Anda di halaman 1dari 14

MATERI V

ANALISIS MODEL PERMUKAAN /SURFACE (3D-ANALYST)


I. TUJUAN
1. Melatih praktikan untuk memahami model permukaan Digital Elevation
Model (DEM), Digital Terrain Model (DTM), Triangulated Irregular
Network (TIN), yang meliputi : data masukan atau sampel, kaidah-
kaidah dalam penentuan sampel, membangun struktur DEM dengan
TIN, membuat turunan dari DEM, serta mengetahui aplikasi DTM
(Digital Terrain Model).
2. Melatih mahasiswa agar terampil melakukan identifikasi model
permukaan dengan analisis visual 3D.
II. ALAT
1. Komputer ( PC atau Notebook)
2. Software ArcGIS 9.3 atau 10.
III. BAHAN
1. Data spasial administrasi Jateng & DIY
2. Data titik ketinggian Jateng & DIY
IV. DASAR TEORI
Bekerjanya tenaga endogen dan eksogen telah mengakibatkan
konfigurasi permukaan bumi sedemikian rupa hingga nampak seperti
sekarang ini. Bekerjanya kedua tenaga atau proses tersebut telah
menjadikan permukaan bumi memiliki variasi topografi ataupun relief.
Kenampakan topografi ataupun relief suatu tempat, tidak dapat
dipisahkan dengan data dasar yang yang menjadi analisis utamanya, yaitu
elevasi atau ketinggian. Ketinggian tempat yang dinyatakan dengan unit
dpal (di atas permukaan air laut) tidak hanya menjadi data dasar ketinggian
permukaan tanah atau bumi, namun ketinggian atau elevasi juga menjadi
data dasar penyusunan peta kontur airtanah. Perolehan data ketinggian
tempat dapat dilakukan dengan pengukuran terestris (lapangan) maupun
fotogrametris (Anggoro Sigit, 2008).
Sampai dengan saat ini representasi data spasial dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu data raster dan data vektor,
sehingga untuk menyajikan kedua jenis data tersebut digunakan model
data raster dan model data vektor. Selain itu juga terdapat suatu model
data yang diturunkan dari model data vektor yang disebut dengan
Triangulated Irreguler Network (TIN) atau jaringan segitiga tak beraturan
yang menyajikan model bentuk permukaan.
Berdasarkan data ketinggian tempat, perangkat Sistem informasi
Geografis (SIG) dapat digunakan sebagai tools untuk mengcreate
ataupun membangun dan menganalisis konfigurasi garis kontur,
kemiringan lereng, bahkan kenampakan 3-dimensi suatu permukaan.
Demikian pula dengan kemampuan SIG untuk membangun dan
menganalisis konfigurasi kontur tidak semata-mata berdasarkan data
ketinggian tempat, namun semua data tipe point (titik) yang memiliki nilai
absolut dan memiliki persebaran di permukaan bumi sehingga dapat
dianalisis konturnya.
DEM merupakan suatu sitem, model, metode, dan alat dalam
mengumpulkan, prossesing, dan penyajian informasi medan. susnan nilai-
nilai yang mewakili distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi
spasial diwakili oleh nilai-nilai pada sistem koordinat horizontal xy dan
karakteristik medan diwakili oleh ketinggian medan dalam sistem
koordinat z (Frederic J. Doyle,1991).
DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan relief medan.
gambaran relief muka bumi tiga dimensi (3-dimensi) yang menyerupai
keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world) divisualisasikan dengan
bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality. (Mogal,
1993).
Konsepsi Analisis 3 Dimensi
Sejauh ini sistem koordinat kita hanya membahas bentuk 2-dimensi
yaitu penggambaran lokasi pada peta dengan koordinat X (lintang) dan
koordinat Y (bujur). Sebenarnya ada satu lagi aspek lokasiyang kita
abaikan, yaitu koordinat Z atau informasi ketinggian. Dengan bertambah
majunya teknologi SIG kita sekarang bisa menyimpan dan menampilkan
ke-3 unsur tadi pada setiap titik yang ada pada peta digital di komputer
menjadi tampilan yang lebih mendekati kenyataan.
