Kepada Yth.,
Ketua Pengadilan Negeri Kendari
Di-
Jl. Mayjen. Sutoyo No.37, Tipulu, Kec. Kendari Bar., Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara 93873
Dengan Hormat,
Adalah Advokat Dan Kunsultan Hukum Yang Berkantor di Kantor Advokat dan
Konsultan Hukum Law Firm Perisai Bhakti Sinergi beralamat di Jl.
Malaka,Kompleks Citra Land, Blok H1 No.009, Kel. Anduonohu, Kec, Poasia Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan surat kuasa, tertanggal 11
(Sebelas) Januari 2023 bermatrai cukup. Demikian sah secara sendiri-sendiri dan
bersama-sama untuk bertindak untuk dan atas nama hukum untuk kepentingan klien
kami bernama :
NIK : 3201024109500002
Alamat : Bumi Mutiara Blok JD 4/26 RT/RW 005/033
Kelurahan Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri,
Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Adapun dasar dan/ atau alasan untuk diajukan Gugatan Perbuatan Melawan
Hukum (PMH) sebagai berikut:
DALAM POSITA
1. Bahwa PENGUGAT adalah Pemilik Sertifikat Hak Milik Nomor 253/Desa Wua-
Wua Gambar Situasi tanggal 12 Mei 1978 nomor 638 seluas 7.898 M 2 (Tujuh
Ribu Delapan Ratus Sembilan Puluh Delapan Meter Persegi) kini terletak di
Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara (Segitiga Tapak Kuda);
2. Bahwa tanah PENGUGAT berada dalam kekuasaan lelaki yang bernama
Sugiono Maladeni yang beralamat di Jalan Beringin No.10 RT/RW 023/005
Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari secara tanpa hak serta
bidang tanah tersebut kini di dalam penguasaan pihak-pihak lain;
Yudhi Nurcahyana di berikan Kuasa Oleh Ibu Ridho Lestari selaku Direktur Dari
PT. Bukit Makmur Resources (TERGUGAT I) sebagai (Pihak Kedua) telah
mengadakan Perjanjian Sewa Menyewa Tanah yang berlokasi di Wilayah Desa
Mapila, Kec. Kabaena Utara, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi
Tenggara seluas 909,400 M2 (sembilan ratus sembilan ribu empat ratus meter
persegi) bahwa terhadap perbuatan tersebut Para PENGGUGAT tidak pernah
memberikan ijin kepada TERGUGAT II untuk mewakili Para PENGGUGAT
yang dalam hal ini melakukan sewa menyewa terhadap objek tanah yang
dikuasai dan di olah oleh Para TERGUGAT kepada TERGUGAT I;
9. Bahwa terhadap perbuatan hukum yang dilakukan TERGUGAT II kepada
TERGUGAT I tidak pula mendapatkan persetujuan dari seluruh masyarakat di
Desa Mapila oleh sebab itu maka posisi Legal Standing yang dimiliki oleh
TERGUGAT II untuk mewakili seluruh masyarakat di Desa Mapila tidak sah
dan tidak memiliki kekuatan hukum dan tidak mengikat terhadap objek
sengketa;
10. Bahwa Perjanjian Sewa Menyewa Tanah antara TERGUGAT II dan
TERGUGAT I dibuat Akta Perjanjian Sewa Menyewa dihadapan Notaris yang
mempunyai kewenangan didaerah kerja Kota Kendari yaitu Rima Anggriyani,
S.H.,M.Kn. (TERGUGAT IV) dengan akta Perjanjian Sewa Menyewa No. 35
Tanggal 26 Juli 2021;
11. Bahwa TERGUGAT II melakukan perbuatan hukum yang dalam hal ini
mewakili seluruh masyarakat di Desa Mapila untuk memberikan perjanjian
Sewa Menyewa Tanah kepada TERGUGAT I dengan alas hak Surat
Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah dengan Nomor :
470/MPL/2021 tanggal 25-03 2021 (dua puluh lima maret dua ribu dua
puluh satu) yang dimana alas hak yang dibuat oleh TERGUGAT II tidak
pernah diketahui, disetujui dan di sosialisasikan oleh TERGUGAT II kepada
Para PENGGUGAT maupun seluruh masyarakat di Desa Mapila;
12. Bahwa tanah yang disewa oleh TERGUGAT II seluas 909,400 M2 (sembilan
ratus sembilan ribu empat ratus meter persegi) kepada TERGUGAT I masa
sewa Tanah berdasarkan Perjanjian ini adalah 3 (tiga) tahun, terhitung sejak
tanggal 26 Juli 2021 sampai dengan tanggal 26 Juli 2024 dan harga sewa
Tanah selama Masa Sewa dan/atau perpanjangan Masa Sewa sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 1 diatas adalah sebesar Rp. 5.456.400.000 (lima milyar
empat ratus lima puluh enam juta empat ratus ribu rupiah);
13. Bahwa Patut diduga berdasarkan Kesaksian dan keterangan Masyarakat Desa
dan Para PENGGUGAT yang berdomisili di Desa Mapila yang dimana
TERGUGAT II telah menjual tanah seluas 909,400 M 2 (sembilan ratus
sembilan ribu empat ratus meter persegi) yang diklaim sebagai Tanah Kas
Desa (TKD) kepada TERGUGAT I tanpa sepengetahuan dan persetujuan
seluruh Masyarakat Desa Mapila dan TERGUGAT II telah membagikan hasil
penjualan Tanah Kas Desa (TKD) kepada sebagian kepada masyarakat di
Desa Mapila;
14. Bahwa sebagaimana Intruksi Mendagri No. 26 Tahun 1992, nomenklatur
Tanah Bengkok telah diubah menjadi Tanah Kas Desa (TKD). Berdasarkan
ketentuan tersebut walaupun istilah TKD tidak di jelaskan secara eksplisit
dalam UU NO 6 Tahun 2014 tentang Kewenangan Desa Tanah Kas Desa
memiliki defenisi yang sama dengan tanah bengkok. Dahulu Tanah bengkok
memiliki arti bahwa tanah desa yang merupakan kekayaan milik desa
yang tidak di perboleh dilakukan pelepasan hak kepemilikan kepada
pihak lain (diperjual belikan) tanpa persetujuan warga desa;
15. Bahwa Permendagri No 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Kekayaan Desa dan Permendagri Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan
Aset Desa. Dimana dari kedua ketentuan tersebut, bahwa Tanah Kas Desa
(TKD) tidak diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan kepada
pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan umum dan ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa (Peraturan Desa) yang terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Badan Permusawaratan Desa (BPD) yang
mendapatkan ijin tertulis dari Bupati/Walikota dan Gubernur.
