birokrasi (Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif);
Entitas Privat (Dunia Usaha) dan Entitas Sosial (Masyarakat, yang terdiri dari
Kelompok-kelompok sosial dan perseorangan) agar mereka melaksanakannya
secara baik dan benar, tanpa ada korupsi didalamnya.
3. Membangun pemahaman bagaimana melaksanakan kegiatan secara baik dan
benar dengan penerapan konsep 4 U (tahU, maU, mampU, kontinyU) dalam
memotivasi warga untuk memerangi korupsi dan P3K (Pendidikan,
Pelatihan, Pembiasaan dan Keteladanan) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
ke dalam sikap, perilaku dan Budaya.
Pasal 6
VISI GMPK
Pasal 7
MISI GMPK
KEGIATAN GMPK
2. Penyiapan Dukungan
a. Dukungan Umum :
1) Dukungan Kesekretariatan, berupa:
a) Biro Administrasi Umum : ketatausahaan, kearsipan, SDM,
logistik, keuangan (petty cash).
b) Biro Hubungan Masyarakat : penyiapan pemberitaan internal
dan eksternal GMPK lewat sarana komunikasi informasi
yang ada di dalam masyarakat.
c) Biro Informasi dan Teknologi : Penyiapan SIM GMK; Data
based GMPK, sarana komunikasi (website, facebook,
medsos, call center), monitoring kinerja GMPK dari
masyarakat, penyiapan informasi untuk dimuat dalam sarana
komunikasi yang ada di dalam masyarakat.
2) Dukungan Perbendaharaan, berupa :
a) Pengelolaan keuangan GMPK
Anggaran Dasar Perhimpunan GMPK Revisi-1 Page 12
b) Pengelolaan keuangan Badan Usaha GMPK
3) Dukungan Pengawasan, berupa :
a) Dewan Pengawas GMPK, bertugas mengevaluasi hasil audit
internal GMPK baik audit keuangan, audit kinerja maupun
audit khusus (permasalahan), merumuskan dan menyampai
kan alternative saran tindak kepada Pimpinan GMPK.
b) Biro Audit Internal, bertugas melakukan audit internal secara
rutin dan incidental serta memonitor complain dan tanggapan
masyarakat atas kinerja GMPK.
4) Dukungan Pengendalian Operasional, berupa :
a) Koordinator Wilayah, bertugas membantu pimpinan GMPK
dalam mengendalikan DPD-DPD GMPK dalam pelaksanaan
tugasnya. Koordinator Wilayah terbagi dalam 5 Korwil yaitu:
(1) Korwil I Sumatera, terdiri dari Propinsi : Aceh, Sumut,
Sumbar, Riau, Kepri, Bengkulu, Jambi, Lampung,
Sumsel, Babel.
(2) Korwil II Jawa – Bali, terdiri dari propinsi : Banten,
DKI Jaya, Jabar, Jateng, DIY, Jatim dan Bali.
(3) Korwil III Kalimantan – NTB dan NTT, terdiri dari :
Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Kaltara, NTB, NTT.
(4) Korwil IV Sulawesi, terdiri dari propinsi : Sulut,
Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel dan Sultra.
(5) KOrwil V Maluku- Papua, terdiri dari propinsi : Malut,
Maluku, Papua Barat dan Papua.
b) Biro Organisasi GMPK, bertugas mengelola pembentukan
dan pengelolaan organisasi GMPK, berupa : menerima
permohonan untuk mendirikan, memproses pembuatan SKEP
s/d pengukuhan, membantu mengendalikan kegiatan DPD,
membantu menilai kinerja DPD, membantu penanganan
masalah yang dialami DPD, membantu proses pembekuan
DPD. Dalam pelaksanaan kegiatannya bekerjasama dengan
unit-unit organisasi lain baik di dalam maupun di luar
organisasi GMPK.
c) Biro Kaderisasi GMPK, bertugas menyiapkan kemampuan
SDM GMPK baik pada aspek Kompetensi, Integritas maupun
konsistensi antara pikiran, ucapan dan perbuatan dari individu
maupun kelompok warga GMPK.
Kegiatan Kaderisasi ini kita sebut Pembelajaran yang berisi 4
(empat) macam kegiatan pembelajaran yaitu :
(1) Pendidikan yang bertugas menyampaikan pengetahuan
(knowledge)
(2) Pelatihan yang bertugas membekali ketrampilan (skill)
(3) Pembiasaan yang bertugas membangun kebiasaan
(habit)
b. Dukungan Khusus
Aktualisasi idea untuk memiliki kantor GMPK sendiri oleh segenap
pengurus dan anggota GMPK di seluruh tanah air melalui kontribusi
secara sukarela.
KEKAYAAN
Pasal 9
(1) Perhimpunan mempunyai kekayaan awal berasal dari kekayaan para pendiri
yang dipisahkan menjadi kekayaan awal Perhimpunan itu dalam bentuk tunai
berjumlah : Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
(2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kekayaan Perhimpunan
dapat juga diperoleh dari:
a. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat
b. Iuran Anggota
c. Wakaf
d. Hibah
e. Hibah Wasiat; dan
f. Perolehan lain baik melalui Badan Usaha GMPK mupun kegiatan lain yang
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perhimpunan dan atau
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
(3) Semua kekayaan Perhimpunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
Pasal ini harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan Perhimpunan.
Pasal 11
Masing-masing DPP dan DPD mempunyai organ :
1. Dewan Penasihat dan / atau Dewan Penyantun
Dewan Penasihat dan / atau Dewan Penyantun bertugas :
a. Membantu Pimpinan DPP / DPD dalam memecahkan permasalahan krusial
Organisasi baik diminta maupun tidak diminta.
b. Membantu secara finansial dan / atau mengembangkan usaha dalam rangka
funds rising agar GMPK dapat melakukan kegiatan organisasi secara
berkelanjutan.
Pasal 13
Pasal 15
(1) Tata Kerja mengatur aspek pengelolaan (manajerial) suatu unit organisasi
pengurus GMPK yang berisi tentang prosedur bagaimana proses pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dilakukan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan GMPK.
(2) Tata Kerja secara rinci diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) GMPK
yang secara teknis diatur dalam SOP (standart operating procedure) dan Kode
Etik Perilaku GMPK yang dibuat oleh DPP GMPK, yang dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat, teknologi dan tuntutan
tugas GMPK.
(3) Tata Kerja di samping mengatur apa yang dikerjakan suatu unit organisasi juga
mengatur hubungan antara unit organuisasi dengan yang lainnya baik secara
vertikal, horizontal dan diagonal serta hubungan dengan pihak luar organisasi.
(4) SOP dibuat oleh DPP GMPK yang dikoordinir oleh Sekretaris Umum, bisa
memanfaatkan SOP yang sudah dibuat DPD GMPK karena kegiatan tersebut
terlebih dulu dilakukan oleh DPD GMPK atau sharing pendapat dengan Dewan
Pengurus DPD GMPK apabila membuat SOP untuk kegiatan baru serta
memanfaatkan hasil penerapan SOP di lapangan untuk dilakukan revisi atau
perubahan.
(5) Kode Etik GMPK dibuat oleh DPP GMPK dan menerima masukan dari DPD
GMPK berdasarkan pengalaman penerapan Kode Etik tersebut di lapangan
untuk dilakukan revisi atau perbaikan.
Pasal 17
TATA KERJA PENGURUS DPD GMPK PROPINSI
(1) Tata Kerja DPD GMPK Propinsi mengikuti dan melaksanaan SOP yang dibuat
oleh DPP GMPK dan dapat memberi masukan perubahan SOP atas dasar
laporan hasil penerapan SOP di lapangan.
(2) Dalam hal dilakukan kegiatan yang belum ada SOP-nya DPD GMPK Propinsi
dapat membuat SOP sementara yang dikomunikasikan dengan DPP GMPK,
apabila sering dilakukan kegiatan tersebut, SOP sementara dari DPD GMPK
Propinsi tersebut dapat diusulkan untuk disahkan sebagai SOP GMPK kepada
DPP GMPK.
(3) DPD GMPK Propinsi dapat menghimpun prosedur kegiatan yang belum ada
SOP-nya dari DPD Kabupaten/Kota yang berada di bawahnya untuk dibuatkan
SOP sementara.
Pasal 19
Anggota biasa adalah Warga Negara Republik Indonesia yang berminat dan
mendaftarkan diri menjadi anggota Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi.
Pasal 20
(1) Anggota kehormatan adalah para Tokoh Masyarakat Indonesia yang berminat
untuk membantu mengembangkan Gerakan masyarakat Perangi Korupsi, dan
bersedia menjadi anggota kehormatan.
(2) Anggota Kehormatan juga para Tokoh Masyarakat dari Luar Indonesia yang
berminat untuk membantu mengembangkan Gerakan Masyarakat Perangi
Korupsi, dan bersedia menjadi anggota kehormatan, tanpa suatu ikatan apapun.
Pasal 21
Setiap Anggota memiliki Hak:
1. Berbicara dan Hak Suara
2. Hak memilih dan dipilih
3. Hak membela diri
4. Hak mendapatkan perlindungan dari Perhimpunan Gerakan Masyarakat Perangi
Korupsi, dila diperlukan.
Pasal 22
Setiap anggota berkewajiban untuk :
1. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi, melalui penerapan Kode
Etik dan Perilaku GMPK.
2. Memegang teguh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Petunjuk
dan Arahan dari Pimpinan GMPK
3. Aktif melaksanakan Program-program Organisasi sesuai dengan Bidang Tugas
yaang telah ditetapkan kepadanya.
Pasal 23
Anggota Kehormatan dapat memberikan usul dan saran serta memberikan dukungan
untuk kemajuan Organisasi.
Pasal 25
PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN
(1) Setiap pemasukan dan pengeluaran dana dibukukan dalam Buku Kas GMPK.
(2) Keuangan Organisasi dipertanggungjawabkan secara transparan dengan cara
melaporkan penggunaan keuangan secara periodik dan diaudit oleh Biro Audit
Internal secara periodik dan insidental, apabila ditemukan adanya penyimpangan
diproses sesuai dengan aturan yang berlaku atas perintah Pimpinan GMPK.
(3) Dalam rangka transparansi pertanggungjawaban keuangan organisasi diaudit
oleh Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Pimpinan GMPK setiap tahunnya,
selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret
Pasal 29
PENGAWASAN
(1) Pengawasan ialah suatu proses untuk menegaskan bahwa seluruh aktivitas yang
terselenggara telah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
(2) Pengawasan dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan tolok
ukur :
a. Rencana Kerja (apakah pelaksanaan sesuai dengan Rencana), ukurannya
adalah pencapaian target
b. Apakah proses pelaksanaan sesuai dengan SOP dan peraturan yang berlaku
pada setiap bidang kegiatan GMPK
c. Apakah proses pelaksanaan sesuai dengan atau tidak melanggar Kode Etik
Perilaku GMPK dan Kode Etik Profesi bidang yang diukur
(3) Pengawasan dilakukan melalui kegiatan audit, yang merupakan proses
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang
dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi dan
keandalan informasi pelaksanaan tugas melalui pengumpulan dan pemeriksaan
bukti terkait informasi yang dimasukkan dalam laporan mengenai tingkat
kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta.
Pada tanggal : JANUARI 2020.