MODUL PRAKTIKUM
ILMU UKUR TANAH
OLEH :
TEAM LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan rasa terimakasih kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha
Esa karena rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan dan
penyusunan Modul Praktikum dengan judul “Modul Praktikum Ilmu Ukur Tanah”
sesuai dengan jadwal dan ketentuan.
Penyusun berharap modul ini menjadi panduan mahasiswa dalam
melaksanakan dan menjalankan praktikum. Untuk itu dengan membaca modul ini
mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjalankan praktikum secara
mandiri.
Dengan adanya praktikum secara langsung ilmu yang didapat diharapkan
bias menjadi bekal para mahasiswa untuk terjun ke dunia kerjanantinya. Penyusun
menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan di dalam modul ini, untuk
itu mahasiswa dapat memberikan saran dan kritiknya agar modul ini bias semakin
baik. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa sekalian.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PENGENALAN ALAT
2. Rambu Ukur
Alat ini berbentuk mistarukur yang besar, mistar ini mempunyai
panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam
cm, tiap-tiap blok merah, putih atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5
blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah
E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberiwarna yang berlainan,
merah-putih, hitam-putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar
memudahkan dalam pembacaan rambu.
3. Unting-unting
Unting unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah
satu alat tukang yang biasanya dipergunakan untuk mengukur
7
ketegakan suatu benda atau bidang. Alat ini cukup sederhana dimana
terbuat dari bahan besi dengan permukaan berwarna besi putih,
kuningan dan juga besi biasa, bentuknya biasanya berbentuk prisma
dengan ujung lainnya dibuatkan penempatan benang kait. Namun
dapat juga dijumpai dalam berbagai bentuk lainnya daimana salah
satu ujungnya tetap dibuat runcing.
4. Kompas
Berguna untuk menentukan arah mata angin, agar memudahkan kita
dalam menyelesaikan pengukuran, dan membantu mencari sudut
azimuth.
BAB III
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM
B. Dasar Teori
Gambar 3.1 Pengukuran jarak dengan dua bentangan pita ukur pada
permukaan tanah yang relative datar.
Rumus perhitungan :
dAB = d1 + d2
Keterangan
dAB : Jarak AB
d1,d2 : Penggalpengukuranjarakantara A dan B
10
D. Langkah Kerja
Pengukuran jarak yang pertama dilakukan secara langsung menggunakan pita
ukur dan alat bantu patok dan unting-unting, sebagai berikut:
1. Pilih dua titik (A dan B) di atas permukaan tanah yang relative datar,
dengan jarak sekitar 50 meter. Tandai dua titik tersebut dengan paku
payung.
2. Dirikan patok pertama di belakang titik A dan patok kedua di depan titik
B.
3. Lakukan pelurusan dengan menggunakan patok yang ketiga yang
diletakkan tepat pada lintasan jalon pertama dan kedua. Caranya,
pengamat berdiri di belakang patok pertama mengamat kearah patok
kedua, sambil memberi aba-aba sehingga patok ketiga terlihat berhimpit
dengan patok pertama dan patok kedua. Dengan demikian, titik A, titik C
(yang ditandai dengan patok ketiga) dan titik B, telah berada pada lintasan
yang lurus.
4. Ukur jarak AC dan jarak CB menggunakan pita ukur, sehingga jarak AB:
dAB = dAC + dCB. Demikian pengukuran jarak langsung di permukaan tanah
yang relative datar.
11
B. Dasar Teori
Poligon adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang
terletak dipermukaaan bumi. Prinsip kerja pengukuran polygon yaitu mencari
sudut jurusan dan jarak dari gabungan beberapa garis yang bersama-sama
membentuk kerangka dasaruntuk keperluan pemetaan suatu daerah tertentu.
Sementara poligon tertutup yaitu poligon yang berawal dan berakhir pada
satutitik yang sama.
D. Langkah Kerja
1. Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sketsa lokasi area yang akan
diukur.
2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai
didapatkan kedataran, kemudian ukur ketinggian pesawat.
4. Arahkan pesawat kearah utara dan set nol kan piringan sudut horizontal
dan kunci Kembali dengan memutar skrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ketitik P2,baca dan catat
sudut horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. (Bacaan ini
merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.)
6. Dengan posisi pesawat tetap diatas titikP1, putar pesawat 180 searah
jarum jam, kemudian putar teropong 180 arah vertical dan arahkan
teropong ketitik P2.
7. Lakukan pembacaan sudut horisontal. (Bacaan ini merupakan bacaan luar
biasa untuk bacaan muka.)
8. Putar teropong pesawat dan arahkan dititik Pakhir dan lakukan
pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. (Bacaan ini
merupakan bacaan belakang.)
9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polygon berikutnya
hingga kembali ketitik P1.
10. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Lakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan
koordinatmasing-masing titik.
12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
E. Langkah Perhitungan
1. SudutPengambilan (β)
β= sudut Hz (muka) – sudut Hz (belakang)
2. Sudut Azimuth (α)
αn = αawal + βn -180°
14
3. Koordinat
∆xn = dn . Sin αn
Xn = X n-1 + ∆xn
∆yn = dn . Cos αn
Yn = Y n-1 + ∆yn