Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR PRAKTEK SURVEI REKAYASA

PEMBUATAN DESIGN DAN PENGUKURAN LANGSUNG


LENGKUNG HORIZONTAL JALAN DI DAERAH GMC KE PERTIGAAN FKG UGM

Dosen Pengampu :
Ruli Andaru, ST., M.Eng, Yulaikhah, ST., MT, Ir. Sri Narni, MT

Disusun Oleh :
Kelompok 6A

Ernawati 13/344239/SV/02755
Herman Herfiantoko 13/344257/SV/02773
Andri Crestianto 13/344286/SV/02802
Agnes Shelvira Herwieany 13/344388/SV/02904
Roffian Halim 13/351056/SV/04112

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Materi................................................................................................................................................. 3
I.2. Maksud............................................................................................................................................. 3
I.3 Tujuan................................................................................................................................................ 3
I.4. Materi Pekerjaan........................................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
II.1. Kerangka Kontrol Horizontal................................................................................................. 5
II.2. Kerangka Kontrol Vertikal....................................................................................................... 5
II.3 Long Section................................................................................................................................... 7
II.4 Cross Section................................................................................................................................... 7
II.5 Perhitungan Volume Metode Mean Area........................................................................... 8
II.6 Perhitungan Volume Metode End Area.............................................................................. 8
BAB III PELAKSANAAN
III.1. Lokasi dan Waktu Pekerjaan.................................................................................................. 9
III.2. Alat dan Bahan.............................................................................................................................. 9
III.3 Langkah Kerja................................................................................................................................ 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................... 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan................................................................................................................................... 21
IV.2. Saran................................................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................... 22
LAMPIRAN

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Survei Rekayasa atau yang lebih dikenal dengan Survei Teknik Sipil ini,merupakan
bagian dari Ilmu Geodesi. Dalam pelaksanaannya survei teknik sipil ini sangat
bergantung pada Ilmu Geodesi seperti Ilmu Ukur Tanah yang menerapkan metode-
metode pengukuran dan pemetaan, serta perhitungan dan analisa data hasil
pengukuran.
Pada dasarnya pekerjaan survei rekayasa ini diterapkan dalam rencana konstruksi
untuk pembuatan jalan raya, saluran air dan lain sebagainya yangberhubungan erat
dengan galian dan timbunan.
Pengukuran yang dilakukan untuk keperluan konstruksi tersebut berupa
pengukuran poligon, pengukuran beda tinggi, pengukuran profil memanjang dan profil
melintang. Karena berkaitan dengan galian dan timbunan, maka perhitungan luas dan
volume dari galian dan timbunan tersebut sangat diperlukan.
Dari hasil pengukuran di atas, data hasil pengukurannya diolah (dimasukan dalam
suatu perhitungan) dan disajikan dalam bentuk peta.Selanjutnya pada peta tersebut
akan dilengkapi dengan membuat rancangan pekerjaan konstruksi yang lengkap
dengan bidang persamaan yang memperlihatkan bentuk dari konstruksi yang akan
dibuat. Setelah rancangan konstruksi selesai dibuat oleh ahli rancang bangunan
(tenaga ahli di bidang teknik sipil dan arsitektur) sehingga menghasilkan suatu peta
rencana (site plan), maka site plan tersebut akan dikembalikan kepada ahli penentu
posisi di atas permukaan bumi (tenaga ahli di bidang teknik geodesi) untuk
menentukan posisi rencana konstruksi di lapangan sesuai dengan sudut dan jarak yang
terukur pada site plan.
Proses pemindahan suatu bentuk rancangan konstruksi di atas peta ke atas
permukaan bumi, disebut dengan setting out atau staking out.

I.2 Maksud

1. Untuk merencanakan pembuatan jalan termasuk bagian-bagiannya yang meliputi


badan jalan, lebar jalan, tikungan/lengkungan jalan dan kemiringan jalan.
2. Untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang teori-teori yang
berkaitan dengan praktikum survei rekayasa ini, yang pernah di dapat dalam
perkuliahan.
3. Agar mahasiswa mampu menerapkan teori-teori tersebut dengan melakukan
praktek langsung di lapangan.