Analisis Visual 3-Dimensi
Keunggulan menampilkan data spasial dalam perspektif 3-dimensi
adalah bidang-bidang yang tidak terlihat dalam tampilan 2-dimensi bisa
diperlihatkan bahkan didramatisir. Selain itu kita tidak perlu mengartikan
garis-garis kontur atau bayangan, karena secara aktual kita dapat melihat
beberapa relief slope yang ada.
Pada perangkat lunak SIG saat ini, suatu bidang 3-dimensi bisa
dihasilkan dari berbagai macam data dan dengan berbagai cara. Data DEM
(Digital Elevation Model) adalah salah satu data 3-dimensi yang kita
kenal, yang merupakan data yang menampilkan informasi ketinggian. Data
tersebut dapat dihasilkan dari data-data vektor yang berupa point, line dan
polygon dengan menggunakan fungsi-fungsi analisis permukaan (surface).
Informasi baru dalam bentuk 3-dimensi, bisa digunakan langsung oleh SIG
atau digunakan bersama data spasial dan operator lainnya dalam
pemodelan (ESRI, 1997).
1. Aspect
Fungsi aspect mencari arah dari penurunan yang paling tajam
(steepest down-slope direction) dari masing-masing sel ke sel-sel
tetangganya (nearest neighbor). Nilai output adalah arah aspect: '0'0
adalah tepat ke utara, '90'0 adalah timur, dst.
2. Slope
Fungsi slope menentukan slope atau laju perubahan maksimum
dari setiap sel dengan tetangganya. Fungsi ini menghasilkan theme slope
grid berupa nilai slope dalam persentasi (contoh: slope 10%) atau dalam
derajat (contoh: slope 45).
3. Contour
Fungsi contour menghasilkan sebuah theme line. Nilai dari
masing-masing garis adalah semua lokasi yang bersebelahan dengan
tinggi, besaran atau konsentrasi nilai apapun yang sama pada theme grid
input. Fungsi ini tidak menghubungkan pusat-pusat sel melainkan
menginterpolasi sebuah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi dengan
besaran yang sama. Garis-garis ini akan dihaluskan sehingga sebuah
surface contours yang realistik akan dihasilkan.
4. Hillshade
Fungsi hillshade digunakan untuk memprediksi iluminasi sebuah
surface untuk kegunaan analisis ataupun visualisasi. Untuk analisis,
hillshade dapat digunakan untuk menentukan panjangnya waktu dan
intensitas matahari pada lokasi tertentu. Untuk visualisasi, hillshade
mampu menonjolkan relief dari surface. Contoh penggunaan analisis
hillshade menggunakan input theme grid elevasi yang akan dianalisis
dengan hillshade.
V. LANGKAH KERJA
1. Buka ArcCatalog kemudian siapkan folder kerja anda di drive D:
dan selanjutnya dari dalam folder tersebut buat Personal Geodatabase
dengan nama Materi_V. Geodatabase ini digunakan untuk
menampung hasil kerja anda.
2. Berikutnya silahkan anda copy file Kontur.shp dari folder materi ke
dalam folder kerja anda.
3. Setelah anda siapkan materi pada ArcCatalog kemudian buka
program ArcMap.
4. Selanjutnya munculkan (add data) Kontur ke dalam jendela view.
Langkah Membuat TIN (Create TIN)
5. Jika sudah muncul
Kontur kemudian
anda klik menu
ArcToolbox 3D
Analyst Tools TIN
Management Create
TIN.
6. Maka akan muncul jendela Create TIN, selanjutnya pada kolom
Output TIN isikan nama TIN_Lawu kemudian simpan pada
folder kerja anda. Untuk Input Feature Class isikan dengan
Kontur, jangan lupa atur Spatial Reference dengan koordinat
UTM WGS 1984 49S lalu klik OK.
7. Setelah proses selesai maka akan muncul model permukaan
(Surface Model) yang menyerupai replikasi kondisi topografis
wilayah Gunung Lawu.
