Anda di halaman 1dari 26

Mata Kuliah : Survey dan Pemetaan

MAKALAH
ILMU UKUR TANAH
DOSEN PENGAMPU : Anwar Saimu ST.,M.Se

DISUSUN OLEH:

Sity Aisya

(f18121004)

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
PSDKU UNTAD MOROWALI
2022

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sampai
saat ini masih memberikan kita berkat, nikmat, taufik, rahmat, dan
hidayah-Nya yang tidak terkira besarnya hingga kita diberi kesempatan
yang luar biasa makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kita mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Sholawat dan salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya, yang telah menyampaikan petunjuk Allah
Subhanahu Wa Ta’ala untuk kita semua, berupa sebuah petunjuk yang
paling benar yakni syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu- satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
tugas mata kuliah Survey dan Pemetaan. Selain itu, makalah ini juga
ditujukan untuk menambah atau memperdalam wawasan mengenai ilmu
ukur tanah. Penyusunan makalah ini tidak akan berhasil tanpa bantuan
dari orang-orang terdekat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada bapak: Anwar Saimu ST.,M.Se selaku dosen pengampu
mata kuliah “Survey dan Pemetaan” sekaligus pembimbing penyusunan
makalah yang telah menjelaskan betapa pentingnya Ilmu Ukur Tanah.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa dipraktekkan pembaca dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
ii
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Morowali, 28 April 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................iv
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................2

Bab II PEMBAHASAN
A. Peralatan Ilmu Ukur Tanah......................................................3
B. Bagaimana mengukur elevasi terhadap bangunan............... 13
C. Pengaruh elevasi permukaan tanah terhadap bangunan..... 16

Bab III PENUTUP


A. Kesimpulan..........................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................22

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara pengukuran yang diperlukan untuk menyatakan kedudukan
titik dipermkaan bumi. Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu
yang dinamakan ilmu geodesi.

Ilmu geodesi mempunyai dua maksud, yaitu:


 Maksud ilmiah : Menentukan permukaan bumi.
 Maksud praktis : Membuat bayangan dari sebagian besar atau
kecil permukaan bumi yang dinamakan peta.

Ilmu Ukur Tanah sendiri terbagi menjadi dua bagian penting, yaitu :
 Geodesi rendah, yang disebut Plane Surveying.
 Geodesi tinggi, yang disebut Geodetical Surveying.

Dalam hal yang dapat kita pelajari adalah ilmu geodesi dengan
maksud praktis. Jadi ilmu geodesi yang kita pelajari adalah peta. Artinya
bagaimana melakukan pengukuran diatas permukaan bumi yang
mempunyai bentuk yang tidak beraturan karena adanya perbedaan
ketinggian tempat antara satu dengan yang lainnya. Penempatan lokasi
yang ada secara tepat dan sistematis termasuk bagian dari geodesi.
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan
menganalisisbentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di
atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah
menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti rekayasa jalan
raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah pengajaran
ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan
pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran

1
drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya.
Memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang dibangun dapat
dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi. Untuk
mengetahui hasil pengukuran bangunan yang benar, perlu juga kita
memahami apa pengaruh daripada elevasi permukaaan tanah terhadap
bangunan,dan bagaimana pengukuran yang baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, yaitu :
a. Peralatan Ilmu Ukur Tanah
b. Bagaimana mengukur elevasi terhadap bangunan
c. Pengaruh elevasi permukaan tanah terhadap bangunan

C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah ilmu ukur tanah, Selain itu juga untuk membahas tentang hal-
hal yang bersangkutan dengan pengukuran tanah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peralatan Utama
Peralatan utama yang digunakan dalam ilmu ukur tanah adalah
theodolit dan waterpass.
1. Theodolit 
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut
tegak. Berbeda dengan waterpass yang
hanya memiliki sudut mendatar saja. Di
dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa
sampai pada satuan sekon (detik).

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan


dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam
bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi,
maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa
berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat
Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada


theodolit, maka theodolit dapat
dibidikkan kesegala arah. Di dalam
pekerjaan bangunan gedung, theodolit
sering digunakan untuk menentukan
sudut siku-siku pada perencanaan /
pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat
digunakan untuk menguker ketinggian
suatu bangunan bertingkat.

