Anda di halaman 1dari 28

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN PEMETAAN SIG DAN THEODOLITE

Disusun Sebagai Salah Satu tugas Akhir Semester Mata Kuliah Pemetaan dan
Sistem Informasi Geografis Pada Progam Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Pasir Pengaraian

Disusun Oleh :

HARIS NAZWAN
NIM. 2113029

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
ROKAN HULU
2022
TUGAS BESAR
MATA KULIAH ILMU UKUR TANAH II
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

LEMBAR ASISTENSI

NAMA : HARIS NAZWAN


NIM : 2113029
DOSEN PEMBIMBING : HARRIAD AKBAR SYARIF, ST., MT

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktikum”Pemetaan dan SIG”.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat pengarahan dan


bimbingan dari berbagai pihak.Penulis banyak mengucapkan terima kasih dan
rasa hormat kepada semua pihak yang telah mwmbantu.Pihak-pihak terkait itu
diantaranya sebagai berikut:

1.Bapak Harriad Akbar Syarif,ST.MT selaku dosen pembimbing

2.Bapak Beni Irawan ST selaku dosen labor Fakultas Teknik prodi Teknik Sipil

3.Kak Chikal Rambubase selaku asisten dosen

4.Kedua orang tua yang telah mendukung penulis dalam bentuk materil dan
moril

5.Teman-teman yang ikut serta dalam membantu dan memberi dukungan kepada

saya ketika menyusun laporan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata


ketidaksempurnaan,sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.Semoga laporan ini daoat bermanfaat bagi kita semua.Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.

Pasir Pengaraian,17 Mei 2022


Penulis

Haris Nazwan

i
2113029
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Manfaat Praktikum


1. Dapat menginformasikan cara mengoprasikan Theodolit.
2. Dapat menginformasikan peralatan dan prosedur dalam pengukuran
menggunakan Theodolit
3. Dapat menginformasikan cara menghitung jarak, dan sudut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian Drone dan Theodolite?
b. Apa saja bagian-bagian Drone dan Theodolite?
c. Bagaimana cara perhitungan Theodolite?
d. Bagaiman cara menggunakan Drone dan Theodolite?
e. Apa kegunaan Drone dan Theodolite dalam ilmu teknik sipil?

1.3 Tujuan Pratikum


1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit.
2. Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran
menggunakan
3. Theodolit Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 THEODOLITE

2.1.1 Pengertian Theodolite

Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang


digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkanpada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua
dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca
dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan


dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs
tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan
menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997).

Alat survei theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787
dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang
terkenal, yangdia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain
sendiri. Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,
theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan
situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolite juga bisa berubah fungsinya
menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut vertikalnya dibuat 90º.
Dengan adanya teropong pada theodolite, maka theodolite dapat dibidikkan ke
segala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolite sering digunakan
untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi,
theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan
bertingkat.

2
2.1.2 Fungsi & Bagian-bagian Theodolite

Theodolite terdiri dari bagian-bagiannya dan masing masing mempunyai


fungsi yang berbeda beda, diantaranya:

1. Handle, berfungsi sebagai pegangan ketika pesawat diangkat dari


kotak alat.

2. Teropong, berfungsi untuk membidik obyek pengukuran pada


pengukuran poligon maupun situasi (membidik rambu/jalon).

3. Sealed Baterry Compartmet , berfungsi sebagai penutup tempat


baterai sebagai daya untuk menyalakan LCD pembacaan.

4. Visir, berfungsi untuk alat bantu bidikan kasar untuk mempercepat


bidikan obyek.

5. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur nivo kotak maupun nivo


tabung agar sumbu I vertikal.

6. Nivo tabung, berfungsi untuk mengetahui apakah pesawat sudah


benar-benar datar .

7. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui posisi pesawat benar-benar


datar (sumbu I vertikal).

3
8. LCD pembacaan, berfungsi sebagai monitor untuk pembacaan hasil
pengukuran.

