Anda di halaman 1dari 28

ACARA I

SURFACE (3D ANALYS)

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan fungsi data managemen termasuk di
dalamnya pembuatan data TIN menggunakan data titik tinggi
Kabupaten Rembang
2. Mahasiswa dapat melakukan dan memahami fungsi kenampakan 3D
pada data TIN hasil managemen data titik tinggi di Kabupaten
Rembang
3.Membuat peta arah hadap lereng berdasarkan data DEM (Digital
elevation model)

II. ALAT DAN BAHAN


1.Komputer atau Laptop.
2.Aplikasi ArcGIS.
3.Microsoft Excel

III. DASAR TEORI

1.Pengertian SIG

SIG (Sistem Informasi Geografis) Salah satu model informasi yang


berhubungan dengan data spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di
permukaan Bumi adalah Sistem Informasi Geografi (SIG). Sistem Infomasi
Geografis merupakan bagian dari ilmu Geografi Teknik (Technical Geography)
berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data-data
keruangan (spasial) untuk kebutuhan atau kepentingan.

1.Slope
Fungsi slope menentukan slope atau laju perubahan maksimum dari setiap
sel dengan tetangganya. Fungsi ini menghasilkan theme slope grid berupa nilai
slope dalam persentasi (contoh: slope 10%) atau dalam derajat (contoh: slope
45°).

2.Hillshade

Fungsi hillshade digunakan untuk memprediksi iluminasi sebuah surface


untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi. Untuk analisis, hillshade dapat
digunakan untuk menentukan panjangnya waktu dan intensitas matahari pada
lokasi tertentu. Untuk visualisasi, hillshade mampu menonjolkan relief dari
surface.Digital Elevation Model (DEM) merupakan bentuk penyajian ketinggian
permukaan bumi secara digital. Dilihat dari distribusi titik yang mewakili bentuk
permukaan bumi dapat dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur, dan acak.
Sedangkan dilihat dari teknik pengumpulan datanya dapat dibedakan dalam
pengukuran secara langsung pada objek (terestris), pengukuran pada model objek
(fotogrametris), dan dari sumber data peta analog (digitasi). Teknik pembentukan
DEM selain dari Terestris, Fotogrametris, dan Digitasi adalah dengan pengukuran
pada model objek, dapat dilakukan seandainya dari citra yang dimiliki bisa
direkonstruksikan dalam bentuk model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia
sepasang citra yang mencakup wilayah yang sama.

DEM digunakan dalam berbagai apllikasi baik secara langsung dalam


bentuk visualisasi model permukaan tanah maupun dengan diolah terlebih dahulu
sehingga menjadi produk lain. Informasi dasar yang diberikan DEM dan
digunakan dalam pengolahan adalah koordinat titik-titik pada permukaan tanah.

Informasi lain yang dapat diturunkan dari DEM adalah :

 Jarak pada relief atau bentuk permukaan tanah


 Luas permukaan suatu area
 Slope dan aspect
 Kontur
IV.METODE DAN LANGKAH KERJA

1.Membuka aplikasi ArcGIS→ArcMap,mulai dengan click alikasi ArcMap


→Add data batas_kab_jateng_diy_bako_june2004

2.Selection→select by attributes pilih kabupaten Rembang lalu klik apply untuk


memastikan daerah yang telah terselect dan klik OK.
3. Lakukan export data pada layer batas kabupaten→ lalu namai
Kabupaten_Rembang klik save. Jika Tampilan Kabupaten Rembang sudah
muncul, unceklist layer batas kabupaten.

4.Add data garis kontur

5.Clip garis kontur beri nama kontur_rembang lalu unceklist pada layer garis
kontur.Isi input dengan garis kontur,Clip Features dengan
kabupaten_rembang,dan beri nama outputnya dengan kontur_rembang.
6.Klik icon search lalu ketik “Create TIN” →isi outputnya menjadi
TIN,Coordinate systemnya dengan WGS 1984 UTM Zone,dan Input Feature
dengan kontur_ rembang
7. Klik search “TIN TO RASTER” (input tin diisi TIN, Output raster diberi nama
EXTRACT_TIN dalam bentuk gdb, output data type diisi FLOAT, Method diisi
LINEAR) klik OK
8. Klik search ketik “ TOPO TO RASTER” (Input feature data diisi
kontur_rembang, output surface raster dinamai dem dalam bentuk gdb) klik save.
9.Search EXTRACT BY MASK (Input raster diisi DEM, input raster of feature
mask data diisi KAB_REMBANG, Outpus raster dinamai EXTRACT_DEM
dalam bentuk gdb)
10.Search “Create Feature Class” (Feature class location disimpan pada folder
yang telah ditentukan, feature class name diisi SAMPLE, geometry type diisi
POINT, koordinat diisi WGS 1985 UTM ZONE 1984.

11. Start editing klik create feature klik SAMPLE (point)→lalu membuat sample
point minimal 30 titik dengan ketentuan letak bebas→save edit→stop edit.
12.Search “EXTRACT MULTI VALUES TO POINT” (input point features diisi
SAMPLE, input rasters diisi EXTRACT TIN dan pada output field name di
rename menjadi NILAI_TIN . Lalu pada EXTRACT DEM output field name
diubah menjadi NILAI_DEM. Klik save