I.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran pada suatu lokasi dari penentuan titik-
titik poligon sehingga dapat menampilkan data poligon yang telah diperoleh pada
proses pengukuran dengan menggunakan Total Station dan diproses pada hitungan
bouwdith untuk melakukan koreksi sudut pada tiap Titik.
2. Dari hasil data perhitungan bouwdith dapat dilanjutkan dengan pengukuran KKV
yang nantinya akan mengetahui titik tinggi dari masing masing titik poligon.
3. Mahasiswa dapat membuat desain jalan dari titik titik poligon yang telah dibuat di
lapangan pada aplikasi surpac yang selanjutnya akan di terapkan di lapangan

3
dengan stake out menggunakan total station, yang meliputi badan jalan, lebar jalan,
tikungan/lengkungan jalan dan situasi sekitar jalan.
4. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran long section dan cross section dari hasil
stake out As jalan.

I.4 Materi Pekerjaan

1. Pengukuran poligon yang meliputi: pengukuran kerangka kontrol horizontal dan


kerangka kontrol vertikal.
2. Pembuatan desain jalan
3. Pengukuran long section dan cross section.
4. Perhitungan volume timbunan dan galian Design jalan.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Kerangka Kontrol Horizontal


Kerangka kontrol horizontal merupakan kerangka dasar pemetaan secara
planimetris yang terdiri dari titik-titik poligon dalam bentuk koordinat yang nantinya akan
digunakan untuk pengikatan detail. Apabila kerangka peta ini baik dalam arti bentuk,
distribusi dan ketelitian nya sesuai dengan yang di harapakan, maka bisa di harapkan peta
yang akan di hasilakan juga baik. Namun sebaliknya, apabila kerangka dasar pemetaannya
tidak baik, peta yang di hasilkan juga di ragukan kualitasnya. (kerangka dasar pemetaan,
slamet basuki, 2006) Untuk Pemetaan diperlukan adanya kerangka peta, yaitu terdiri dari
titik-titik pasti di permukaan bumi yang tertentu didalam hubungan horizontal koordinat-
koordinatnya (X,Y) dan hubungan vertikal yang menunjukkan ketinggian (Z). Peta yang
digunakan sebagai perencanaan harus baik dan benar yang berarti pemberian informasi
dari peta harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dari permukaan bumi. Peta yang
disajikan dalam bidang datar, sehingga posisi titik-titik yang dimuat di dalam peta
dinyatakan dengan kordinat-koordinat pada bidang datar pula. Penentuan koordinatnya
dilakukan dengan mengadakan pengukuran jarak dan arah jurusan, yaitu secara
triangulasi, trilaterasi, poligon dan triangulaterasi. Titik-titik dinyatakan dalam sistem
koordinat ( X,Y ) dan ( Z ) untuk ketinggian dari permukaan laut rata-rata. Polygon ada
bermacam-macam. Polygon di bedakan berdasarkan pada kriteria tertentu, antara lain:

a. Atas dasar titik ikat: terikat sempurna, terikat tidak sempurna, terikat sepihak,
bebas (tanpa ikatan)
b. Atas dasar bentuk : tebuka, tertutup, bercabang.
c. Atas dasar alat yang di gunakan untuk pengukuran : polygon theodolite (polygon
sudut) dan polygon kompas.
d. Atas dasar penyelesaian : polygon hitungan (numerik) dan polygon grafis.
e. Atas dasar tingkat ketelitian: tingkat I, tingkat II, tingkat III, tingkat IV (rendah).
f. Atas dasar hirarkhi dalam pemetaan: polygon utama (INDUK) dan polygon cabang
(anakan / ray) Pengukuran jarak langsung.

Jarak antara dua buah titik di permukaan bumi dalam ilmu ukur tanah adalah jarak
dalam bidang horizontal, yang merupakan jarak terpendekantara dua buah titik tersebut.
Jarak dapat di ukuratau di tentukan dengan berbagai alat dan cara atau metode, yang
pemilihannya tergantung dari alatyang tersedia dan tujuan pengukuran derta tingkat
ketelitian yang di syaratkan.Pada praktikum pengukuran Peta desain jalan dengan alat
Total Station sangat membantu dengan manfaat-manfat yang tersedia pada Total Station
yang dapat mengukur sudut ,jarak miring ,jarak datar,sudut vertikal dan koordinat pada
suatu titik yang diukur dengan bantuan prisma.Sebagai pengumpulan data,perhitungan
secara digital dan plotting secara otomatis.

II.2 Kerangka Kontrol Vertikal


Kerangka kontrol vertikal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau
ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang referensi tertentu.
Pengukuran tinggi adalah menentukan beda tinggi antara dua titik. Beda tinggi antara 2
titik dapat di tentukan dengan metode pengukuran sipat datar, metode trigonometris dan
metode barometris.

