Dosen Pengampu :
Ruli Andaru, ST., M.Eng, Yulaikhah, ST., MT, Ir. Sri Narni, MT
Disusun Oleh :
Kelompok 6A
Ernawati 13/344239/SV/02755
Herman Herfiantoko 13/344257/SV/02773
Andri Crestianto 13/344286/SV/02802
Agnes Shelvira Herwieany 13/344388/SV/02904
Roffian Halim 13/351056/SV/04112
HALAMAN JUDUL........................................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Materi................................................................................................................................................. 3
I.2. Maksud............................................................................................................................................. 3
I.3 Tujuan................................................................................................................................................ 3
I.4. Materi Pekerjaan........................................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
II.1. Kerangka Kontrol Horizontal................................................................................................. 5
II.2. Kerangka Kontrol Vertikal....................................................................................................... 5
II.3 Long Section................................................................................................................................... 7
II.4 Cross Section................................................................................................................................... 7
II.5 Perhitungan Volume Metode Mean Area........................................................................... 8
II.6 Perhitungan Volume Metode End Area.............................................................................. 8
BAB III PELAKSANAAN
III.1. Lokasi dan Waktu Pekerjaan.................................................................................................. 9
III.2. Alat dan Bahan.............................................................................................................................. 9
III.3 Langkah Kerja................................................................................................................................ 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................... 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan................................................................................................................................... 21
IV.2. Saran................................................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................... 22
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
Survei Rekayasa atau yang lebih dikenal dengan Survei Teknik Sipil ini,merupakan
bagian dari Ilmu Geodesi. Dalam pelaksanaannya survei teknik sipil ini sangat
bergantung pada Ilmu Geodesi seperti Ilmu Ukur Tanah yang menerapkan metode-
metode pengukuran dan pemetaan, serta perhitungan dan analisa data hasil
pengukuran.
Pada dasarnya pekerjaan survei rekayasa ini diterapkan dalam rencana konstruksi
untuk pembuatan jalan raya, saluran air dan lain sebagainya yangberhubungan erat
dengan galian dan timbunan.
Pengukuran yang dilakukan untuk keperluan konstruksi tersebut berupa
pengukuran poligon, pengukuran beda tinggi, pengukuran profil memanjang dan profil
melintang. Karena berkaitan dengan galian dan timbunan, maka perhitungan luas dan
volume dari galian dan timbunan tersebut sangat diperlukan.
Dari hasil pengukuran di atas, data hasil pengukurannya diolah (dimasukan dalam
suatu perhitungan) dan disajikan dalam bentuk peta.Selanjutnya pada peta tersebut
akan dilengkapi dengan membuat rancangan pekerjaan konstruksi yang lengkap
dengan bidang persamaan yang memperlihatkan bentuk dari konstruksi yang akan
dibuat. Setelah rancangan konstruksi selesai dibuat oleh ahli rancang bangunan
(tenaga ahli di bidang teknik sipil dan arsitektur) sehingga menghasilkan suatu peta
rencana (site plan), maka site plan tersebut akan dikembalikan kepada ahli penentu
posisi di atas permukaan bumi (tenaga ahli di bidang teknik geodesi) untuk
menentukan posisi rencana konstruksi di lapangan sesuai dengan sudut dan jarak yang
terukur pada site plan.
Proses pemindahan suatu bentuk rancangan konstruksi di atas peta ke atas
permukaan bumi, disebut dengan setting out atau staking out.
I.2 Maksud
I.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran pada suatu lokasi dari penentuan titik-
titik poligon sehingga dapat menampilkan data poligon yang telah diperoleh pada
proses pengukuran dengan menggunakan Total Station dan diproses pada hitungan
bouwdith untuk melakukan koreksi sudut pada tiap Titik.
2. Dari hasil data perhitungan bouwdith dapat dilanjutkan dengan pengukuran KKV
yang nantinya akan mengetahui titik tinggi dari masing masing titik poligon.
3. Mahasiswa dapat membuat desain jalan dari titik titik poligon yang telah dibuat di
lapangan pada aplikasi surpac yang selanjutnya akan di terapkan di lapangan
3
dengan stake out menggunakan total station, yang meliputi badan jalan, lebar jalan,
tikungan/lengkungan jalan dan situasi sekitar jalan.
4. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran long section dan cross section dari hasil
stake out As jalan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Atas dasar titik ikat: terikat sempurna, terikat tidak sempurna, terikat sepihak,
bebas (tanpa ikatan)
b. Atas dasar bentuk : tebuka, tertutup, bercabang.
c. Atas dasar alat yang di gunakan untuk pengukuran : polygon theodolite (polygon
sudut) dan polygon kompas.
d. Atas dasar penyelesaian : polygon hitungan (numerik) dan polygon grafis.
e. Atas dasar tingkat ketelitian: tingkat I, tingkat II, tingkat III, tingkat IV (rendah).
f. Atas dasar hirarkhi dalam pemetaan: polygon utama (INDUK) dan polygon cabang
(anakan / ray) Pengukuran jarak langsung.
Jarak antara dua buah titik di permukaan bumi dalam ilmu ukur tanah adalah jarak
dalam bidang horizontal, yang merupakan jarak terpendekantara dua buah titik tersebut.
Jarak dapat di ukuratau di tentukan dengan berbagai alat dan cara atau metode, yang
pemilihannya tergantung dari alatyang tersedia dan tujuan pengukuran derta tingkat
ketelitian yang di syaratkan.Pada praktikum pengukuran Peta desain jalan dengan alat
Total Station sangat membantu dengan manfaat-manfat yang tersedia pada Total Station
yang dapat mengukur sudut ,jarak miring ,jarak datar,sudut vertikal dan koordinat pada
suatu titik yang diukur dengan bantuan prisma.Sebagai pengumpulan data,perhitungan
secara digital dan plotting secara otomatis.
5
Ada 2 (dua ) Sistem Dasar Pengukuran Sudut Vertikal:
1. Sudut yang dihitung terhadap arah mendatar pada skala lingkaran vertikal yang
disebut sudut miring (helling) (h).Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar,
bacaan sudut vertikal = 0.
2. Sudut yang terbentuk dihitung terhadap arah vertikal (tegak) pada skala lingkaran
vertikal disebut sudut zenit (Z).Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar
bacaan sudut vertikal = 90.
Dasar penentuan besarnya sudut vertikal pada 2 sistem tersebut disebabkan karena
perbedaan jenis/konstruksi theodolit yang umumnya perbedaan konstruksi pada skala
lingkaran vertikal. Untuk jenis theodolit yang menggunakan helling sebagai sudut vertikal
h:
Besarnya sudut miring dengan batasan 90 < h < 90
h > 0 bila target lebih tinggi dapada teropong theodolit
h < 0 bila lebih rendah dari pada teropong theodolit
Keterangan :
A, B : Nama titik/patok
Dm : Jarak Miring
D : Jarak Datar
h : Jarak Vertikal/Beda Tinggi
H : Sudut Miring
6
Z : Sudut Zenit
Ti : Tinggi Alat
P : Jarak Vertikal/Garis Mendatar Terhadap Bacaan Tengah Benang
Penyipat datar pada profil memanjang dapat dilakukan. Biasanya timbul juga
banyak titik di antaranya (Z) kita harus menggunakan satu perhitungan yang lebih
sederhana.
7
II.5 Perhitungan Volume Metode Mean Area
Rumus tampang rata-rata (mean areas) Dalam rumus ini volume didapat dengan
mengalikan luas rata-rata dari tampang yang ada dengan jarak antara tampang awal dan
akhir. Apabila tampang-tampang tersebut A1, A2, A3, . . . . . . .An-1, An, dan jarak antara
1+ 2+ 3.. 1+
tampang A1 ke An = L, maka : Volume = =
Rumus ini benar sepanjang tampang tengah antara A1 dan A2 merupakan rata-rata dari
keduanya. Seandainya tidak, maka penggunaan rumus tersebut harus diberikan koreksi
(koreksi prismoida).
Apabila tampang-tampang di sini banyak dan jarak-jarak antar tampang bervariasi misal
D1, D2, D3, dst, maka :
1 ( 1+ 2) 2 ( 1+ 3) 3 ( 3+ 4)
Volume = V = + + +......
2 2 2
8
BAB III
PELAKSANAAN
2. Pengukuran KKV
a. Waterpass 1 buah
b. Statif 1 buah
c. Rambu Ukur 1 buah
d. Pita Ukur 1 buah
5. Pengolahan Data
a. Leica Survey Office
b. Software AutoCAD Land Desktop 2009
c. Software Surpac 6.4.1
9
III.3 Langkah Kerja
III.3.1 Survey Pendahuluan
1. Menentukan tempat yang akan di petakan, lalu melakukan perencanaan
pengukuran.