3
a. Bagian Alat – Alat Beserta Fungsinya Dari Theodolit
Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada pesawat theodolit
adalah sebagai berikut :
1. Teropong, berfungsi untuk membidik obyek pengukuran pada
pengukuran poligon maupun situasi (membidik rambu/jalon).
2. Visier, berfungsi untuk alat bantu bidikan kasar untuk mempercepat
bidikan obyek.
3. Klem teropong, berfungsi untuk mengunci teropong terhadap
sumbu II (terkunci pada arah vertikal).
4. Alat pelindung lingkaran vertikal, berfungsi untuk melindungi skala
vertikal.
5. Sekrup pengatur fokus teropong, berfungsi untuk memperjelas
obyek yang dibidik.
6. Sekrup pengatur ketajaman benang, berfungsi untuk memperjelas
benang pada lensa (benang atas, benang tengah, benang bawah).
7. Lensa okuler (pengamat), berfungsi untuk mengamati obyek bidik
dan mengamati bacaan benang (pada rambu ukur).
8. Dudukan lampu, berfungsi untuk menempatkan lampu apabila sinar
matahari kurang terang (cuaca gelap).
9. Sekrup penggerak halus vertikal, berfungsi menempatkan bacaan
benang pada obyek (rambu) secara halus.
10. Reflektor, berfungsi untuk memantulkan cahaya menuju mikroskop
bacaan sudut vertikal dan horisontal (pada theodolit digital bagian
ini tidak ada).
11. Klem aldehide horisontal, berfungsi untuk mengunci perputaran
teropong arah horisontal.
12. Ring piringan horisontal, merupakan skala sudut datar sehingga
dapat dibaca bacaan sudut datar, dapat juga digunakan untuk
menempatkan posisi sudut 00˚00’00”.
13. Klem sumbu repetisi, berfungsi untuk mengunci ring piringan
4
horisontal sehingga ring piringan horisontal tidak mengikuti
perputaran teropong arah horisontal (jika ingin langsung didapat
sudut azimuth, maka ring ini dikunci setelah pesawat diarahkan ke
utara kompas, kemudian klem aldehide horisontal dibuka).
14. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui posisi pesawat benar-
benar datar (sumbu I vertikal).
15. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur nivo kotak maupun nivo
tabung agar sumbu I vertikal.
16. Plat dasar theodolit, berfungsi untuk tempat landasan pesawat
theodolit sehingga posisinya stabil.
17. Teropong obyektif, berfungsi untuk menangkap obyek yang dibidik
sehingga bisa dibaca pada lensa okuler.
18. Mikrometer, berfungsi sebagai skup penunjuk skala pembacaan
sudut horisontal dan vertikal pada bacaan menit dan detik (00’00”),
setelah teropong diklem atau dikunci dan arah pesawat sudah tepat
pada obyek.
19. Sekrup pengatur ketajaman sudut, berfungsi untuk memperjelas
pembagian skala lingkaran tegak dan datar. Pada theodolit digital
bagian ini tidak ada, karena bacaan sudut terdapat pada layar yang
letaknya pada sisi luar pesawat.
20. Mikroskop bacaan lingkaran vertikal dan horisontal, berfungsi untuk
membaca skala sudut tegak dan datar (pada theodolit digital bagian
ini tidak ada).
21. Centering optik, berfungsi untuk mengecek kadudukan pesawat
agar berada tepat di atas patok.
22. Dudukan kompas, berfungsi untuk menempatkan kompas.
23. Sekrup pengatur fokus centering optik, berfungsi untuk mengatur
centering optik sehingga sumbu I (pesawat) tepat di atas patok.
24. Nivo tabung, berfungsi untuk mengetahui apakah pesawat sudah
benar-benar datar .
25. Sekrup penggerak halus aldehide horisontal, berfungsi untuk
5
menggerakkan pesawat arah horisontal secara halus setelah klem
aldehide horisontal dikunci.
26. Sekrup penggerak halus ring piringan horizontal.

