Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


SEKRETARIAT JENDERAL
Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan 12014 Kotak Pos 1403 Telepon: 7228901, 7393939 email: surat@atrbpn.go.id

Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional; dan


2. Para Kepala Kantor Pertanahan;
di seluruh Indonesia.

SURAT EDARAN
NOMOR 6/SE-100.HK.02.01/IV/2021
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PETA BIDANG TANAH DAN SERTIPIKAT
HAK ATAS TANAH MANDIRI (LINTAS SEKTOR) DAN PETA BIDANG TANAH DAN
SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH BARANG MILIK NEGARA (BMN)
TAHUN 2021

I. UMUM
Bahwa dalam rangka mempercepat pendaftaran tanah aset Milik
Negara/Milik Daerah atau Milik Badan Usaha Milik Negara dan untuk
mendukung program pemberdayaan masyarakat, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional telah melakukan penandatanganan
Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan
tentang Pemberdayaan Tanah Masyarakat bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil,
Petani, Nelayan dan Pembudi daya Ikan, serta Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit, yang sumber biayanya berasal dari
Kementerian/BUMN atau DIPA (PBT dan SHAT Mandiri) Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang pelaksanaannya
memedomani pendaftaran tanah secara sporadik.
Pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan berdasarkan
permohonan oleh pemohon, yang sumber biayanya menjadi kewajiban
masyarakat dan tarifnya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 128
tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dan pelaksanaannya memedomani pendaftaran tanah
secara sporadik.

Untuk ...

Melayani, Profesional, Terpercaya


-2-

Untuk mempercepat pendaftaran tanah di seluruh wilayah


Indonesia, Pemerintah melaksanakan Program Strategis Nasional Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang diatur dalam Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 tahun 2018
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang sumber biayanya dapat
berasal dari:
a. Daftar Isian Program Anggaran (DIPA) Kementerian;
b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, Kabupaten/Kota;
c. Corporate Social Responsibility (CSR) Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah, dan badan hukum swasta;
d. Dana masyarakat melalui Sertipikat Massal Swadaya (SMS) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
e. Penerimaan lain yang sah berupa hibah (grant), pinjaman (loan) badan
hukum swasta atau bentuk lainnya melalui mekanisme Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Pendapatan Negara
Bukan Pajak (PNBP).
Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun Anggaran 2021,
pembiayaan pendaftaran tanah antara lain terdapat Klasifikasi Rincian Output
(KRO) Pelayanan Publik kepada Masyarakat dengan Rincian Output (RO) Peta
Bidang Tanah (PBT) dan Sertipikat Hak Atas Tanah (SHAT) Mandiri (Lintas
Sektor) dan Klasifikasi Rincian Output (KRO) Pelayanan Publik kepada
Lembaga dengan Rincian Output (RO) Peta Bidang Tanah (PBT) dan Sertipikat
Hak Atas Tanah (SHAT) Barang Milik Negara (BMN).
Bahwa terhadap bidang tanah objek PBT dan SHAT Mandiri (Lintas
Sektor) dan PBT dan SHAT BMN yang berada di dalam penetapan lokasi
desa/kelurahan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) Tahun 2021,
pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanahnya melalui mekanisme PTSL
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria/Badan Pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
dan Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap tanggal
4 Januari 2021 Nomor 1/Juknis-100.Hk.02.01/I/2021 yang pembiayaan

Kegiatan ...
-3-

kegiatan dimaksud menggunakan Harga Satuan Biaya Keluaran (HSBK)


disamakan dengan HSBK PTSL dan sisa anggarannya dapat dilakukan
optimalisasi untuk menambah output kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas
Sektor) dan PBT dan SHAT BMN atau ke output prioritas nasional lainnya.
Sedangkan untuk bidang tanah objek PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor)
dan PBT dan SHAT BMN yang berada di luar penetapan lokasi desa/kelurahan
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) Tahun 2021, pelaksanaan
kegiatan pendaftaran tanahnya melalui mekanisme pendaftaran tanah secara
sporadik dan pembiayaannya menggunakan anggaran PBT dan SHAT Mandiri
(Lintas Sektor) dan PBT dan SHAT BMN.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan pedoman
pelaksanaan Kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor) dan PBT dan
SHAT Barang Milik Negara (BMN) Tahun 2021.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari Surat Edaran ini agar terdapat pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan dan pembiayaan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas
Sektor) dan PBT dan SHAT BMN Tahun 2021.

III. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup yang diatur dalam Surat Edaran ini meliputi:
1. Pelaksanaan Kegiatan; dan
2. Pelaksanaan Anggaran.

IV. DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696);

3. Peraturan ...
-4-

3. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 351, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5804);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 83);
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
6. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia;
7. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 722);
8. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 501);
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985);

11. Peraturan ...


-5-

11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986);
12. Nota Kesepahaman antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pertanian dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 37/SKB/XII/2017, Nomor
593/9395/SI, Nomor 14/KBM.KUKM/XI/2017 dan Nomor 16/MEN-
KP/KB/XII/2017 tentang Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudi Daya
Ikan;
13. Perjanjian Kerja Sama antara Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional dengan Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Direktur Jendral Prasarana dan
Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Direktur Jenderal Perikanan
Tangkap dan Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian
Kelautan dan Perikanan Nomor 29/SKB-400/IV/2018, Nomor
500/1738/Bangda/2018, Nomor 01/PKS/Dep.2/IV/2018, Nomor
03/MoU/OT.160/B/04/2018, Nomor 01/PKS/DJPT-KKP/IV/2018,
Nomor 01/DJPB-KKP/PKS/IV/2018 tentang Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan
dan Pembudi Daya Ikan;
14. Nota Kesepahaman antara Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa
Sawit dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor MO-1/DPKS/2020 dan Nomor 9/SKB-HK.03.01/I/2020
tentang Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Dalam Program Peremajaan
Sawit Rakyat; dan
15. Perjanjian Kerja Sama antara Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa
Sawit dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor PRJ-2/DPKS/2020 dan Nomor 10/SKB-
100.HK.03.01/I/2020 tentang Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Dalam
Program Peremajaan Sawit Rakyat.
V. Dalam ...
-6-

V. Dalam rangka tertib administrasi, akuntabilitas, dan keseragaman


pelaksanaan Kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor) dan PBT dan
SHAT Barang Milik Negara (BMN) Tahun 2021, diperlukan ketentuan-
ketentuan, tata cara, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dimaksud, sebagai
berikut:
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Penetapan Calon Peserta dan Calon Lokasi (CPCL) target PBT dan
SHAT Mandiri (Lintas Sektor) serta Penetapan Subjek dan Objek PBT
dan SHAT BMN.
a. Penetapan Calon Peserta dan Calon Lokasi (CPCL) target PBT
dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor):
1) Calon Peserta Calon Lokasi (CPCL) yang menjadi target PBT
dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor) ditetapkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan berdasarkan usulan dari
Kementerian/Lembaga atau Dinas/Instansi terkait yang
menangani urusan Nelayan Tangkap, Nelayan Budi Daya,
Usaha Kecil Mikro (UKM).
2) Penetapan Calon Peserta Calon Lokasi (CPCL) Petani Sawit
yang berkerja sama dengan Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ditetapkan oleh Kepala
Kantor Wilayah.
3) Usulan Calon Peserta Calon Lokasi (CPCL) sebagaimana
dimaksud pada angka 1) dan angka 2) paling lama diterima
oleh Kepala Kantor Pertanahan dan Kepala Kantor Wilayah
pada tanggal 30 Juni 2021. Untuk itu diminta Kepala
Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan melakukan
koordinasi dengan satuan kerja di daerah dari
Kementerian/Lembaga atau Dinas/Instansi terkait yang
telah melakukan Nota Kesepahaman/Perjanjian Kerja
Sama dalam rangka Kegiatan PBT dan SHAT Mandiri
(Lintas Sektor).

