Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Modul ke-4 : Analisis Spasial berupa Kontur, Aspek, Slope, Hillshade

dan Analisis Fasilitas Umum

Disusun Oleh :

Ulfa Kinasih Arumayu

23116013

Program Studi Teknik Geomatika

Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan

Institut Teknologi Sumatera

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peta adalah representasi visual untuk menggambarkan suatu daerah secara
simbolis yang menekan hubungan antara unsur-unsur dalam ruangan tersebut,
berdasarkan objek, daerah dan tema. Peta mempunyai pengaruh besar atas kegiatan
manusia, terutama untuk memajukan daerah tersebut, dalam bidang infrastruktur yang
dibantu dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Perkembangan peta sendiri juga
didasari pada kebutuhan manusia yang semakin bermacam-macam mulai dari peta biasa,
peta topografi, peta kontur, itu semua sebagai awal penentuan perencanaan. Terutama
peta kontur yang didalamnya terdapat garis kontur yang banyak dipergunakan di bidang
kerekayasaan perencanaan perkotaan, dan regional, manajemen lingkungan, konservasi,
kontruksi, pertanian, geologi, dalam pembangunan rel kereta api, menentukan route/trace
suatu jalan, pembuatan jembatan, pembangunan perumahan, atau suatu jalur pengairan
dan pembuangan air yang mempunyai kemiringan tertentu dan masih banyak lagi. Dahulu
hingga sekarang ini kebanyakan penggambaran garis kontur masih melakukan metode
yang lama dengan menggunakan pena rapido, penggaris, dan rol sablon untuk
keterangannya, dan dengan data titik koordinat (x,y) dan ketinggian (z) diperoleh
langsung dari lapangan menggunakan alat ukur theodolite, rambu ukur, statif, dan pita
ukur dan lain sebagainya.
Adanya kemajuan teknologi ini, pengolahan data ketinggian dapat diolah
dengan metode digital. Salah satunya dengan menggunakan software yang dapat
membantu mengolah data tersebut. ArcGis adalah salah satu software yang dikemtangkan
oleh ESRi. GiS (Geographical information System) atau dikenal pula dengan SiG (Sistem
informasi Geografis) merupakan computer yang berbasis pada system informasi yang
digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisist erhadap permukaan geografi
bumi.
Sistem informasi Georafis atau GeoraphicInformationSistem(GIS) merupakan
suatu system informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan
menggunakan data yang memilikii nformasi spasial (bereferensi keruangan).Sistem ini
mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi
SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum datatase, seperti query dan Analisa statistik,
dengan kemampuan visualisasi dan Analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan.
Kemampuan inilah yang membedakan SiG dengan Sistemi nformasi lainya yang
membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan. Dalam kemajuannya kita lebih dituntut
untuk dapat menguasai berbagai ilmu di bidang komputer salah satunya adalah Sistem
informasi Geografis (SiG) atau bisa disetut ArcGis

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
a) Mahasiswa mengetahui kegunaan dari tools Hillshade, Aspect,dan slope
b) Mahasiswa mampu menggunaan tools Hillshade, Aspect,dan slope
c) Mahasiswa dapat menggunakan tools Hillshade, Aspect,dan slope dari DEM
yang telah disediakan
d) Mahasiswa dapat menganalisis objek yang merupakan fasilitas umum

1.3 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum modul kali ini adalah
Hari, tanggal : Senin, 29 April 2019
Waktu : 13.00-14.30 WIB
Tempat : Gedung Laboratorium Ruang Lab. Prodi lantai 2 (R.206)
BAB II

TEORI DASAR

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS)


adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang
memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan
informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya,
dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,


pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute.
Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap
darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah
(wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi, (sumber: wikipedia indonesia)

Sebagai alat bantu (tools) yang dapat digunakan untuk membantu pengambil
kebijakan, GIS terus berkembang pesat dari waktu ke waktu.Demikian pula dengan
perkembangan teknologi geospatial lainnya seperti penginderaan jauh dan GPS (Global
Positioning Systems).

Pada era tahun 1970-an, data citra satelit penginderaan jauh yang tersedia hanya
mempunyai resolusi spasial menengah rendah yakni sebesar 80 meter x 80 meter, saat ini
sudah tersedia data citra satelit resolusi spasial yang tinggi seperti halnya Ikonos dan
QuickBird masing masing beresolusi spasial 1 meterx 1 meter dan 0.6 meter x 0.6 meter.

Ketelitian data spatial juga menjadi perhatian perusahaan yang


mengembangkannya.Perkembangan GPS dari waktu ke waktu semakin meningkat mulai
dari GPS navigasi sampai dengan GPS Geodetik yang mempunyai ketelitian
tinggi.Bahkan dengan kemajuan teknologi komunikasi, saat ini sudah banvak diiumpai
handphone vang sudah terintegrasi dengan GPS
Kalau dahulu GIS kebanyakan digunakan untuk pemetaan sumberdaya alam,
saat ini GIS digunakan di hampir semua sektor, seperti untk pencarian lokasi yang sesuai
untuk real estate, perbankan, sekolah, lahan pertanian komoditas tertentu dan masih
banyak aplikasi lainnya.