16. Bahwa dimana dalam Akta Perjanjian Sewa Menyewa tersebut yang dilakukan
TERGUGAT I dan TERGUGAT II diketahui pembayaran harga sewa akan di
lakukan melalui transfer bank rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang
Kantor Unit BRI Kabaena No. 4884-01-018530-53-4; Nama Rekening PT. Adhe
Bangun Propertindo (TERGUGAT III);
17. Bahwa berdasarkan Permendagri NO 4 Tahun 2007 Tentang kekayaan Desa
Pasal 14 ayat (1) Hasil pemanfaatan Kekayaan Desa sebagaimana dalam
pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 merupakan
PENGGUGAT dan perbuatan yang dilakukan TERGUGAT II yang dalam hal ini
menyewakan tanah atau lahan milik Para PENGGUGAT kepada TERGUGAT
I nyatalah perbuatan tersebut adalah Perbuatan Melawan Hukum yang
sebagaimana ditegaskan oleh Pasal 1365 KUHPerdata maka sudah
sepantasnya demi hukum TERGUGAT III harus mengembalikan hasil
pembayaran sewa Tanah Kas Desa kepada TERGUGAT I dan sepatutnya juga
TERGUGAT IV mencabut dan membatalkan Akta Perjanjian Sewa Menyewa
No. 35 tertanggal 26 Juli 2021 dikarenakan seluruh proses administrasi yang
dibuat oleh TERGUGAT II tidak sah dan tidak mengikat terhadap objek
sengketa, maka Para TERGUGAT dan siapapun yang nantinya menguasai
objek sengketa harus mengembalikan dan mengosongkan objek sengketa
tanpa alasan apapun;
22. Bahwa berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata menegaskan bahwa “Tiap
perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada pihak
lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut”;
23. Bahwa dikarenakan perbuatan yang dilakukan oleh Para TERGUGAT tersebut
adalah nyata melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dan telah
merugikan bagi Para PENGGUGAT karena Para PENGGUGAT tidak dapat
menguasai dan menikmati objek tanah sengketa sejak tahun 2021 maka sudah
sepantasnya menurut hukum Para TERGUGAT dihukum untuk membayar
ganti Kerugian kepada Para PENGGUGAT dengan rincian sebagai berikut :
A. Kerugian Materiil:
B. Kerugian Immateriil :
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dengan ini Para PENGGUGAT mohon
kiranya kepada yang Terhormat Ketua Pengadilan Negeri Pasar Wajo untuk
menerima, memanggil para pihak di muka persidangan untuk didengar dan diperiksa
DALAM PETITUM
2. Menyatakan secara sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan Para
PENGGUGAT dalam perkara ini;
3. Menyatakan Para PENGGUGAT adalah pemilik tanah atau lahan yang sah
dalam objek sengketa yang beralamat di Dusun Pising, Desa Mapila, Kec.
Kabaena Utara Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara;
4. Menyatakan tidak sah dan batal Akta Perjanjian Sewa Menyewa yang dibuat
dihadapan TERGUGAT IV dan disepakati oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT
II dengan NO: 35 pada tanggal 26 Juli 2021;
6. Menghukum Para TERGUGAT untuk menyerahkan tanah atau lahan milik Para
PENGGUGAT dengan bentuk semula dan segera mengosongkan objek
sengketa tanpa ada alasan apapun;
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pasar Wajo yang memeriksa dan
mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex
Aequo Et Bono).
Demikian Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) ini kami ajukan, atas
perhatiannya dan kebijaksanaannya dan terkabulnya dapat kami haturkan banyak
terima kasih.
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Para PENGGUGAT
Law Firm Perisai Bhakti Sinergi