2. Menentukan titik kontrol yang akan dibuat untuk kerangka pemetaan.
Penentuan ini diperhatikan apakah titik tersebut dapat menjangkau banyak
titik detil atau tidak. Titik-titik yang saling mengikat sisi poligon harus dapat
terlihat oleh titik sebelum dan selanjutnya agar dapat di lakukan pengukuran.
3. Menancapkan paku payung pada titik yang dianggap sudah memenuhi syarat
tersebut. Kemudian menandai dengan tipe x agar memudahkan dalam pencarian
kembali pada saat pengukuran.
4. Pengambaran seketsa lokasi dan seketa titik-titik yang telah terpasang.
8
B
LB
LB
B
1
B
LB
LB +90
B
2
B : kedudukan teropong biasa 1,2,4, : nomor titik-titik poligon
LB : kedudukan teropong luar biasa
10
III.3.3 Pengukuran KKV
1. Pengukuran Beda Tinggi dengan satu kali pengukuran (belakang-muka)
a. Meletakkan instrumen Waterpass tepat berada ditengah kedua titik poligon
misal 1-2.
b. Melakukan sentering.
c. Membidik titik 1 dan 2, Membaca benang atas , benang tengah, benang bawah
dan mencatat hasilnya.
d. Melakukan terus seperti itu hingga titik yang terakhir ( kembali membidik 1
karena poligonnya tertutup).
2. Mengukur Beda Tinggi dengan Slag / Beberapa Kali Pengukuran dikarenakan
Jarak yang Terlalu Panjang atau tidak bisa dijangkau teodolit.
a. Pengukuran slag ini harus dilakukan dengan jumlah slag genap.
b. Misal poligon 2-3 tidak dapat dilakukan dengan 1 kali berdiri alat , maka kita
harus melakukan dengan 2 kali berdiri.Misal slag satu titik 2-A dirikan
rambu di tengah dua titik itu lakukan sentering dan membidik rambu 2 dan
A baca ba,bt,bb.
c. Lalu memindah ke tengah titik A-3, melakukan sentering dan membidik
rambunya. membaca ba,bt,bb. Demikian seterusnya sampai titik poligon
terakhir.
3. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pengukuran dilakukan dengan pulang
pergi.
a. Pengukuran pergi adalah pengukuran dari awal titik misal 1-2, 2-3, 3-4, 4-
5,5-6,6-7,7-8,8-1. Cara pembidikan seperti langkah di atas.
b. Pengukuran pulang adalah jika pengukuran pergi telah selesai maka
pengukuran selanjutnya adalah melakukan pengukuran ulang terhadap titik
tadi hanya susunan atau rangkainannya berbeda yaitu , 1-8 , 8-7 , 7-6,dst.
4. Kedudukan alat pada setiap slag harus pada jarak yang sama antara rambu
muka ke instrumen dan jarak rambu belakang ke instrumen (pembagian jarak
setiap slag bisa dibantu dengan pita ukur). Selisih maksimum jumlah jarak muka
dan belakang adalah 2 %.
5. Kesalahan penutup sudut diberi TOR 12mmd.
11
4. Memilih titik poligon mana saja yang akan dipakai untuk pembuatan desain
jalan,misal titik 1,2,3,4,5 dan membuat lengkung dari titik titik tersebut,dengan
cara dari menu create pilih curve from tangents klik di 3 titik yang akan
dibuat lengkungpada display yang muncul isikan radius = 30 dan arc=5
apply
5. Membuat koridor dengan lebar kanan dan kiri jalan 15 m,dengan cari menu
create pilih road from centreline
6. Membuat cross section di daerah lengkung jalan terlebih dahulu ,dengan cara
gabungkan antara asjalan dan koridor buatlah titik titik disepanjang koridor
dan as jalan dari menu createpointmultiple point by subdiving pada
daerah lengkung dengan jarak 3 m dan pada daerah lurus dengan jarak 10
mkemudian hubungkan point point yang telah dibuat dengan line.
