Anda di halaman 1dari 20

`

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


DENGAN METODE PENGUKURAN
MELINTANG (CROSS SECTION)

DIBUAT OLEH :

1. Dippos Simangunsong 19173115037

2. Asadel Aurelio Hardwiputra 19173115057

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO

2020-2021

1
`

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. I
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
DOKUMENTASI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I............................................. III
P E N D A H U L U A N ..........................................................................................................1
1.1 Tujuan Praktikum........................................................................................................1
1.2 Pengukuran Waterpass ................................................................................................2
1.3 Alat Ukur Waterpass ...................................................................................................2
1.4 Denah Lokasi Pengukuran ..........................................................................................4
BAB II .......................................................................................................................................5
SURVEY TOPOGRAFI..........................................................................................................5
2.1 Pengukuran Jarak Dan Beda Tinggi Secara Optis ......................................................5
2.2 Pengukuran Watepass Memanjang .............................................................................7
2.3 Pengukuran Waterpass melintang ...............................................................................7
BAB III ....................................................................................................................................10
JALANNYA PRAKTIKUM ...................................................................................................10
3.1 Titik Tetap Bench Mark ............................................................................................10
3.2 Menentukan Titik Detail Memanjang Melintang......................................................10
3.3 Pelaksanaan Pengukuran ...........................................................................................10
3.4 Data Pengukuran Melintang (CROSS SECTION)....................................................12
3.5 Hasil gambar situasi lapangan Pengukuran Melintang (CROSS
SECTION) dengan aplikasi AUTOCAD .............................................................................13
BAB IV....................................................................................................................................14
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................................14
4.1. TUJUAN PRAKTIKUM...........................................................................................14
4.2. SARAN .....................................................................................................................14
BAB VI....................................................................................................................................15
P E N U T U P.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

I
`

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat serta
bimbingan-Nya kami berhasil menyelesaikan Laporan Praktikum Pengukuran Poligon ini.
Adapun laporan ini diajukan guna memenuhi tugas semester tiga untuk mata kuliah Ilmu
Ukur Tanah. Laporan ini berisikan tentang bagaimana prosedur yang dilaksanakan dalam
melakukan pengukuran poligon serta hasil dari praktikum yang dilaksanakan.

Semoga laporan praktikum pengukuran poligon ini memberikan informasi yang


berguna bagi pembaca serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Terima kasih kepada Ibu Ike Oktaviani ,ST , MT selaku dosen pembimbing mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah, semua anggota kelompok yang telah berperan dalam penyusunan
laporan ini, serta referensi dan sumber-sumber informasi yang kami peroleh.

Demikian laporan yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas kekurangan
dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
bagi kami selaku penulis.

Jakarta,13 Januari 2021

Penulis

II
`

DOKUMENTASI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

III
`

BAB I
PEN DAHU LUAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,


sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum
memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat
meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem
pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Maka
dari itu UPI berinovasi dengan program pendidikan yaitu Program Laihan Akademik
(PLA). Program Latihan Akademik (PLA) merupakan kegiatan yang wajib diiukuti oleh
seluruh mahasiswa Program Pendidikaan Survey Pemetaan dan Informasi Geografis (Prodi
SPIG) dengan tujuan sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa SPIG dan sebagai
kesempatan untuk menerapkan konsep teori yang dipelajari diperkuliahan secara langsung
dilapangan sehingga dengan begitu mahasiswa bisa lebih memahami apa maksud
konsep teori tersebut terlebih dengan adanya masalah-masalah yang terjadi dilapangan dan
bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Maka berlatar belakang dari itu juga penulis
melakukan kegiatan PLA di PT.GEOCAL yang berlokasi di bagian selatan Kabupaten
Bandung, tepatnya di Soreang. PT.GEOCAL memberi kesempatan kepada penulis untuk
melakukan kegiatan survey pemetaan topografi di Rancakalong Sumedang untuk
Perencanaan jalan bebas hambatan ( CISUMDAWU ) Kegiatan survey pemetaan topografi
yang penulis lakukan meliputi berbagai kegiatan diantaranya, pembuatan dan
pengukuran titik kontrol (BenchMark), pembuatan patok dan titik (STA) , pengukuran
detail situasi pengolahan dan penggambaran data, hingga ke pembuatan laporan akhir
pekerjaan. Dari kegiatan diatas, output akhirnya berupa peta topografi dan Profil Melintang.