*Catatan :
Hasil yang muncul merupakan model elevasi permukan yang
dibangun dari komposisi jaringan segitiga-segitiga tak beraturan.
Model tersebut merupakan reprsentasi dari gambaran profil
permukaan (surface) di lapangan.
Langkah Pembuatan Model Turunan DEM
a. Aspect
8. Setelah anda model TIN (create TIN) selanjutnya dapat anda buat
kembali menjadi beberapa model turunan, yang pertama adalah
Aspect.
9. Masih pada Data View yang sama, langkah pertama anda mulai
dengan merubah data TIN menjadi Raster (TIN to Raster).
10. Silahkan anda klik
kembali menu
ArcToolbox 3D
Analyst Tools
Conversion From
TIN TIN to Raster.
11. Selanjutnya akan muncul kotak dialog baru yang mana harus anda
isikan beberapa masukanya.
12. Untuk kolom Input isikan dengan TIN_Lawu hasil pemodelan
yang sudah anda buat. Pada kolom Output isikan dengan nama
Raster_TIN dan simpan pada Personal Geodatabase di folder
kerja anda. Output Data Tipe : Float, Method : Natural Neighbor,
Sampling Distance : Observation 250. Kemudian anda klik OK.
13. Maka hasil raster luaranya seperti demikian.
*Catatan :
Hasil luaran raster demikian merupakan model Digital Elevation
Model (DEM) yang memiliki nilai posisi dan elevasi.
14. Langkah selanjutnya yakni merubah luaran Raster menjadi
model turunan DEM berupa Aspect. Langkahnya yaitu klik menu
ArcToolbox 3D Analyst Tools Raster Surface Aspect.
15. Kemudian akan muncul kotak dialog baru dan isikan kolom
parameter sesuai gambar sebagai berikut.
16. Setelah proses selesai maka muncul luaran kurang lebih demikian.
b. Slope
17. Untuk pembuatan model Slope pada dasarnya langkah teknis yang
digunakan tidak jauh berbeda.
18. Dimulai dengan klik menu ArcToolbox 3D Analyst Tools
Raster Surface Slope.
19. Pada kotak dialog yang muncul masukan parameter seperti gambar
dibawah ini.
20. Maka pada hasil luaranya akan nampak sebuah model permukan
sebagai berikut.
21. Hasil luaran ini dapat kembali anda klasifikasikan kelasnya
(Classification) dengan mengikuti prosedur sebagai berikut.
22. Pada feature Slope klik kanan properties symbology
classified.
23. Kemudian anda klik tombol Classify atur menjadi 5 kelas
pada kolom Method isikan : Manual pada kolom persentase atur
seperti pada gambar berikut.
24. Setelah langkah nomer 23 selesai maka Slope akan terklasifikasi
menurut kelas yang anda buat.
*Catatan :
Kelas interval pada slope mengacu pada kriteria lereng menurut
Sitanala Arsyad, 1989.
c. Hillshade
25. Pada teknis langkah ini dimulai kembali dengan mengaktifkan
menu Arctoolbox - 3D Analyst Tools Raster Surface Hillshade.
26. Lalu pada kotak dialog yang muncul isikan parameter seperti
gambar dibawah ini.
27. Maka luaran yang dihasilkan akan nampak model permukaan
kurang lebih seperti pada gambar berikut.
28. Untuk mengatur kesan kenampakan permukaan yang lebih
representative atur pada feature properties sebagai berikut.
29. Hasil dari model Hillshade yang diperoleh akan tersaji seperti
demikian.
*Catatan :
Model Hillshade ini menunjukan kenampakan profil permukaan
yang merepresentasikan kondisi topografis jika terkena sorot sinar
matahari berikut bayangan yang dihasilkan oleh topografis tersebut.
VI. HASIL PRAKTIKUM
1. Dari semua model permukaan yang sudah anda buat dalam bentuk
layout silahkan anda bandingkan.
2. Kemudian lakukan analisis secara kualitatif dengan mendasarkan
pada teori-toeri yang terkait.Uraikan hasil analisis anda kedalam
sebuah deskripsi pada masing- masing hasil permodelan.

Anda mungkin juga menyukai