5
Ada 2 (dua ) Sistem Dasar Pengukuran Sudut Vertikal:
1. Sudut yang dihitung terhadap arah mendatar pada skala lingkaran vertikal yang
disebut sudut miring (helling) (h).Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar,
bacaan sudut vertikal = 0.
2. Sudut yang terbentuk dihitung terhadap arah vertikal (tegak) pada skala lingkaran
vertikal disebut sudut zenit (Z).Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar
bacaan sudut vertikal = 90.

Dasar penentuan besarnya sudut vertikal pada 2 sistem tersebut disebabkan karena
perbedaan jenis/konstruksi theodolit yang umumnya perbedaan konstruksi pada skala
lingkaran vertikal. Untuk jenis theodolit yang menggunakan helling sebagai sudut vertikal
h:
Besarnya sudut miring dengan batasan 90 < h < 90
h > 0 bila target lebih tinggi dapada teropong theodolit
h < 0 bila lebih rendah dari pada teropong theodolit

Untuk jenis theodolit yang menggunakan zenit sebagai sudut vertikal Z:


Besar sudut zenit dengan batasan 0, Z, 180 dan 180 < Z < 360
Bila target bidik lebih tinggi dari pada teropong theodolit, maka Z < 90 atau 270 < Z <
270
Hubungan antara sudut miring helling (h) dan sudut zenit (Z) adalah: h + Z = 90

Keterangan :
A, B : Nama titik/patok
Dm : Jarak Miring
D : Jarak Datar
h : Jarak Vertikal/Beda Tinggi
H : Sudut Miring

6
Z : Sudut Zenit
Ti : Tinggi Alat
P : Jarak Vertikal/Garis Mendatar Terhadap Bacaan Tengah Benang

II.3 Long Section


Long Section adalah Pengukuran yang dilakukan memanjang, artinya bahwa
pengukuran Long section itu dilakukan dengan lurus atau mengikuti alur jalan. Profil
memanjang diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan raya, saluran air, pipa
air minum, dan sebagainya. Dengan jarak dan perbedaan tinggi titik titik di atas
permukaan bumi, di dapatlah irisan tegak lapangan yang di namakan profil memanjang
pada sumbu proyek Bersama dengan profil melintang dan peta situasi kita dapatkan dasar
dasar pada perencanaan proyek terse but diatas.

Penyipat datar pada profil memanjang dapat dilakukan. Biasanya timbul juga
banyak titik di antaranya (Z) kita harus menggunakan satu perhitungan yang lebih
sederhana.

II.4 Cross Section


Cross section adalah pengukuran yang dilakukan melitang, artinya bahwa
pengukuran Cross Section itu dilakukan dengan CROSS ATAU MEMOTONG jalan. Profil
melintang diperlukan untuk menggambarkan bentuk penampang melintang suatu jalan
ataupun saluran air yang direncanakan. Dengan jarak dan perbedaan tinggi titik-titik di
atas permukaan bumi, didaptlah irisan arah melintang yang dinamakan profil melintang.

7
II.5 Perhitungan Volume Metode Mean Area
Rumus tampang rata-rata (mean areas) Dalam rumus ini volume didapat dengan
mengalikan luas rata-rata dari tampang yang ada dengan jarak antara tampang awal dan
akhir. Apabila tampang-tampang tersebut A1, A2, A3, . . . . . . .An-1, An, dan jarak antara
1+ 2+ 3.. 1+
tampang A1 ke An = L, maka : Volume = =

II.6 Perhitungan Volume Metode End Area


Apabila A1 dan A2 adalah luas tampang yang berjarak D, maka volume antara dua
tampang tersebut adalah :
1+ 2
V= D x 2

Rumus ini benar sepanjang tampang tengah antara A1 dan A2 merupakan rata-rata dari
keduanya. Seandainya tidak, maka penggunaan rumus tersebut harus diberikan koreksi
(koreksi prismoida).
Apabila tampang-tampang di sini banyak dan jarak-jarak antar tampang bervariasi misal
D1, D2, D3, dst, maka :
1 ( 1+ 2) 2 ( 1+ 3) 3 ( 3+ 4)
Volume = V = + + +......
2 2 2

Apabila D1 = D2 = D3 dan seterusnya = D,


( 1+ )
V =D{ + A1 +A2 + A3 + . . . . . .+An-1}
2

Rumus ini didasarkan pada rumus trapesium untuk volume.