1.1 Tujuan Praktikum

Ilmu Ukur Tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-


pengukuran di permukaan bumi untuk menentukan / memasang serangkaian titik-titik
dilapangan yang digunakan untuk kompilai / penyusunan pembuatan peta teknis,
pembuatan garis dan sebagai keperluan konstruksi.

1
`
Ilmu Ukur Tanah merupakan salah satu mata kuliah yanga ada pada jurusan
Teknik Sipil. Untuk lebih memahami mata kuliah ini, perlu ditunjang dengan
pelaksanaan praktikum. Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini bertujuan untuk menentukan
ketinggian permukaan tanah di titik-titik tertentu pada penampang memanjang dan
melintang, selain itu juga agar kami benar-benar memahami tentang Ilmu Ukur Tanah
secara lebih mendalam serta penerapannya di lapangan.

1.2 Pengukuran Waterpass

1.2.1 Definisi
Pengertian pengukuran dengan menggunakan waterpass adalah :
Pengukuran Waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data
untuk keperluan pemetaan, perencanaan maupun pekerjaan pelaksanaan.
Hasil – hasil pengukuran Waterpass diantaranya digunakan untuk perencanaan
jalan, saluran, penentuan letak gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada,
perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran – saluran yang sudah
ada dan lain – lain.

1.2.2 Kegunaan dari Waterpass diantaranya :


1. Untuk mengetahui beda tinggi elevasi tanah.
2. Untuk mengetahui suatu jarak.

1.3 Alat Ukur Waterpass

1.3.1 Alat Ukur Waterpass


Prinsip kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal ini
adalah nivo yang berbentuk seperti tabung berisi cairan dengan gelembung di
dalamnya.
Bagian-bagian yang terpenting pada alat ukur waterpass :
a. Teropong
Pada teropong didalamnya terdapat susunan lensa yang sudah diatur
sehingga teropong dapat digunakan untuk pembacaan sumbu.
b. Nivo
Fungi Nivo ini adalah untuk mengetehui kedudukan peawat apakah datar
atau belum. Untuk mengatur kedudukan nivo, nivo diletakkan diatas alat
penyetel yang terdiri atas tiga bagian sekrup.

2
`
c. Tiga Sekrup penyetel
Alat ini digunakan untuk mengatur kedudukan gelembung nivo.

I.2.1. Rambu Ukur


Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu disertai rambu ukur
( lavelling rod / bak ). Rambu ukur ini terbuat dari bahan kayu atau aluminium
panjangnya 3 meter ( ada yang 4 dan 5 meter).
Yang terpenting dari ranbu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-
betul teliti untuk dapat menghasilkan hasil pengukuran yang baik. Disamping
itu cara memegangnyapun harus betul – betul tegak, ( vertikal ). lat ini
berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan
ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih
atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut.

berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm.


Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih. Untuk
mendapatkan kedudukan rambu yang baik, sebaiknya rambu diletakkan diatas

3
`
base plate bila kebetulan berada di titik antara ( titik antara pato – patok
permanent ).

I.2.2. Tripod-
Tripod adalah kaki tiga untuk menyangga alat total station, Digital
Theodolite, waterpass, dll untuk berdiri tegaknya alat ukur dengan settingan tinggi
kaki tripod yang dapat disesuaikan (Gambar 3-6). 9)

1.4 Denah Lokasi Pengukuran

4
`

BAB II
SURVEY TOPOGRAFI

Proses perpindahan bentuk bumi dan permukaannya membutuhkan sebuah keahlian


khusus, yang dimiliki oleh seorang surveyor, sedangkan pekerjaan seorang surveyor biasa
disebut survey topografi. Survey topografi adalah survey yang bertujuan untuk mencari
informasi permukaan tanah. Informasi tersebut dapat berupa tinggi rendah hingga keadaan
fisik dan posisi suatu benda, baik yang berupa alamiah maupun buatan manusia, di
permukaan lahan yang akan dipetakan. Survey ini sangat berguna dalam pembuatan peta
topografi. Walaupun penginderaan jarak jauh (remote sensing) sudah menggunakan teknologi
yang sangat maju, survey secara langsung masih dibutuhkan untuk mendapatkan
hasil/informasi yang lebih akurat mengenai keadaan suatu permukaan lahan.Survey
atau surveying didefinisikan sebagai pengumpulan data yang berhubungan dengan
pengukuran permukaan bumi dan digambarkan melalui peta atau digital. Sedangkan
pengukuran didefinisakan peralatan dan metode yang berhubungan dengan kelangsungan
survey tersebut. jadi, surveying adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengumpulan data. Mulai dari pengukuran permukaan bumi hingga penggambaran bentuk
bumi. Sedangkan pengukuran adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan
alat mulai dari pita ukur hingga pengukuran jarak dengan metode elektro magnetik. Survey
umumnya dilakukan pada bidang datar, yaitu dengan tidak memperhitungkan kelengkungan
bumi. Dalam proyek surveying, kelengkungan buminya kecil, jadi pengaruhnya

