NIM : 201910110311402
Mata kuliah : Praktikum HATN
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara
Surabaya
Jl. Raya Ir. H. Juanda No.89,
Semawalang, Semambung, Kec.
Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur
Di
(Surabaya)
Dengan hormat,
Nama : Iwan Iryawan
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Merdeka No.12 Kepanjen Kidul, Kec. Kepanjen Kidul, Kota Blitar
I. Objek Gugatan: Setifikat Hak Milik (SHM) No. 182/Blitar Surat Ukur Nomor 70/2003,
luas 4000 M2 a.n ABDUL SYUKUR (Pasal 1 ayat 9 UU PTUN)
V. Posita/Alasan Gugatan :
- Bahwa Penggugat menempati tanah yang secara sah dimiliki oleh Faiz Imron, Rafly
Ahmad, dan Riska Dwiky yang merupakan ahli waris dari almarhum H. Ismail bin
Mail berdasarkan Akte Keterangan Ahli Waris No. 10 tanggal 11 Maret 2000, yang
semasa hidupnya memiliki tanah dengan luas 1000 M2, terletak di RT. 001/01, Kota
Blitar yang diperoleh berdasarkan pembelian dari Eddy Slamet berdasarkan Akte
Pemindahan dan Pengoperan Hak yang dibuat dihadapan Notaris Tia Putri tanggal
11 Mei 1996. Sampai saat ini tanah tersebut masih dikuasi secara terus-terus yang
sah menurut hukum berlaku dan mempunyai patok-patok serta memiliki batas-batas
yang jelas dan kuat Selanjutnya secara runtut Eddy Slamet memperolehnya dari R.
Oetomo berdasarkan Surat Perjanjian Penyerahan Hak Usaha atas sebidang Tanah
tanggal 25 Mei 1977 dibuat di atas kertas segel, diketahui lurah Sirajuddin dan
Camat Soepriyadi No. 123/11/1977 tanggal 27 Mei 1977. R. Oetomo membeli dari
Sanoesi Prawirodiharjo bedasakan Surat Keterangan Hak Usaha Garapan
Vorponding Indonesia tanggal 21 Juli 1971, dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Timur berbatas dengan sungai Brantas
- Sebelah Utara berbatas dengan kantor DPRD kota Blitar
- Sebelah Barat berbatasan dengan Pekarangan Abd. Ghofur
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Komplek Perumahan Blitar Raya;
- Bahwa pada tanggal 12 Mei Penggugat menerima surat somasi dari Abdul Syukur
atas tuduhan tindak pidana memasuki pekarangan tanpa hak/izin pemiliknya.
Diketahui tanah 1000 M2 yang dimiliki oleh para ahli waris dimasukkan kedalam
luas tanah 4000 M2 milik Abdul Syukur berdasarkan Setifikat Hak Milik (SHM)
No. 182/Blitar Surat Ukur Nomor 70/2003;
- Bahwa akibat adanya SHM tersebut, para ahli waris sudah menemui Abdul Syukur
untuk menanyakan mengenai kebenaran dari SHM yang dimiliki. Abdul Syukur
dengan menunjukkan SHM yang dimiliki sembari menerangkan bahwa ia
melakukan pembelian dan prosedur pendaftaran tanah secara benar. Abdul Syukur
menerangkan bahwa tanah yang dimilikinya bersumber dari konversi alas hak dari
surat keterangan tanah Nomor: 123-2-21/KC/Xil/2000 yang diterbitkan oleh Lurah
Kecamatan Kota Baru, Kota Blitar;
- Bahwa para ahli waris juga mengajukan Surat Keberatan tertanggal 30 Mei 2022
atas diterbitkannya SHM No. 182/Blitar Surat Ukur Nomor 70/2003 a.n ABDUL
SYUKUR kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Blitar dan telah diterima pada
tanggal 31 Mei 2022. Namun hingga 10 (sepuluh) hari surat diterima tidak ada
jawaban atau keputusan yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota
Blitar mengenai masalah tersebut;
- Bahwa para ahli waris sebagai pemegang hak yang berbatasan merasa bahwa tidak
pernah mengetahui adanya tindakan pengukuran tanah yang dilakukan oleh petugas
Kantor Pertanahan Kota Blitar untuk menentukan ploting batas-batas Setifikat Hak
Milik (SHM) No. 182/Blitar Surat Ukur Nomor 70/2003, luas 4000 M2 a.n ABDUL
SYUKUR. Sehingga dalam konteks penerbitan SHM yang diterbitkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan Kota Blitar secara jelas dan faktual tidak diketahui oleh para ahli
waris. Akibatnya, tanah para ahli waris tersebut masuk kedalam luas tanah 4000
M2 milik Abdul Syukur sehingga otomatis hak atas tanah yang dimiliki menjadi
hilang;
- Bahwa atas tindakan Kantor Pertanahan Kota Blitar yang menerbitkan Sertifikat
Hak Milik a quo, para ahli waris berpendapat hal tersebut bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang Undang No.
5 tahun 1960 tentang Dasar-Dasar Pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor
24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah dengan alasan bahwa karena Kantor
Pertanahan Kota Blitar tidak pernah melakukan pengukuran dan pemetaan terhadap
tanah yang dikuasai oleh para ahli waris, karena buktinya petugas Kantor
Pertanahan Kota Blitar tidak melakukan pengecekan tentang riwayat tanah maupun
penetapan batas-batasnya, sehingga objek sengketa tersebut dapat dikatagorikan
cacat hukum dan harus dibatalkan dan tindakan tergugat telah melanggar Asas-asas
Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB);
- Bahwa demi menjaga hak-hak Penggugat maka kiranya Majelis Hakim
memutuskan pembatalan Setifikat Hak Milik (SHM) No. 182/Blitar Surat Ukur
Nomor 70/2003, luas 4000 M2 a.n ABDUL SYUKUR.
-
VI. Petitum/Tuntutan :
Dalam Pokok Perkara/Sengketa.
1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Setifikat Hak Milik (SHM) No. 182/Blitar Surat
Ukur Nomor 70/2003, luas 4000 M2 a.n ABDUL SYUKUR tertanggal 11 Juli
2003;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Setifikat Hak Milik (SHM) No. 182/Blitar
Surat Ukur Nomor 70/2003, luas 4000 M2 a.n ABDUL SYUKUR tertanggaL 11
Juli 2003;
4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini.
Hormat Kami,
Penggugat/ Kuasa Hukum Penggugat,