Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEI REKAYASA

Pembuatan Desain Profil Melintang

Oleh:

Isna Mutia Rini


(18/431133/TK/47726)

Program Studi Sarjana Teknik Geodesi


Departemen Teknik Geodesi dan Geomatika
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
2020

I. Mata Acara
Pembuatan Profil Memanjang (Long Section) dan Profil Melintang (Cross Section)
menggunakan Autocad Map 3D dan CadTools..

II. Tujuan Praktikum


Praktikum Survei Rekayasa Minggu ke-7 bertujuan untuk :
1. Mahasiswa mengetahui tentang profil memanjang dan melintang, baik konsep secara teori
maupun pembuatannya di lapangan,
2. Mahasiswa dapat membuat profil memanjang dan profil melintang dari sebuah jalan
lengkung dengan menggunakan Autocad Map 3D dan CadTools.

III. Alat dan Bahan

1. Laptop/komputer
2. Software Autocad 3Dkam
3. CadTools
4. Microsoft Excel

IV. Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 24 Maret 2020
Waktu : 9.00 – 11.50 WIB
Tempat : Kediaman masing masing.

V. Langkah Kerja

1. Menyiapkan data kontur/DTM area pengukuran lengkung yang digunakan.


Kontur dapat diunduh dari website BIG atau diambilkan dari sumber lain.
2. Siapkan desain lengkung jalan yang digunakan dan data koordinat tiap stasiun
long section maupun cross section di lapangan. Kombinasikan koordinat
horisontal dari google earth (atau sumber lain) dan koordinat vertikal dari data
kontur

Dari data koordinat tersebut kemudian dilakukan desain lengkung jalan dengan
menggunakan Surpac dengan ketentuan untuk ukuran koridor cross section
dibuat semaksimal mungkin kanan dan kiri jalan (offset maksimal 50 meter).
Sedangkan untuk long section mengikuti as jalan. Staisun/titik Long section
dibuat per 5 meter dan titik cross section dibuat per 1 meter

3. Data koordinat titik stasiun dimana koordinat X Y diperoleh dari surpac


sedangkan Z diperoleh dari DEMNAS kemudian disatukan dalam file format
excel/csv yang berisi koordinat, elevasi dan jarak antar stasiun. Dalam laporan
ini, proses penggabungan akan menggunakan ArcGIS dengan cara membuka
titik - titik stasiun hasil desain ke dalam ArcMap lalu dimasukkan juga data
DEMNAS sehingga keduanya akan bertampalan.
Kemudian digunakan Arctoolbox → Spatial Analysist Tool → Extraction →
Extract Values to Point, agar nilai DEM atau nilai elevasi pada raster di ekstrak
ke dalam titik - titik stasiun yang bertampalan diatasnya.

4. Data hasil penggabungan kemudian di eksport menjadi excel. Contoh data


pengukuran dalam excel (As Jalan/long section) adalah sebagai berikut : (STA =
Nama Stasiun)
5. Menentukan skala horizontal dan skala vertikal untuk pembuatan profil. Misal
skala yang digunakan untuk pembuatan profil, untuk penampang memanjang
menggunakan skala horizontal 1 : 600 dan skala vertikal 1 : 300, sedang untuk
profil melintang menggunakan skala horizontal 1 : 200 dan skala vertikal 1 :
200.
6. Copy-kan data ukuran dalam excel yang berisi script yang telah diberikan
melalui link sebelumnya. Kemudian akan didapatkan script yang siap digunakan
di AutoCad.
7. Lakukan setting terlebih dahulu pada Cadtools, dengan cara Buka Cadtools →
Settings → General → Cad version and parameter, pilihlah sesuai versi
AutoCAD yang digunakan, yakni AutoCad 2020. Pastikan Cadtools selalu
terbuka saat menjalankan AutoCad.
8. Buka AutoCad Map 3D. Kemudian ubah pengaturan tampilan workspace
menjadi Map Classic Workspace.

9. Paste-kan hasil script tadi kedalam kolom commands yang berada dibawah
workspace, kemudian tekan enter. Apabila gambar tidak muncul di halaman
workspace, tekan Z lalu enter dan tekan E lalu enter, hasilnya adalah sebagai
berikut :

10. Pada menu Cadtools pilih Commands → lines → Profil 3D polylines


11. Selanjutnya pilih Select Line, lalu pilih polyline yang telah dibuat menggunakan
script sebelumnya. Maka secara otomatis nilai Frame (Max,Min) akan terisi.
Nilai min merupakan batas bawah ketinggian dari profil yang akan dibuat atau
bisa juga disebut tinggi acuan, sedangkan nilai max menyesuaikan.
Vertical Exaggeration = (Nilai skala horizontal) / (Nilai skala vertikal)
Text Height = Tinggi teks yang dihasilkan
Decimals = Jumlah angka dibelakang koma yang akan di tampilkan

12. Jika pengaturan sudah selesai dilakukan, pilihlah Execute pada Profile
Polyline. Kemudian tempatkan hasilnya pada workspace dengan cara klik di
sembarang tempat pada area workspace. Hasilnya sebagai berikut :
13. Jika profil yang dihasilkan dirasa tidak proporsional, maka dapat disesuaikan dengan
mengubah beberapa nilai pada menu Profile Polyline di langkah 10.
14. Lakukan langkah yang sama untuk membuat profil melintang (cross section), yang
berbeda hanyalah jumlah titik yang digunakan.

15. Untuk mengubah skala atau pembagian sumbu vertikal dapat dilakukan dengan
cara mengklik polyline tersebut kemudian ketikkan Divide → Enter →
Masukkan nilai pembagiannya.
16. Setelah semua profil melintang maupun memanjang berhasil dibuat, langkah
selanjutnya adalah melakukan editing informasi pada profil tersebut. Informasi
yang digunakan adalah Nama Titik, Jarak Antara, Tinggi Titik, dan Jarak
Terusan/Kumulatif.

17. Pada tahap pembuatan layout sesuai contoh dapat menggunakan kombinasi dari
berbagai Tools yang ada didalam AutoCad seperti Table, Polyline, Rectangle,
Point, Multiline Text, Insert Picture dll. Orientasi objek (huruf dan angka) dapat
diubah menggunakan tool Rotate. Lalu Export hasil layout menjadi format pdf,
dengan cara klik icon AutoCad → Export → PDF.
VI. Hasil dan Pembahasan

Hasil proses layout adalah sebagai berikut:

Long Section adalah adalah pengukuran yang dilakukan memanjang, artinya bahwa
pengukuran Long Section dilakukan dengan mengikuti alur jalan. Sedangkan Cross Section
adalah pengukuran yang dilakukan melintang, artinya bahwa pengukuran Cross Section
dilakukan dengan memotong jalan. Pengukuran profil melintang maupun memanjang
dilakukan guna memperoleh titik - titik ketinggian sepanjang atau selebar jalur. Pada
dasarnya profil memanjang dan melintang dapat diperoleh dari peta topografi (peta situasi)
maupun dilakukan pengukuran di lapangan. Pengukuran di lapangan untuk profil memanjang
dilakukan sepanjang as sumbu jalan dengan metode trigonometric ataupun dengan sipat datar
dengan interval tertentu. Sedangkan untuk profil melintang dilakukan pengukuran yang tegak
lurus as sumbu jalan dengan lebar dan detil yang sesuai kebutuhan.

Kegunaan dari profil memanjang maupun melintang akan berguna dalam


perencanaan konstruksi (melakukan perhitungan cut and fill) dan pekerjaan tambang atau
terowongan (menghitung volume bahan tambang atau galian). Prosedur pengukuran untuk
profil memanjang dilakukan secara stake out atau membawa koordinat yang telah diperoleh
dari desain jalan menggunakan software seperti surpac ke lapangan. Setelah ditemukan titik
stasiunnya kemudian dilakukan pengukuran ketinggian baik secara trigonometrik maupun
dengan sipat datar. Dari titik - titik stasiun untuk profil memanjang tersebut kemudian
dilakukan prisma penyiku untuk membuat garis sepanjang offset yang kemudian ditandai
dengan interval tertentu dan diukur ketinggiannya untuk memperoleh profil melintang.