13.Membuat grafik perbandingan nilai tin dan nilai dem, Pada layer SAMPLE
klik kanan pilih open atribut table lalu buka excel→open→browse pada folder
yang telah ditentukan→ pilih folder SAMPLE.
14.Klik search ketik “SLOPE” ( pada input raster diisi EXTRACT_DEM, output
raster dinamai E_SLOPE dalam bentuk gdb, output measurement diisi
PERCENT_RISE , klik OK.
15.
15.Search “RECLASSIFY” (Input raster diisi E_SLOPE , reclass field klik
classification atur setting pada class diganti 5, method diganti “manual”, Break
Values diatur menjadi 8, 15. 25. 45, 100. Output Raster diganti
Reclassify_e_slope dalam bentuk gdb.
16. Klik Search ketik “Raster to polygon” (input raster diisi diisi
RECLASSIFY_E_SLOPE, field diisi value, output polygon features dinamai
RECLASS_POLYGON diluar gdb.
17.Pada layer klik RECLASSE klik kanan open atribut table →add field (name
=luas, type= double) . Lalu setelah fiels luas muncul, klik pada luas calculate
geometry. Select by attributes dengan ketentuan luas < 1.000.000.
18.Klik search→eliminate→pilih pada ELIMINATE DATA MANAGEMENT
(input layer diisi RECLASS_POLYGON, output feature class dinamai
ELIMINATE diluar gdb.)
19.Search ketik “SMOOTH POLYGON” ( input diisi ELIMINATE ,output diisi
kemiringan lereng, smoothing algoritm diisi PAEK, Smoothing tolerance diisi
100, handling topological errors diisi FLAF_ERRORS)

20.Pada layer kemiringan lereng klik kanan→open attribute→Add


field→keterangan→text.Selanjutnya buka lagi select by att,isi Gridcode 1→Field
Calculator menjadi “DATAR”,Klik ok.Lakukan hal tersebut hingga gridcode 5
dengan keterangan Landai,agak curam,Curam,dan sangat curam.
21.Pada layer kemiringan lereng klik kanan properties→symbology, pilih
categories→unique values,value field(keterangan),add all values.Kemudian klik
kanan semua values→properties for selection symbol→outline(no color)
22.Search “HILLSHADE” (Input raster diisi EXTRACT_DEM, output raster diisi
HILLSHADE dalam gdb). Lalu klik kanan pada layer kemiringan
lereng→properties→display, transparent diatur 40%,setelah itu peta yang telah
jadi dapat di layout.
V.HASIL PRAKTIKUM

1.Grafik Perbandingan Nilai TIN dan DEM

Grafik Perbandingan Nilai TIN dan


Nilai DEM
400.00000000000

200.00000000000

0.00000000000
1 3 5 7
9 11 13
15 17 19 NILAI_TIN
21 23 25
27 29 31

NILAI_TIN NILAI_DAM

2.Screenshoot TIN

3.Screenshot DEM
4.Screenshoot Hillshade

5.Peta kemiringan lereng (Terlampir)


VI.ANALISIS

Pada praktikum yang telah dilakukan,metode 3D analysis data yang


digunakan menggunakan data spasial digital RBI.Dapat digunakan untuk analisis
kenampakan di wilayah kabupaten Rembang.TIN terbentuk karena data elevasi
nilai z pada tabel atribut yang dibuat.Menurut hasil yang didapatkan nilai
tertinggi titik TIN sebesar 6,87071000000 dan nilai terendahnya sebesar
137,50000000000,sedangkan nilai tertinggi titik DEM sebesar 6,99331000000
dan nilai terendahnya 143,50300000000.

Perubahan nilai titik tertinggi dan terendah baik data TIN maupun data
DEM diakibatkan karena keadaan topografi di wilayah Rembang berbeda-
beda.Pada saat pemberian titik ketinggian dilakukan secara acak dan merata
karena di wilayah rembang didominasi dataran tinggi di bagian utara dan dataran
yang relatif rendah di bagian selatan.Wilayah di bagian utara ini mempunyai
ketinggian antara 100-500 meter dpl (30.42% dari total wilayah Kabupaten
Rembang) dan sisanya berada pada ketinggian 0-25 m dan 500-1000 m.Untuk
model analisis dapat dibuat beberapa aspek seperti pada saat pembuatan hillshade
dan slope. Hillshade berfungsi untuk analisis visualisasi bentuk lahan,hillshade
juga mengakumulasikan bayangan terhadap bidang atau wilayah yang memiliki
elevasi tinggi.Relief pada hillshade terlihat kasar terlihat pada peta.Sedangkan
untuk slope digunakan untuk melihat kemiringan suatu daerah.Slope dapat
diidentifikasi kemiringannya dan ketinggiannya dengan melihat warna pada
wilayahnya. Warna hijau tua pada peta menggambarkan dataran rendah,hijau
muda menggambarkan daerah atau wilayah yang landai,warna kuning
menandakan wilayah agak curam,warna oranye menandakan daerah
curam,sedangkan warna merah menandakan wilayah yang sangatt curam.Proses
analisis peta dengan menggunakan metode 3D Analys dapat diketahui bahwa
wilayah kabupaten Rembang memiliki ketinggian,kemiringan lereng,serta arah
lereng yang bervariasi.
VII.KESIMPULAN

1.Slope untuk melihat kemiringan pada suatu daerah pada kemiringan yang
terlihat pada warna yang digunakan.

2.DEM digunakan untuk menggambarkan kemiringan medan pada suatu wilayah.

3.Data dari titik DEM lebih tinggi daripada data dari titik TIN.

DAFTAR PUSTAKA
Munir,Ahmad. 2012. Ilmu Ukur Wilayah dan Sistem Informasi Geografis.
Jakarta. Kencana Prenada Media Group

Hamidi. 2014. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Penyebaran


Dana Bantuan Operasional Sekolah. Jurnal masyarakat informatika.
Volume 2. Nomer 3. 2086– 4930.

http://monica-ria-felicia.blogspot.com/2015/04/laporan-praktikum-sistem
informasi.htm?m=1 (Diakses pada 11 Oktober 2019 pukul 19.46 WIB)

Anda mungkin juga menyukai