Anda di halaman 1dari 6

Lubuklinggau, 30 Januari 2023

Perihal : PERMOHONAN KEBERATAN TERHADAP GANTI KERUGIAN


BERDASARKAN MUSYAWARAH PENETAPAN GANTI KERUGIAN

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri
Lubuklinggau

di
Jl. Depati Said No.1, Tapak Lebar, Kecamatan Lubuk Linggau Barat II,
Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Pajarudin
Tanggal Lahir/Usia : 12 Desember 1974/49 Tahun
Tempat Tinggal : Jalan Sehase, RT/RW: 07, Kelurahan Siring Agung
Kecamatan Lubuklinggau Selatan II
Pekerjaan : Wiraswasta/Petani
Untuk selanjutnya dalam permohonan ini disebut sebagai PEMOHON KEBERATAN
yang beralamat di Jalan Sehase RT.007 Kel. Siring Agung Kec. Lubuklinggau Selatan
II Kota Lubuklinggau.

Dengan ini PEMOHON KEBERATAN yang beralamat di Jalan Sehase RT.007 Kel.
Siring Agung Kec. Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau mengajukan
permohonan keberatan terhadap ganti kerugian berdasarkan musyawarah penetapan
ganti kerugian, kepada Termohon:

1. KANTOR BADAN PERTANAHAN KOTA LUBULINGGAU, yang berkedudukan di Kota


Lubuklinggau, untuk selanjutnya dalam permohonan ini disebut sebagai
TERMOHON I.
2. PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UIP-SBS, yang berkedudukan di Kota Palembang, untuk selanjutnya dalam
permohonan ini disebut sebagai TERMOHON II.

Adapun yang menjadi obyek permohon keberatan adalah tanah, bangunan dan
tanaman sebagai obyek pengadaan tanah sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 6
PP 19/2021 (BUKTI P.2), yang berlokasi sesuai dengan Surat Keterangan Jual Beli
tanggal 31 Agustus 2009 (BUKTI P.3) di Jalan Gajah Mada/Jalan Lingkar Utara
Kota Lubuklinggau RT. 07 Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau
Selatan II, Kota Lubuklinggau, Propinsi Sumatera Selatan yang diketahui menjadi
obyek pengadaan tanah dan ruang bebas (ROW) SUTT 150 Kv Lubuklinggau-Tebing
Tinggi oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan UIP-
SBS.

A. Adapun uraian yang menjadi dasar permohonan keberatan adalah sebagai


berikut:
1. Bahwa PEMOHON KEBERATAN merupakan orang perseorangan (BUKTI P.1)
yang merupakan Pihak yang Berhak (vide Pasal 18 Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum “PP 19/2021”) (BUKTI P.2) yang
dibuktikan dengan Surat Perjanjian Jual Beli tanggal 31 Agustus 2009 (BUKTI
P.3), yang mengajukan keberatan terhadap ganti kerugian berdasarkan
musyawarah penetapan ganti kerugian yang dilaksanakan pada tanggal 17
Januari 2023 oleh Jaksa Pengacara Negara pada Kantor Pengacara Negara
Kejaksaan Negeri Lubuklinggau, terhadap tanah, bangunan dan tanaman
sebagai obyek pengadaan tanah sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 6 PP
19/2021 (BUKTI P.2), yang berlokasi sesuai dengan Surat Keterangan Jual
Beli tanggal 31 Agustus 2009 (BUKTI P.3) di Jalan Gajah Mada/Jalan
Lingkar Utara Kota Lubuklinggau RT. 07 Kelurahan Siring Agung,
Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Kota Lubuklinggau, Propinsi
Sumatera Selatan yang diketahui menjadi obyek pengadaan tanah dan ruang
bebas (ROW) SUTT 150 Kv Lubuklinggau-Tebing Tinggi oleh PT PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan UIP-SBS.
2. Bahwa PEMOHON KEBERATAN memiliki kompetensi untuk mengajukan
permohonan terhadap ganti kerugian berdasarkan musyawarah penetapan
ganti kerugian, yang dibuktikan dengan:
- Foto copy Kartu Identitas Penduduk (KTP); (BUKTI P.1)
- Surat Perjanjian Jual Beli tanggal 31 Agustus 2009; (BUKTI P.3).
Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3
Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan dan Penitipan Ganti
Kerugian ke Pengadilan Negeri dalam Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum sebagaimana yang telah diubah melalui Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Pengajuan Keberatan dan Penitipan Ganti Kerugian Ke Pengadilan
Negeri dalam Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
(BUKTI P.4).
3. Bahwa permohonan keberatan yang diajukan PEMOHON KEBERATAN adalah
masih dalam tenggang waktu 14 hari setelah hasil musyawarah penetapan
ganti kerugian, yang walaupun PEMOHON KEBERATAN sama sekali tidak
menerima atau diberikan Salinan dokumen berita acara hasil meusyawarah
ganti kerugian, dapat diketahui bahwa musyawarah penetapan ganti kerugian
telah dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2023 oleh Jaksa Pengacara
Negara pada Kantor Pengacara Negara Kejaksaan Negeri Lubuklinggau.
4. Adapun alasan-alasan keberatan ini akan disebutkan dalam uraian-uraian
yang secara jelas diterangkan sebagai berikut:
a. Bahwa PEMOHON KEBERATAN telah mengajukan keberatan atas
pembangunan atau dalam pengadaan tanah dan ruang bebas (ROW) SUTT
150 Kv Lubuklinggau-Tebing Tinggi oleh PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Selatan UIP-SBS melalui Surat kepada
Gubernur Sumatera Selatan tanggal 11 Oktober 2019 (Bukti P.5). Namun
terhadap keberatan tersebut tidak terdapat tindak lanjutnya.
b. Bahwa pengadaan tanah dan ruang bebas (ROW) SUTT 150 Kv
Lubuklinggau-Tebing Tinggi oleh PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Selatan UIP-SBS yang turut melibatkan
tanah, tanaman dan bangunan sebagai obyek pengadaan juga tidak pernah
diberitahukan kepada PEMOHON KEBERATAN sebagai pihak yang
berhak.
c. Bahwa PEMOHON KEBERATAN baru dapat mengetahui perkiraan ganti
kerugian adalah melalui musyawarah penetapan ganti kerugian telah
dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2023 oleh Jaksa Pengacara Negara
pada Kantor Pengacara Negara Kejaksaan Negeri Lubuklinggau, yang
berdasarkan informasi dari Jaksa Pengacara Negara selaku Kuasa dari
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan UIP-
SBS, diketahui perkiraan ganti kerugian adalah senilai kurang lebih
Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta rupiah).
d. Bahwa nilai sebagai dimaksud adalah tidak diketahui apa saja yang
menjadi obyek penilaian, yang berdasarkan Pasal 6 ayat (9) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum:
“Perkiraan nilai tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i,
menguraikan perkiraan nilai Ganti Kerugian Objek Pengadaan Tanah,
meliputi:
1. tanah;
2. Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah;
3. bangunan;
4. tanaman;
5. benda yang berkaitan dengan tanah; dan
6. kerugian lain yang dapat dinilai.
e. Bahwa nilai ganti kerugian senilai kurang lebih Rp48.000.000,00 (empat
puluh delapan juta rupiah) adalah sama sekali bukan nilai ganti kerugian
yang layak dan adil (vide Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengdaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum).
f. Tidak layak dan tidak adilnya nilai ganti kerugian tersebut oleh karena
terdapat obyek berupa tanah, bangunan dan tanaman yang seharusnya
menjadi penentuan atau dasar penilaian oleh penilaian dengan rincian
sebagai berikut:
- Bahwa tanah yang dikuasai atau dimiliki oleh PEMOHON KEBERATAN
adalah berlokasi di tempat yang strategis, tidak kurang dari 100 meter
Jalan Gajah Mada/Jalan Lingkar Utara Kota Lubuklinggau sebagai
penghubung Propinsi Sumatera Selatan dengan Propinsi Jambi, yang
nilainya dipesangkakan dalam keberatan ini dipersamakan dengan
tanah lainnya yang berada jauh dari jalan raya, tidak memiliki aliran
listrik, air serta jauh dari pemukiman penduduk, pusat pergudangan,
wisata, memliki topografi yang julang-curam, yang sebaliknya dapat
disampaikan kondisi tanah PEMOHON KEBERATAN adalah memiliki
