PRAKTIKUM THEODOLIT
DISUSUN OLEH :
ANGGOTA KELOMPOK 4 :
KELAS :A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur patut kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena-Nya
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya. Tak lupa juga kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah serta kakak-kakak pembimbing yang telah
mengarahkan dan membimbing kelompok kami dalam menyusun dan menyelesaikan praktikum dan
laporan praktikum ini.
Adapun lapouran ini merupakan lapooran praktikum Theodolit dalam mata kuliah Perpetaan
dan SIG. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan kepada para
pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam laporan ini. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Penulils
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………….
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………..
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………
5.2. Saran……………………………………………………………………………………………………………..
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu atau teknologi yang menggambarkan tentang keadaan fisik
sebagian permukaan bumi yang menyerupai keadaan sebenarnya permukaan bumi di lapangan.
Biasanya digunakan untuk membuat peta potografi. Selain itu dapat digunakan untuk mengukur jarak
antara dua titik, mengukur panjang dan lebar atau sisi-sisi sebidang lahan, mengukur lereng dan
menggambarkan bentuk sebidang lahan. Dalam kegiatan teknik sipil pada umumnya, pemetaan
menggunakan kawasan yang tidak luas, jadi bumi masih dianggap bidang datar.
Dengan menentukan titik-titik koordinat dan ketinggian yang tersebar merata dalam kawasan
terlebih dahulu sehingga memudahkan untuk penggunaan selanjutnya. Terdapat pengukuran kerangka
dasar horizontal (pengukuran mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik yang diukur diatas
permukaan bumi) dan pengukuran kerangka dasar vertikal (untuk mendapat hubungan tegak antara
titik-titik yang diukur serta pengukuran titik-titik detail).
Dalam pembuatan suatu peta diperlukan pengukuran dilapangan. Pengukuran tersebut dapat
dilakukan dengan sistem poligon yang dilanjutkan dengan pengukuran detail situasi. Dengan poligon kita
dapat memperoleh serangkaian garis yang menghubungkan titik-titik sehingga membentuk kerangka
kerja pyang terletak dipermukaan bumi atau tanah. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan
posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan
pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon).
Pemetaan situasi adalah pekerjaan pengukuran dan penggambaran sebagian permukaan bumi
(suatu daerah dengan lebih rinci, yang pada umumnya digambarkan pada skala besar pada kertas
gambar yang disebut peta). Pemetaan situasi adalah salah satu aplikasi secara komrehensif dan dasar-
dasar pengukuran teritis yang sangat diperlukan untuk perencanaan dan pekerjaan teknik sipil atau
keperluan rekayasa lainnya yanng menggunakan peta sebagai acuannya.
Theodolit merupakan suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur sudut horizontal
serta sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang hanya bisa mengukur sudut horizontal saja.
1.2.TUJUAN PENULISAN
1. Sebagai bukti tertulis bahwa penyusun telah selesai melakukan praktikum pengukuran kerangka
dasar horizontal melalui poligon
2. Dapat melakukan pengukuran situasi jalan dan bangunan dengan menggunakan metode
pengukuran poligon
3. Dapat melakukan perhitungan dan mengolah data dari hasil pengukuran di lapangan dengan
program bantu Microsoft Excel
4. Mampu dan terampil menggunakan alat ukur theodolit
5. Dapat menggambar peta situasi hasil pengukuran dengan program bantu Auto-cad
6. Untuk melaporkan segala kegiatan penyusun selama melakukan praktek ilmu ukur tanah yang
berupa pengukuran dan pemetaan poligon.
1.3.MANFAAT PENULISAN
1.4.SISTEMATIKA PENULISAN
1) BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.
Membahas tentang definisi theodolit, komponen theodolit, kegunaan theodolit, teori polygon,
bentuk-bentuk polygon, dan pengukuran polygon.
Membahas tentang waktu dan lokasi pelaksanaan pengukuran, alat-alat yang digunakan dan
prosedur praktikum.