Untuk penanggulangan bencana, GIS dapat digunakan dalam penyusunan peta


bencana alam seperti zona rawan bencana banjir, tanah longsor, gunung berapi, tsunami
dan lain-lain Melalui peta rawan bencana ini, pengambil kebijakan dapat segera
mengambil langkah strategis yang cepat seandainya terjadi bencana di area yang sudah
dipetakan.

Clip

Operasi Clip ini digunakan untuk memotong sebuah theme yang bertipe titik,
garis atau poligon dengan mengambil bagian dalam dan membuang bagian luarnya
dengan bantuan sebuah theme poligon lain. Theme yang memotong harus bertipe poligon.
Perintah ini ada di toolbox Analysis Tools_Extract_ClipPerintah ini adalah untuk
membuat data baru dari dua layer yang berbeda. Skema hasil dari Clip dapat dilihat pada
gambar berikut ini :

 Clip polygon dengan polygon


 Clip polyline dengan polygon

 Clip point dengan polygon

Kontur

Garis-garis kontur merupakan cara yang banyak dilakukan untuk melukiskan


bentuk permukaan tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang
lebih baik. Cara lain untuk melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan cara
hachures dan shading.
Slope

Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope
(kemiringan tanah rata-rata), Persyataan ini sesuai dengan formula untuk perhitungan
kemiringan lereng dimana kontur terpotong diagonal berbanding lurus dengan derajat
kemiringan lereng.Dengan menggunakan analisis tools slope maka dapat diketahui profil
daerah pada DAS yang memiliki kemiringan lereng datar,,terjal. Berdasarkan klasifikasi
dari Cook diperoleh kelas kemiringan lereng datar dengan persentase 0-
5%,bergelombang 5-10%,berbukit 10-30%,dan terjal lebih dari 30%.

Hillshade

Fungsi hillshade digunakan untuk memprediksi iluminasi sebuah surface untuk


kegunaan analisa ataupun visualisasi. Untuk analisis, hillshade dapat digunakan untuk
menentukan panjangnya waktu dan intensitas matahari pada lokasi tertentu. Untuk
visualisasi, hillshade mampu menonjolkan relief dari surface. Contoh penggunaan
analisis hillshade menggunakan input 57 theme grid elevasi. Beberapa implementasi
hillshade • Eksplorasi bagaimana korelasi antara laju pertumbuhan tanaman dengan posisi
matahari. • Membuat visualisasi yang menarik untuk menunjukkan distribusi beragam
penggunaan lahan pada terrain.
BAB III LANGKAH KERJA

Berikut langkah kerja pada modul 4, sebagai berikut:

1. Membuka file digitasi , DEM, dan batas wilayah (Wilayah G) melalui Software
ArcMap.

2. Lakukan proses Clip DEM dengan batas wilayah digitasi (Wilayah G), dengan
cara Arc Toolbox>> Data Management Tools>> Raster>> Raster Processing>>
Clip (Input Raster = DEM dan Output Extent = Batas Wilayah (Wilayah G)) >>
OK.
3. Lakukan proses Spasial Analyst dengan pemodelan Contour, Aspect, Slope, dan
Hillshade dengan cara sebagai berikut:
 Arc Toolbox>> Spatial Analyst Tools>> Surface>> Contour (Input Raster =
Data DEM yang telah di Clip dan Contour Interval = 0.5) >> OK.

 Arc Toolbox>> Spatial Analyst Tools>> Surface>> Aspect (Input Raster =


Data DEM yang telah di Clip)>> OK.
 Arc Toolbox>> Spatial Analyst Tools>> Surface>> Slope (Input Raster = Data
DEM yang telah di Clip)>> OK.

 Arc Toolbox>> Spatial Analyst Tools>> Surface>> Hillshade (Input Raster =


Data DEM yang telah di Clip)>> OK.
4. Lakukan pembuatan Shapefile (Point) yang bertujuan untuk memprsentasikan
fasilitas umum (Ex: Sekolah, Tempat Ibadah, Pasar dan Perkantoran) yang ada,
dengan cara klik kanan di Arc Catalog>> New>> Shapefile (Atur sesuai
keperluan).