2.1 Pengukuran Jarak Dan Beda Tinggi Secara Optis

Alat – alat yang dibutuhkan di lapangan :


 meteran
 pen ukur / jallon
 pesawat waterpass dengan dibantu rambu ukur / bak ukur

Cara melakukan pengukuran jarak


Pertama – tama dua orang dalam satu kelompok menentukan titik A dan B
sejauh yang diinginkan, kemudian diberi tanda yang tidak mudah hilang / terhapus oleh

5
`
apapun, misal : jallon, pen ukur, dsb. Setelah itu titik nol dari meteran itu diletakkan /
diimpitkan di titik A, meteran ditarik dan di rentangkan. ( usahakan meteran tidak
terhalang apapun dan datar ) sampai ke titik B. Sehingga dapat diketahui berapa jarak
titik A ketitik B tersebut.
Atau dapat juga di tuliskan dengan rumus :

d = (BA – BB ) x 100

Dimana :
d = jarak ( m )
BA = Benang atas
BB = Benang bawah

Cara mengukur beda tinggi

Pada gambar diatas adalah cara untuk mengukur beda tinggi antara titik BM
ke A. Bila pesawat waterpass telah memenuhi syarat, maka pesawat diletakkan di
tengah – tengah titik BM dan A. Setelah itu pesawat dihadapkan ke titik BM dan kita
tembak / baca BA, BT, & Bbnya, kemudian dinamakan bacaan belakang. Selanjutnya
pesawat diputar searah jarum jam di arahkan ke titik A, sehingga didapatkan bacaan
Ba, BT, & BB dan dinamakan bacaan muka. Kemudian dilakukan ke titik selanjutnya
dengan cara yang sama.
Atau secara umum dikatakan bahwa untuk mencari beda tinggi antara 2 titik
adalah pembacaan benang tengah belakang dikurangi dengan dengan pembacaan
benang tengah muka. Atau dapat ditulis dengan rumus :

∆H = BTblk – BTmk

6
`
Dimana :
∆H = Beda tinggi ( m )
BTblk = Benang tengah belakang
BTmk = Benang tengah muka

2.2 Pengukuran Watepass Memanjang

Misalkan jarak yang akan kita ukur terlalu jauh jaraknya, maka dilakukan
pengukuran berantai, yang artinya sendiri adalah berkelanjutan. Dengan cara membagi
menjadi beberapa titik seperti A,B,C,D,E,F,dsb. Selanjutnya dengan jarak antara dua
titik tersebut tidak terlalu dekat dan juga jangan terlalu jauh. Seperti gambar dibawah
ini.

Pengukuran diatas dilakukan satu kali saja atau disebut dengan pengukuran
pergi. Sedangkan untuk mendapatkan ketelitian harus dilakukan pengukuran dari titik
terakhir kembali ketitik semula atau disebut pengukuran pulang. Dapat pula dilakukan
berkali – kali untuk mendapatkan ketelitian yang maksimal.

2.3 Pengukuran Waterpass melintang

Pengukuran ini adalah irisan arah melintang dari pengukuran memanjang dan
biasanya digunakan dalam pengukuran jalan raya, saluran, irigasi, atau jalan kereta api,
dll.
Untuk pengukuran profil alat diletakkan di satu titik untuk mengukur beberapa
titik – titik pada satu tampang profil yang menunjukkan tinggi – rendah permukaan.
Sehingga untuk menentukan beda tinggi untuk pengukuran profil melintang, dituliskan
dengan rumus :

∆H = TP – BT

7
`

Dimana :
∆H = Beda tinggi ( m )
TP = Tinggi pesawat
BT = Benang tengah

Pengukuran Profil

2.4. Ketelitian / Kesalahan Dalam Pengukuran Waterpass


Dalam pengukuran sering kali terjadi kesalahan yang mungkin terjadi pada
saat pengukuran. Kesalahan ada 3 macam, yaitu : kesalahan akibat fakror alat,
kesalahan akibat faktor manusia, dan kesalahan akibat faktor alam yaitu :
 Kesalahan akibat faktor alat :
 Kaki statif rusak
 Nivo untuk mendatarkan permukaan rusak, dll
 Kesalahan akibat faktor manusia :
1. Kesalahan dalam pembacaan rambu
2. Kesalahan dalam menegakkan rambu
3. Kesalahan dalam mencatat / menghitung
4. Kesalahan dalam mengatur nivo, dll
 Kesalahan akibat faktor alam :
 Kesalahan akibat pengaruh cuaca