8
BAB III
PELAKSANAAN

III.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi Praktikum : Gadjah Mada Medical Center sampai pertigaan FKG UGM
Hari, tanggal : Setiap hari Rabu dan Kamis , 19 October 19 November
2015
Pukul : 07.00 WIB 10.20 WIB dan 13.00 WIB 16.00 WIB

III.2 Alat dan Bahan


1. Pengukuran KKH
a. Total station Leica 1 buah
b. Statif 3 buah
c. Prisma Standart 2 buah
d. Roll Meter 1 buah

2. Pengukuran KKV
a. Waterpass 1 buah
b. Statif 1 buah
c. Rambu Ukur 1 buah
d. Pita Ukur 1 buah

3. Stake Out As jalan


a. Total Station Leica 1 buah
b. Statif 2 buah
c. Prisma Standart 1 buah
d. Prisma poll 1 buah
e. Pita Ukur 1 buah
f. Penanda/patok secukupnya
g. Tongkat poll 1 buah

4. Pengukuran Cross Section dan Long section


a. Total Station Leica 1 buah
b. Statif 2 buah
c. Prisma Standart 1 buah
d. Prisma Poll 1 buah
e. Pita Ukur 1 buah
f. Penanda/Patok secukupnya
g. Tongkat poll 1 buah

5. Pengolahan Data
a. Leica Survey Office
b. Software AutoCAD Land Desktop 2009
c. Software Surpac 6.4.1

9
III.3 Langkah Kerja
III.3.1 Survey Pendahuluan
1. Menentukan tempat yang akan di petakan, lalu melakukan perencanaan
pengukuran.
2. Menentukan titik kontrol yang akan dibuat untuk kerangka pemetaan.
Penentuan ini diperhatikan apakah titik tersebut dapat menjangkau banyak
titik detil atau tidak. Titik-titik yang saling mengikat sisi poligon harus dapat
terlihat oleh titik sebelum dan selanjutnya agar dapat di lakukan pengukuran.
3. Menancapkan paku payung pada titik yang dianggap sudah memenuhi syarat
tersebut. Kemudian menandai dengan tipe x agar memudahkan dalam pencarian
kembali pada saat pengukuran.
4. Pengambaran seketsa lokasi dan seketa titik-titik yang telah terpasang.

III.3.2 Pengukuran KKH


1. Mendirikan alat TS di titik 1 kemudian melakukan sentering, mendirikan alat
prisma dititik 2 dan di titik terakhir (titik 8) dan melakukan sentering.
2. Melakukan setting untuk alat TS membuat job
3. Terlebih dahulu mengukur azimuth titik 1, memasang kompas diatas alat TS.
4. Alat diarahkan ke-Utara kompas, kemudian alat di-set nol. Kemudian dibidikkan
ke BS(titik8) sehingga didapatkan bacaan azimuth sampai ketelitian detik. (
Untuk pengukuran poligon ini, dilakukan pengukuran sudut 2 seri rangkap.)
5. Mengatur BS, alat diarahkan ke titik 8, dan tekan all dalam posisi teropong
biasa
6. Mengatur FS, alat dibidikkan ke arah titik 2, ditekanall dalam posisi teropong
biasa, didapat bacaan sudut dan jaraknya. Kemudian putar teropong menjadi
keadaan luar biasa . Bidikkan ke FS ditekanall. Lalu kita bidik BS kembali
ditekanall.(1 seri)
7. Untuk mendapatkan 2 seri rangkap, membidik FS dan BS kembali dengan posisi
teropong biasa dan luarbiasa.
8. Lakukan langkah tersebut untuk pengukuran jarak dan sudut di titik
selanjutnya.
Sudut diukur sebanyak 2 seri rangkap (4 sudut : kedudukan biasa dan luar
biasa) dengan selisih maksimum antara sudut rerata dengan sudut tunggal
sebesar k 2 detik.( k: pembagian skala bacaan terkecil teodolit yang
digunakan). Lihat sket berikut:

8
B
LB
LB
B
1

B
LB
LB +90
B
2
B : kedudukan teropong biasa 1,2,4, : nomor titik-titik poligon
LB : kedudukan teropong luar biasa