b. Macam / Jenis Theodolit


Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam
yaitu:
1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )
Dalam theodolit ini, lingkaran skala
mendatar menjadi satu dengan kiap,
sehingga bacaan skala mendatarnya tidak
bisa di atur.
Theodolit yang di maksud adalah theodolit
type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)

2. Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi,
yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapt diatur dan
dapt mengelilingi sumbu tegak.
Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan
lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah
bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang
termasuk ke dakm jenis ini adalah theodolit type TM 6
dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51
(Zeiss).
3. Theodolite Elektro Optis
Dari konstruksi mekanis sistem
susunan lingkaran sudutnya antara
theodolite optis dengan theodolite elektro

6
optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak
menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan
system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat
penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan
kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan
secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka
decimal.

c. Pengoperasian Theodolite
Cara kerja penyiapan alat theodolita antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7. Letakkan theodolite di tribar plat
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar
tegak / vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup
pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar
mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup
pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci
centering kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada
tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T
pada dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran

7
dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa
untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.

d. Syarat – Syarat Theodolite


Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga
siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb:
1.Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.
2.Sumbu Kedua haarus benar – benar mendatar.
3.Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4.Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

2. Waterpass
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang
dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling
berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir
(sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang
vertical.

Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut


dengan Levelling atauWaterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam
rangka penentuan tiggi suatu titik yang akan ditentukan ketiggiannya
berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan.
Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah tinggi muka air
laut rata-rata atau Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang
dipilih.Sistem referensi ini mempunyai arti sangat penting, terutama dalam
bidang keairan, misalnya: Irigasi, Hidrologi, dan sebagainya. Namun
demikian masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan
system referinsi.
Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak
selalu tidak selalu harus selalu mengukur beda tinggi dari muka laut
(MSL), namun dapat dilakukan dengan titik-titik tetap yang sudah ada
8
disekitar lokasi oengukuran. Titik-titik tersebut umumnya telah diketahui
ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch
Mark (BM). Banch mark merupakan suatu tanda yang jelas (mudah
ditemukan) dan kokoh dipermukaan bumi yang berbentuk tugu atau patok
beton sehingga terlindung dari faktor-faktor pengrusakan.
Manfaat penting lainnya dari pengukuran Levelling ini adalah untuk
kepentingan proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan tanah
(Earth Work) misalnya untuk menghitung volume galian dan timbunan.
Untuk itu dikenal adanya pengukuran sipat datar profil memanjang (Long
section) dan sipat datar profil melintang (Cross section).
Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-
tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini
dikarenakan pada setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalah-
kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat ketelitan tersebut adalah batas toleransi
kesalahan pengukuran yang diperbolehkakan. Untuk itu perlu diantisipasi
kesalah tersebut agar di dapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi
batasan toleransi yang telah ditetapkan.

a. Bagian Alat – Alat Beserta Fungsinya Dari Waterpass


Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada pesawat waterpass
adalah sebagai berikut :
1. Sekrup pengatur ketajaman diafragma, berfungsi untuk mengatu
ketajaman benang diafragma (benang silang).
2. Lensa pembacaan sudut horisontal, berfungsi untuk memperbesar
dan memperjelas  bacaan sudut horisontal.
3. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat
(sumbu I vertikal).
4. Sekrup pengatur fokus teropong, berfungsi untuk memperjelas
obyek yang dibidik.
5. Teropong, berfungsi untuk menempatkan lensa serta peralatan
yang berfungsi untuk meneropong atau membidik obyek
9
pengukuran.
6. Pelindung lensa obyektif, berfungsi untuk melindungi lensa obyektif
dari sinar matahari secara langsung.
7. Lensa obyektif, berfungsi untuk menerima obyek yang dibidik.
8. Klem aldehide horisontal, berfungsi untuk mengunci perputaran
pesawat arah horisontal.
9. Sekrup penggerak halus aldehide horisontal, berfungsi untuk
menggerakkan pesawat arah horisontal secara halus setalah klem
aldehide horisontal dikunci agar kedudukan benang pada pesawat
tepat pada obyek yang dibidik.
10. Sekrup pengatur sudut, berfungsi untuk mengatur landasan sudut
datar.
11. Visier, berfungsi sebagai alat bantu bidikan kasar untuk
mempercepat pembidikan obyek.
12. Plat dasar Waterpass, berfungsi sebagai landasan pesawat.