12
9. Apabila sudah tepat pada benang silang teropong kemudian rekam jaraknya
jika pada pembacaan jaraknya ada tanda panah turun berarti prisma pollnya
harus maju mendekati alat dan jika ada tanda panah naik berarti prisma pollnya
harus mundur.hal tersebut dilakukan sampai jarak dan sudut menjadi nol.L
10. Lakukan langkah yang sama untuk stake out titik titik as jalan yang lain .
13
III.3.10 Plotting Peta
1. Input Data ke Autocad
a. Siapkan data hasil pengukuran yang telah di download
b. Masukan data ke excel dan disimpan dalam format .csv
c. Mengatur urutan data dalam tabel excel menjadi PENZD (X,Y,Z,deskripsi)
dan save formatnya menjadi .csv
d. Lalu membuka software AutoCad
e. Klik Point import point atur formatnya PENZD (Comma delimeted)
pilih data Ok.
f. Pilih pengaturan Ok
g. Tekan Z enter E Enter. Untuk memunculkan titik yang sudah di plot
h. Klik Terain Terrain Model Explorer Create new surface klik tanda
[+] dari Surface klik kanan Point Add point Entity blok semua titik
lalu tekan enter
i. Klik kanan pada Surface Build Ok.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Ketelitian keseluruhan =
514.306514.469
=
514.354
= 1: 3155.75
15
7. Azimuth
12 = 17 0 0 ( hasil dari pengukuran kompas )
23 = 17 0 0 + 180 - 181 1 7.86
= 15 58 52.14
Dan seterusnya.......
8. D Sin
Poligon 1-2 = 70.530 sin 17 0 0
= 20.6209
Dan seterusnya.......
9. Koreksi D Sin
Jumlah D Sin = - 0.02012
Koreksi per titik = ( jarak/jarak ) D Sin
Titik 1-2 = (70.530 / 514.345 ) x 0.02012
= (+0.0028)
Dan seterusnya.......
10. D Cos
Poligon 1-2 = 70.530 cos 17 0 0
= 67.448
Dan seterusnya.......
12. Koordinat X
X1 = 100 ( koordinat lokal )
X2 = 100 + (20.620 + (0.0028))
= 100 + 20.624
= 120.6237 m
13. Koordinat Y
Y1 = 100 ( koordinat lokal )
Y2 = 100 +( 67.448 + (-0.004))
= 100 + (67.445)
= 167.44453
16
15. Hasil pengukuran KKH
(Terlampir)
Perhitungan untuk posisi pergi dan pulang sama ,hanya saja pada saat merata-rata
hasil tanda yang digunakan adalah tanda untuk posisi pergi.
7. Tabel KKV
(Terlampir)
17
IV.5 Hasil plotting peta profil melintang (Terlampir)
Profil melintang dimulai dari titik cross paling barat dan berakhir di titik cross
paling kanan dengan skala:
Skala horizontal 1 : 75
Skala vertikal 1 : 18.75
IV.6 Hasil plotting peta yang meliputi As jalan, long section, cross section, kontur
situasi sekitar (Terlampir)
18
Tampang
Melintang
Datum
MSL
19
e. Melakukan dengan cara yang sama tetapi dengan menggunakan Referensi nilai
tinggi titik poligon tertinggi + 5m, dimana titik poligon BM5 memiliki tinggi
tertinggi yaitu 100.076 sehingga hasilnya menjadi 105,076 m .
f. Mengisikan hasil penghitungan dari AutoCad ke dalam Excel kemudian menghitung
menggunakan metode Mean Area dan End Area (Terlampir)
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Titik poligon yang di rencanakan di lapangan diukur untuk kerangka kontrol
horizontal dan vertikal untuk mendapatkan koordinat x,y, dan z lokal poligon yang
mencakup daerah pengukuran.
2. Dari poligon yang telah terbentuk, dapat dibentuk design lengkung horizontal jalan
dengan trase jalan memilih salah satu sisi poligon dengan ketentuan trase jalan
minimal 250 meter dimana design tersebut juga merencakanan section baik untuk
jalan lurus maupun lengkung.
3. Setiap section diukur cross section untuk mendapatkan profil melintang section
tersebut.
4. As jalan dari design yang telah diukur di lapangan diukur long section untuk
mendapatkan profil memanjang dari jalan tersebut.
5. Volume timbunan dan galian rencana diperoleh dari design dan hasil pengukuran
langsung di lapangan, digunakan untuk mengetahui jumlah material tambahan
maupun pengurangan untuk menghasilkan jalan yang sesuai dengan design.
6. Design lengkung horizontal ini sangat membantu surveyor dan kontraktor dalam
membuat jalan lengkung.
V.2 Saran
1. Praktikum Survey Rekayasa sebaiknya dilaksanakan dalam waktu yang tepat,
artinya tidak ada perbedaan jam berakhirnya mata kuliah ini (16.20 WIB) dengan
berakhirnya jam kerja laboratorium (16.00). Waktu sisa terbuang sia-sia karena
peraturan laboratorium peminjaman alat.
2. Materi ditambah lagi mengikuti perkembangan zaman.
21
DAFTAR PUSTAKA
22