Anda di halaman 1dari 8

Redho Surya Perdana , Adam Irwansyah Fauzi, dan M.

Kizlar Agha
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Institut Teknologi Sumatera
Bandung, Indonesia, 9 September 2014
1/8
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Redho Surya Perdana (S5112001), Adam Irwansyah Fauzi (S5112002) dan M. Kizlar Agha
(S5112013) , Indonesia


Kata Kunci : Datum, Global, Kendala


ABSTRAK

Datum berfungsi sebagai acuan untuk mendefinisikan geometri ellipsoid bumi.














Redho Surya Perdana , Adam Irwansyah Fauzi, dan M.Kizlar Agha
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Institut Teknologi Sumatera
Bandung, Indonesia, 9 September 2014
2/8
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Redho Surya Perdana (S5112001), Adam Irwansyah Fauzi (S5112002) dan M. Kizlar Agha
(S5112013) , Indonesia

1. Pendahuluan
Datum digunakan sebagian disiplin ilmu untuk menetukan parameter yang digunakan
sebagai acuan untuk mendefinisikan geometri ellipsoid bumi. Datum dalam hal ini diukur
menggunakan banyak metode, mulai dari metode manual hingga menggunakan satelit
parameter datum geodetic yang lebih akurat ketimbang manual agar mendapatkan datum
yang dapat dipakai secara global.
Sebelum membahas lebih lanjut maksud dari judul di atas, baiknya kita pahami
terlebih dahulu apa pengertian datum menurut pandangan Geodesi dan pandangan Surveyor.
Menurut pandangan Geodesi, datum diartikan sebagai kumpulan parameter yang
mendefinisikan suatu system koordinat dan menyatakan posisinya terhadap permukaan
bumi.Hal ini mengacu kepada penyelenggaraan datum itu sendiri, yaitu dengan
menetapkansatu ellipsoid referensi dan orientasinya terhadap geoid pada suatu lokasi yang
dipetakan ( best fitting ). Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa suatu datum
ditentukan oleh sebuah spheroid (ellipsoid) yang mendekati bentuk bumi dan posisi spheroid
relative terhadap pusat bumi. Menurut pandangan surveyot, datum adalah sekumpulan titik
titik control yang hubungan geometrisnya diketahui baik melalui pengukuran maupun
hitungan.
Dalam hal ini, datum sangat dibutuhkan oleh sebagian disiplin ilmu khususnya
Geodesi dan Geomatika dalam mendefinisikan sistem koordinat yang tepat dan menyatakan
suatu posisi terhadap permukaan bumi dengan teliti serta dapat digunakan dalam suatu
pengukuran juga perhitungan yang berhubungan dengan penentuan suatu posisi di
permukaan bumi. Namun terdapat kendala dalam menentukan suatu posisi dengan
banyaknya datum yang telah digunakan oleh disiplin ilmu Geodesi. Datum datum tersebut
Redho Surya Perdana , Adam Irwansyah Fauzi, dan M.Kizlar Agha
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Institut Teknologi Sumatera
Bandung, Indonesia, 9 September 2014
3/8
ada yang bersifat local dan global. Datum tersebut mempunyai perbedaan, perbedaannya
terlihat pada besar parameter utama pada datum itu sendiri, parameter utama yang dimaksud
adalah setengah sumbu panjang (a), setengah sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid
(f).
Karena perbedaan tersebut terjadi berbagai efek karena perbedaan datum tersebut
sehingga suatu pekerjaan pengamatan dan pengukuran permukaan bumi menjadi tidak
berjalan dengan satu sistem. Maka dari itu diperlukan suatu datum yang bersifat global dan
dapat dipakai di semua bentuk geoid pada permukaan dibumi dengan luasan yang luas dan
diharapkan dengan datum global tersebut bisa mengatasi perbedaan tadi dan dapat
mendefinisikan suatu posisi di permukaan bumi dengan baik dan akurat. Namun dalam
kenyataannya terdapat banyak kendala dalam penyatuan datum tersebut, karenanya paper ini
diberi judul Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum.
Redho Surya Perdana , Adam Irwansyah Fauzi, dan M.Kizlar Agha
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Institut Teknologi Sumatera
Bandung, Indonesia, 9 September 2014
4/8
2. Isi
2.1 Sejarah Datum di Indonesia
Sejak tahun 1870 (oleh Pemerintahan Kolonial Belanda) sampai dengan tahun
1974, datum geodetik yang digunakan adalah ellipsoid Bessel 1841 (a = 6.377.563 m, f =
1/299,3) dengan sistem koordinat relatif dan posisi ellipsoid bermacam-macam. Berikut ini,
adalah beberapa datum yang pernah digunakan di Indonesia.

