Oleh:
Vitriani
Kepala Sub Direktorat Pemetaan dan Pengelolaan Data Dasar
Direktorat Jenderal Survei Pemetaan Pertanahan dan Ruang
2
PEMANFAATAN LIDAR
Light Detection and Ranging yang selanjutnya disingkat LIDAR, adalah metode penginderaan jauh yang menggunakan Light Amplification by Stimulated
Emission of Radiation (LASER) yang dapat mengukur jarak terhadap objek dengan memancarkan pulsa LASER dan mengukur perbedaan waktu antara
pancaran pulsa laser dan penerimaan kembali pulsa refleksi (interval).
Terdapat 3 komponen utama dalam sistem LiDAR, yaitu Sensor LiDAR, DGPS (Differential Global Positioning System), dan IMU (Inertial Measuring
Unit
Interval waktu yang tercatat untuk setiap pantulan dikonversi menjadi jarak, yang kemudian dikombinasikan dengan informasi posisi dan informasi dari
GNSS receiver, IMU dan instrumen LIDAR itu sendiri yang memungkinan untuk menghitung lokasi titik 3D dari objek.
Nilai itensitas LiDAR merupakan kekuatan dari gema backscattered pada objek dipermukaan bumi untuk setiap titik/materi terukur yang dipancarkan
oleh sensor
Digunakan untuk mendapatkan data yang sangat detail tentang bentuk permukaan bumi, topografi, dan objek di permukaan tanah
Data yang diperoleh dapat digunakan untuk membuat model 3D melalui ekstraksi point clouds yang merepresentasikan permukaan objek dan
topografi.
Perbandingan Output
3
CONTOH PEMANFAATAN LIDAR
Pemetaan identifikasi titik batas bidang tanah menggunakan LiDAR, foto udara, dan UAV
Point Cloud adalah sekumpulan titik yang merepresentasikan bentuk permukaan objek yang dipindai, yang
menghasilkan koordinat 3D (X,Y, Z).
DTM 7
DSM (dari point clouds) Filtering/klasifikasi point clouds
Building Outlines (BO) Point clouds
Bisa dibentuk dari :
Orthophoto
Source : esri.com/content
Building site detection Z value obtained without taking Extruded building footprint
to form 3D model LoD 1
Directorate General of Land and Spatial Survey and Mapping bhumi.atrbpn.go.id ditjensppr. atrbpn
Digital Twin
Source : Journal Of Geodesy and Geomatic Geoid Vol. 17, No.2, 2022, (176-184)
Directorate General of Land and Spatial Survey and Mapping bhumi.atrbpn.go.id ditjensppr. atrbpn
PILOT PROJECT BOGOR
UPGRADING DATA SPASIAL DASAR 3D
12
HASIL AKUISISI FOTO UDARA
• Total keseluruhan frame foto yang diperoleh dari pemotretan ini adalah 55,165 frame foto udara, yang
merupakan gabungan antara sensor kamera Sony A7RIV maupun kamera internal Lidar AA450
• Untuk kawasan istana bogor yang tidak bisa dilakukan pemotretan udara maka dilakukan penambalan dengan
sumber citra satelit.
13
HASIL AKUISISI DAN PENGOLAHAN LIDAR
Point cloud
Point cloud terklasifikasi
• Klasifikasi Point Cloud : Ground,
non Ground (Vegetasi+Bangunan)
• Klasifikasi menggunakan kombinasi
algoritma Random Forest berbasis
kecerdasan buatan (AI) dan Blue
Marble Geographic’s Hybrid Filtering,
• Data point clouds ground
kemudian digunakan untuk
pembentukan DTM
14
HASIL PENGOLAHAN LIDAR
2. DTM dan DSM
15
PEMODELAN
16
DETEKSI TAPAK BANGUNAN
17
ALUR PEKERJAAN PEMBUATAN LOD 2
18
- =
MODEL LOD 2
19
PEMODELAN LOD3
20
3D OBLIQUE LOD 3
21
HASIL PEMODELAN 3D LOD3 BOGOR ICON CIMANGGU
22
UJI AKURASI
❑ Uji Akurasi Horizontal dilakukan terhadap Koordinat X,Y pada Peta Foto terhadap
Koordinat X,Y titik uji ICP (nilai CE90 =21.37 cm)
❑ Uji Akurasi Vertikal dilakukan terhadap ketinggian DTM dan Point Cloud terhadap nilai z titik
Uji ICP (nilai LE90)
❑ Uji Akurasi Model : Completeness (omission dan commission), ketepatan bentuk geometri
(correctness), akurasi geometri model, dan uji statistic terhadap geometri model.
23
KAJIAN PILOT PROJECT UPGRADING DATA SPASIAL 3D
WHAT’S LEARN
Perlunya dilakukan Uji Model 3D selain Uji akurasi vertical dan horizontal;
DTM dari point cloud Lidar mempunyai Tingkat akurasi vertical yang lebih baik dibandingkan dengan point cloud
dari FU baik tegak maupun oblique;
Kombinasi antara Foto udara dan Lidar dianggap efektif untuk pemodelan 3D;
Isue Big Data
Interoperabilitas data;
Tantangan dalam pemodelan: Pemanfaatan AI, Pemodelan bangunan, Pemodelan Atap;
Peningkatan Kualitas data Bidang tanah (Reposisi dan Plotting Kw456) agar model 3D bangunan terlandingkan
dengan tepat pada persil yang sudah valid;
24
WHAT’S NEXT
▪ Undang-Undang Pokok Agraria UUPA dan diperkuat dengan terbitnya UUCK (UU 11 Tahun 2020) serta Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 definisi Hak Atas Tanah tidak terbatas permukaan tanah saja, namun meliputi
ruang atas dan bawah permukaan bidang tanah, selanjutnya perlu diformulasikan standar yang baku dalam
pemetaan dan pendaftaran RAT RBT;
▪ Diperlukan Platform dan Sistem Manajemen Basis Data Pertanahan yang mengakomodir Kadaster 3D;
▪ Pemodelan memungkinkan terciptanya tema2 baru dalam pemetaan termasuk Analisa spasial untuk berbagai
keperluan;
▪ Pemodelan 3D Bangunan bisa menjadi informasi dalam penghitungan Potensi pajak daerah bagi Pemerintah Daerah
maupun pusat, termasuk penghitungan pembiayaan perbankan. Dari model yang akurat bisa diperkirakan dimensi
bangunan (luas, dan jumlah lantai);
▪ Peningkatan capacity building dan infrastruktur yang memadai untuk mempercepat penyediaan data geospasial 3D.
25
TERIMA KASIH
26