Anda di halaman 1dari 26

Sosialisasi Saber Pungli Dana Desa

di Kabupaten Lingga

Disampaikan Oleh:
Kompol Karyono, S.H.
SELAKU KETUA PELAKSANA UPP LINGGA

DABO SINGKEP, DESEMBER 2021


Dasar Pembentukan Satgas Saber Pungli:
PERATURAN PRESIDEN
PUNGLI SUDAH
MERUSAK SENDI
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,
BERBANGSA & BERNEGARA

TERBITKAN
PERPRES 87 TH 2016
TTG PEMBENTUKAN
SATGAS SABER PUNGLI
Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor:
180/3935/SJ tentang Pengawasan Pungutan Liar
Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

Keputusan Gubernur Kepri Nomor: 2317 Tahun


2016 tanggal 11 November 2016 tentang Satgas
Sapu Bersih Pungutan Liar Provinsi Kepri;

Keputusan Bupati Lingga Nomor : 302/KPTS/XI/2016


tanggal 21 Nopember 2016 tentang Pembentukan
satuan tugas Sapu bersih pungutan liar Tingkat
Kabupaten Lingga;
Kegiatan Bersama Pengawalan Pengelolaan Keuangan–
Dana Desa
• Memonitor implementasi atas Rencana Aksi yang
disusun oleh Kementerian/Lembaga/Pemda terkait
ditingkat pusat maupun daerah;
• Sosialisasi pencegahan korupsi dalam pengelolaan
keuangan desa dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam mengawasinya;
• Mempersiapkan daerah sebagai piloting untuk
penerapan Best Practices terkait pembangunan
kapasitas desa.
Penggunaan Dana Desa (DD)

Berdasarkan KEWENANGAN
 PENGGUNAAN DD, 4 BIDANG: BERSKALA LOKAL DESA DAN
• PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KEWENANGAN
DESA BERDASARKAN HAK ASAL-
• PEMBANGUNAN USUL
• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• KEMASYARAKATAN
 PRIORITAS PENGGUNAAN, 2 BIDANG: Berdasarkan Prinsip:
• PEMBANGUNAN DESA KEADILAN, KEBUTUHAN
PRIORITAS; TIPOLOGI DESA
• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Penggunaan Dana Desa (DD)
PRIORITAS PENGGUNAAN BIDANG PEMBANGUNAN DESA
1. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan
infrasruktur atau sarana dan prasarana fisik untuk
penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan
permukiman;
2. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kesehatan masyarakat;
3. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan, sosial dan kebudayaan;
4. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi
pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana
produksi dan distribusi; dan/atau
5. Pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana energi
terbarukan serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.
Penggunaan Dana Desa (DD)
PRIORITAS PENGGUNAAN BIDANG PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT-1
1. Peningkatan investasi ekonomi desa melalui pengadaan,
pengembangan atau bantuan alat-alat produksi, permodalan,
dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan;
2. Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM
Desa atau BUM Desa Bersama, maupun oleh kelompok dan
atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
3. Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan
ketahanan pangan Desa;
4. Pengorganisasian masyarakat, fasilitasi dan pelatihan paralegal
dan bantuan hukum masyarakat Desa, termasuk pembentukan
Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan
pengembangan kapasitas Ruang Belajar Masyarakat di Desa
(Community Centre).
Penggunaan Dana Desa (DD)
PRIORITAS PENGGUNAAN BIDANG PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT-2
1. Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan
hidup bersih dan sehat, termasuk peningkatan kapasitas
pengelolaan Posyandu, Poskesdes, Polindes dan
ketersediaan atau keberfungsian tenaga
medis/swamedikasi di Desa;
2. Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan Hutan/Pantai
Desa dan Hutan/Pantai Kemasyarakatan;
3. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi
terbarukan dan pelestarian lingkungan hidup; dan/atau
4. Bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang
sesuai dengan analisa kebutuhan desa dan telah
ditetapkan dalam Musyawarah Desa.
Potensi Masalah
1. Perencanaan
 Inkonsistensi antara RPJMDes dengan RKPDes dan APBDes;
 Program/kegiatan tidak sejalan dengan kewenangan Desa, tidak fokus, tidak
memberikan daya ungkit yang memadai;
 Akhir masa jabatan Kades target RPJMDes tidak tercapai;
 Tidak partisipatif.
2. Penganggaran
 Pengalokasian anggaran tidak sesuai dengan Standar Biaya Masukan (SBM);
 Penggunaan anggaran tidak sesuai dengan persyaratan atau ketentuan yang
berlaku.
3. Pelaksanaan
 Pengelolaan keuangan tidak melalui rekening kas Desa;
 Jadwal waktu pelaksanaan tidak terpenuhi;
 Tidak sesuai dengan target yang ditetapkan;
 Tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada pada RAB/DED;
 Kesalahan prosedur pengadaan barang/jasa;
 Tidak transparan.
Lanjutan
4. Penatausahaan
 Tidak memenuhi prosedur, mekanisme, dan standar administrasi keuangan yang
ditetapkan;
 Kesalahan pencatatan;
 Ketidaklengkapan dokumen.
5. Pelaporan
 Tidak tepat waktu;
 Tidak sesuai dengan format standar;
 Isi laporan tidak memenuhi ketentuan.
6. Pertanggungjawaban
 Tidak sesuai dengan pagu anggaran yang ditetapkan;
 Tidak didukung dengan bukti yang autentik;
 Dokumen tidak lengkap/tidak memenuhi standar;
 Capaian target fisik tidak sesuai dengan pagu anggaran.
Aplikasi SISKEUDES:

Output aplikasi:
• RPJM DESA & RKP DESA
• APBDesa
• Buku / Dokumen Penata-
usahaan Keuangan Desa
Transpar (BKU, Bank, Pajak, SPP, dll)
asi
Akuntabi • Laporan Realisasi APBDesa
litas • Laporan Kekayaan Milik
Keuanga Desa
n Desa • Laporan Realisasi per
sumber dana
• Laporan Kompilasi di Tingkat
Pemda
HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN TERKAIT
PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN DANA DESA
1. Perlunya komitmen dari seluruh pimpinan K/L dan Daerah yang terkait dengan
pengelolaan dana desa untuk melakukan pengawasan berbasis resiko yang
bersifat kontinyu, efektif, dan efisien;
2. Perlunya perencanaan pengawasan yang tepat mengingat keterbatasan
sumber daya (waktu, dana, SDM, sarana dan prasarana) APIP Daerah untuk
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dana desa pada 434 daerah dan
74.754 desa;
3. Perlu dilakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengawasan antar
aparat/lembaga pengawasan dalam rangka menghindari terjadinya duplikasi
pengawasan serta menjaga efektivitas dan efisiensi pengawasan antara lain
dengan pendekatan combine assurance dan sinergi pengawasan;
4. Perlu dikembangkan suatu tools yang sederhana dan mudah diterapkan dalam
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dana desa;
5. Perlu dilakukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas APIP melalui workshop
dan asistensi dalam pengawasan.
Modus Korupsi Dana Desa
1. Membuat rancangan anggaran biaya diatas harga pasar,
mempertanggungjawabkan pembiayaan bangunan fisik dengan dana desa,
padahal proyek tersebut bersumber dari sumber lain;
2. Meminjam sementara Dana Desa untuk kepentingan pribadi namun tidak
dikembalikan;
3. Pemungutan atau pemotongan Dana Desa oleh oknum pejabat kecamatan dan
kabupaten;
4. Pengelembungan atau mark up pembayaran honor perangkat desa dan mark
up pembayaran Alat Tlis Kantor (ATK);
5. Memungut pajak atau retribusi Desa namun hasil pugutan tidak disetorkan ke
kas Desa atau kantor pajak;
6. Melakukan permainan kongkalikong dalam proyek yang didanai Dana Desa dan
membuat kegiatan proyek fisik yang dananya dibebankan dari dana Desa.
Modus Korupsi Pada Tahapan
Pengelolaan Dana Desa

PERENCANAAN PENGALOKASIAN PENYALURAN

• Proses Musdes yang


menyimpang;
• Penyusunan
RPJM/RKT/APBDes yang
• Penetapan alokasi Dana • Menunda penyaluran Dana
tidak melibatkan
Desa tidak sesuai ketentuan Desa;
masyarakat atau
; Dan lain-lain. • Menetapkan syarat tertentu
diborongkan;
tanpa dasar hukum; Dan
• Tidak membentuk TPK;
lain-lain.
• Pungli/suap pada proses
reviu/persetujuan;
• Dan lain-lain.
Cara Praktis Mencegah Korupsi

TAHU MAU MAMPU KONTINYU


PUNGLI?
ADALAH PENGENAAN BIAYA ATAU PUNGUTAN DI
TEMPAT YANG SEHARUSNYA TIDAK ADA BIAYA
DIKENAKAN ATAU DIPUNGUT ATAU PADA KEGIATAN
YANG TIDAK SESUAI KETENTUAN.
DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI KEGIATAN MEMUNGUT
BIAYA ATAU MEMINTA UANG SECARA PAKSA/KARENA
KEWENANGAN YANG ADA PADANYA SECARA
MELAWAN HUKUM OLEH SESEORANG KEPADA PIHAK
LAIN DAN HAL TERSEBUT MERUPAKAN SEBUAH
PRAKTEK KEJAHATAN/PERBUATAN PIDANA.
Tugas, Fungsi, dan Wewenang Satgas
Saber Pungli
Sesuai Perpres Nomor 87 Tahun 2016, Satgas Saber Pungli melaksanakan tugas dalam
pemberantasan pungutan liar secara efektif dan efisien dengan mengoptimalkan
pemanfaatan personil, satuan kerja, dan sarana prasarana, baik yang berada di
kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya, menurut Perpres ini, Satgas Saber Pungli
menyelenggarakan fungsi:
a. Intelijen;
b. Pencegahan;
c. Penindakan; dan
d. Yustisi.
Adapun wewenang Satgas Saber Pungli adalah: a. Membangun sistem pencegahan dan
pemberantasan pungutan liar; b. Melakukan pengumpulan data dan informasi dari
kementerian/lembaga dan pihak lain yang terkait dengan menggunakan teknologi
informasi; c. Mengoordinasikan, merencanakan, dan melaksanakan operasi
pemberantasan pungutan liar; d. Melakukan operasi tangkap tangan; e. Memberikan
rekomendasi kepada pimpinan kementerian/lembaga, serta kepala pemerintah daerah
untuk memberikan sanksi kepada pelaku pungli sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; f. Memberikan rekomendasi pembentukan dan pelaksanaan
tugas lain unit Saber Pungli di setiap instansi penyelenggara pelayaan publik kepada
pimpinan kementerian/lembaga dan kepala pemerintah daerah; dan g. Melakukan
evaluasi pemberantasan pungutan liar.
Tujuan dan Sasaran Saber Pungli
Kegiatan Saber Pungli mempunyai 3 (tiga)
tujuan, diantaranya adalah:
1. Tertanggulanginya praktek pungli yang
dilakukan oleh aparatur negara dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat;
2. Terbangunnya perubahan mindset aparatur
negara dalam pelayanan masyarakat dengan
prinsip zero pungli namun tetap
mengutamakan pelayanan prima;
3. Terbangun dan terciptanya sikap tegas dan
kesadaran masyarakat menolak segala
bentuk pungli dan mematuhi aturan yang
berlaku.
Lanjutan
Sasaran dari kegiatan Saber Pungli, yaitu pada sektor:
1. Pelayanan Publik;
2. Ekspor dan Impor;
3. Penegakkan Hukum;
4. Perijinan;
5. Kepegawaian;
6. Pendidikan;
7. Pengadaan barang dan jasa; dan
8. Kegiatan punglinya yang meresahkan masyarakat.
Visi dan Misi Saber Pungli
Visi : “Terwujudnya pelayanan publik pada kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah yang terbebas dari pungutan liar”

Misi: Upaya untuk mewujudkan visi tersebut melalui 5 (lima) misi yaitu:
1. Membangun sistem pencegahan dan pemberantasan pungutan liar;
2. Membangun sistem pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan
informasi dari Kementerian/Lembaga dan pihak lain yang terkait dengan
menggunakan teknologi informasi;
3. Membangun dan meinternalisasi budaya anti pungli pada tata
pemerintahan dan masyarakat;
4. Mengkoordinasikan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pemberantasan pungutan liar;
5. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik melalui transparansi
dan standarisasi pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan dan
menghapuskan pungutan liar.
Strategi Preventif (Pencegahan)
a) Mensosialisasikan pemetaan rawan pungli di
setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah;
b) Mengoptimalkan peran fungsi satuan pengawas
internal Kementerian/Lembaga dan pemerintah
fungsional atau internal terhadap
tempat/kegiatan rawan pungli;
c) Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi serta
pengawasan pada sistem pelayanan publik.
Strategi Reprensif (Penegakan Hukum)
a) Meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam
Operasi Tangkap Tangan (OTT) sesuai target yang
telah ditentukan;
b) Menindak tegas oknum aparat penyelenggara
negara/pegawai negeri dan masyarakat yang
terlibat dalam pungutan liar sesuai ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku;
c) Meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam
memberikan rekomendasi sanksi pelaku pungli
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
PENANGANAN PERKARA KORUPSI TERKAIT
DANA DESA TA. 2021
NO DASAR PENYIDIKAN TSK BARANG KERUGIAN KETERANGAN
BUKTI NEGARA
01 1. LAPORAN POLISI BK 2 ( DUA ) BUNDLE LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN DI
RP. 363.058.455,- TAJAP II
PELIMPAHAN
NOMOR : LP-A / 18 / DESA PENUBA TIMUR;
(TIGA RATUS ENAM
PULUH TIGA JUTA TERSANGKA DAN
XI / 2020 / KEPRI / 1 ( SATU ) BUNDLE PERATURAN DESA BARANG BUKTI KE JPU
SPKT - RES LINGGA, PENUBA TIMUR NOMOR 07 TAHUN LIMA PULUH
TANGGAL 11 2018 TENTANG ANGGARAN DELAPAN RIBU PROSES PERSIDANGAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA EMPAT RATUS LIMA
NOVEMBER 2020; PERUBAHAN (APBDES P) TA. 2018;
PULUH LIMA
2. SURAT PERINTAH 1 ( SATU ) BUNDLE DOKUMEN LAPORAN
RUPIAH)
REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN
PENYIDIKAN NOMOR : PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TA.
SP.SIDIK / 08 / XI / 2018;
2020 / RESKRIM, 1 (SATU) BUNDLE PERATURAN DESA
PENUBA TIMUR NOMOR 03 TAHUN2018
TANGGAL 11 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN
NOVEMBER 2020; DAN BELANJA DESA (APBDES P) DESA
3. SURAT PERINTAH PENUBA TIMUR TA. 2018;
DIMULAINYA
PENYIDIKAN NOMOR :
SPDP / 07 / XI / 2020 /
RESKRIM, TANGGAL 11
NOVEMBER 2020
PENANGANAN PERKARA KORUPSI TERKAIT
DANA DESA TA. 2021
NO DASAR PENYIDIKAN TSK BARANG KERUGIAN KETERANGAN
BUKTI NEGARA
02 1. LAPORAN POLISI AM 2 ( dua ) bundle laporan RP. 363.058.455,- SIDIK
NOMOR : LP-A / 19 / X KMZ pertanggungjawaban (TIGA RATUS ENAM
/ 2021 / kegiatan di desa penuba PULUH TIGA JUTA
SPKT.SATRESKRIM / timur. LIMA PULUH
DELAPAN RIBU
POLRES LIGGA / POLDA
KEPRI, TANGGAL 07
 1 ( satu ) bundle Peraturan EMPAT RATUS LIMA
OKTOBER 2021; Desa Penuba Timur Nomor 07 PULUH LIMA
tahun 2018 tentang Anggaran RUPIAH)
2. SURAT PERINTAH
PENYIDIKAN NOMOR : Pendapatan dan Belanja Desa
Perubahan (APBDes P) TA.
SP.SIDIK / 21 / X / 2021 2018
/ RESKRIM, TANGGAL
07 OKTOBER 2021; 1 ( satu ) bundle Dokumen
3. SURAT PERINTAH Laporan Realisasi
DIMULAINYA Pelaksanaan Anggaran
PENYIDIKAN NOMOR : Pendapatan dan Belanja Desa
SPDP / 20 / X / 2021 / TA. 2018
RESKRIM, TANGGAL 07 1 (satu) bundle Peraturan
OKTOBER 2021 Desa Penuba Timur Nomor 03
tahun2018 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) Desa Penuba Timur
TA. 2018

Anda mungkin juga menyukai