Datum Genoek (a = 6.377.397, f = 1/298.15)
Pada tahun (1862-1880), Indonesia telah melakukan penentuan posisi di Pulau Jawa dengan
metode triangulasi. Penentuan posisi ini menggunakan ellipsoid Bessel 1841 sebagai ellipsoid
referensi, dan meridian Jakarta sebagai meridian nol, dan titik awal beserta sudut azimuthnya
diambil dari titik triangulasi di puncak Gunung Genoek.

Datum Moncong Lowe (a = 6.377.397, f = 1/298.15)
Pada tahun 1911 pengukuran jarring triangulasi di Pulau Sulawesi dimulai. Ellipsoid yang
digunakan adalah Bessel 1841, meridian yang melalui Kota Makassar dianggap sebagai
meridian nol, dan titik awal beserta sudut azimutnya ditentukan dari titik triangulasi
di puncak Gunung Moncong Lowe.

Datum Bukit Rimpah (a = 6.377.397, f = 1/298.15)
Digunakan untuk kepulauan Bangka Belitung dan sekitarnya. Datum ini menggunakan sistem
referensi ellipsoid Bessel 1841 dan meridian utama Greenwich. Bukit Rimpah adalah datum
geodetik untuk pemetaan topografi.

Datum Gunung Serindung (a = 6.377.397, f = 1/298.15)
Digunakan sebagai datum untuk pemetaan wilayah Kalimantan Barat. Pengukuran triangulasi
dimulai pada sekitar tahun 1958-1959. Seperti halnya Datum Genoek dan Datum Bukit
Rimpah, pada Datum Gunung Serindung ini ditetapkan bahwa ellipsoid referensi berhimpit
Redho Surya Perdana , Adam Irwansyah Fauzi, dan M.Kizlar Agha
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Institut Teknologi Sumatera
Bandung, Indonesia, 9 September 2014
5/8
dengan geoid di titik datum.

Datum Gunung Segara (a = 6.377.397, f = 1/298.15)
Datum ini digunakan untuk pemetaan wilayah Kalimantan Timur. Pengukuran triangulasi
dilaksanakan sekitar tahun 1937. Titik datum ditetapkan di Gunung Segara. Pada titik datum
ditetapkan bahwa ellipsoid berimpit dengan datum. Ellipsoid referensi yang digunakan adalah
Bessel 1841.

Datum T21 Sorong (a = 6.378.388, f = 1/297)

Datum Indonesia 1974 atau ID-74 (a = 6.378.160, f = 1/298.247)
Seiring perkembangan teknologi dan ditemukannya teknologi pengukuran berbasis satelit
(satelit Doppler), maka wilayah-wilayah yang tersebar di Indonesia dapat dipersatukan.
Untuk menunjang sistem pemetaan tunggal di Indonesia, tahun 1975 Bakosurtanal
menetapkan penggunaan GRS 1967 sebagai ellipsoid referensi di Indonesia yang, mencakup
seluruh wilayah Indonesia dalam satu sistem sehingga tercipta sistem referensi tunggal, yang
bernama Sferoid Nasional Indonesia (SNI). Kemudian, SNI dihimpitkan dengan ellipsoid
NWL-9D (sistem referensi teknologi Doppler) di titik eksentris (Stasiun Doppler BP-A 1884)
di Padang. Dengan demikian, stasiun Doppler ini dianggap sebagai datum tunggal geodesi di
Indonesia, yang diberi nama Datum Indonesia 1974 oleh Bakosurtanal. -

Datum Geodesi Nasional 1995 atau DGN-95 (a = 6.378.137, f = 1/298.257223563)
Dengan kemajuan teknologi satelit, khususnya Satelit Global Positioning System
(GPS), penentuan posisi yang lebih akurat dapat dicapai setiap saat dan tepat. Agar peta-peta
Indonesia tetap bisa digunakan, maka perlu mengubah datum yang digunakan dari ID-74 ke
datum yang sesuai dengan sistem GPS. Datum baru ini dinamakan Datum Geodesi Nasional
1995 (DGN-95) yang geosentrik. Datum ini ditentukan menggunakan pengamatan GPS dan
menggunakan ellipsoid referensi WGS-84. Datum ini mengadopsi sistem datum geodetik
absolut dengan mengatur pusat ellipsoid referensi berimpit dengan pusat massa bumi. -
Redho Surya Perdana , Adam Irwansyah Fauzi, dan M.Kizlar Agha
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Institut Teknologi Sumatera
Bandung, Indonesia, 9 September 2014
6/8

Sistem Referensi Geometrik Indonesia 2013 (SRGI 2013)
SRGI 2013, yaitu suatu sistem koordinat nasional yang konsisten dan kompatibel dengan sistem
koordinat global. SRGI 2013 digunakan sebagai referensi tunggal dalam penyelenggaraan IG
nasional. Berbeda dengan datum geodesi sebelumnya, SRGI 2013 memperhitungkan aspek
pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi. SRGI 2013 terdiri dari sistem referensi
koordinat, kerangka referensi koordinat, datum geometrik, sistem referensi tinggi, perubahan
nilai koordinat terhadap fungsi waktu, dan sistem dan layanan untuk mengakses SRGI 2013.