9. Tombol Pengaturan (Operation keys), berfungsi untuk mengatur


pengoperasian pesawat.

10. Lensa okuler, berfungsi untuk mengamati obyek bidik dan


mengamati bacaan benang (pada rambu ukur).

11. Lensa Objektif berfungsi untuk menangkap objek atau benda yang
diamati.

12. Base Plate berfungsi sebagai dudukan pesawat pada statif

13. Sekrup penggerak halus vertikal (Vertical Tangent Screw), berfungsi


menempatkan bacaan benang pada obyek (rambu) secara halus.

14. Sekrup pengunci vertikal (Vertical Motion Clamp), berfungsi


mengunci perputaran teropong arah vertikal secara halus.

15. Sekrup penggerak halus horisontal (Horizontal Tangent Screw),


berfungsi menempatkan bacaan benang pada obyek (rambu) secara
halus.

16. Sekrup pengunci horisontal (Horizontal Motion Clamp), berfungsi


mengunci perputaran teropong arah horisontal secar halus.

17. Centering optic (Optical Plummet Telescope), berfungsi untuk


mengecek kadudukan pesawat agar berada tepat di atas patok.

18. Sekrup Centering optic, berfungsi untuk memperjelas tampilan


benda yang ditangkap oleh Optical Plummet Telescope.

19. Sekrup pengatur ketajaman benang, berfungsi untuk memperjelas


benang pada lensa (benang atas, benang tengah, benang bawah).

20. Sekrup pengatur fokus teropong (Telescope Focusing Knob),


berfungsi untuk memperjelas obyek yang dibidik.

4
2.1.3 Macam-macam Theodolite

Macam macam theodolite dibedakan menjadi beberapa macam

a. Menurut Prinsip Kerja


1. Repeating Theodolite, cara kerja dengan cara melakukan pengulangan
sudut terhadap skala graduasi
2. Direction Theodolite, cara kerja dengan memanfaatkan bentuk
lingkaran untuk menentukan besar sudut
3. Vernier Transit Theodolite, theodolite yang melakukan perhitungan
besaran sudutnya sebanyak dua kali bertutut-turut karena theodolite
jenis ini bisa terbalik
b. Menurut Konstruksinya
1. Theodolite Reiterasi, skala mendatar yang Bersatu dengan klep
sehingga sudut mendatarnya tidak bisa diatur

Gambar 2.1.3.1 Theodolite Reiterasi

2. Theodolite Refetisi, theodolite yang bisa diatur mengelilingi sumbu


tegak sehingga dapat ditentukan kearah yang diinginkan

Gambar 2.1.3.2 Theodolite Refetisi

5
c. Menurut Sistem Bacaan
1. Theodolite Indeks Barisᵝ
2. Theodolite Nonius
3. Theodolite Mikrometer
4. Theodolite Otomatis
5. Theodolite Kondensasi
d. Menurut Tingkat Ketelitian
1. Theodolite Presisi
2. Theodolite satu Sekon
3. Theodolite Sepuluh Sekon
4. Theodolite Satu Menit
5. Theodolite Sepuluh Menit

2.1.4 Alat Bantu Pengukuran Theodolite

Untuk menggunakan pesawat theodolite dalam pengukuran


diperlukan alat-alat bantu. Alat-alat tersebut antara lain :

1. Statif

Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass


dengan ketiga kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada
masing-masing ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah.
Ketiga kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan
keadaan tanah tempat alat itu berdiri. Statif ini biasa juga disebut
dengan Tripod.

Bagian-bagian dari statif

a. Bidang Level (Kepala Statif) berfungsi sebagai dudukan


pesawat waterpass.

b. Sekrup Pengunci berfungsi untuk mengunci pesawat


waterpass pada statif supaya tidak bergeser atau jatuh.

c. Tali Pembawa berfungsi agar statif mudah diangkat pada


saat dipindahkan.

