Anda di halaman 1dari 2

Modul Praktikum Ilmu Ukur Tanah III

MODUL II

PEMETAAN PLANIMETRIS METODE TRILATERASI

A. Dasar Teori

Metoda trilaterasi adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal

banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk

rangkaian segitiga atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan

hanya pengukuran jarak. Terdapat banyak cara menentukan koordinat dari sebuah

titik yang ingin kita ketahui dengan berdasarkan titik-titik acuan yang sudah

diketahui koordinatnya. Salah satunya dengan Metoda Trilaterasi, proses mencari

koordinat sebuah titik berdasarkan jarak titik tersebut ke minimal 2 buah titik ikat,

yang mana informasi koordinat yang sudah diketahui.

A
P2
B
P2
d(p2;B)

P2
P1

Gambar 1. Ilustrasi Metoda Trilaterasi

Alat yang digunakan dalam metoda ini adalah alat ukur jarak, pita ukur.

Laboratorium Survei Pemetaan – Teknik Geodesi Itenas


Modul Praktikum Ilmu Ukur Tanah III

B. Langkah Pemetaan Planimetris Metoda Trilaterasi :

1. Tentukan dua buah atau lebih titik ikat (misal : P1 dan P2), dan akan lebih

baik jika titik-titik ikat membentuk sebuah kerangka polygon,

2. Untuk mendapatkan koordinat titik A, ukur jarak dari titik P1 ke A dan P2 ke

A menggunakan pita ukur, maka kita bisa mendapatkan koordinat titik B

melalui perpotongan antara kedua buah lingkaran. Untuk mendapatkan

koordinat B lakukan hal yang sama seperti penentuan titik A, yaitu ukur jarak

dari titik P1 ke B dan P2 ke B menggunakan pita ukur, maka kita bisa

mendapatkan koordinat B melalui perpotongan antara krdua buah lingkaran.

Lakukan hal ini apabila masih terdapat titik yang akan dicari koordinatnya.

C. Langkah Penggambaran (Plotting):

1. Tentukan skala yang akan kita gunakan dalam penggambaran,

2. Plot data titik-titik ikat (bila ada) pada millimeter block sesuai dengan skala

yang sudah ditentukan,

3. Bila tidak ada, tarik garis salah satu sisi ukuran (plot P1 dan P2 dengan jarak

yang sudah disesuaikan dengan skala millimeter block),

4. Plot garis sejauh D(P1;A) dan D(P2;A) dengan bantuan penggaris, dan cari

perpotongan dari kedua titik tersebut dengan menggunakan jangka, sehingga

diperoleh posisi detail titik B (detail titik B merupakan titik potong lingkaran

yang ditarik dari titik P1 dan P2). Lakukan hal sama untuk pengeplotan titik

A.

5. Ulangi seperti langkah 4 sampai dengan semua titik-titik detail tergambar

secara menyeluruh.

Laboratorium Survei Pemetaan – Teknik Geodesi Itenas

Anda mungkin juga menyukai