2.2 Efek Perbedaan Datum
Datum dibagi atas berbagai jenis, yaitu jenis datum menurut metodenya dan
menurut luas areanya. Menurut metodenya datum terbagi 2 yaitu Datum Horizontal dan
Datum Vertikal. Datum horizontal adalah datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan
horizontal. Dengan teknologi yang semakin maju, sekarang muncul kecenderungan
penggunaan datum horizontal geosentrik global sebagai penggganti datum lokal atau
regional. Sedangkan Datum vertikal adalah bidang referensi untuk sistem tinggi ortometris.
Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman.
Biasanya bidang referensi yang digunakan untuk sistem tinggi ortometris adalah geoid.
Menurut luas areanya datum terbagi menjadi 3 yaitu Lokal, Regional dan Global. Datum
lokal adalah datum geodesi yang paling sesuai dengan bentuk geoid pada daerah yang tidak
terlalu luas. Datum regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi
yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk permukaan geoid untuk area yang relatif lebih
luas dari datum lokal. Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid
referensi yang sesuai dengan bentuk geoid seluruh permukaaan bumi.
Dari hal tersebut dapat dijelaskan bahwa datum mempunyai banyak macamnya, dari
sana saja dapat dilihat bahwa perbedaan tiap datum sangat signifikan. Ini berdampak pada
hasil yang dihitung jika menggunakan datum yang dipilih. Sebagai contoh koordinat titik A
yang menggunakan datum Bessel akan berbeda dengan yang menggunakan datum WGS-84.
Redho Surya Perdana , Adam Irwansyah Fauzi, dan M.Kizlar Agha
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Institut Teknologi Sumatera
Bandung, Indonesia, 9 September 2014
7/8
Ini terlihat dari nilai parameter setengah sumbu panjang (a), setengah sumbu pendek (b), dan
penggepengan ellipsoid (f) dari datum Bessel dan WGS-84 yang mempunyai nilai yang
berbeda.


2.3 Kendala Dalam Penyatuan Datum
Karena adanya perbedaan nilai parameter di setiap datum, baik itu datum lokal,
datum regional maupun datum global maka akan lebih baik jika sebuah datum bersifat global
dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dalam mendefinisikan suatu posisi dipermukaan
bumi. Beberapa langkah pun sudah dilakukan untuk upaya menyatukan datum salah satunya



REFERENSI

1. Abidin, H.Z. (2001). Geodesi Satelit . PT Pradnya Paramita, Jakarta
2. Abidin, H.Z. Slide Kuliah Geodesi Satelit




BIOGRAPHICAL NOTES
1. Nama saya Redho Surya Perdana biasanya dipanggil Redho atau Edo. Saya
dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 20 Maret 1994. Bapak saya bernama
Ridwan S.T dan ibu saya bernama Enny Jaya. Saya anak pertama dari dua
bersaudara, adik saya berumur 16 tahun. Saya mengawali karir pendidikan di TK
Taruna Jaya , SD Al-Azhar II , SMPN 29 Bandar Lampung, MAN 2 Tanjung
Karang dan sekarang saya sedang menjalani pendidikan S1 di Institut Teknologi
Redho Surya Perdana , Adam Irwansyah Fauzi, dan M.Kizlar Agha
Efek Perbedaan Datum dan Kendala Dalam Penyatuan Datum

Institut Teknologi Sumatera
Bandung, Indonesia, 9 September 2014
8/8
Sumatera program studi Teknik Geodesi dan Geomatika.
2. Nama saya Adam Irwansyah Fauzi Bandar Lampung dan sekarang saya sedang
menjalani pendidikan S1 di Institut Teknologi Sumatera program studi Teknik
Geodesi dan Geomatika.
3. Nama saya M. Kizlar Agha dan sekarang saya sedang menjalani pendidikan S1 di
Institut Teknologi Sumatera program studi Teknik Geodesi dan Geomatika.



CONTACTS

Redho Surya Perdana, Adam Irwansyah Fauzi dan M.Kizlar Agha
Institut Teknologi Sumatera
Jalan Ligar Ayu No 35 Kec. Cimenyan
Bandung
Indonesia
Tel. 08975705337
Fax -
Email : redhosurya17@gmail.com ,
Web site : itera.itb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai