Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN 7

PRAKTIK PENGENALAN ALAT UKUR THEODOLIT

Digital Theodolit
Untuk mengukur sudut horisontal dan sudut vertikal
dapat digunakan alat alat pengukur sudut yang dinamakan
Digital Theodolit.
Digital theodolit pada dasarnya merupakan
1 pengem-
bangan alat ukur theodolit generasi sebelumnya. Pada
Theodolit To pembacaan sudut horizontal dan vertikal dibaca
2
di dalam teropong, sedangkan Digital Theodolit pembacaan
1
sudut horizontal dan vertikal dilakukan pada layar display yang
dipasang di luar teropong. 3
Tingkat ketelitian pembacaan pada Digital Theodolit
4
lebih tinggi daripada Theodolit To. Hal ini dapat dipahami
sebab pada Digital Theodolit dapat dibaca satuan sudut dalam
5
derajat, menit, dan detik (, , ), sedangkan pada Theodolit To
seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pembacaan sudut 6
horizontal dan vertikal tidak terdapat pembacaan detik. 7
Digital Theodolit terdiri atas beberapa seri, dan yang
8
ditunjukkan pada Gambar 1.13 dan Gambar 1.14 adalah Digital
Theodolit DT-205L/207L/209L.
9
1. Fungsi Sekrup
Fungsi sekrup-sekrup yang ada pada alat theodolit
10dan
digunakan dalam menyetel sehingga memenuhi syarat untuk
11
dilakukan pembacaan, dijelaskan berdasarkan notasi pada
Gambar 1.13 dan Gambar 1.14.

14
1
13

12
Gambar 1.13 Digital Theodolit DT-205L/207L/209L
Tampak Samping Kiri

Keterangan Gambar :

2
1. Tempat pegangan pada alat untuk memasang alat pada
tripod ataupun memindahkan alat ke tempat lain.
2. Sekrup untuk mengunci pegangan agar posisi kuat.
3. Knop yang digunakan untuk memfokuskan obyek atau
memperjelas angka pembacaan pada rambu ukur.
4. Cover penyetelan benang silang (benang diafragma).
5. Pembidik obyek atau rambu ukur. Lensa okuler ini
dipasang menyatu pada sekrup sehingga dapat diputar ke
kiri atau ke kanan untuk memperjelas benang silang.
6. Baterei sebanyak 4 buah ukuran AA sebagai sumber
tenaga untuk menyalakan layar display.
7. Pengunci gerakan vertikal teropong di mana sumbu
horizontal sebagai sumbu putar.
8. Sekrup yang digunakan untuk gerakan vertikal teropong
21
secara halus (lambat). Sekrup ini berfungsi jika sekrup
15 nomor 7 dikeraskan.
9. Penyetelan sumbu cahaya laser. 22
10. Pengontrol kedataran plat theodolit.
11.16 Tombol yang digunakan untuk mengoperasikan dan
memunculkan sudut pembacaan pada layar display.
12. Fungsinya sama dengan sekrup nomor 10.
13. Tombol penghubung.
14. Plat dasar theodolit.

17

23

18

24

19
3
20
Gambar 1.14 Digital Theodolit DT-205L/207L/209L
Tampak Samping Kanan

Keterangan Gambar :

4
15. Lensa obyektif.
16. Sekrup yang digunakan untuk mengunci gerakan
horizontal bagian atas theodolit di mana sumbu vertikal
sebagai sumbu putar.
17. Sekrup yang digunakan untuk gerakan horizontal bagian
atar theodolit secara halus (lambat). Sekrup ini berfungsi
jika sekrup nomor 16 dikeraskan.
18. Layar display angka pengukuran.
19. Nivo kotak, digunakan sebagai pedoman untuk
mengetahui kedataran pemasangan alat theodolit pada
tripod.
20. Sekrup yang digunakan apabila bagian atas teropong
ingin digeser sehingga sumbu vertikal tepat pada titik
tempat berdiri theodolit.
21. Pembidik secara kasar obyek atau titik yang diukur,
sebelum dibidik melalui lensa okuler (nomor 5).
22. Tanda yang digunakan untuk menentukan tinggi garis
bidik permukaan tanah tempat theodolit berdiri. Biasanya
disebut tinggi alat.
23. Lensa yang digunakan untuk melihat titik atau patok
yang ada di bawah theodolit. Sumbu vertikal teropong
akan menunjuk kepala patok jika berada di tengah
lingkaran lensa. Lensa dipasang menyatu dengan sekrup
sehingga jika patok tidak kelihatan jelas, sekrup dapat
diputar ke kiri atau ke kanan.
24. Tiga sekrup penyetel yang digunakan untuk
mengetengahkan gelembung nivo kotak (nomor 19).
Biasanya disebut sekrup tiga.

Konstruksi alat theodolit ini dilengkapi dengan sumbu


putar dan garis bidik, sebagai berikut :
a. Sumbu I (sumbu vertikal) sebagai sumbu putar gerakan
horizontal bagian atas theodolit.
b. Sumbu II (sumbu horizontal) sebagai sumbu putar gerakan
vertikal teropong.

5
c. Garis bidik adalah garis khayal yang menghubungkan
pusat lensa obyektif dengan pusat lensa okuler.
2. Cara Pengoperasian
a. Display
Untuk melakukan pembacaan sudut horizontal,
sudut vertikal, dan persentase kemiringan garis bidik
teropong; di baca melalui layar display.
Apabila layar display dihidupkan, maka akan
tampak secara otomatis angka seperti pada Gambar 1.15.
Angka ini akan berubah jika tombol yang ada dioperasikan
sesuai dengan keperluan.

Gambar 1.15 Layar Display pada Theodolit

V = Sudut vertikal (sudut zenith)


HR = Sudut horizontal kanan

HR

HL = Sudut horizontal kiri

Ht = Ukuran sudut repetisi


8AVG = Bilangan repetisi/sudut rata-rata

6
b. Tombol Pengoperasian
Tombol pengoperasian theodolit ditempatkan pada
sebelah kanan layar display. Apabila akan dilakukan
pembacaan sudut, maka terlebih dulu hidupkan layar
display. Untuk membaca sudut vertikal tekan tombol V/%,
maka akan muncul sudut vertikal, misalnya V = 90°00’00”.
Selanjutnya untuk mengetahui persentase kemiringan garis
bidik, tekan sekali lagi tombol V/%.
Untuk membaca sudut horizontal, tekan tombol
R/L, maka akan muncul sudut horizontal, misalnya HR
= 110°12’00”. Bila tombol R/L ditekan sekali lagi, maka
akan terbaca sudut horizontal HL yang merupakan
komplemen sudut HR. Jika pada pembacaan titik akan
dibuat nol derajat, maka tekan tombol 0 SET.

Gambar 1.16 Tombol Pengoperasian pada Theodolit

Keterangan gambar :
 = Tombol untuk
menghidupkan atau
mematikan
R/L = Tombol pilihan sudut horizontal kanan
atau sudut horizontal kiri
V/% = Tombol pilihan sudut vertikal (zenith)
atau persentase kemiringan garis bidik
HOLD = T ombol akumulasi sudut horizontal
0 SET = Tombol untuk menempatkan sudut
horizontal

7
FUNC = Tombol untuk memilih fungsi dari
tombol-tombol lain
REP = Tombol pengaturan sudut repetisi
 = Pencahayaan display
 = Pemindahan digit ke
kiri
 = Pemindahan
digit ke kanan
 = Menambah jumlah kedipan

Anda mungkin juga menyukai