b. Cara Menggunakan Waterpass


Pengukuran Waterpass adalah pengukuran untuk menentukan
tinggi atau perbedaan ketinggian antara dua titik. Pengukuran Waterpass
adalah hal yang sangat penting untuk mendapatkan data sebagai tujuan
pemetaan, perencanaan atau konstruksi. Hasil pengukuran air melewati
mereka digunakan untuk perencanaan jalan, kereta api, saluran,
penentuan lokasi bangunan berdasarkan elevasi tanah yang ada,
perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian tentang saluran yang
sudah ada, dan lain-lain. Dalam pengukuran ada beberapa istilah yang
sering digunakan:
1. Garis vertikal adalah garis yang mengarah ke pusat bumi, yang
umumnya dianggap sama dengan garis menurun.
2. Bidang datar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada
titik apapun. Bidang horizontal melengkung mengikuti bentuk
permukaan laut.
10
3. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai acuan untuk
tinggi, misalnya, permukaan laut rata-rata.
4. Elevation adalah jarak vertikal (tinggi) diukur terhadap bidang .
5. Banch Mark (BM) adalah titik tetap elevasi diketahui dari datum
yang digunakan untuk mengukur pedoman elevasi daerah
sekitarnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass sebenarnya sederhana
yaitu dengan membuat garis sumbu teropong horisontal. Bagian yang
membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang berbentuk
tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.

Waterpass Waterpass Nikon Waterpass Topcon


Ac 2S AT-B4

3. Peralatan Bantu
Peralatan bantu yang selalu digunakan selama pelaksanaan
pengukuran tanah adalah :
a. Tripod (statip), berfungsi untuk menempatkan pesawat.
b. Baak ukur (rambu), berfungsi sebagai obyek oleh pesawat untuk
mendapatkan data-data bacaan benang.
c. Jalon, berfungsi sebagai alat bantu memegang baak ukur.
d. Patok, berfungsi untuk memberi tanda pada titik ukur atau pada titik
bantu.
e. Rol meter, berfungsi untuk mengukur jarak langsung pada

11
pengukuran penyipat datar.
f. Meteran, berfungsi untuk mengukur tinggi pesawat.
g. Unting-unting, berfungsi untuk menempatkan sumbu I pada patok
h. Kompas, berfungsi untuk menunjukkan arah utara kompas.
i. Payung, berfungsi untuk melindungi pesawat dari sinar matahari
langsung maupun terpaan hujan.
j. Alat tulis, berfungsi untuk mencatat hasil pembacaan di lapangan.

Tripot Rambu Ukur

Jalon Patok
12
Roll meter Meteran

Unting - unting Kompas

B. Penjelasan Elevasi Permukaan Tanah


Seperti yang kita ketahui bahwa Ilmu ukur tanah atau wilayah
(surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik dengan
memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu
wilayah dengan cermat. Berbagai titik tersebut biasanya adalah
permukaan bumi dan digunakan untuk membuat sebuah peta, batas
13
wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya. Ilmu ukur
wilayah juga merupakan sebuah pekerjaan. Surveyor menggunakan
berbagai elemen matematika seperti geometri dan trigonometri, juga fisika
dan keteknikan. Ilmu ukut tanah itu juga menyangkut topografi.
1. Pengertian Topografi
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk
permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan
sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi
tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan
pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan
lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya menyuguhkan relief
permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan
kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga
Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata
Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek
dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum
menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis
bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan
juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan
berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi.
Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi
membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
2. Fitur Topografi
Topografi mempelajari elevasi dan lokasi bentang alam.
 Bentang alam – bentang alam yang dipeplajari dalam topografi
dapat mencakup apa saja yang secara fisik berdampak pada
suatu daerah. Contohnya termasuk gunung, bukit, lembah, danau,
laut, sungai, kota, bendungan, dan jalan.
 Elevasi – Elevasi, atau tinggi, dari pegunungan dan benda-benda
lainnya dicatat sebagai bagian dari topografi. Hal ini biasanya
dicatat dalam referensi permukaan laut.
14
 Lintang (Latitude) – lintang memberikan posisi utara / selatan dari
khatulistiwa. Khatulistiwa adalah garis horizontal yang ditarik
sekitar pertengahan bumi dengan jarak yang sama dari Kutub
Utara dan Kutub Selatan. Khatulistiwa memiliki lintang 0 derajat.
 Bujur (Longitude) – bujur memberikan posisi timur / barat dari
khatulistiwa. Bujur umumnya diukur dalam derajat dari Meridian.
3. Peta Topografi
Peta topografi adalah salah satu peta menunjukkan ciri-ciri fisik dari
permukaan bumi. Juga menunjukkan bentang alam seperti gunung dan sungai,
peta juga menunjukkan perubahan elevasi tanah. Elevasi ditampilkan
menggunakan garis kontur.

Ketika garis kontur ditarik pada peta itu merupakan ketinggian


tertentu. Setiap titik pada peta harus menyentuh garis elevasi yang sama.
Garis kontur yang bersebelahan akan mewakili berbagai ketinggian yang
berbeda. Semakin dekat garis kontur antara satu sama lain, semakin
curam kemiringan tanah.
4. Cara Membuat Peta Topografi
Ada sejumlah cara dalam mengumpulkan informasi untuk membuat
peta topografi. Mereka dapat dibagi menjadi dua metode utama: survei
langsung dan tidak langsung survei.
Survei langsung
Survei langsung adalah ketika seseorang menggunakan peralatan
survei, seperti batas dan klinometer, untuk langsung mengukur lokasi dan
elevasi tanah. Anda mungkin telah melihat surveyor sepanjang jalan
kadang-kadang melakukan pengukuran dengan melihat melalui
instrumen.
Survei tidak langsung
Daerah terpencil dapat dipetakan dengan menggunakan metode
tidak langsung. Metode ini termasuk gambar satelit, gambar yang diambil
dari pesawat, radar, dan sonar (bawah air).

15
5. Manfaat Topografi
Topografi memiliki beberapa manfaat termasuk:
Pertanian: Topografi sering digunakan dalam pertanian untuk
menentukan bagaimana tanah dapat dikonservasi dan
bagaimana air akan mengalir di atas tanah.
Lingkungan: Data dari topografi dapat membantu konservasi lingkungan.
Dengan memahami kontur tanah, ilmuwan dapat
menentukan bagaimana air dan angin dapat menyebabkan
erosi. Mereka dapat membantu untuk membangun kawasan
konservasi seperti DAS dan blok angin.
Cuaca: Topografi tanah dapat berdampak pada pola cuaca.
Meteorologi menggunakan informasi di gunung-gunung,
lembah, lautan, dan danau untuk membantu memprediksi
cuaca.
Militer: Topografi juga penting untuk militer. Tentara sepanjang sejarah
telah menggunakan informasi tentang ketinggian, bukit, air,
dan bentang alam lainnya ketika merencanakan strategi
militer mereka.