4) Kepala ...
-7-

4) Kepala Dinas atau Kepala satuan kerja terkait


menyampaikan Usulan Daftar Nominatif Calon Peserta dan
Calon Lokasi (CPCL) kepada Kepala Kantor Pertanahan dan
ditembuskan kepada Kepala Dinas Provinsi, Kepala Kantor
Wilayah dan Kementerian.
5) BPDPKS menyampaikan Usulan Daftar Nominatif Calon
Peserta dan Calon Lokasi (CPCL) kepada Kepala Kantor
Wilayah dan ditembuskan kepada Kementerian.
6) Kepala Kantor Pertanahan menetapkan Keputusan Calon
Peserta dan Calon Lokasi (CPCL) Pendaftaran Tanah
Mandiri (Lintas Sektor) atas usulan Kepala Dinas atau
Kepala satuan kerja terkait.
b. Penetapan Subjek dan Objek target PBT dan SHAT BMN:
1) Daftar Nominatif Subjek dan Objek target PBT dan SHAT
BMN ditetapkan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan disampaikan kepada Kepala
Kantor Wilayah.
2) Keputusan Penetapan Lokasi Subjek dan Objek target PBT
dan SHAT BMN ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah.
3) Penetapan Lokasi Keputusan Subjek dan Objek target PBT
dan SHAT BMN sebagai dasar pelaksanaan kegiatan PBT
dan SHAT BMN di Kantor Pertanahan.
4) Penyampaian Daftar Nominatif Subjek dan Objek target
PBT dan SHAT BMN dan Penetapan Lokasi Keputusan
Subjek dan Objek target PBT dan SHAT BMN sebagaimana
dimaksud pada angka 1) paling lama diterima oleh Kepala
Kantor Wilayah pada tanggal 30 Juni 2021. Untuk itu
Kepala Kantor Wilayah melakukan koordinasi dengan
instansi terkait.

2. Persiapan ...
-8-

2. Persiapan
a. Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor Pertanahan
membentuk dan menetapkan Tim Pelaksana Kegiatan PBT dan
SHAT Mandiri (Lintas Sektor) dan PBT dan SHAT BMN sesuai
dengan kebutuhan.
b. Tim Pelaksana Kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor)
dan PBT dan SHAT BMN sekurang-kurangnya terdiri dari:
1) Penanggung Jawab : Kepala Kantor Pertanahan
Kegiatan
2) Ketua Tim Pelaksana : Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan
3) Penanggung Jawab : Kepala Subbagian Tata Usaha
Bidang Administrasi
4) Penanggung Jawab : Kepala Seksi Penetapan Hak
Bidang Yuridis dan Pendaftaran
5) Penanggung Jawab : Kepala Seksi Survei dan
Bidang Fisik Pemetaan
c. Tim Pelaksana Kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor)
dan PBT dan SHAT BMN dibantu oleh Tim Fisik dari unsur
Bidang/Seksi Survei dan Pemetaan, Tim Yuridis dari unsur
Bidang/Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran, Panitia
Pemeriksa Tanah/Tim Peneliti Tanah dan petugas administrasi
Kantor Pertanahan.
3. Pengumpulan Data Yuridis
a. Pengumpulan Data Yuridis dilaksanakan oleh Tim Yuridis.
b. Pengumpulan Data Yuridis meliputi pengumpulan dokumen
alat bukti kepemilikan/penguasaan tanah, baik bukti tertulis,
keterangan saksi dan/atau pernyataan yang bersangkutan dari
setiap bidang tanah.
c. Petugas Pengumpulan Data Yuridis (Puldadis) menyerahkan
dan mengumpulkan formulir pendaftaran (formulir pendaftaran
lampiran 13 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 dan formulir Isian
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999).

d. Kegiatan ...
-9-

d. Kegiatan pengumpulan Data Yuridis dapat dikoordinasikan


dengan Dinas atau Kepala satuan kerja terkait.
4. Pengumpulan Data Fisik
a. Pengumpulan Data Fisik dilakukan dengan cara melakukan
pengukuran batas bidang tanah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, dan ketentuan teknis (Petunjuk Teknis
Materi Pengukuran dan Pemetaan) yang berlaku di
Kementerian.
b. Pengukuran dan pemetaan dilaksanakan oleh Tim Fisik
(Petugas Pengukuran dan Pemetaan dapat berasal dari Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional, Kantor Pertanahan, atau
Surveyor Berlisensi).
5. Pemeriksaan Tanah
a. Pemeriksaan Tanah dilakukan oleh Panitia Pemeriksa Tanah
yang dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemeriksaan
Tanah.
b. Pemeriksaan, penelitian dan pengkajian oleh panitia
dilaksanakan untuk memperoleh kebenaran formal atas Data
Fisik dan Data Yuridis dalam rangka pemberian Hak Milik, Hak
Guna Bangunan, Hak Pakai atas tanah Negara, Hak
Pengelolaan dan permohonan pengakuan hak atas tanah.
c. Kebenaran materiil dari warkah/berkas yang diajukan dalam
rangka permohonan/pengakuan hak sepenuhnya merupakan
tanggung jawab pemohon.
d. Untuk bidang tanah yang merupakan tanah milik adat,
dilakukan pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis selama 30
(tiga puluh) hari kalender.

