Anda di halaman 1dari 4

Malang, 8 Juni 2023

Nomor : 001/XI/ASLF/2023
Lampiran : FC Surat Kuasa
Perihal : PENGADUAN

Kepada Yth.
Kabid Propam Polda Jatim
Jl. Ahmad Yani No. 116, Gayungan, Kec. Wonocolo
Surabaya, Jawa Timur, 60231
di- tempat

Dengan hormat,
Dipermaklumkan yang bertandatangan dibawah ini

Rozzy Akhmad Fathoni, S.H.


Advokat dan Penasihat Hukum pada Kantor Hukum
‘AGUSTIAN SIAGIAN LAW FIRM’
“Advocate & Legal Consultant”
Berkantor di Jl. Mayjend Panjaitan No. 4, RT.001/RW.001. Kelurahan Penanggungan,
Kecamatan Klojen, Kota Malang.
HP : 081273498019 email : as_lawfirm@yahoo.com www.agustiansiagian.com
Berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 7 Juni 2023, bertindak untuk dan atas kepentingan
hukum klien kami,
Nama : VENNA MELINDA
Tempat, tanggal lahir : Pasuruan, 25 Mei 1997
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Dusun Nampes, RT.002/RW.001, Kel. Nogosari, Kec.
Pandaan, Kab. Pasuruan
Pekerjaan : Mahasiswa
NIK : 32100073112300
Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGADU;
Dengan ini PENGADU hendak melaporkan dugaan terjadinya tindak pidana yang dilakukan
oleh:
Nama : YUSUF HENDRAWAN
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Bayangkara 16, Junrejo, Batu.
Pekerjaan : Polisi
Untuk selanjutnya disebut sebagai TERADU;
Dengan ini kami sampaikan secara kronologis dari perkara tersebut sebagaimana berikut :
1. Bahwa PENGADU dan TERADU merupakan sepasang kekasih yang saling
mengenal sejak awal tahun 2019, hingga sekitar bulan Desember 2019 PENGADU
dipaksa untuk melakukan hubungan suami-istri dengan TERADU di kos-kosan
PENGADU;
2. Bahwa setelah itu keduanya sering melakukan hubungan tersebut di kos-kosan
PENGADU didaerah Batu, karena PENGADU di iming-imingi oleh TERADU akan
dinikahi olehnya;
3. Bahwa sekitar bulan Februari PENGADU baru mengetahui bahwa dirinya hamil dan
membicarakan hal tersebut kepada TERADU, namun diluar dugaan tanggapan yang
diberikan TERADU tidak sesuai dengan janjinya dulu yang akan menikahinya dan
malah menyuruh untuk menggugurkan kandungan tersebut, hingga mencarikan dukun
dan memberikan obat untuk menggugurkan kandungan;
4. Bahwa PENGADU tidak mau menggugurkan kandungan tersebut hingga membuat
TERADU marah dan akhirnya melakukan kekerasan terhadap PENGADU secara
fisik maupun secara verbal;
5. Bahwa atas perbuatan TERADU sebagaimana yang terurai diatas, kami mengajukan
laporan terkait tindak pidana yang dilakukan oleh TERADU sebagaimana berikut :
a. Kejahatan Terhadap Kesusilaan sebagaimana diatur Pasal 285 KUHP
“Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam
karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun”
b. Penganiayaan sebagaimana diatur dalam Pasal 351 KUHP ayat (1)
“Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah”
c. Penganiayaan sebagaimana diatur dalam Pasal 351 KUHP ayat (2)
“Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun”
d. Penganiayaan sebagaimana diatur dalam Pasal 354 KUHP ayat (1)
“Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena
melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama
delapan tahun”
e. Aborsi sebagaimana diatur dalam Pasal 346 KUHP
“Diancam penjara empat tahun jika seorang wanita dengan senggaja
menggugurkan calon bayi kandungan atau menyuruh orang lain untuk
menggugurkan kandungannya”
f. Pasal 6 huruf a Undang-Undang No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana
Kekerasan Seksual
“Setiap Orang yang melakukan perbuatan seksual secara fisik yang
ditujukan terhadap tubuh,keinginan seksual, dan/ atau organ
reproduksi dengan maksud merendahkan harkat dan martabat
seseorang berdasarkan seksualitas dan/atau kesusilaannya yang tidak
termasuk dalam ketentuan pidana lain yang lebih berat dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda paling
banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)”
6. Bahwa kami juga mengajukan laporan pelanggaran kode etik kepolisian yang mana
TERADU selaku anggota kepolisian telah melakukan pelanggaran kode etik
kepolisian sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode
Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia, yakni sebagai berikut :
a. Pasal 7 huruf a
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Kemasyarakatan wajib:
a. menghormati harkat dan martabat manusia berdasarkan prinsip
dasar hak asasi manusia”
b. Pasal 7 huruf b
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Kemasyarakatan wajib:
b. menjungjung timggi prinsip kesetaraan bagi setiap warga negara di
hadapan hukum”
c. Pasal 8 huruf a
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Keperibadian, wajib:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”
d. Pasal 8 huruf b
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Keperibadian, wajib:
b. bertanggung jawab, jujur, disiplin, bekerja sama, adil,peduli,
responsif, tegas, dan humanis”
e. Pasal 8 huruf c
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Keperibadian, wajib:
c. menaati dan menghormati:
1. norma hukum;
2. norma agama;
3. norma kesusilaan; dan/atau
4. nilai-nilai kearifan lokal”
f. Pasal 8 huruf d
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Keperibadian, wajib:
d. menjaga dan memelihara kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara santun”
g. Pasal 10 ayat (1) huruf a,
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Kelembagaan, dilarang:
a. melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan/atau standar operasional prosedur,
meliputi:
1. penegakan hukum;
2. pengadaan barang dan jasa;
3. penerimaan anggota Polri dan seleksi pendidikan pengembangan;
4. penerbitan dokumen dan/atau produk Kepolisian terkait pelayanan
masyarakat; dan
5. penyalahgunaan barang milik negara atau barang yang dikuasai
secara tidak sah”
h. Pasal 12 huruf e
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Kemasyarakatan, dilarang:
e. bersikap, berucap, dan bertindak sewenang-wenang”
i. Pasal 13 huruf f
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Kepribadian, dilarang:
f. melakukan perzinaan dan/atau perselingkuhan”
j. Pasal 13 huruf m
“Setiap Pejabat Polri dalam Etika Kepribadian, dilarang:
m. melakukan tindakan kekerasan, berperilaku kasar dan tidak patut”
Atas laporan yang kami ajukan tersebut mohon Kabid Propam Polda Jatim segera memproses
dan melakukan tindakan tegas terhadap TERADU karena saudara yang bersangkutan telah
jelas-jelas melakukan tindak pidana kepada PENGADU serta tidak memiliki itikad baik dan
tidak punya rasa tanggungjawab atas perbuatannya terhadap klien kami.

Sebagai masyarakat pencari keadilan (justicia bellen), kami meminta bantuan dan tindakan
kepada Bapak Kabid Propam Polda Jatim untuk berkenan melakukan intervensi terhadap
perkara pidana tersebut.

Demikian surat pengaduan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Rozzy Akhmad Fathoni, S.H.


(Pelapor)

Anda mungkin juga menyukai