4) BAB IV PEMBAHASAN
5) BAB V PENUTUP
LANDASAN TEORI
Theodolit merupakan salah satu alat ukur tanah dalam ilmu geodesi yang digunakan untuk
menentukan tiggi tanah dengan sudut mendatar ataupun sudut tegak dan jarak optis.
Berbeda dengan waterpass yang merupakan sama-sama alat ukur untuk mengukur elevasi bidang,
theodolit banyak dipilih oleh para surveyor lapangan karena kemampuannya membaca tingkat elevasi
dan menentukan koordinat suatu titik. Sudut yang dibaca dalam theodolit adalah sampai pada satuan
sekon (detik).
Pada dasarnya prinsip kerja polygon menggunakan theodolit ini mirip dengan sebuah
perlengkapan teleskop. Yaitu teleskop yang ditempatkan pada piringan berbetuk bulat sehingga
surveyor dapat memutarnya mengelilingi sumbu vertikal. Pemakaian alat ini mempermudah pengguna
untuk dapat membaca sudut horizontal.
Terdapat juga piringan yang kedua dimana teleskop juga dipasang. Pemasangan teleskop
membuat alat tersebut dapat diputar mengelilingi sumbu polygon. Sehingga mampu membaca sudut
vertical.
Dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk membaca tangkapan dari theodolit ini. Sebaiknya alat iini
digunakan untuk hanya tempat atau situs-situs yang luas, cukup sulit untuk diukur, dan situs-situs
dengan relief atau perbedaan ketinggian yang besar.
Jenis theodolit dapat di kelompokkan atas dasar beberapa hal, antara lain :
Dalam theodolit ini, lingkaran skah mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala
mendatarnya tidak bisa diatur. Theodolit yang dimaksud adalah theodolit tipe to (wild) dan tipe DKM-2A
(KEM).
2. Theodolit repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur
dan dapat mengelilingi sumbu tegak (sosrodarsono, 1983).
2.4.KEGUNAAN THEODOLIT
Selain itu, apabila sudut vertikalnya dibuat 90˚ maka alatnya berubah fungsinya menjadi seperti
pesawat penyimpas datar, yaitu untuk menentukan beda tinggi antara titik-titik di permukaan bumi.
Sementara itu untuk pekerjaan bangunan, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut
siku-siku pada saat pekerjaan bomplank sehingga sudut ruangan nantinya tampak lebih indah dan
berkualitas.
Pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu bangunan bertingkat. Setiap pekerjaan pemetaan dengan menggunakan alat theodolit
ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan yang dapat terjadi dikarenakan kondisi alat itu sendiri. Untuk
itu diperlukan kalibrasi alat secara berskala agar pengukuran dapat dilakukan dengan tepat.
2.5.DEFINISI POLIGON
Polygon merupakan kumpulan titik-titik yang terhubung dalam suatu garis khayal. Dalam
penentuan koordinat titik satu ke titik lain, pekerjaan pengukuran harus meliputi :
2. Azimut awal/akhir
Azimut dapat ditentukan dari perhitungan koordinat yang sudah ada, pengamatan astronomi
(bintang/matahari) ataupun pengukuran dengan menggunakan theodolit kompas.
3. Jarak
Pengukuran jarak merupakan data yang diperoleh dari lapangan, dapat di lakukan dengan cara
manual (menggunakan pita ukur) ataupun dengan menggunakan theodolit. Dalam pengukuran
jarak, dibuat seluruh mungkin antar titik polygon dan juga jika kondisi tanah miring, usahakan dalam
pengukuran jarak, pita ukur dalam posisi sedatar mungkin.
4. Sudut dalam
Sudut juga di tentukan berdasarkan hasil pengukuran sudut ini menggunakan alat ukur theodolit
dengan arah putaran alat sebaliknya searah dengan jarum jam.
Cara membuat suatu poligon adalah cara pertama untuk menentukan tempat lebih dari satu titik.
