MAKALAH
ILMU UKUR TANAH
DOSEN PENGAMPU : Anwar Saimu ST.,M.Se
DISUSUN OLEH:
Sity Aisya
(f18121004)
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sampai
saat ini masih memberikan kita berkat, nikmat, taufik, rahmat, dan
hidayah-Nya yang tidak terkira besarnya hingga kita diberi kesempatan
yang luar biasa makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kita mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Sholawat dan salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya, yang telah menyampaikan petunjuk Allah
Subhanahu Wa Ta’ala untuk kita semua, berupa sebuah petunjuk yang
paling benar yakni syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu- satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
tugas mata kuliah Survey dan Pemetaan. Selain itu, makalah ini juga
ditujukan untuk menambah atau memperdalam wawasan mengenai ilmu
ukur tanah. Penyusunan makalah ini tidak akan berhasil tanpa bantuan
dari orang-orang terdekat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada bapak: Anwar Saimu ST.,M.Se selaku dosen pengampu
mata kuliah “Survey dan Pemetaan” sekaligus pembimbing penyusunan
makalah yang telah menjelaskan betapa pentingnya Ilmu Ukur Tanah.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa dipraktekkan pembaca dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
ii
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................iv
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................2
Bab II PEMBAHASAN
A. Peralatan Ilmu Ukur Tanah......................................................3
B. Bagaimana mengukur elevasi terhadap bangunan............... 13
C. Pengaruh elevasi permukaan tanah terhadap bangunan..... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara pengukuran yang diperlukan untuk menyatakan kedudukan
titik dipermkaan bumi. Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu
yang dinamakan ilmu geodesi.
Ilmu Ukur Tanah sendiri terbagi menjadi dua bagian penting, yaitu :
Geodesi rendah, yang disebut Plane Surveying.
Geodesi tinggi, yang disebut Geodetical Surveying.
Dalam hal yang dapat kita pelajari adalah ilmu geodesi dengan
maksud praktis. Jadi ilmu geodesi yang kita pelajari adalah peta. Artinya
bagaimana melakukan pengukuran diatas permukaan bumi yang
mempunyai bentuk yang tidak beraturan karena adanya perbedaan
ketinggian tempat antara satu dengan yang lainnya. Penempatan lokasi
yang ada secara tepat dan sistematis termasuk bagian dari geodesi.
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan
menganalisisbentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di
atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah
menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti rekayasa jalan
raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah pengajaran
ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan
pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran
1
drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya.
Memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang dibangun dapat
dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi. Untuk
mengetahui hasil pengukuran bangunan yang benar, perlu juga kita
memahami apa pengaruh daripada elevasi permukaaan tanah terhadap
bangunan,dan bagaimana pengukuran yang baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, yaitu :
a. Peralatan Ilmu Ukur Tanah
b. Bagaimana mengukur elevasi terhadap bangunan
c. Pengaruh elevasi permukaan tanah terhadap bangunan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah ilmu ukur tanah, Selain itu juga untuk membahas tentang hal-
hal yang bersangkutan dengan pengukuran tanah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peralatan Utama
Peralatan utama yang digunakan dalam ilmu ukur tanah adalah
theodolit dan waterpass.
1. Theodolit
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut
tegak. Berbeda dengan waterpass yang
hanya memiliki sudut mendatar saja. Di
dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa
sampai pada satuan sekon (detik).
3
a. Bagian Alat – Alat Beserta Fungsinya Dari Theodolit
Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada pesawat theodolit
adalah sebagai berikut :
1. Teropong, berfungsi untuk membidik obyek pengukuran pada
pengukuran poligon maupun situasi (membidik rambu/jalon).
2. Visier, berfungsi untuk alat bantu bidikan kasar untuk mempercepat
bidikan obyek.
3. Klem teropong, berfungsi untuk mengunci teropong terhadap
sumbu II (terkunci pada arah vertikal).
4. Alat pelindung lingkaran vertikal, berfungsi untuk melindungi skala
vertikal.
5. Sekrup pengatur fokus teropong, berfungsi untuk memperjelas
obyek yang dibidik.
6. Sekrup pengatur ketajaman benang, berfungsi untuk memperjelas
benang pada lensa (benang atas, benang tengah, benang bawah).
7. Lensa okuler (pengamat), berfungsi untuk mengamati obyek bidik
dan mengamati bacaan benang (pada rambu ukur).
8. Dudukan lampu, berfungsi untuk menempatkan lampu apabila sinar
matahari kurang terang (cuaca gelap).