C. Pengaruh Elevasi Permukaan Tanah Terhadap Bangunan


Banyak faktor yang mempengaruhi bangunan terutama dari segi
elevasi permukaan tanah, salah satunya adalah kondisi lahan. Kondisis
lahan sangat perlu diperhatikan sebelum membuat sebuah bangunan atau
gedung agar tidak terjadi kejadian yang tak diinginkan dikemudian hari.
Lahan yang bagus untuk didirikan bangunan adalah lahan yang
berpotensial untuk pemukiman.
Ciri-ciri lahan potensial untuk permukiman antara lain:
1. Daya Dukung Tanah Besar
Artinya memiliki kemampuan untuk menahan beban dalam ton tiap
satu meter kubik. Jadi bila didirikan bangunan di atasnya tidak amblas.
2. Fluktuasi Air Baik
16
Artinya memiliki kedalaman air tanah yang sedang. Fluktuasi air
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, jika air tanahnya dangkal maka
keadaan di atasnya lembab dan jika air tanahnya dalam maka keadaan di
atasnya gersang (kering/tandus).
3. Kandungan Lempung cukup
Kandungan lempung berpengaruh terhadap kembang kerutnya
tanah. Hal ini erat kaitannya dengan pembuatan pondasi,pembangunan
jalan, saluran air, dan sebagainya.
4. Topografi
Topografi yang ideal untuk permukiman adalah yang kemiringan
lahannya antara 0% sampai 3%. Kemiringan merupakan perbandingan
antara jarak vertikal dan jarak horisontal dikali 100%.
Kemiringan lereng 0% berarti tanahnya rata, dan kemiringan lereng
100% berarti sudut kemiringannya 45% (sangat curam). Topografi erat
kaitannya dengan kenyamanan hunian (tempat tinggal) dan keamanan
dari ancaman bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan
sebagainya.
Dan berikut adalah ciri-ciri lahan kritis untuk pertanian:
a. Daya dukung tanah rendah, artinya tidak mampu menahan beban
dalam ton tiap satu meter kubik. Sehingga bila didirikan bangunan
di atasnya, bangunan tersebut akan roboh (amblas).
b. Fluktuasi air tidak baik, artinya air tanahnya terlalu dangkal atau
terlalu dalam. Hal ini dapat mempengaruhi bangunan dan
kesehatan penduduk yang tinggal di atas lahan tersebut.
c. Topografi yang tidak cocok untuk permukiman adalah yang
kemiringannya lebih dari 3%. Karena topografi dengan kemiringan
lebih dari 3% resiko ancaman bencana alam seperti tanah longsor
dan banjir besar. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan hunian
dan keamanan dari bencana alam tersebut.

17
Nah, apa yang terjadi jika bangunan di bangun pada zona
kemiringan yang tinggi? Maka bangunan tersebut bisa roboh jikalau pada
suatu saat terjadi longsor.
Longsoran merupakan suatu proses pergerakan massa tanah dan
atau massa hancuran batuan penyusun lereng yang bergerak menuruni
lerengnya akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan
penyusun lereng tersebut.
Masalah kelongsoran khususnya di Indonesia, sering terjadi
disebabkan keadaan geografi yang dibeberapa tempat memiliki curah
hujan cukup tinggi dan daerah potensi gempa. Curah hujan yang tinggi
dianggap sebagai faktor utama kelongsoran karena air dapat mengikis
suatu lapisan pasir, melumasi batuan ataupun meningkatkan kadar air
suatu lempung sehingga mengurangi kekuatan geser. Kemungkinan
longsor akibat hujan masih harus dikaitkan dengan beberapa faktor antara
lain topografi daerah setempat, struktur geologi, sifat kerembesan tanah
dan morfologi perkembangannya.

Kondisi topografi yang berbukit-bukit dengan kemiringan lereng


yang hampir tegak lurus mengakibatkan banyak lereng yang tidak stabil.
Fenomena ketidakstabilan suatu lereng dapat diklasifikasikan menjadi
keruntuhan lereng (slope failure) dan longsoran (landslide). Keruntuhan
lereng dan longsoran dapat terjadi pada suatu galian maupun pada suatu
timbunan.
18
Sebab-sebab keruntuhan lereng pada suatu galian akan sangat
berbeda dengan suatu timbunan. Suatu galian adalah suatu kasus tanpa
pembebanan dimana tanah dihilangkan, oleh karena itu menyebabkan
sokongan tegangan di dalam tanah. Sebaliknya, peninggian-peninggian
tanah dan timbunan buangan adalah kasus pembebanan dan periode
pelaksanaannya merupakan periode yang paling kritis akibat timbulnya
tekanan-tekanan pori selama pelaksanaan dengan konsekuensi
pengurangan tegangan efektif.
Permasalahan yang umumnya melatarbelakangi bencana tanah
longsor adalah:
- Kemiringan lereng yang hampir tegak lurus akan berpengaruh
terhadap stabilitas lereng. Adanya infrastruktur yang berdiri di atas
lereng tidak mungkin dipindah sehingga lahan untuk membuat
kemiringan lereng sangat terbatas.
- Keadaan geografi yang memiliki curah hujan cukup tinggi yang
meningkatkan kadar air pori sehingga mengurangi kekuatan geser.
- Bertambahnya kadar air pori jika terjadi hujan lebat karena kurang
berfungsinya saluran drainase pada konstruksi tersebut yang
mengakibatkan terhambatnya aliran air yang akan keluar sehingga
tekanan air pori meningkat dan berpotensi mengakibatkan
kelongsoran.
- Di atas lokasi longsor telah berubah fungsi dari daerah hijau
menjadi pemukiman yang menyebabkan berkurangnya daerah
resapan air sehingga terjadi perubahan kandungan air tanah dalam
rongga dan akan menurunkan stabilitas tanah.