Penentuan titik dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Penentuan poligon dengan menempatkan beberapa titik yang terletak diatas satu garis lurus,
maka empat titik-titik itu dapat dinyatakan dengan jejak dari suatu titik yang terletak diatas garis
lurus itu pula. Titik-titik yang diambil sebagai dasar untuk menghitung jarak-jarak dinamakan
titik nol. Karena titik-titik dapat terletak disebelah kiri dan kanan titik nol (0) maka kepada titik
yang terletak disebelah kanan titik nol (0) diberi jarak dengan titik (t) dan titik yang terletak di
sebelah kiri titik nol diberi jarak dengan tanda poligon negative (-). Buat skala dengan bagian
yang sama (kekiri poligon kanan) dengan satuan jarak 1 m, 10 m, atau 100 m. tergantung pada
jarak-jarak harus dinyatakan.
b. Penentuan dengan koordinat kartesian (salib sumbu). Hal ini digunakan apabila cara diatas titik
tidak dapat dilakukan, karena titik-titik tidak terdapat di suatu garis lurus. Sebagian besar
penentuan tempat titik-titik. Ialah dua garis lurus yang saling tegak lurus (salib sumbu) n =
bilangan bulat (belum tentu sama dengan banyaknya titik, harganya harus dicari dengan
memisahkan F β = 0 dan harga n di ambil bilangan bulat yang paling dekat dengan n yang
menghasilkan perumusan untuk poligon tertutup. Rumus peraturannya adalah :
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Lokasi :
3.2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN
1. THEODOLIT
3. BAK UKUR
4. PAKU
5. ALAT TULIS
6. PAYUNG
3.3. PROSEDUR PRAKTIKUM
PEMBAHASAN
4.1.PERHITUNGAN DATA
1. Mengubah data sudut dalam ( β ) dari bacaan derajat, menit, dan detik kedalam bentuk bacaan
sudut.
menit detik
Derajat + + ………………………………………………………………………… (pers 4.1.1)
60 3600
2. Mencari nilai rata-rata dari sudut dalam ( β ), karena terdapat delapan titik poligon maka jumlah
sudut yang terbentuk akan berjumlah 1.080. Kemudian kurangkan jumlah sudut yang terbentuk
dengan jumlah sudut dalam dan dibagi dengan jumlah poligon.
3. Koreksi sudut kemudian dijumlahkan dengan sudut yang terbentuk pada titik poligon sebagai
sudut dalam terkoreksi ( β ̍). Untuk memastikan hasilnya benar, jumlahkan semua sudut
terkoreksi pada titik poligon dan hasilnya harus 1.080 sesuai dengan jumlah sudut terbentuk.
4. Ubah koreksi sudut dalam bacaan derajat, menit, dan detik. Caranya ;
INT ( β ̍), untuk mengubah kedalam bentuk derajat
(INT ( β ̍- derajat)*60) untuk mengubah dalam bentuk menit
meni t
( β ˚ −¿derajat - )*3600, untuk mengubah dalam bentuk detik
60
5. Ubah azimuth (φ ¿ dalam bentuk bacaan sudut dan bacaan derajat, menit, dan detik.
6. Mencari azimuth tiap titik kecuali pada titik pertama poligon yang sudah diketahui di lapangan
7. Mencari benang tengah
π
Jarak datar = (cos (90-a ) x )x jarak ……………………………………… (pers 4.1.5)
180
12. Mencari beda tinggi
π
Beda tinggi = sin sin ((90 – a )x )x jarak datar + ta – bt ……………. (pers 4.1.6)
180
Keterangan :
- ta = tinggi alat
- bt = benang tengah
13. Cari fx d sin dan fx d cos
fx d sin sin = jarak datar x sin (φ ) ………………………………………………………. (pers 4.1.7)
fx d cos = jarak datar x cos (φ ) ………………………………………………………….. (pers 4.1.8)
14. Cari jumlah jarak, jarak datar, beda tinggi, fx d sin dan fx d cos dan titik poligon
15. Cari ∆ x i dan ∆ y i
jarak t it ik
∆ xi = x ⅀ (fx d sin sin) + ( fx d sin)t it ik …………………………... (pers 4.1.9)
jarak
jarak t it ik
∆ yi = x ⅀ (fx d cos cos) + (fx d cos )t i t ik …………………………. (pers 4.1.10)
jarak
16. Mencari koordinat x, y, dan z, kecuali pada titik pertama yang sudah diketahui di lapangan
4.2. PERHITUNGAN POLIGON
Patok ˚ ̍ ̎ ◦
P1 80 09 39 80.16
P2 89 43 05 89.72
P3 101 15 49 101.26
P4 89 16 47 89.28
Table 4.2.1. bacaan sudut dalam horizontal ( β )