6
d. Sekrup Penyetel berfungsi untuk mengunci kaki statif dan
mengatur tinggi rendah pesawat.

e. Kaki Statif berfungsi untuk menyangga statif, dibuat


runcing agar dapat masuk ke dalam tanah

Gambar 2.1.4.1 Statif

2. Rambu Ukur

Alat ini terbuat dari kayu atau bahan aluminium, pada sisi
depannya terdapat skala pembacaan, digunakan untuk memberi
tanda titik sementara dilapangan pada saat pengukuran. Rambu ukur
berpenampang segi empat berukuran ± 2 cm x ±4 cm dan panjang 3
sampai 5 meter. Bagian depannya dilengkapi dengan ukuran skala
sentimeter. Pada setiap 1 meternya diberi cat yang berbeda dan
mencolok.

Cara Pemasangan Bak Ukur/Rambu Ukur :

a. Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya


sesuai dengan kebutuhan, kemudian kunci.

b. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok


(titik) yang akan dibidik.

c. Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong


(depan, belakang, kiri dan kanan), karena bisa
mempengaruhi hasil pembacaan.

d. Agar rambu ukur tidak miring, gunakan nivo kotak.

e. Arahkan lensa pada teropong pesawat.

7
Gambar 2.1.4.2 Rambu Ukur

3. Unting-unting
Berguna untuk penyentringan alat ukur yang tidak memiliki
sentring optis. Unting-unting terdiri dari benang yang diberi
pemberat. Unting-unting ini melekat dibawah penyetel kaki statif,
unting-unting ini berfungsi sebagai tolak ukur apakah waterpass
tersebut sudah berada tepat di atas patok.

Gambar 2.1.4.3 Unting-Unting

4. Rol Meter
Alat-alat ukur jarak ini digunakan pada pengukuran
dilapangan untuk menentukan jarak antar patok dimana patok
tersebut tempat rambu ukur akan ditempatkan

Gambar 2.1.4.4 Rol Meter

5. Patok

8
Alat ini terbuat dari kayu atau bambu, yang digunakan
untuk memberi tanda batas yang bersifat sementara pada saat
pengukuran.

Gambar 2.1.4.5 Patok

6. Payung
Payung digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar
matahari langsung maupun hujan karena lensa teropong pada
pesawat sangat peka terhadap sinar matahari.

Gambar 2.1.4.6 Payung

7. Kompas

Berguna untuk menentukan arah utara geografis agar


memudahkan mencari nilai sudut azimuth yang pasti.

9
Gambar 2.1.4.7 Kompas

2.1.5 Syarat Pengukuran & Cara Pemasangan Theodolite


a. Syarat Pengukuran

Kegiatan pengukuran yang dilakukan pada permukaan tanah bertujuan


untuk menentukan bentuk luasan, arah, posisi suatu titik dan ukuran relatife
titik tersebut terhadap titik-titik lainnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
bial rangkaian anatara titik-titik lapangan dapat membentuk luasan, arah,
posisi suatu titik maka dapatlah digambarkan kondisi nyata dilapangan.

Syarat-syarat yang utama harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap


dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sebagai berikut:

1. Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah sumbu kesatu benar benar
tegak/vertical. Jika sumbu kesatu miring, maka lingjaran skala mendatar
tidak lagi mendatar. Tindakan I : mengatur kedudukan gelembung nivo
kotak dengan menggerakkan (naik/turun) perpanganjangan kaki statif
2. Syarat kedua adalah sumbu kedua harus benar benar tegak, maka dapat
dikatakan sumbu kedua ini tegak lurus sumbu kesatu. Tindakan II :
mengatur kedataran gelembung nivo tabung (alhidade) dengan
menggerakkan secara beraturan tiga sekrup pendatar
3. Syarat ketiga adalah garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua/mendatar.
Ini disebabkan kombinasi kesalahan sumbu kedua dan garis bidik tidak
tegak lurus. Tindakan III : menguji kedudukan garis bidik dengan bantuan
tanda T pada dinding. Kemudian melakukan koreksi sebesar
penyimpangan/ kesalahan yang terjadi
4. Syarat keempat adalah Tindakan adanya salah indeks pada skara lingkaran
kesatu. Salah indeks disebabkan tidak tepatnya indeks pada bacaan 0.
Tindakan IV : dengan melakukanpembacaan sudut tegak Biasa (B) dan
sudut tegak Luar Biasa (LB) akan diperoleh nilai kesalahan indeks.
Kemudian hilangkan penyimpangan tersebut dengan sekrup koreksi
kedudukan gelembung nivo tabung.