10
III.3.3 Pengukuran KKV
1. Pengukuran Beda Tinggi dengan satu kali pengukuran (belakang-muka)
a. Meletakkan instrumen Waterpass tepat berada ditengah kedua titik poligon
misal 1-2.
b. Melakukan sentering.
c. Membidik titik 1 dan 2, Membaca benang atas , benang tengah, benang bawah
dan mencatat hasilnya.
d. Melakukan terus seperti itu hingga titik yang terakhir ( kembali membidik 1
karena poligonnya tertutup).
2. Mengukur Beda Tinggi dengan Slag / Beberapa Kali Pengukuran dikarenakan
Jarak yang Terlalu Panjang atau tidak bisa dijangkau teodolit.
a. Pengukuran slag ini harus dilakukan dengan jumlah slag genap.
b. Misal poligon 2-3 tidak dapat dilakukan dengan 1 kali berdiri alat , maka kita
harus melakukan dengan 2 kali berdiri.Misal slag satu titik 2-A dirikan
rambu di tengah dua titik itu lakukan sentering dan membidik rambu 2 dan
A baca ba,bt,bb.
c. Lalu memindah ke tengah titik A-3, melakukan sentering dan membidik
rambunya. membaca ba,bt,bb. Demikian seterusnya sampai titik poligon
terakhir.
3. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pengukuran dilakukan dengan pulang
pergi.
a. Pengukuran pergi adalah pengukuran dari awal titik misal 1-2, 2-3, 3-4, 4-
5,5-6,6-7,7-8,8-1. Cara pembidikan seperti langkah di atas.
b. Pengukuran pulang adalah jika pengukuran pergi telah selesai maka
pengukuran selanjutnya adalah melakukan pengukuran ulang terhadap titik
tadi hanya susunan atau rangkainannya berbeda yaitu , 1-8 , 8-7 , 7-6,dst.
4. Kedudukan alat pada setiap slag harus pada jarak yang sama antara rambu
muka ke instrumen dan jarak rambu belakang ke instrumen (pembagian jarak
setiap slag bisa dibantu dengan pita ukur). Selisih maksimum jumlah jarak muka
dan belakang adalah 2 %.
5. Kesalahan penutup sudut diberi TOR 12mmd.

III.3.4 Pembuatan Desain Jalan


1. Siapkan koordinat tiap titik poligon dalam format .csv.
2. Kemudian buka software surpac.
3. Import koordinat poligon ke surpac dengan cara dari menu file importdata
from many string.Munculkan deskripsi dari titik poligonklik icon hide point
describtion value.

11
4. Memilih titik poligon mana saja yang akan dipakai untuk pembuatan desain
jalan,misal titik 1,2,3,4,5 dan membuat lengkung dari titik titik tersebut,dengan
cara dari menu create pilih curve from tangents klik di 3 titik yang akan
dibuat lengkungpada display yang muncul isikan radius = 30 dan arc=5
apply

5. Membuat koridor dengan lebar kanan dan kiri jalan 15 m,dengan cari menu
create pilih road from centreline

6. Membuat cross section di daerah lengkung jalan terlebih dahulu ,dengan cara
gabungkan antara asjalan dan koridor buatlah titik titik disepanjang koridor
dan as jalan dari menu createpointmultiple point by subdiving pada
daerah lengkung dengan jarak 3 m dan pada daerah lurus dengan jarak 10
mkemudian hubungkan point point yang telah dibuat dengan line.

III.3.7 Stake Out As Jalan


1. Siapkan desain jalan yang telah dibuat di surpac beserta koordinat masing
masing titik As jalan.
2. Mendirikan alat TS di titik 1 dan melakukan sentering.
3. Mendirikan alat prisma di titik 8 dan melakukan sentering.
4. Masukkan koordinat titik 8 sebagai BS kemudian Bidikkan TS ke prisma
5. Pasang prisma poll pada tongkat poll.
6. Masukkan koordinat titik as jalan yang akan di stake out.
7. Kemudian putar klem halus horizontal sampai sudutnya nol.
8. Arahkan ke prisma poll dan berikan aba aba ke pembawa poll agar tepat pada
benang silang teropong.

12
9. Apabila sudah tepat pada benang silang teropong kemudian rekam jaraknya
jika pada pembacaan jaraknya ada tanda panah turun berarti prisma pollnya
harus maju mendekati alat dan jika ada tanda panah naik berarti prisma pollnya
harus mundur.hal tersebut dilakukan sampai jarak dan sudut menjadi nol.L
10. Lakukan langkah yang sama untuk stake out titik titik as jalan yang lain .

III.3.8 Pengukuran Cross Section dan Long Section


1. Siapkan desain jalan yang telah dibuat di surpac beserta koordinat masing
masing titik cross section.
2. Mendirikan alat TS di titik BM 1 , masukkan koordinat x,y,z dari stasiun
berdirinya alat dan melakukan sentering.
3. Mendirikan alat prisma di titik 8 sebagai BS dan melakukan sentering.
4. Masukkan koordinat titik 8 sebagai BS kemudian Bidikkan TS ke prisma.
5. Pasang prisma poll pada tongkat poll.
6. Untuk mengukur long section :Mendirikan prisma poll di tiap titik As jalan
,kemudian bidik prisma poll tersebut untuk koordinat x,y,z dari As jalan .
7. Ulangi langkah F butir no.6 sampai semua titik As jalan terukur koordinatnya
untuk dijadikan long section.
8. Untuk mengukur cross section :Masukkan koordinat salah satu titik cross
section kemudian stake out dengan cara yang sama seperti stake out As
jalan.untuk mengambil titik titik cross section yang lainnya dengan interval
jarak 3 m,lakukan pelurusan dari titik As jalan ke titik cross yang telah di stake
out dengan menggunakan pita ukur dan tandai titik setiap 3m dengan tipe x
atau patok.
9. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap titik titik cross section yang telah
ditandai tadi.
10. Ulangi langkah tersebut untuk mencari dan mengukur titik titik cross section
setiap As jalan.

III.3.9 Download Data


1. Menghidupkan komputer klik FlexOffice pada dekstop.
2. Klik Tools pilih Data Exchange Manager.
3. Klik kanan pada serial port pilih setting.
4. Menghidupkan Total station kemudian pilih setting pilih Comm.
5. Samakan seri ts,port,databit,stoppoint pada TS dengan komputer.
6. Klik port serial misal : COM2.
7. Klik Job klik Job (Surek 6A).
8. Membuat folder pada komputer yang akan dicopy job.
9. Pada Surek 6A Drag Measurement dan fixpoint ke tempat penyimpanan yang
sudah dibuat.Maka file terdownload dengan dalam format .idx.
10. Convert hasil download tadi ke .csv maka bila file dibuka di Microsoft excel data
hasil download akan tertampil sebagai X,Y, Z dan deskripsi.

13
III.3.10 Plotting Peta
1. Input Data ke Autocad
a. Siapkan data hasil pengukuran yang telah di download
b. Masukan data ke excel dan disimpan dalam format .csv
c. Mengatur urutan data dalam tabel excel menjadi PENZD (X,Y,Z,deskripsi)
dan save formatnya menjadi .csv
d. Lalu membuka software AutoCad
e. Klik Point import point atur formatnya PENZD (Comma delimeted)
pilih data Ok.
f. Pilih pengaturan Ok
g. Tekan Z enter E Enter. Untuk memunculkan titik yang sudah di plot
h. Klik Terain Terrain Model Explorer Create new surface klik tanda
[+] dari Surface klik kanan Point Add point Entity blok semua titik
lalu tekan enter
i. Klik kanan pada Surface Build Ok.

2. Membuat Profil Melintang dan Memanjang


a. Buka aplikasi Autocad
b. Gunakan data yang telah dimasukkan ke Autocad pada langkah sebelumnya
c. Membuat layer untuk masing-masing objek seperti layout, BM, Cross
section dan sebagainya
d. Pilih layer untuk membuat cross section, menggunakan Polyline. Mulai
digitasi dari titik cross section 1 sehingga membentuk garis. Untuk profil
memanjang lakukan digitasi pada as jalan dari BM1 sampai BM5.
e. Klik Terrain Section View Quick Section pilih cross section Enter
f. Atur Section dengan View properties atur grid setting dan datum
sedemikian rupa sehingga penampang terlihat jelas
g. Jika sudah maka masukan pada lembar kerja dengan menggunakan menu
utilities import Quick Section view
h. Membuat grid untuk profil penampang dengan cara klik menu Terrain
Sections Grid for sections pilih layer lalu enter klik pada datum profil
untuk memasukan grid Ok.
i. Atur besar kecilnya Profil melintang sesuai dengan skala yang di tentukan.
j. Membuat layout peta untuk semua profil.
Lakukan pembuatan peta juga untuk poligon, titik STA lengkung,
design koridor jalan dan situasi/kontur lengkap dengan hasil
perhitungan cut and fill di surpac dengan ukuran kertas A3.
Ketentuan kertas peta:
Profil memanjang = A1
Profil melintang = A3

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengukuran KKH


Perhitungan untuk KKH sebagai berikut.
1. Jarak rata rata (D)
D12 = ( D pergi + D pulang ) /2
= ( 70.529 + 70.531 ) / 2
= 70.530
Dan seterusnya........

2. Ketelitian per penggal =


D12 = (70.529 70.531) / 70.530
= 1 : 35265
Dan seterusnya.......

3. Ketelitian keseluruhan =
514.306514.469
=
514.354
= 1: 3155.75

4. Rata rata sudut terukur = ( sudut ) / 4


1 = (5 35 26 + 5 35 27 + 5 35 27 + 5 35 27 ) / 4
= 5 35 26.88
Dan seterusnya.......
Syarat hasil ukuran adalah kn atau 58 = 14.14
Sehingga selisih sudut rata rata dengan sudut masing masing adalah -14
sampai 14 untuk pengukuran ini semua sudut telah memenuhi syarat.

5. Menentukan koreksi masing masing sudut.


Jumlah sudut
= 107905959.28
Syarat = ( n 2 ) 1800 jumlah poligon (n) = 8
= 10800
fs = - 0.72
Syarat fs = 2kn
= 108
= 28.28
maka pengukuran ini telah memenuhi syarat
Koreksi per titik = - (-0.72/8)
= 0.09
6. Menentukan sudut terkoreksi
1 = 50 35 26.88 + 0000.09
= 50 35 26.97
Dan seterusnya.......

15
7. Azimuth
12 = 17 0 0 ( hasil dari pengukuran kompas )
23 = 17 0 0 + 180 - 181 1 7.86
= 15 58 52.14
Dan seterusnya.......

8. D Sin
Poligon 1-2 = 70.530 sin 17 0 0
= 20.6209
Dan seterusnya.......

9. Koreksi D Sin
Jumlah D Sin = - 0.02012
Koreksi per titik = ( jarak/jarak ) D Sin
Titik 1-2 = (70.530 / 514.345 ) x 0.02012
= (+0.0028)
Dan seterusnya.......

10. D Cos
Poligon 1-2 = 70.530 cos 17 0 0
= 67.448
Dan seterusnya.......

11. Koreksi D Cos


Jumlah D Cos = 0.0266
Koreksi per titik = ( jarak/jarak ) D Cos
Titik 1 = (70.530 / 514.345 ) x (0.0266)
= 0.004
Jadi Koreksinya adalah ( -0.004 )

12. Koordinat X
X1 = 100 ( koordinat lokal )
X2 = 100 + (20.620 + (0.0028))
= 100 + 20.624
= 120.6237 m

13. Koordinat Y
Y1 = 100 ( koordinat lokal )
Y2 = 100 +( 67.448 + (-0.004))
= 100 + (67.445)
= 167.44453

14. Ketelitian linier poligon


fx = (-0.0212) m
fy = 0.02656 m
fl = ( fx2+ fy2 ) ( (0.0212)2 + (0.026562 )
= 0,03332 m
Ketelitian linier = fl / D
= 0,03332 / 514.345 atau 1/15437.79
( sudah terpenuhi dari 1/15000 )

16
15. Hasil pengukuran KKH
(Terlampir)

IV.2 Hasil Pengukuran KKV


Perhitungan KKV sebagai berikut :
1. Beda tinggi antar titik = (btbelakang btmuka)
h 12 = 1.075 1.715
= -0.640
Dan seterusnya.......

Perhitungan untuk posisi pergi dan pulang sama ,hanya saja pada saat merata-rata
hasil tanda yang digunakan adalah tanda untuk posisi pergi.

2. Rata-rata beda tinggi pergi pulang = ( hpergi+hpulang ) / 2


h 12 = h 12pergi + h 12pulang
= -0.640 + ( -0.640 )
= -0.640
Dan seterusnya.......

3. Koreksi beda tinggi


Syarat h = 0.000
h = 0.00775
TOR = 12mmD(km)
= 12mm0.514354
= 8.606217288( hasil pengukuran memenuhi TOR )

4. Koreksi per titik = ( jaraksisi / jarak ) x h


h 12 = ( 70.53 / 514.354 ) x (-0.00775)
= - 0.001062707
Dan seterusnya.......

5. Beda tinggi terkoreksi= ( h + koreksi )


h 12 = -0.640 + - 0.001062707
= -0.641062707
Dan seterusnya.......