nilai instrinsik yang melekat sebagai berikut:
1) Berlokasi kurang lebih 100 meter dari Jalan Gajah Mada/Jalan
Lingkar Utara Kota Lubuklinggau sebagai penghubung Propinsi
Sumatera Selatan dengan Propinsi Jambi dan berlokasi kurang
lebih 200 meter dari Jalan Lintas Tugumulyo; (Bukti P.7)
2) Berada pada kawasan pemukiman, pergudangan, tempat wisata
kuliner, pusat Pendidikan, stasiun pengisian bahan bakar umum
(SPBU) dan pasar tradisional; (Bukti P.8)
3) Terdapat akses jaringan listrik, selular, jaringan wifi; (Bukti P.9)
4) Memiliki topografi yang datar; (Bukti P.10)
5) Memiliki jaringan irigasi sekunder; (Bukti P.11)
6) Dapat digunakan untuk usaha pertanian/perkebunan/budidaya
ikan dan wisata. (Bukti (P.12)
- Bahwa dengan obyek tanah yang memiliki karakteristik demikian tentu
berbeda dengan tanah-tanah lainnya pengadaan tanah dan ruang
bebas (ROW) SUTT 150 Kv Lubuklinggau-Tebing Tinggi oleh PT PLN
(Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan UIP-SBS,
yang sudah seharusnya dalam proses penilaian hal tersebut menjadi
factor nilai fisik dan nilai non fisik sebagaimana yang ditentukan
dalam Standar Penilaian Indonesia (SPI 306 Tahun 2015) (Bukti P.13),
di mana penilai diwajibkan untuk menngunakan pendekatan highest
and best use-HBU (Vide clause 2.6 SPI 306 Tahun 2016), sehingga
didapatkan nilai aset yang tertinggi guna didapatkan nilai penggantian
yang wajar.
g. Bahwa dengan nilai ganti kerugian senilai kurang lebih Rp48.000.000,00
(empat puluh delapan juta rupiah) menandai bahwa penilaian dilakukan
dengan tidak komprehensif, yang diperkirakan oleh PEMOHON
KEBERATAN; penilaian tidak dilakukan oleh penilai dengan melakukan
pengecekan fisik dan non-fisik atas tanah dan/atau tidak digambarkannya
kondisi obyek tanah, bangunan dan tanaman oleh PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan UIP-SBS atau setidak-
tidaknya penilaian hanya didasarkan atas nilai objek pajak atas tanah saja,
sedangkan terdapat obyek lain yang harus dilakukan penilaian yang
meliputi:
- Tanah;
- Bangunan; dan
- Tanaman.
h. Atas hal tersebut melalui permohonan keberatan ini disampaikan
permohonan/tuntutan PEMOHON KEBERATAN, yang pada pokoknya
adalah sebagai berikut:
- Agar tanah yang menjadi obyek ganti kerugian dinilai dan diganti
sesuai dengan nilai pasar yang saat ini berada pada nilai Rp300.000
(tiga ratus ribu rupiah) hingga Rp600.000 (enam ratus rupiah) per meter
M2 (meter peresegi), sesuai dengan transaksi jual beli tanah yang
berada di lokasi yang sama yang terjadi selama Tahun 2019-2023.
- Agar bangunan berupa rumah semi permanen yang dibuat dengan
dana tidak kurang dari Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah)
diganti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta
nilai pemindahannya (solatium) senilai Rp20.000.000,00 (dua puluh
juta rupiah) dengan perhitungan mengingat kelengkapan bangunan
dapat dipergunakan kembali. Adapun rincian dari pembuatan rumah
semi permanen tersebut adalah sebagai berikut:
 Biaya penimbunan tanah;
 Biaya konstruksi bangunan;
 Biaya tukang.
- Agar tanaman produktif sebanyak 20 pohon yang ada, diganti rugi
senilai Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) per tanaman.
i. Berdasarkan hal tersebut di atas, total nilai ganti kerugian adalah nilai
ganti kerugian atas tanah yang per meter perseginya dinilai dengan
Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah) hingga Rp600.000 (enam ratus rupiah)
per meter M2 (PEMOHON KEBERATAN sama sekali tidak mengetahui
berapa luas tanah yang menjadi obyek ganti rugi), ditambah dengan nilai
bangunan semi permanen berikut dengan pemindahannya senilai
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan ditambah dengan ganti
kerugian terhadap tanaman berupa pohon produktif dengan total
Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah).
j. Bahwa obyek tanah, bangunan dan tanaman tersebut di atas berada tepat
di bawah lintasan jaringan SUTT (RoW) sehingga memiliki dasar untuk
dihitung ganti kerugiannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
k. Bahwa dalam rangka untuk mengobyektifikasi nilai ganti kerugian dan
dalam rangka untuk didapatkan nilai yang adil dan layak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, PEMOHON KEBERATAN
meminta perkenan Majelis Hakim dalam perkara a quo untuk melakukan
peninjauan langsung/pemeriksaan setempat dan PEMOHON KEBERATAN
akan mengajukan bukti-bukti untuk memperkuat dallil-dalil
permohonannya pada pemeriksaan persidangan, sehingga ganti kerugian
adalah dihasilkan dengan nilai yang adil dan layak bagi PEMOHON
KEBERATAN yang hanya seorang petani yang memiliki kedudukan rentan
dan hanya dinilai sebagai sub-obyek dalam pengadaan tanah untuk
kepentingan umum.
l.
B. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, dimohon kepada Majelis Hakim pada
perkara a quo untuk memutuskan permohonan keberatan ini dengan amar
sebagai berikut:
1. mengabulkan Keberatan dari PEMOHON KEBERATAN;
2. menetapkan bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian sesuai tuntutan
PEMOHON KEBERATAN;
3. menghukum para Termohon Keberatan untuk melaksanakan pemberian
Ganti Kerugian sesuai tuntutan PEMOHON KEBERATAN;
4. menghukum para TERMOHON KEBERATAN untuk membayar biaya
perkara.

Atau apabila Yang Mulia berpendapat lain, maka Pemohon memohon putusan
yang seadil-adilnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (ex aequo et
bono).

PEMOHON KEBERATAN
Pajarudin

Anda mungkin juga menyukai