8
`
 Kesalahan akibat gempa bumi, dll
Untuk menetapkan apakah hasil pengukuran ini dapat dipakai atau tidak, maka
diberi suatu nilai toleransi kesalahan dalam pengukuran. Toleransi adalah suatu
kesalahan maksimum yang masih dapat dijinkan, sehingga dari hasil pengukuran dapat
ditetapkan dua alternatif :
a. Kesalahan > toleransi, maka hasil pengukuran ditolak
b. Kesalahan < toleransi, maka hasil pengukuran diterima

Kesalahan yang diijinkan dirumuskan sebagai :

S = C√ L mm

Dimana :
S = Kesalahan dalam mm
C = Konstanta yang terganggu dari tingkat ( orde ) pengukuran
L = Jarak pengukuran dalam Kilometer

ORDE BELANDA AMERIKA


I S < 3 √ L mm S < 4 √ L mm
II S < 6 √ L mm S < 8.4 √ L mm
III S < 12 √ L mm S < 12 √ L mm

9
`

BAB III
JALANNYA PRAKTIKUM

3.1 Titik Tetap Bench Mark

Pertama – tama yang kita lakukan sebelum melakukan pengukuran adalah kita
cari terlebih dahulu titik Bench Marknnya terlebih dahulu. Titik tersebut dapat dicari di
pinggir – pinggir jalan atau di trotoar – trotoar tersebut dan di haruskan tidak jauh dari
lokasi yang akan kita ukur. Misalkan dari lokasi yang akan kita ukur tidak ada atau
terlalu jauh, maka titik Bench Mark dapat mengacu pada bangunan yang tidak
mungkin akan berpindah, seperti tiang papan reklame, tiang jembatan , dll. Hal ittu
dapat sebagai acuan untuk titik Bench Mark ( BM ) dan untuk ketinggiannya dapat
dilihat dari BM yang ada di sekitar lokasi.

3.2 Menentukan Titik Detail Memanjang Melintang

Cara mencari titik detail yaitu kita tentukan beda tinggi – rendah dari potongan
melintang tersebut., misalkan : potongan jalan raya, sungai, taman, dll. Hal ini harus
dilakukan secara hati – hati supaya mendapatkan ketelitian yang maksimal.

3.3 Pelaksanaan Pengukuran


Cara pelaksanaan pengukuran di lapangan :
a. Pertama – tama melakukan pengecekan alat – alat, seperti :
− Pesawat waterpass dan kaki statif
− Rambu ukur / bak ukur
− Patok / paku paying
− Alat mencatat dan dash board
− Payung
b. Penyetelan alat
Sebelum dipakai, pesawat harus di stel terlebih dahulu, seperti :
− Pasang kaki statif terlebih dahulu dan usahakan posisi dari kaki tersebut
datar
− Pesawat di letakkan diatas statif dengan memutar sekrup pengunci yang ada di
kaki statif tersebut

10
`
− Setel nivonya dan usahakan pas di tengah – tengah supaya mendapatkan hasil
ketelitian yang maksimal. Untuk menyetel nivo dapat menggerakkan sekrup
yang ada pada pesawat atau dengan cara lain yaitu dengan menggerakkan kaki
statif naik – turun
− Usahakan teropong menghadap titik pertama yang akan kita tembak / baca
dengan sudut 0 dan setelah menembak titik tersebut, maka pesawat diputar
searah jarum jam sehingga membentuk sudut 180
c. Cara Pengukuran :
− Kita tempatkan dua rambu ukur pada titik yang telah ditentukan sebelumnya,
kemudian taruh baak ukur ketitik mula – mula, misalkan titik BM ke titik A.
Ukur kedua jarak tersebut
− Kita tempatkan pesawat di tengah – tengah antara titik BM dan titik A
− Pesawat kita arahkan ke titik BM kemudian kita baca BA, BT ,dan BB dan
bacaan tersebut diberi nama bacaan belakang. Selanjutnya pesawat diputar
searah jarum jam ke titik A kemudian dibaca BA, BT, dan BB dan dinamakan
bacaan muka
− Untuk pengukuran melintang, pesawat kita letakkan pada titik A. Kemudian
kita letakkan beberapa rambu pada beberapa tempat dengan arah yang sama dan
mengikuti arah melintang dari titik – titik arah memanjang
− Setelah itu pesawat kita pindahkan ke tengah – tengah antara titik A dan titik B.
Kemudian pesawat kita arahkan ke titik A kemudian kita baca BA, BT, dan BB
dan dinamakan bacaan belakang. Seterusnya pesawat kita putar dengan searah
jarum jam ke titik B kemudian di baca BA, BT, dan BB dan dinamakan bacaan
muka
− Pesawat kita pindahkan ke titik B untuk pengukuran melintang dengan cara
yang sama seperti diatas
− Selanjutnya pesawat di pindahkan lagi ketitik selanjutnya untuk pengukuran
memanjang dengan cara yang sama seperti diatas. Setelah itu dilanjutkan
dengan pengukuran melintang. Begitu seterusnya sampai titik terakhir dan
dilanjutkan dengan pengukuran memanjang pulang
− Diadakan perhitungan, sehingga beda tinggi dan jarak serta elevasi dapat
ditentukan dengan rumus yang ada.

11
`
3.4 Data Pengukuran Melintang (CROSS SECTION)

Titik Bench Mark (BM) 14.655 (M) DPL

SELISIH KETINGGIAN
LOKASI ARAH BACAAN JARAK
KETINGGIAN TITIK (M)
PESAWAT BIDIKAN BENANG (M)
(M) DPL
BA 1.3175
BM BT 1.294 4.6 14.655
BB 1.2715
1 -0.036
BA 1.347
P1 BT 1.33 3.3
BB 1.314
14.619
BA 1.363
P1 BT 1.337 5.1
BB 1.312
2 -0.004
BA 1.3615
P2 BT 1.341 4.15
BB 1.32
14.615
BA 1.561
P2 BT 1.5265 6.85
BB 1.4925
3 -0.009
BA 1.5645
P3 BT 1.5355 5.65
BB 1.508
14.606
BA 1.543
P3 BT 1.514 5.8
BB 1.485
4 0.066
BA 1.485
P4 BT 1.448 7.4
BB 1.411
14.672
BA 1.411
P4 BT 1.365 9.15
BB 1.3195
5 0.019
BA 1.405
P5 BT 1.346 12.1
BB 1.284 14.691
Hitungan Dengan MS. Excel

12
`
3.5 Hasil gambar situasi lapangan Pengukuran Melintang (CROSS
SECTION) dengan aplikasi AUTOCAD

13
`

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. TUJUAN PRAKTIKUM


Setelah melakukan Praktikum Ukur Tanah I dan mengolah data-data
yang ada, kami dapat menarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Pada pengukuran melintang harusnya mengunakan waterpass.
2. Pada pengukuran melintang harunya dilakukan di Sungai/Kali.
3. Pada pengukuran melintang titik yang dibidik kurang banyak/merapat,
sehingga hasil elevasi tidak diketahui secara tepat dan benar.

4.2. SARAN

1. Untuk mandapatkan hasil elevasi yang benar dan tepat harus mempunyai titik
bidik yang banyak,
2. Dalam pengukuran, cara memegang baak ukur harus tegak.
3. Sebelum dilakukan pengukuran, cairan yang terdapat dalam nivo harus
diletakkan ditengah – tengah.

14
`

BAB VI
PEN UTU P

Dengan rasa puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan tugas Ilmu Ukur Tanah I.
Materi laporan ini kami susun berdasarkan data-data yang kami peroleh dilapangan saat
kami praktikum, pengolahan data-data, serta teori yang kami peroleh saat kami belajar
dikampus.
Dengan tersusunnya Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini kami haturkan
terima kasih atas segala bimbingan, pengalaman, serta dorongan moril, dan bantuan
dalam menyelesaikan laporan ini.
Materi yang kami tuangkan dalam laporan ini kiranya masih banyak kekurangan,
maka kami mengharapkan saran-saran yang bersifat membangun dari semua
pihak.Akhirmya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

15
`

DAFTAR PUSTAKA

 Ir. Mansur M, ‘’ Ilmu Ukur Tanah’’ ITS


 Rusel C. B, ‘’ Dasar – dasar Pengukuran Tanah’’
 Soetomo Wongsutjitro, ‘’ Ilmu Ukur Tanah ‘’ Swada 1974

16

Anda mungkin juga menyukai