Pembuatan Profil :

 Dari hasil praktikum ini akan digunakan desain jalan pada lokasi praktikum masing -
masing kelompok. Dikarenakan telah dilakukan pengukuran titik kontrol di daerah
tersebut, profil memanjang maupun melintang dapat diperoleh datanya dengan
melakukan pengukuran di lapangan, namun dengan situasi dan kondisi maka nilai
ketinggian/ elevasi stasiun (yang seharusnya diperoleh saat praktikum) harus
diperoleh dari sumber data lain. Salah satu sumber data yang dapat digunakan adalah
DEM Nasional yang telah disediakan BIG dan dapat diunduh gratis di website
tides.big.go.id/DEMNAS
 Sebagai perbandingan, selain dengan data DEMNAS, data DEM juga dapat diperoleh
secara gratis dari satelit SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), namun data
DEM dari SRTM memiliki ketelitian yang lebih rendah dibanding DEMNAS yakni
ketelitian SRTM adalah 30- 90 meter. Apabila kedua data DEM tersebut dibuka di
ArcGIS akan terlihat bertampalan dan dapat dilihat ketelitian data DEMNAS karena
cakupannya yang lebih sempit.
 Setelah nilai Z ditentukan dari DEMNAS, maka akan dilakukan ekstraksi data DEM
dari data DEMNAS tersebut. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan ArcToolbox →
Spatial Analysist Tool → Extraction → Extract Value to Point.
 Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Google Earth
Pro untuk mengetahui koordinat salah satu BM yang kemudian apabila dimasukkan
kembali ke dalam tabel boudith KKH maka otomatis BM lain akan segera berubah ke
koordinat sebenarnya. Dari koordinat tersebut kemudian dilakukan desain ulang
dengan menggunakan surpac dengan ketentuan instruksi praktikum yakni Stasiun/titik
Long section dibuat per 5 meter dan titik cross section dibuat per 1 meter.
 Setelah nilai X, Y, dan Z diketahui kemudian diinputkan ke dalam ArcGIS dengan
tools 3D Polyline (karena adanya nilai ketinggian/ evelasi). Beberapa error yang
terjadi ketika input script dari excel menuju AutoCAD adalah adanya beberapa device
dimana pemisah antara nilai friksional (pecahan) adalah koma, sedangkan AutoCAD
memiliki pengaturan dimana nilai pecahan untuk koordinat dipisahkan dengan titik
lalu antar koordinat X, Y dan Z dipisahkan dengan koma. Setelah data desain jalan
berada di dalam AutoCAD Map 3D, dilakukan pembuatan profil memanjang dan
melintang dengan bantuan CadTools.
 Informasi yang perlu ditampilkan adalah Nama Titik, Jarak Antara, Tinggi Titik, dan
Jarak Terusan/Kumulatif. Nama titik merupakan nama titik stasiun dimana untuk
Stasiun/titik Long section dibuat per 5 meter dan titik cross section dibuat per 1 meter,
Jarak antara merupakan jarak antara 2 titik stasiun, tinggi titik adalah elevasi atau
ketinggian titik tersebut dan Jarak terusan/ kumulatif adalah jarak total dihitung dari
stasiun awal atau pertama. Sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan dimana
kondisi jalan yang berada di dalam lingkungan perumahan dosen dan dekat dengan
masjid kampus dengan jalan yang relatif datar dan tidak memiliki penanjakan atau
penurunan yang ekstrem, hasil profil melintang dan memanjang juga relatof datar.
Dari hasil pembuatan profil memanjang dan melintang, kemudian dilakukan layouting
menggunakan AutoCAD.

VII. Kesimpulan
Long Section adalah adalah pengukuran yang dilakukan memanjang, berarti bahwa
pengukuran dilakukan dengan mengikuti alur jalan. Sedang Cross Section adalah pengukuran
yang dilakukan melintang, berarti bahwa pengukuran dilakukan dengan memotong jalan 2.
Untuk membuat profil memanjang dan melintang perlu diketahui nilai elevasi atau ketinggian
titik - titik yang akan dibuat profilnya melalui peta topografi/ peta situasi maupun
pengukuran langsung di lapangan, namun dikarenakan kondisi, nilai elevasi yang digunakan
berasal dari website yang menyediakan data DEM. Di Indonesia sendiri data DEM dapat
diunduh gratis, yakni DEM Nasional (DEMNAS) yang memiliki ketelitian yang cukup baik.

Dari hasil penggambaran profil memanjang dan melintang, dapat diketahui telah

menunjukkan kondisi sebenarnya di lapangan dimana kondisi jalan yang berada di dalam

lingkungan perumahan dosen dan dekat dengan masjid kampus dengan jalan yang relatif

datar dan tidak memiliki penanjakan atau penurunan yang ekstrem.

Anda mungkin juga menyukai