e. Bentuk ...
- 10 -

e. Bentuk dan isi Berita Acara Pemeriksaan Lapang dan Risalah


Panitia Pemeriksa Tanah:
1) Untuk penegasan dan pengakuan hak sesuai dengan
lampiran Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
2) Untuk pemberian hak atas Tanah Negara sesuai dengan
lampiran Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemeriksaan Tanah.
6. Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah
a. Setelah Surat Keputusan Pemberian Hak/Pengesahan Data
Fisik dan Data Yuridis, bidang tanah yang telah ditetapkan
haknya dibukukan dalam buku tanah dan untuk kepentingan
pemegang hak diterbitkan sertipikat.
b. Kewenangan penandatanganan buku tanah dan sertipikat
berpedoman pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan
Pendaftaran Tanah jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Hak atas Tanah dan Kegiatan
Pendaftaran Tanah.
7. Penyerahan Sertipikat
Sertipikat hasil Kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor) dan
PBT dan SHAT BMN yang telah terbit selanjutnya diserahkan kepada
para pemegang hak atas tanah yang pelaksanaan penyerahannya
dapat dikoordinasikan dengan Dinas atau satuan kerja terkait.

8. Pelaporan ...
- 11 -

8. Pelaporan
a. Pelaporan pelaksanaan kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas
Sektor) dan PBT dan SHAT BMN baik yang menggunakan
mekanisme PTSL maupun yang menggunakan mekanisme
Pendaftaran Tanah secara Sporadik dilakukan secara berkala
yang berisi perkembangan kemajuan dan permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan.
b. Pelaporan dilakukan oleh Ketua Tim Pelaksana kegiatan PBT
dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor) dan PBT dan SHAT BMN
kepada Kepala Kantor Pertanahan untuk selanjutnya
dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah dan ditembuskan
kepada satuan kerja daerah Kementerian/Lembaga dan
Dinas/Instansi terkait, untuk selanjutnya Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional melaporkan kepada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
c. Kemajuan pelaksanaan kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas
Sektor) dan PBT dan SHAT BMN, disampaikan Kepala Kantor
melalui:
1) Aplikasi KKP yang terintegrasi dengan dashboard PTSL;
2) SKMPP Kementerian;
3) Laporan tertulis secara berkala kepada Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional c.q.
Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah,
Direktur Jenderal Survei Pemetaan Pertanahan dan Ruang
dan Direktur Jenderal Penataan Agraria.
d. Pelaporan akhir pelaksanaan kegiatan PBT dan SHAT Mandiri
(Lintas Sektor) dan PBT dan SHAT BMN:
1) dari Kepala Kantor Pertanahan kepada Kepala Kantor
Wilayah; dan
2) dari Kepala Kantor Wilayah kepada Menteri.

e. Pelaporan ...
- 12 -

e. Pelaporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan PBT dan SHAT


Mandiri (Lintas Sektor) dan PBT dan SHAT BMN juga
disampaikan kepada Kepala Dinas terkait untuk ditindaklanjuti
pendampingan dan penataan aksesnya.
f. Pelaporan akhir harus paling kurang memuat roadmap,
pencapaian, hambatan, kendala dan permasalahan.
B. Pelaksanaan Anggaran
1. Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor)
dan PBT dan SHAT BMN berasal dari Rupiah Murni (RM).
2. Output Pendaftaran Tanah
Output kegiatan kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor) dan
PBT dan SHAT BMN berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan yaitu:
No. Kegiatan Output (Keluaran)
a. Perencanaan dan Surat Keputusan Kepala Kantor
Penetapan Calon Pertanahan tentang Penetapan Calon
Peserta dan Calon Peserta dan Calon Lokasi (CPCL)
Lokasi (CPCL) Pendaftaran Tanah Lintas Sektor
b. Perencanaan dan Surat Keputusan Kepala Kantor
Penetapan Calon Wilayah tentang Penetapan Calon
Peserta dan Calon Peserta dan Calon Lokasi (CPCL)
Lokasi (CPCL) Petani Pendaftaran Tanah Lintas Sektor
Sawit
c. Penetapan Subjek Surat Keputusan Kepala Kantor
dan Objek target PBT Wilayah tentang Penetapan Subjek
dan SHAT BMN dan Objek target PBT dan SHAT BMN
d. Persiapan • Surat Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan tentang Pembentukan
Tim Pelaksana Pendaftaran Tanah
Lintas Sektor.
• Berita Acara Sosialisasi/
Penyuluhan.
e. Pengumpulan Data Daftar Nominatif Calon Peserta dan
Yuridis Calon Lokasi (CPCL) disertai alas hak
yang dikumpulkan dan nomor berkas
pendaftaran

f. Pengumpulan ...
- 13 -

f. Pengumpulan Data Peta Bidang Tanah


Fisik
g. Pemeriksaan Tanah • Surat Tugas;
• Surat Undangan Panitia A;
• Berita Acara Penelitian Lapang;
• Risalah Panitia A;
• Pengumuman Data Fisik; dan
• Data Yuridis untuk Tanah Hak
Milik Adat.
h. Penerbitan Surat • Surat Keputusan Hak atas
Keputusan Tanah/Pengesahaan Data Fisik;
Hak atas Tanah dan
• Data Yuridis.
i. Pembukuan dan • Buku Tanah;
Penerbitan • Surat Ukur; dan
Sertipikat • Sertipikat.
j. Penyerahan Daftar Isian 301A
Sertipikat
k. Laporan Laporan

3. Standar Biaya
Standar Biaya adalah besaran biaya yang ditetapkan untuk
menghasilkan keluaran (output)/sub-keluaran (sub-output). Standar
biaya berfungsi sebagai estimasi dalam rangka pelaksanaan
anggaran. Fungsi estimasi merupakan prakiraan besaran biaya yang
dapat dilampaui, antara lain karena perubahan komponen tahapan
dan/atau penggunaan satuan biaya yang dipengaruhi harga pasar.
Besaran biaya yang dapat dilampaui memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b) Ketersediaan alokasi anggaran; dan
c) Prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.

Standar ...
- 14 -

Standar Biaya (SB) yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan


kegiatan PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor) dan PBT dan SHAT
BMN terdiri dari 8 jenis yaitu:
a) Standar Biaya Peta Bidang Tanah Mandiri;
b) Standar Biaya Sertipikat Hak Atas Tanah Mandiri;
c) Standar Biaya PBT BMN luas sampai dengan 25.000 m2;
d) Standar Biaya PBT BMN luas 25.000 m2 sampai dengan
100.000 m2;
e) Standar Biaya PBT BMN luas di atas 100.000 m2;
f) Standar Biaya SHAT BMN luas sampai dengan 25.000 m2;
g) Standar Biaya SHAT BMN luas 25.000 m2 sampai dengan
100.000 m2;
h) Standar Biaya SHAT BMN luas di atas 100.000 m2.

Tabel Standar Biaya PBT dan SHAT Mandiri (Lintas Sektor)


PBT
Volume
Mandiri SHAT
Kategori dan
ASN Pihak Mandiri Keterangan
(Zonasi) Satuan
(Rp) Ketiga (Rp)
Ukur
(Rp)
I 1 Bidang 440.500,00 509.657,00 291.866,00 Papua,
Papua
Barat, Nusa
Tenggara
Timur,
Maluku,
Maluku
Utara
II 1 Bidang 375.700,00 432.402,00 253.366,00 Sulawesi
Utara,
Sulawesi
Tengah,
Sulawesi
Tenggara,
Nusa
Tenggara
Barat,

Kepulauan ...
- 15 -

Kepulauan
Riau,
Kepulauan
Bangka
Belitung
III 1 Bidang 312.700,00 355.539,00 215.966,00 Sulawesi
Barat,
Sulawesi
Selatan,
Kalimantan
Timur,
Kalimantan
Barat, Aceh,
Sumatera
Utara,
Sumatera
Barat,
Kalimantan
Tengah,
Kalimantan
Selatan,
Gorontalo
IV 1 Bidang 244.180,00 274.995,00 175.266,00 Riau, Jambi,
Sumatera
Selatan,
Bengkulu,
Lampung
V 1 Bidang 177.540,00 194.843,00 135.366,00 Banten, DKI
Jakarta,
Jawa Barat,
Jawa
Tengah, D.I.
Yogyakarta,
Jawa Timur,
Bali
VI 1 Bidang 379.940,00 - 378.666,00 Kepulauan

Tabel ...
- 16 -

Tabel Standar Biaya PBT dan SHAT BMN s.d. luas 25.000 m2
PBT
Volume Mandiri Luas s.d. SHAT Mandiri
Kategori dan 25.000 Luas s.d.
Keterangan
(Zonasi) Satuan ASN Pihak 25.000
Ukur (Rp) Ketiga (Rp)
(Rp)
I 1 1.223.000 - 878.486,00 Papua, Papua
Bidang Barat, Nusa
Tenggara
Timur, Maluku,
Maluku Utara
II 1 1.048.000 - 738.486,00 Sulawesi Utara,
Bidang Sulawesi
Tengah,
Sulawesi
Tenggara, Nusa
Tenggara Barat,
Kepulauan
Riau,
Kepulauan
Bangka
Belitung
III 1 878.000 - 602.486,00 Sulawesi Barat,
Bidang Sulawesi
Selatan,
Kalimantan
Timur,
Kalimantan
Barat, Aceh,
Sumatera
Utara,
Sumatera
Barat,
Kalimantan
Tengah,
Kalimantan
Selatan,
Gorontalo

IV ...
- 17 -

IV 1 693.000 - 454.486,00 Riau, Jambi,


Bidang Sumatera
Selatan,
Bengkulu,
Lampung
V 1 513.000 - 310.486,00 Banten, DKI
Bidang Jakarta, Jawa
Barat, Jawa
Tengah, D.I.
Yogyakarta,
Jawa Timur,
Bali

Tabel Standar Biaya PBT dan SHAT BMN


luas 25.000 s.d. 100.000 m2
PBT
SHAT
Volume Mandiri Luas 25.000
Mandiri
Kategori dan s.d. 100.000
Luas 25.000 Keterangan
(Zonasi) Satuan ASN Pihak
s.d. 100.000
Ukur (Rp) Ketiga
(Rp)
(Rp)
I 1 2.373.000 - 1.796.486,00 Papua, Papua
Bidang Barat, Nusa
Tenggara Timur,
Maluku, Maluku
Utara
II 1 2.023.000 - 1.498.986,00 Sulawesi Utara,
Bidang Sulawesi Tengah,
Sulawesi
Tenggara, Nusa
Tenggara Barat,
Kepulauan Riau,
Kepulauan
Bangka Belitung

III ...
- 18 -

III 1 1.638.000 - 1.209.986,00 Sulawesi Barat,


Bidang Sulawesi
Selatan,
Kalimantan
Timur,
Kalimantan
Barat, Aceh,
Sumatera Utara,
Sumatera Barat,
Kalimantan
Tengah,
Kalimantan
Selatan,
Gorontalo
IV 1 1.313.000 - 895.486,00 Riau, Jambi,
Bidang Sumatera
Selatan,
Bengkulu,
Lampung
V 1 953.000 - 589.486,00 Banten, DKI
Bidang Jakarta, Jawa
Barat, Jawa
Tengah, D.I.
Yogyakarta,
Jawa Timur, Bali

Tabel Standar Biaya PBT dan SHAT BMN luas di atas 100.000 m2
PBT
SHAT
Volume Mandiri Luas di atas
Mandiri
Kategori dan 100.000
Luas di atas Keterangan
(Zonasi) Satuan ASN Pihak
100.000
Ukur (Rp) Ketiga
(Rp)
(Rp)
I 1 6.806.000 - 3.734.486,00 Papua, Papua
Bidang Barat, Nusa
Tenggara Timur,
Maluku, Maluku
Utara

II ...
- 19 -

II 1 5.913.000 - 3.104.486,00 Sulawesi Utara,


Bidang Sulawesi Tengah,
Sulawesi
Tenggara, Nusa
Tenggara Barat,
Kepulauan Riau,
Kepulauan
Bangka Belitung
III 1 5.081.000 - 2.492.486,00 Sulawesi Barat,
Bidang Sulawesi
Selatan,
Kalimantan
Timur,
Kalimantan
Barat, Aceh,
Sumatera Utara,
Sumatera Barat,
Kalimantan
Tengah,
Kalimantan
Selatan,
Gorontalo
IV 1 4.156.000 - 1.826.486,00 Riau, Jambi,
Bidang Sumatera
Selatan,
Bengkulu,
Lampung
V 1 3.256.000 - 1.178.486,00 Banten, DKI
Bidang Jakarta, Jawa
Barat, Jawa
Tengah, D.I.
Yogyakarta,
Jawa Timur, Bali

VI. Surat ...


- 20 -

VI. Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila terdapat
perubahan ketentuan terkait dengan pelaksanaan, maka Surat Edaran ini
akan disesuaikan lebih lanjut.
VII. Demikian Surat Edaran ini untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal 16 April 2021

a.n. MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
SEKRETARIS JENDERAL,

HIMAWAN ARIEF SUGOTO

Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta; dan
2. Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan
Nasional, di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai