S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan praktikum dan penulisan laporan
praktikum ini bisa lancar dan selesai tepat waktu.Dengan tujuan untuk
memenuhi syarat praktikum Pemetaan dan Uitset Konstruksi Bangunan Sipil
di Teknik Sipil Universitas Jember.
Penulis
KELOMPOK 6 1
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
BAB 1........................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................6
2.1.1Pengenalan Alat..........................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................22
PELAKSANAAN PRAKTIKUM............................................................................22
KELOMPOK 6 2
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
3.1.4 Cara Penggambaran.................................................................................26
BAB IV....................................................................................................................33
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................33
KELOMPOK 6 3
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
BAB 1
PENDAHULUAN
KELOMPOK 6 4
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
1. Mahasiswa mengerti cara mengukur beda tinggi, jarak, dan pola
drainase suatu kawasan.
2. Mahasiswa dapat menguasai dan memahami koordinat suatu
bangunan.
3. Mahasiswa dapat memahami cara memetakan suatu daerah atau
bangunan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan menguasai cara penggunaan alat
Total Station Nikon DTM 322 dan Waterpass.
KELOMPOK 6 5
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1Pengenalan Alat
1. Total Station Nikon DTM 322
Total Station (TS) adalah alat yang digunakan dalam
pemetaan dan konstruksi bangunan.
Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut
horisontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi
dengan chip memori, sehingga data pengukuransudut dan jarak
dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah secara
computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang
terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik
(electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
KELOMPOK 6 6
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Gambar 2.1 Total Station
Kelengkapan unit :
KELOMPOK 6 7
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Tombol Navigasi Total Station
KELOMPOK 6 8
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Prism Pole (Prisma Terget) adalah alat yang menjadi
taget bidikan oleh total station untuk memastikan
keberadaan dan kebenaran posisi titik target yang
dimaskud.
2. Tripot
KELOMPOK 6 9
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
- Tali pembawa :Untuk membawa alat kemana saja
- Sekrup Penyetel :Untuk mengatur ketinggian alat
- Kaki Statif : Untuk menancapkan alat pada Tanah
3. Jaloon
Jaloon adalah salah satu alat penyangga selain statif,
yakni alat berdiri untuk prisma agar sasaran ke prisma oleh
total station tepat.
4. Meteran
Meteran digunakan sebagai alat untuk pengukur tinggi
dari alat.
6. Payung
Payung digunakan untuk melindungi waterpas dari
sinar matahari langsung maupun hujan karena lensa
teropong pada waterpas sangat peka terhadap sinar
matahari.
KELOMPOK 6 10
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
3. Langkah Kerja
a. Sentring, leveling, dan dirikan alat di titik STN1.
Gunakan nivo bulat, nivo tabung, kemudian nivo
digital.
b. Membuat job baru
MENU – JOB – JOB SELECTION
Pilih MSR1 – Masukan nama JOB (Maksimal 8
karakter)
c. Mencari AZIMUTH (arah utara) dengan menggunakan
kompas
Pasang kompas di alat
Putar alat hingga ke arah utara
KELOMPOK 6 11
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Bacaan sudut atur hingga 0 (tekan ANG-set 0)
Lalu putar kembali backsight, tembak titiknya, baca
dan catat
d. Masukkan koordinat tempat berdiri alat
Tekan STN1 – KNOWN-masukkan no titik, tinggi
alat, kode titik
e. Masukkan backsight (BS)
Pilih backsight – pilih angle atau tekan no 2 –
masukkan no BS, tinggi alat dan kode titik –
masukkan nilai AZIMUTH yang telah di dapat
pada pembidikan AZIMUTH – klik enter
f. Membidik titik sebagai FORESIGHT (FS)
Setelah memasukan BS, langkah selanjutnya
memulai melakukan pembidikan pada titik FS
yang telah ditentukan.
2.9 Waterpass
Kelengkapan Unit :
1. Nikon Waterpass 1 buah
2. Tutup lensa 1 buah
3. Toolkit 1 set
4. Kotak plastik tempat alat 1 buah
5. Plastik hujan untuk alat 1 buah
KELOMPOK 6 13
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Bagian Atas
a. Lensa Obsyektif, untuk membidik dan memperjelas
rambu ukur
b. Tombol Fokus, untuk memfokuskan target
c. Visir, untuk mencari dan membidik obyek secara
pendekatan
d. Lensa Okuler, untuk tempat mata membidik dan
memperjelas benang silang
e. Pengaturan benang silang, untuk mengatur
diagfragma benang silang
Bagian Tengah
a. Nivo Kotak, sebagian indikator pendataran garis
arah nivo
b. Penggerakan Halus Horizontal, untuk mendapatkan
benang silang terhadap bacaan rambu
c. Lingkaran Horizontal, dapat difungsikan sebagai
bacaan sudut horizontal
Bagian Bawah
a. Sekrup Pendatar, untuk memasukan gelembung nivo
kotak ke tengah lingkaran
b. Pelat Dasar, untuk memasang waterpass di atas
tripod.
2. Triport
KELOMPOK 6 14
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Triport (kaki tiga) merupakan tempat dudukan alat dan
untuk menstabilkan alat seperti Sipat datar. Alat ini
mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa dirubah
ukuran ketinggiannya. Triport saat didirikan harus rata
karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat
pengukuran.
3. Unting – Unting
Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan yang
berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan di ujung
atas digantungkan pada seutas tali. Unting-unting berguna
untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di
permukaan tanah atau sebaliknya.
KELOMPOK 6 15
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi
empat panjang yang berukuran ± 3–4 cm, lebar ± 10 cm,
panjang ± 300 cm, bahkan ada yang panjangnya mencapai
500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi sepatu besi.
Bidang lebar dari bak ukur dilengkapi dengan ukuran
milimeter dan diberi tanda pada bagian-bagiannya dengan
cat yang mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah
dengan dasar putih, maksudnya bila dilihat dari jauh tidak
menjadi silau.Bak ukur ini berfungsi untuk pembacaan
pengukuran tinggi tiap patok utama secara detail.
Gambar2.14 Payung
6. Nivo
Di dalam nivo terdapat sumbu tabung berupa garis
khayal memanjang menyinggung permukaan atas tepat
ditengah.Selain itu, dalam tabung nivo terdapat gelembung
yang berfungsi sebagai medium penunjuk bila nivo sudah
tepat berada ditengah.
KELOMPOK 6 16
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
7. RolMeter
Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-50
m dan dilengkapi tangkai untuk mengukur jarak antara
patok yang satu dengan patok yang lain.
8. Meteran
Meteran digunakan sebagai alat untuk pengukur tinggi
dari alat.
KELOMPOK 6 17
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
c. Memastikan waterpass dalam keadaan datar. Jika
masih belum datar bisa dilakukan pengaturan pada
gelembung nivo (gelembung nivo berada ditengah
KELOMPOK 6 18
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Beda tinggi dihitung dengan rumus :ΔH = Ta – Bt
Ket : ΔH = beda tinggi Ta = tinggi alat Bt = benang
tengah
2. Pengukuran Metode 2 (Waterpass ditempatkan di dua titik)
Pada metode ini Waterpass ditempatkan di salah satu
titik. Berikut merupakan tahapan-tahapannya:
a. Meletakkan Waterpass diatas triport yang sudah
diberdirikan.
b. Memasang unting-unting di bagian bawah kepala tripot
hingga tepat diatas paku yang telah ditancapkan.
c. Memastikan waterpass dalam keadaan datar. Jika
masih belum datar bisa dilakukan pengaturan pada
gelembung nivo (gelembung nivo berada ditengah
mengartikan waterpass dalam keadaan datar) atau
dengan cara mengatur sekrup pendatar.
d. Mengukur jarak dari alat ketitik A dan titik B
menggunakan rollmeter.
e. Mendirikan rambu diatas patok titik A secara tegang
(dipagang dengan tangan).
f. Mengarahkan waterpass terhadap rambu ukur A,
fokuskan bayangan rambu dan benang silang
diafragma :
Memperhatikan dengan teliti dan benar Benang
Tengah (BTA), Benang Atas (BAA) dan Benang
Bawah (BBA). Kemudian mencatata hasil bacaan di
selembaran. Tidaklupa untuk selalu memastikan
gelembung nivo berada ditengah-tengah.
Melakukan pengecekan pembacaan dengan cara
[(BAA)+(BBA)/2], hasilnya sama dengan BTA atau
masuk toleransi ±0,002 mm, jika tidak terpenuhi
maka pengukuran harus dilakukan ulang sampai
memenuhi toleransi.
g. Memindahkan rambu ke titik B dan praktikan
mengulangi tahapan F.
KELOMPOK 6 19
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
1. Metode I
Beda tinggi titik A dan B :
ΔHAB = (TAA) – (btB +
TPB)
Jarak titik A dan B : dAB = (ba – bb) x 100
Beda tinggi dihitung dengan rumus :ΔH = Ta – Bt
Keterangan : ΔH = Beda tinggi
Ta = Tinggi alat
Bt = Benang tengah
2. Metode II
Beda tinggi titik A dan B : ΔHAB = (btA) – (btB)
Jarak titik A dan B : dAB = [ (baA –
bbA)x100
+ (baB – bbB)x100
Beda tinggi dihitung dengan rumus :ΔH = Bta – Btb
Keterangan :ΔH = Beda tinggi
BTA = Bacaan benang tengah rambu belakang
BTB = Bacaan benang tengah rambu muka
KELOMPOK 6 20
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3. Unting – Unting
4. Payung
5. Nivo
6. RolMeter
7. Meteran
8. Prisma
ST 12 BM1 0° 0' 0" 90° 4' 19" 30° 50' 13" 1.48
A12 256° 15' 2" 88° 24' 11" 23° 36' 32" 1.3
J13 346° 30' 48" 89° 35' 35" 17° 17' 24" 1.3
J14 358° 30' 19" 90° 18' 16" 14° 46' 59" 1.3
J15 0° 5' 1" 92° 1' 59" 14° 32' 17" 1.3
J16 8° 7' 54" 91° 35' 44" 13° 48' 14" 1.3
J17 23° 8' 29" 91° 5' 33" 14° 16' 34" 1.3
JL17 43° 28' 25" 91° 9' 10" 15° 29' 20" 1.3
JL18 191° 25' 59" 90° 4' 59" 30° 12' 4" 1.3
J19 199° 9' 20" 90° 28' 12" 30° 51' 50" 1.3
J20 202° 25' 19" 90° 23' 29" 30° 55' 34" 1.3
J21 203° 35' 39" 89° 31' 15" 30° 57' 14" 1.3
KELOMPOK 6 22
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
J22 214° 15' 44" 89° 22' 23" 32° 7' 34" 1.3
J23 202° 3' 12" 89° 27' 43" 38° 31' 16" 1.3
J24 201° 6' 36" 90° 8' 26" 38° 21' 25" 1.3
J25 196° 12' 41" 89° 30' 13" 38° 26' 42" 1.3
JL26 192° 18' 3" 89° 33' 57" 38° 47' 38" 1.3
JL27 185° 11' 38" 90° 4' 29" 39° 45' 47" 1.3
JL28 234° 24' 17" 89° 7' 53" 37° 14' 2" 1.3
BM29 224° 23' 0" 89° 9' 44" 68° 19' 19" 1.8
ST 30 BM11 0° 0' 0" 90° 21' 8" 68° 19' 55" 1.51
P30 12° 15' 17" 91° 9' 10" 19° 40' 8" 1.3
P31 290° 20' 7" 90° 10' 53" 25° 41' 56" 1.3
P32 190° 32' 31" 90° 6' 55" 34° 41' 38" 1.3
P33 138° 1' 53" 90° 21' 49" 31° 56' 13" 1.3
P34 169° 0' 46" 90° 3' 41" 35° 32' 17" 1.3
P35 168° 6' 0" 90° 0' 57" 38° 27' 36" 1.3
P36 123° 19' 26" 89° 19' 26" 43° 18' 7" 1.65
P37 121° 3' 40" 89° 15' 13" 40° 42' 25" 1.7
P38 171° 12' 45" 90° 4' 27" 36° 0' 0" 1.3
G39 192° 34' 53" 89° 34' 21" 44° 25' 23" 1.3
G40 197° 12' 17" 89° 32' 43" 44° 55' 41" 1.3
M41 210° 26' 32" 89° 24' 57" 36° 57' 50" 1.3
M42 220° 6' 21" 89° 30' 43" 49° 45' 11" 1.3
K43 246° 26' 9" 89° 30' 11" 44° 26' 53" 1.3
K44 246° 33' 47" 89° 33' 1" 32° 20' 42" 1.3
K45 278° 20' 7" 89° 35' 24" 38° 4' 37" 1.3
K46 275° 17' 38" 89° 19' 32" 41° 14' 42" 1.3
JL47 27° 24' 3" 91° 2' 34" 50° 2' 31" 1.3
JL48 100° 18' 46" 89° 24' 40" 44° 15' 40" 1.3
JL49 97° 14' 24" 89° 24' 51" 49° 2' 46" 2.15
JL50 103° 3' 40" 89° 24' 51" 52° 34' 34" 2.15
J51 106° 31' 25" 89° 23' 25" 48° 35' 35" 2.15
J52 103° 34' 14" 89° 34' 27" 41° 17' 56" 2.15
J53 105° 24' 40" 89° 27' 11" 39° 42' 36" 2.15
J54 105° 29' 5" 89° 15' 53" 38° 53' 6" 2.15
J55 112° 3' 6" 89° 30' 46" 44° 32' 24" 2.15
J56 112° 24' 56" 89° 15' 39" 44° 0' 36" 2.15
J57 110° 7' 24" 89° 34' 18" 45° 55' 55" 2.15
J58 9° 6' 3" 90° 0' 12" 38° 49' 48" 1.85
J59 19° 23' 44" 89° 22' 15" 32° 8' 24" 2.1
A60 317° 18' 40" 90° 18' 13" 33° 18' 11" 1.3
A61 308° 30' 12" 90° 12' 39" 48° 57' 54" 1.3
POS62 287° 33' 56" 89° 33' 18" 25° 39' 4" 1.3
POS63 282° 31' 15" 89° 34' 27" 24° 0' 4" 1.3
KELOMPOK 6 23
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
POS64 278° 23' 7" 90° 3' 2" 27° 3' 22" 1.3
PD64 270° 33' 20" 90° 9' 48" 20° 33' 0" 1.3
PD65 267° 2' 41" 90° 5' 5" 24° 49' 26" 1.3
PD66 226° 31' 48" 89° 32' 27" 25° 36' 0" 1.3
PD67 223° 4' 29" 89° 33' 5" 21° 57' 7" 1.3
PD68 220° 35' 29" 89° 28' 27" 26° 32' 20" 1.3
PD69 216° 28' 29" 89° 30' 10" 23° 19' 59" 1.3
PD70 192° 26' 0" 89° 34' 20" 35° 42' 47" 1.3
PD71 197° 19' 29" 89° 30' 41" 38° 2' 46" 1.3
BM72 232° 17' 3" 89° 21' 38" 62° 41' 42" 1.46
BM29 0° 0' 0" 90° 15' 46" 62° 41' 38" 1.46
M73 37° 30' 14" 91° 2' 9" 17° 34' 26" 1.46
M74 66° 3' 10" 90° 19' 50" 25° 51' 36" 1.46
L75 185° 12' 52" 93° 22' 51" 3° 25' 52" 1.3
ST 73 L76 112° 11' 39" 90° 5' 39" 19° 51' 50" 1.3
L77 167° 4' 20" 89° 21' 15" 39° 32' 31" 1.3
L78 196° 27' 12" 89° 24' 45" 35° 13' 5" 1.3
K79 309° 30' 38" 90° 11' 9" 38° 34' 1" 1.3
BM80 309° 14' 5" 90° 15' 42" 93° 24' 11" 1.47
BM72 0° 0' 0" 89° 19' 51" 93° 24' 43" 1.46
K81 358° 7' 28" 89° 19' 13" 49° 51' 32" 1.3
K82 352° 24' 4" 88° 35' 40" 48° 12' 43" 1.8
A83 349° 15' 57" 89° 35' 35" 7° 20' 20" 1.3
A84 278° 23' 6" 89° 33' 50" 12° 35' 53" 1.3
A85 218° 22' 52" 89° 33' 48" 11° 34' 26" 1.3
B86 199° 31' 54" 90° 21' 53" 21° 28' 41" 1.3
B87 157° 10' 53" 90° 25' 54" 15° 12' 43" 1.3
ST 81
B88 155° 32' 45" 90° 19' 16" 31° 36' 47" 1.3
B89 149° 19' 33" 90° 19' 16" 31° 45' 32" 1.3
B90 150° 9' 20" 90° 18' 39" 36° 37' 8" 1.3
B91 155° 30' 13" 90° 18' 39" 36° 29' 2" 1.3
B92 155° 26' 2" 90° 15' 3" 56° 2' 20" 1.3
GD93 93° 25' 53" 90° 32' 45" 11° 58' 8" 1.3
GD94 30° 21' 0" 89° 8' 37" 13° 4' 59" 1.3
BM95 217° 3' 12" 90° 25' 29" 46° 14' 53" 1.47
KELOMPOK 6 24
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2. Setelah mengolah, copy data point (kolom z) ke aplikasi
AutoCAD.
3. Lakukan langkah yang sama (langkah 2) untuk data text
(kolom Y) dan data line (kolom AA).
9. Unting – Unting
10. RambuUkur
11. Payung
12. Nivo
13. Rol Meter
14. Meteran
Langkah-langkah pengukuran :
Menetukan titik A dan meletakan pesawat di titik tersebut
Menentukan titik B dengan jarak 6m dari titik A
KELOMPOK 6 25
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Menyetel pesawat
Meletakkan rambu ukur di titik B, lalu dibidik dan hasil
bacaan dicatat dan dicek hasil (ba-bb)x100 sudah sesuai atau
belum dengan jarak hasil pengukuran dengan pita ukur. Jika
sesuai maka dilanjutkan. Langkah ini untuk pengukuran profil
memanjang (depan)
Meletakkan rambu di setiap titik yang akan dicari
ketinggiannya, seperti tepi jalan dan saluran air. Lalu rambu
dibidik, dicatat bacaanya, dan dicek jaraknya. Langkah ini
untuk pengukuran profil melintang
Memindahkan alat di atas titik B
Meletakkan rambu ukur di atas titik A, lalu dibidik, dicatat,
dan dicek jaraknya. Langkah ini untuk pegukuran profil
memanjang (belakang)
Langkah-langkah diatas diulangi sampai alat diatas titik D
2. Melintang
KELOMPOK 6 26
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
±0,002
Alat (m)
Ba Bt Bb Hasil = Bt Selisih Positif Negatif
1 144,9 142,7 140,5 142,7 0 4,4 -7,7
2 0 0 0 0 0 0 0
3 121,5 120,05 118,6 120,05 0 3,1 14,95
4 131,16 128,28 125,4 128,28 0 5,76 6,72
5 140,38 135,23 130,08 135,23 0 9,58 -0,23
A 6 141,9
8 224,3
137
218,7
132,1
7 223,35 218,3 213,25
213,1
137
218,3
218,7
0
0
0
9,8
10,1
11,1
-2
-83,3
-83,7
1,35
Faktor Koreksi
PEMBACAAN BENANG Beda Tinggi ΔH Tinggi
TITIK ±0,002 JARAK
Alat (m)
Ba Bt Bb Hasil = Bt Selisih Positif Negatif
1 159,35 157,325 155,3 157,325 0 4,05 -20,825
2 0 0 0 0 0 0
3 127,38 126,14 124,9 126,14 0 2,48 10,36
4 135,95 133,225 130,5 133,225 0 5,45 3,275
5 142,8 138,15 133,5 138,15 0 9,3 -1,65
B 6 145,65
7 222,7
8 224,64
140,85 136,05 140,85
217,8
219,22
212,9
213,8
217,8
219,22
0
0
0
9,6
9,8
10,84
-4,35
-81,3
-82,72
1,365
KELOMPOK 6 27
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
3 133,2 131,75 130,3 131,75 0 2,9 5,75
4 142,8 139,95 137,1 139,95 0 5,7 -2,45
5 150,5 145,75 141 145,75 0 9,5 -8,25
6 153,1 148,2 143,3 148,2 0 9,8 -10,7
7 235,73 225,715 215,7 225,715 0 10,03 -88,215
C
8 213,85 217,275 220,7 217,275 0 11,2 -79,75
9 151,2 145,55 139,9 145,55 0 11,3 -8,05
10 149,35 143,575 137,8 143,575 0 11,6 -6,05
11 124,5 118,25 112 118,25 0 12,5 19,25
12 124,2 116,75 109,3 116,75 0 14,95 20,775
Faktor Koreksi
PEMBACAAN BENANG Beda Tinggi ΔH Tinggi
TITIK ±0,002 JARAK
Alat (m)
Ba Bt Bb Hasil = Bt Selisih Positif Negatif
1 156,6 154,25 151,9 154,25 0 4,7 -19,25
2 0 0 0 0 0 0
3 132,5 131,2 129,9 131,2 0 2,6 3,8
4 144,9 142,25 139,6 142,25 0 5,3 -7,25
5 151,5 146,9 142,3 146,9 0 9,15 -11,85
D 6 155,7
7 231,3
8 238,9
150,95
226,5
233,5
146,2
221,7
228,1
150,95
226,5
233,5
0
0
0
9,4
9,65
10,77
-15,9
-91,4
-98,6
1,35
KELOMPOK 6 28
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Entry data ke file excel bernama cross di sheet DataOGL.
Data yang dimasukkan seperti jarak dan beda tinggi. X adalah
jarak dan Y adalah beda tinggi
pada file yang sama, klik sheet setting, lalu isikan seperti
gambar di bawah (profil memanjang)
KELOMPOK 6 29
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
KELOMPOK 6 30
LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Setiap proses perhitungan waterpass dari satu titik ke titik lain
ataupun dari perhitungan satu ke perhitungan lainnya mempunyai suatu
keterkaitan yang erat, jika salah dalam proses perhitungan pertama maka
akan berakibatsalah pula pada perhitungan selanjutnya, bahkan semua
perhitungan yang dilakukan bisa mengalami kesalahan hanya karena
sedikit ketidaktelitian pada langkah pertama
KELOMPOK 6 31