= 0,35
Patok ◦ ◦ ̍ ̎ Rad
P1 116.08 116.00 04 35.00 2.03
P2 125.63 125.00 38 1.00 2.19
P3 137.18 137.00 10 45.00 2.40
P4 125.20 125.00 11 43.00 2.19
3. Cara mencari rad dari sudut dalam terkoreksi
6. Ubah azimut ф dalam bentuk bacaan sudut dan bacaan derajat, menit, dan detik.
7. Mencari benang tengah
ba+bb
Benang tengah = ……………………………………….……….…… (pers 4.2.8)
2
Bt Ba ˚ ̍ ̎ ◦
Bb
1.36 1.97 2.152 90 00 47 90.013
1.788
1.425 0.941 1.055 90 01 02 90.017
0.827
1.44 1.212 1.375 90 05 27 90.091
1.049
1.474 0.275 0.422 92 23 51 92.398
0.128
9. Mencari jarak dengan rumus :
π
Jarak datar = (cos (90 –a ) x x jarak …………………………………………………… (pers 4.2.11)
180
π
Beda tinggi = sin ((90-a )x ) x jarak datar + t . a – bt …………….…….……….. (pers.4.2.12)
180
f x d 1 sin ϕ 1 f y d 1 cos ϕ 1
5.309 -36.011
20.270 -10.438
31.403 8.753
9.855 27.644
Kemudian cari nilai rata-rata dari fx d sin dan fx d cos untuk digunakan dalam mencari nilai ∆ x dan ∆ y
15. Koordinat
Koordinat didapat tergantung pada koordinat patok pertama yang diketahui di lapangan
Patok/target x Y Z
P1 410740.031 9596177.183 10.000
P2 410725.258 9596144.193 9.401
P3 410732.950 9596135.646 9.862
P4 410746.367 9596147.104 10.039
3. Mencari azimut spot height dan titik bangunan. Azimut spot height dan titik bangunan
berdasarkan azimut pada titik pertama yang diketahui di lapangan.
a. Azimut spot height dan titik bangunan dibawah titik 1.
4. Mencari benanng tengah
π
Jarak datar = (cos (90 – a ) x ) x jarak ……………………..…………………….…… (pers 4.3.43)
180
π
Beda tinggi = sin sin (90 – a ) x ) x jarak datar + ta – bt ………………..……. (pers 4.3.44)
180
PENUTUP
5.1.KESIMPULAN
1. Theodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut
mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon.
2. Data pemetaan yang dilakukan berupa orientasi lapangan, pengukuran, pemetaan kerangka,
dan pengukuran titik detail.
3. Factor yang mempengaruhi korelasi perhivungan adalah ketidakakuratan dalam pengamatan
serta ketinggian tempat pada saat digitasi letak lokasi pengukuran.
4. Sebelum pengukuran dilakukan (menembak target, theodolit harus di sentring terlebih dahulu).
5.2.SARAN
Pada saat melakukan praktikum sebaiknya dilakukan secara serius dan tepat serta cekatan agar
meniadakan kemungknan terjadi kesalahan dalam pengambilan data. Kami menyarankan agar sentring
dilakukan dengan benar dan teliti agar data yang didapat benar.
LAMPIRAN
12000000.000
10000000.000 patok
bg1
bg2
bg3
8000000.000
bg4
bg5
bg6
6000000.000 bg7
bg8
bg9
4000000.000 bg10
bg11
bg12
bangunan
2000000.000
0.000
0.000 50000.000 100000.000 150000.000 200000.000 250000.000 300000.000 350000.000 400000.000 450000.000