10
b. cara pemasangan

 Langkah 1
pada lokasi yang telah ditentukan, tentukan letak titik polygon yang akan
diukur. Dan mempersiapkan peralatan yang akan dibutuhkan dilapangan
dan periksa kelengkapan pratikum lainnya.
 Langkah 2
Buka tripod dan panjangkan kaki tripod hingga setinggi dada pembaca
atau senyaman yang digunakan, sejauh mungkin (kebanyakan tripod
theodolite akan memiliki mekanisme yang akan mengunci mereka Ketika
mereka menyampai pemisahan dan ekstensi maksimum)
 Langkah 3
Sesuaikan 3 sekrup pengatur dasar theodolite sehingga rata. Tingkat
sekrup yang dipasang pada theodolite akan memberi anda gambaran
bidang yang sejajar.
 Langkah 4
Sejajarkan tingkat Panjang dengan dua dari tiga sekrup dan atur ulang
dengan kedua sekrup tersebut untuk mencapai tingkat yang lebih akurat
pada sumbu tersebut. Kemudian putar theodolite 90º pada alasnya dan
sesuaikan lagi menggunakan sekrup ketiga
 Langkah 5
Lepaskan kedua klem pengatur horizontal (biasanya knop besar di kedua
sisi theodolite, sedikit diimbangi secara vertical).
 Langkah 6
Sejajarkan bagian atas theodolite dengan tanda pada cincin diantara kedua
sisi yang terhubung klem horizontal, kemudian kunci klem diatas.
 Langkah 7
Buka penutup lensa disisi theodolite dan lihat melalui tiga skala:
penyesuaian horizontal, vertical, dan halus. Guna tombol penyesuaiaan
dibagian atas theodolite untuk menyesuaikan tanda dengan 0'00" ( 0 menit
dan 0 detik dari busur)

11
 Langkah 8
Gunanakan timbol penyesuaian horizontal atas untuk menyelaraskan garis
tunggal yang anda lihat dalam ruang lingkup dibagian bawah skala
horizontal tepat diantara garis ganda yang duduk dibawah angka 0
 Langkah 9
Buat garis referensi dengan Menyusun theodolite secara horizontal dengan
tengar tinggi dalam tampilan yang mudah. Buka kunci klem bawah dan
membuat rotasi ini, luruskan pandangan dengan tengara dan kunci klem
bawah lagi. Pengukuran horizontal akan tetap nol. Mulai sekarang, hanya
kendurkan klem atas untuk penyesuaian horizontal.

2.1.6 Sumber-sumber Kesalahan


Ada tiga jenis kesalahan kesalahan yang bias terjadi pada
saat anda menggunakan theodolit yaitu :

1. Kesalahan Kasar (blunders)

Kesalahan ini terjadi karena : kurang hati-hati (sembrono),


kurang pengalaman dan kurang perhatian. Sebagai catatan bahwa
dalam pengukuran kesalahan ini tidak boleh terjadi, bila terjadi harus
diulang !

Contoh-contoh kesalahan blunder

 Salah baca : 3 dibaca 8, 6 dibaca 9, 7 dibaca 9


 Salah catat : misalkan 1 rentangan pengukuran tidak tercatat, atau
salah menempatkan data ukuran (sudut horisontal terbalik dengan
helling)
 Salah dengar

Cara mengatasi contohnya :

 pengecekan sendiri hasil pengamatan dan pembacaan

12
 gunakan alat bantu, contoh : kompas, GPS
selalu menggambar langsung sketsa setelah mendapatkan dan
mencatat hasil ukuran.

2. Kesalahan Systematis

Kesalahan sistematis umumnya terjadi metode atau cara


pengukuran yang salah dan karena alat ukur yang dipakai itu sendiri.
Contoh penyebab yang terkait dengan alat ukur :

 Syarat pengaturan alat tidak lengkap


 Unting-unting tidak digunakan, dll
 Penyinaran pada alat bacaan tidak merata
 Skala Rambu, kesalahan titik nol rambu

3. Kesalahan Acak

Akan terlihat apabila dilakukan pengamatan yang berulang-


ulang. Beberapa contoh yang mengakibatkan kesalahan acak :

 Getaran tanah atau tanah tidak stabil.


 Atmosfer bumi
 Psikis pengamat (contoh : faktor kelelahan).

2.2 Polygon
2.2.1 Pengertian Polygon
Poligon berasal dari kata poly yang berarti banyak dan gono yang
berarti sudut.Jadi poligon merupakan suatu rangkaian sudut banyak atau
deretan titik yang menghubungkan dua titik tetap (titik triangulasi).
Berdasarkan kepada titik-titik tetap (koordinat diketahui) dan bentuk
geometrisnya, secara umum poligon dibedakan atas 3 macam, yakni :

13
a. Poligon Sempurna

Merupakan poligon yang deretan titik-titiknya terikat pada titik


tetap pada awal dan akhir poligon tersebut serta diketahui azimuth
awal dan azimuth akhirnya. Hasil ukuran dapat dikontrol dan
diketahui kesalahnnya.

Gambar 2.7.1.1 polygon sempurna

b. Poligon Lepas atau Poligon Tidak Sempurna

Merupakan Poligon yang deretan titik-titiknya


hanya pada satu titik tetap.Dalam hal ini, hasil ukurannya
tidak dapat dikontrol atau diketahui kesalahannya.

Gambar 2.7.1.2 polygon tidak sempurna

c. Poligon Tertutup
Merupakan Poligon yang deretan titik-titiknya terikat kepada
satu titik tetap yang berfungsi sebagai titik awal sekaligus titik
akhirnya (artinya titik awal dan titik akhirnya sama). Hasil
pengukuran dapat dikontrol dan dikoreksi kesalahannya.

14
Gambar 2.7.1.3 polygon tertutup

2.2.2 Cara Menghitung Data Polygon

Pengolahan data dilakukan sesuai dengan tahapan proses sebagai


berikut :

 Tentukan rataan sudut horizontal dan sudut dalam.

Dimana :  + 180˚, bila


- 180˚, bila B > LB Untuk mencari sudut dalam :

= 𝑎𝑎𝑎𝑛 ℎ𝑟𝑧𝑛𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑛 − 𝑎𝑎𝑎𝑛 ℎ𝑟𝑧𝑛𝑎 𝑟

 Kesalahan penutup

Untuk poligon tertutup sudut dalam

 Toleransi kesalahan penutup sudut

 Koreksi kesalahan penutup sudut

15
 Hitung azimuth sisi poligon

 Hitung selisih absis (ΔX) dan selisih ordinat (ΔY)


antara titik- titik polygon

 Hitung salah penutup jarak

 Hitung salah penutup jarak definitif

 Koordinat

2.2.3 Tahap-tahap Pengukuran Polygon

16
2.3 Drone
2.3.1 Pengertian Drone
Drone merupakan pesawat tanpa pilot yang mana pada sistem
kendalinya dapat dikendalikan secara otomatis melalui program komputer
yang dirancang, atau melalui kendali jarak jauh dari pilot yang terdapat di
dataran atau di kendaraan lainnya. Drone, yang lebih dikenal Unmanned
Aerial Vehicle (UAV) awalnya dikembangkan untuk kebutuhan militer.
2.3.2 Manfaat Drone