Didalam operasi penambangan, masalah kemantapan lereng akan


ditemukan pada Penggalian Tambang Terbuka (open pit ataupun open
cut), bendungan untuk cadangan air kerja, di tempat – tempat
penimbunan bahan buangan (tailing disposal) dan di penimbunan bijih
(stockyard). Apabila lereng yang terbentuk sebagai akibat dari proses
19
penambangan (pit slope) maupun yang merupakan sarana penunjang
operasi penambangan (bendungan, jalan, dll) itu tidak stabil maka
kegiatan produksi akan terganggu. Oleh karena itu suatu analisis
kemantapan lereng merupakan suatu bagian yang penting untuk
mencegah terjadinya gangguan terhadap kelancaran produksi maupun
terjadinya bencana yang fatal.

Dilihat dari jenis material, ada 2 macam lereng, yaitu :


• Lereng batuan
• Lereng Tanah

Masalah kemantapan lereng pada umumnya tergantung pada factor


penyebab sebagai berikut :
1. Lokasi, arah, frekuensi, kekuatan dan karakteristik dari bidang-
bidang lemah
2. Keadaan tegangan alamiah dalam massa batuan / tanah
3. Konsentrasi lokal dari tegangan
4. Karakteristik mekanik dari massa batuan / tanah
5. Iklim terutama jumlah hujan untuk di daerah tropis
6. Geometri Lereng

20
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari isi paper di atas tentang peralatan ilmu ukur tanah, dapat
disimpulkan bahwa ilmu ukur tanah ini sangat berhubungan erat
dengan permukaan bumi (Topografi), maksudnya ilmu ini mempelajari
penggambaran bentuk permukaan bumi dalam suatu peta dengan
segala yang ada di permukaan bumi tersebut. Dan Pengukuran data
menggunakan waterpass menghasilkan data untuk dihitung dan juga
dapat menghasilkan gambar data.
Pengaruh elevasi permukaan tanah terhadap bangunan sangat
penting guna mencegah terjadinya kerusakan pada bangunan akibat
kejadian alam seperti longsor,dll. Dengan memahami elevasi
permukaan tanah kita dapat mengetahui posisi atau kemiringan tanah
yang pas untuk membangun sebuah gedung atau bangunan dengan
memahami kondisi lahan yang berpotensial untuk pemukiman. Oleh
Karena itu, perlu dilakukan Survey dan pemetaan yang baik dalam
pembangunan berkala agar keadaan permukaan tanah bisa dijadikan
tempat untuk membangun.

21
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Topografi, diakses pada hari Selasa, 28
April 2022 pukul 20:36
http://budisma.net/2015/11/pengertian-dan-manfaat-topografi.html,
diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 20:40
https://dwikusumadpu.wordpress.com/2013/02/13/kestabilan-lereng-
terhadap-bahaya-longsor/, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul
20:50
http://mekanikbangunan.blogspot.co.id/2012/06/lahan-yang-bagus-
untuk-didirikan.html, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 20:40
http://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-tanah/peralatan-ukur-tanah,
diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 18:00)
http://geodeticenginering.blogspot.co.id/2011/09/ilmu-ukur-
tanah.html, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 19:00
(18/9/16 , 19:00)
http://surveyor-surta.blogspot.co.id/2015/02/macam-macam-alat-
ukur-survei-pemetaan.html, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul
20:00
http://lisabowo73.blogspot.co.id/2012/05/laporan-praktikum-ilmu-
ukur-tanah-i.html, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 20.10

22

Anda mungkin juga menyukai