9. Sekrup penggerak halus vertikal, berfungsi menempatkan bacaan
benang pada obyek (rambu) secara halus.
10. Reflektor, berfungsi untuk memantulkan cahaya menuju mikroskop
bacaan sudut vertikal dan horisontal (pada theodolit digital bagian
ini tidak ada).
11. Klem aldehide horisontal, berfungsi untuk mengunci perputaran
teropong arah horisontal.
12. Ring piringan horisontal, merupakan skala sudut datar sehingga
dapat dibaca bacaan sudut datar, dapat juga digunakan untuk
menempatkan posisi sudut 00˚00’00”.
13. Klem sumbu repetisi, berfungsi untuk mengunci ring piringan
4
horisontal sehingga ring piringan horisontal tidak mengikuti
perputaran teropong arah horisontal (jika ingin langsung didapat
sudut azimuth, maka ring ini dikunci setelah pesawat diarahkan ke
utara kompas, kemudian klem aldehide horisontal dibuka).
14. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui posisi pesawat benar-
benar datar (sumbu I vertikal).
15. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur nivo kotak maupun nivo
tabung agar sumbu I vertikal.
16. Plat dasar theodolit, berfungsi untuk tempat landasan pesawat
theodolit sehingga posisinya stabil.
17. Teropong obyektif, berfungsi untuk menangkap obyek yang dibidik
sehingga bisa dibaca pada lensa okuler.
18. Mikrometer, berfungsi sebagai skup penunjuk skala pembacaan
sudut horisontal dan vertikal pada bacaan menit dan detik (00’00”),
setelah teropong diklem atau dikunci dan arah pesawat sudah tepat
pada obyek.
19. Sekrup pengatur ketajaman sudut, berfungsi untuk memperjelas
pembagian skala lingkaran tegak dan datar. Pada theodolit digital
bagian ini tidak ada, karena bacaan sudut terdapat pada layar yang
letaknya pada sisi luar pesawat.
20. Mikroskop bacaan lingkaran vertikal dan horisontal, berfungsi untuk
membaca skala sudut tegak dan datar (pada theodolit digital bagian
ini tidak ada).
21. Centering optik, berfungsi untuk mengecek kadudukan pesawat
agar berada tepat di atas patok.
22. Dudukan kompas, berfungsi untuk menempatkan kompas.
23. Sekrup pengatur fokus centering optik, berfungsi untuk mengatur
centering optik sehingga sumbu I (pesawat) tepat di atas patok.
24. Nivo tabung, berfungsi untuk mengetahui apakah pesawat sudah
benar-benar datar .
25. Sekrup penggerak halus aldehide horisontal, berfungsi untuk
5
menggerakkan pesawat arah horisontal secara halus setelah klem
aldehide horisontal dikunci.
26. Sekrup penggerak halus ring piringan horizontal.
2. Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi,
yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapt diatur dan
dapt mengelilingi sumbu tegak.
Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan
lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah
bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang
termasuk ke dakm jenis ini adalah theodolit type TM 6
dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51
(Zeiss).
3. Theodolite Elektro Optis
Dari konstruksi mekanis sistem
susunan lingkaran sudutnya antara
theodolite optis dengan theodolite elektro
6
optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak
menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan
system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat
penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan
kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan
secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka
decimal.
c. Pengoperasian Theodolite
Cara kerja penyiapan alat theodolita antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7. Letakkan theodolite di tribar plat
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar
tegak / vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup
pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar
mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup
pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci
centering kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada
tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T
pada dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran
7
dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa
untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.
2. Waterpass
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang
dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling
berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir
(sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang
vertical.
3. Peralatan Bantu
Peralatan bantu yang selalu digunakan selama pelaksanaan
pengukuran tanah adalah :
a. Tripod (statip), berfungsi untuk menempatkan pesawat.
b. Baak ukur (rambu), berfungsi sebagai obyek oleh pesawat untuk
mendapatkan data-data bacaan benang.
c. Jalon, berfungsi sebagai alat bantu memegang baak ukur.
d. Patok, berfungsi untuk memberi tanda pada titik ukur atau pada titik
bantu.
e. Rol meter, berfungsi untuk mengukur jarak langsung pada
11
pengukuran penyipat datar.
f. Meteran, berfungsi untuk mengukur tinggi pesawat.
g. Unting-unting, berfungsi untuk menempatkan sumbu I pada patok
h. Kompas, berfungsi untuk menunjukkan arah utara kompas.
i. Payung, berfungsi untuk melindungi pesawat dari sinar matahari
langsung maupun terpaan hujan.
j. Alat tulis, berfungsi untuk mencatat hasil pembacaan di lapangan.
Jalon Patok
12
Roll meter Meteran
15
5. Manfaat Topografi
Topografi memiliki beberapa manfaat termasuk:
Pertanian: Topografi sering digunakan dalam pertanian untuk
menentukan bagaimana tanah dapat dikonservasi dan
bagaimana air akan mengalir di atas tanah.
Lingkungan: Data dari topografi dapat membantu konservasi lingkungan.
Dengan memahami kontur tanah, ilmuwan dapat
menentukan bagaimana air dan angin dapat menyebabkan
erosi. Mereka dapat membantu untuk membangun kawasan
konservasi seperti DAS dan blok angin.
Cuaca: Topografi tanah dapat berdampak pada pola cuaca.
Meteorologi menggunakan informasi di gunung-gunung,
lembah, lautan, dan danau untuk membantu memprediksi
cuaca.
Militer: Topografi juga penting untuk militer. Tentara sepanjang sejarah
telah menggunakan informasi tentang ketinggian, bukit, air,
dan bentang alam lainnya ketika merencanakan strategi
militer mereka.
17
Nah, apa yang terjadi jika bangunan di bangun pada zona
kemiringan yang tinggi? Maka bangunan tersebut bisa roboh jikalau pada
suatu saat terjadi longsor.
Longsoran merupakan suatu proses pergerakan massa tanah dan
atau massa hancuran batuan penyusun lereng yang bergerak menuruni
lerengnya akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan
penyusun lereng tersebut.
Masalah kelongsoran khususnya di Indonesia, sering terjadi
disebabkan keadaan geografi yang dibeberapa tempat memiliki curah
hujan cukup tinggi dan daerah potensi gempa. Curah hujan yang tinggi
dianggap sebagai faktor utama kelongsoran karena air dapat mengikis
suatu lapisan pasir, melumasi batuan ataupun meningkatkan kadar air
suatu lempung sehingga mengurangi kekuatan geser. Kemungkinan
longsor akibat hujan masih harus dikaitkan dengan beberapa faktor antara
lain topografi daerah setempat, struktur geologi, sifat kerembesan tanah
dan morfologi perkembangannya.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari isi paper di atas tentang peralatan ilmu ukur tanah, dapat
disimpulkan bahwa ilmu ukur tanah ini sangat berhubungan erat
dengan permukaan bumi (Topografi), maksudnya ilmu ini mempelajari
penggambaran bentuk permukaan bumi dalam suatu peta dengan
segala yang ada di permukaan bumi tersebut. Dan Pengukuran data
menggunakan waterpass menghasilkan data untuk dihitung dan juga
dapat menghasilkan gambar data.
Pengaruh elevasi permukaan tanah terhadap bangunan sangat
penting guna mencegah terjadinya kerusakan pada bangunan akibat
kejadian alam seperti longsor,dll. Dengan memahami elevasi
permukaan tanah kita dapat mengetahui posisi atau kemiringan tanah
yang pas untuk membangun sebuah gedung atau bangunan dengan
memahami kondisi lahan yang berpotensial untuk pemukiman. Oleh
Karena itu, perlu dilakukan Survey dan pemetaan yang baik dalam
pembangunan berkala agar keadaan permukaan tanah bisa dijadikan
tempat untuk membangun.
21
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Topografi, diakses pada hari Selasa, 28
April 2022 pukul 20:36
http://budisma.net/2015/11/pengertian-dan-manfaat-topografi.html,
diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 20:40
https://dwikusumadpu.wordpress.com/2013/02/13/kestabilan-lereng-
terhadap-bahaya-longsor/, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul
20:50
http://mekanikbangunan.blogspot.co.id/2012/06/lahan-yang-bagus-
untuk-didirikan.html, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 20:40
http://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-tanah/peralatan-ukur-tanah,
diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 18:00)
http://geodeticenginering.blogspot.co.id/2011/09/ilmu-ukur-
tanah.html, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 19:00
(18/9/16 , 19:00)
http://surveyor-surta.blogspot.co.id/2015/02/macam-macam-alat-
ukur-survei-pemetaan.html, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul
20:00
http://lisabowo73.blogspot.co.id/2012/05/laporan-praktikum-ilmu-
ukur-tanah-i.html, diakses pada hari Selasa, 28 April 2022 pukul 20.10
22