6. Tinggi titik = ( tinggi awal + h terkoreksi )


H1 = 100
H2 = 100 + (-0.641062707)
= 99.35893729 m

7. Tabel KKV
(Terlampir)

IV.3 Hasil Pembuatan Desain Jalan (Terlampir)


IV.4 Hasil Plotting peta profil memanjang (Terlampir)
Profil memanjang dimulai dari BM1 dan berakhir di BM5 dengan skala:
Skala horizontal 1 : 400
Skala vertikal 1 : 40.

17
IV.5 Hasil plotting peta profil melintang (Terlampir)
Profil melintang dimulai dari titik cross paling barat dan berakhir di titik cross
paling kanan dengan skala:
Skala horizontal 1 : 75
Skala vertikal 1 : 18.75

IV.6 Hasil plotting peta yang meliputi As jalan, long section, cross section, kontur
situasi sekitar (Terlampir)

IV.7 Hasil perbedaan Cut and Fill dari Surpac.


Cut and Fill dengan hitungan menggunakan metode Mean Area dengan End Area.
a. Menghitung Cut and Fill di Surpac
b. Menghitung Luas setiap profil tampang melintang di Autocad, dengan cara,
menggunakan Section View Quick Section kemudian mengatur Horizontal dan
Vertical Factor 1, dan Datum 0 kemudian melakukan digitasi dengan mengikuti
tampang melintangnya sampai ke datum sampai ada polyline.

18
Tampang
Melintang

Datum
MSL

c. Menghitung Luasnya dengan klik pada Polyline kemudian melihatnya pada


Geometry pada Areanya.

d. Melakukan Hal yang sama untuk setiap Profil tampang melintangnya.

19
e. Melakukan dengan cara yang sama tetapi dengan menggunakan Referensi nilai
tinggi titik poligon tertinggi + 5m, dimana titik poligon BM5 memiliki tinggi
tertinggi yaitu 100.076 sehingga hasilnya menjadi 105,076 m .
f. Mengisikan hasil penghitungan dari AutoCad ke dalam Excel kemudian menghitung
menggunakan metode Mean Area dan End Area (Terlampir)

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Titik poligon yang di rencanakan di lapangan diukur untuk kerangka kontrol
horizontal dan vertikal untuk mendapatkan koordinat x,y, dan z lokal poligon yang
mencakup daerah pengukuran.
2. Dari poligon yang telah terbentuk, dapat dibentuk design lengkung horizontal jalan
dengan trase jalan memilih salah satu sisi poligon dengan ketentuan trase jalan
minimal 250 meter dimana design tersebut juga merencakanan section baik untuk
jalan lurus maupun lengkung.
3. Setiap section diukur cross section untuk mendapatkan profil melintang section
tersebut.
4. As jalan dari design yang telah diukur di lapangan diukur long section untuk
mendapatkan profil memanjang dari jalan tersebut.
5. Volume timbunan dan galian rencana diperoleh dari design dan hasil pengukuran
langsung di lapangan, digunakan untuk mengetahui jumlah material tambahan
maupun pengurangan untuk menghasilkan jalan yang sesuai dengan design.
6. Design lengkung horizontal ini sangat membantu surveyor dan kontraktor dalam
membuat jalan lengkung.

V.2 Saran
1. Praktikum Survey Rekayasa sebaiknya dilaksanakan dalam waktu yang tepat,
artinya tidak ada perbedaan jam berakhirnya mata kuliah ini (16.20 WIB) dengan
berakhirnya jam kerja laboratorium (16.00). Waktu sisa terbuang sia-sia karena
peraturan laboratorium peminjaman alat.
2. Materi ditambah lagi mengikuti perkembangan zaman.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal. Diakses dari :


https://cwienn.wordpress.com/2009/06/17/pengukuran-kerangka-kontrol-
vertikal/ . Diakses pada : 12 Desember 2015.

Anonim. Laporan Survey Rekayasa. Diakses dari : http://dokumen.tips/documents/laporan-


survey-rekayasa.html . Diakses pada : 12 Desember 2015.

Mas Pri. 2010. Diakses dari : http://mazprie82geodesi.blogspot.com,2010. Diakses pada : 12


Desember 2015.

Anonim. 2015. Pengertian Long Section dan Cross. Diakses dari :


http://www.geosurta.tk/2015/11/pengertian-long-section-dan-cross.html. Diakses
pada : 12 Desember 2015.

22

Anda mungkin juga menyukai