Awalnya UAV merupakan pesawat yang dikendalikan jarak jauh,


namun sistem otomatis kini mulai banyak diterapkan. Perkembangan
teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan untuk kebutuhan
sipil, terutama di bidang bisnis, industri dan logistik.
Amazon memulai persaingan industri ini melalui peluncuran layanan
Amazon Prime Air.Pengangkutan barang menjadi lebih cepat, lebih
praktis, minim human error, dan mampu menjangkau lokasi terpencil.
Hingga saat ini di dunia industri bisnis, drone telah diterapkan dalam
berbagai layanan seperti: Pengawasan Infrastruktur Fisik (pabrik,
pelabuhan, jaringan listrik, dsb.), pengiriman paket barang, pemadam
kebakaran hutan, eksplorasi lokasi tambang maupun minyak/mineral.

2.3.3 Bagian-bagian Drone

 Frame
Frame berfungsi sebagai kerangka utama dari sebuah drone.
Umumnya, kerangka drone terdiri dari dua jenis, yaitu kerangka 4-
motor dan kerangka 6-motor. Pada jenis kerangka 4-motor, setiap
motor saling terpasang menyerupai tanda “+” atau huruf “X”.

Gambar 2.8.3.1 Frame Drone

17
 Motor
Motor menjadi salah satu dari bagian-bagian drone yang sangat
penting untuk mendorong rotasi baling-baling. Komponen inilah
yang meningkatkan kekuatan agar drone bisa terbang.

Gambar 2.8.3.2 Motor Drone

 Baling-Baling
Baling-baling akan bergerak atas dorongan dari motor.
Kerjasama antara motor dan baling-baling inilah yang sangat
penting untuk dapat menerbangkan drone.

Gambar 2.8.3.3 Baling;baling Drone

 Flight Controller

bertugas untuk mengumpulkan sekaligus mengelola informasi


terkait kecepatan, ketinggian, kemiringan, arah, dan hal lainnya
serta untuk mengontrol penerbangan drone agar tetap bisa berada
dalam keadaan yang diharapkan.

18
Gambar 2.8.3.4 Flight Controller Drone

 Radio Controller (RC)

Untuk mengendalikan drone 4-motor, dibutuhkan suatu


pengendali jarak jauh menggunakan frekuensi radio.Pengendali
inilah yang dinamakan dengan Radio Controller.

 Electronic Speed Controller (ERC)

Fungsi ERC untuk menerjemahkan sinyal yang dikirim oleh


flight controller untuk mengurangi atau menambah daya sebuah
motor pada drone yang terhubung dengannya.

Gambar 2.8.3.5 Electronic Speed Controller Drone

 Baterai

Drone tentu tidak lengkap tanpa adanya baterai. Komponen ini


berperan sebagai sumber daya bagi drone. Baterai memasok energi
melalui kabel distribusi listrik.

19
Gambar 2.8.3.6 Baterai Drone
 Kamera
Jika penggunaan drone difungsikan untuk mengambil video
shooting, maka harus ada kamera yang melekat pada badan drone.

Biasanya, kamera yang digunakan untuk tujuan fotografi atau


videografi menggunakan drone adalah kamera GoPro yang
berkualitas.

Gambar 2.8.3.7 Kamera Drone

20
BAB III
METODELOGI

3.1 Waktu & Tempat Pratikum


Kegiatan pratikum Theodolite ini dilakukan pada hari kamis pada tanggal
7 April 2022. Terhitung dari jam 13.30-16.30 dan tempat pelaksanaan
pratikum ini di lapangan bola Voly dan Takraw

3.2 Alat & Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah:

No Alat dan Bahan Jumlah


1 Theodolite 1 set
2 Rambu Ukur 1
3 Kaki Tiga (Tripot) 1
4 Rol Meter 2
5 Payung 1
6 Gps 1
7 Alat Tulis dan Buku 1

BAB IV

21
PERHITUNGAN

22

Anda mungkin juga menyukai