5. Lakukan peletakaan point (Tempat Ibadah) sesuai dengan posisi objek, dengan
cara Start Editing di Shapefile Point (Tempat Ibadah)>> Create Feature>>
Arahkan Shapefile Point (Sekolah) sesuai dengan objek sebenarnya.
6. Lakukan pengisian toponim, dengan cara klik kanan di Table of Content Point
(Tempat Ibadah)>> Open Attribute Table>> Add Field>> OK lalu isi kolomnya.
7. Lakukan Label, dengan cara klik kanan di Point (Tempat Ibadah)>> Properties>>
Label (Label Field = nama_tempa) lalu ceklis Label Features in this layer.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil
A. Hasil Clip

B. Hasil Kontur
C. Hasil Aspect

D. Hasil Slope
E. Hasil Hillshade

F. Hasil Fasilitas Umum


4.2 Analisis
Pada praktikum kali ini merupakan teknik analisis spasial menggunakan data
DEM dari daerah padang panjang. Teknik analisis yang digunakan berupa Aspect, slope
dan hillshed. Teknik analisis medan menggunakan slope berfungsi sebagai menerima
masukan dari data ketinggian dalam format raster/grid/TIN untuk menghasilkan layer
raster baru sebagai wujud dari nilai-nilai kemiringan yang dapat dikasifikasi. Teknik
analisis medan menggunakan Aspect berfungsi sebagai menerima masukan dari data
raster yang akan menghasilkan layer raster/grid yang menyatakan arah gradient disetiap
pixelnya. Teknik analisis medan menggunaka viewshed berfungsi mengidentifikasi
unsur-unsur spasial (area) mana saja yang dapat terlihat secara langsung tanpa terhalang
dari suatu ketinggian di lokasi yang posisinya ditentukan di atas permukaan digital.
Rentang nilai pada teknik slope terpadat dua pilihan ouput measurements yaitu
degrees dan percent-ris. Untuk degrees, kisaran nilai kemiringan 0 sampai 90. Untuk
percent-rise kisaran 0 sampai tak terbatas. Yang digunakan dalam praktkum adalah yang
output measurement berupa degrees yang dilambangkan dengan warna. Dari yang
kemiringan terndah berwarna merah hingga kemiringan tertinggi adalah warna hijau.
Aspect mengindentifikasi arah lereng. Nilai setiap sel dalam raster keluaran menunjukkan
arah kompas terhadap permukaan di lokasi itu yang diukur searah jarum jam dalam
derajat 0 ke 360. Nilai datar yang tidak memeiliki arah lereng memiliki nilai -1. Nilai
setiap sel dalam dataset aspek menunjukkan arah kemiringan permukaan sel. Lereng yang
menghadap utara diberi warna merah, lereng yang menghadap ke timur diberi warna
kuning, lereng yang menghadap selatan diberi warna biru muda dan lereng yang
menghadap ke barat diberi warna biru.
Titik pandang Hillshade dalam praktikum kali ini terbagi atas 3 titik utama,
yaitu sudut kanan bawah, tengah dan sudut kiri atas data DEM nya. Hal ini ditunjukkan
sebagai bayangannya atau shade cenderung sedikit menyebar kearah sudut kanan bawah
dan sudut kiri atas seperti guratan-guratan atau igir.
Fasilitas umum yang ditemukan di wilayah L adalah berupa komplek
pendidikan, masjid, kantor departemen agama, surau, rutan, sekolah dasar, sekolah
menengah kejuruan, kantor pos dan kantor lurah. Bangunan sekolahan biasanya
berbentuk Panjang dengan pola ada lapangan atau pekarangan di antara bangunan
tersebut. Masjid dapat diketahui dengan adanya kubah dibagian genteng atau atapnya,
rutan disini berpola seprti pemukiman biasa namun bangunan nya sedikit lebih Panjang.
Perkantoran dapat diketahui dari bentuk bangunan yang besar dan panjang dari bangunan-
bangunan yang lainnya.
BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
a) Slope berfungsi sebagai menerima masukan dari data ketinggian dalam format
raster/grid/TIN untuk menghasilkan layer raster baru sebagai wujud dari nilai-
nilai kemiringan yang dapat dikasifikasi
b) Aspect berfungsi sebagai menerima masukan dari data raster yang akan
menghasilkan layer raster/grid yang menyatakan arah gradient disetiap
pixelnya.
c) Hillshade biasanya digunakan sebagai analisis morfologi, karena lebih
mempertegas satuan bentuk lahan.
d) Fasilitas umum yang ditemukan di wilayah G adalah berupa komplek
pendidikan, masjid, kantor departemen agama, surau, rutan, sekolah dasar,
sekolah menengah kejuruan, kantor pos dan kantor lurah
DAFTAR PUSTAKA

2001. [PDF]BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 ... - Library Binus.
Accessed April 28, 2019.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2o12-2-o1443-
IF.2oBab2oo1.pdf.

Soenarmo, Sri Hartati. 2009. Penginderaan Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi
Geografis Untuk Bidang Ilmu Kebumian. Bandung: Penerbit ITB.

Solekhan. 2016. "Pembuatan Garis Kontur Dijital Menggunakan Perangkat Lunak


Arcgis 10.2." Proyek Akhir , Austus 26.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132255132/pendidikan/modul+praktikum+SIG+(1.3.2)
0.pdf

https://www.academia.edu/28876868/Laporan_SIG_Clip_Contur_Slope_Yeni_Rahayu.
docx.

Anda mungkin juga menyukai