Anda di halaman 1dari 24

Term of Reference

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR

2 (ASRAMA MAHASISWA PUTRI)

Disusun oleh:

Nurul Azizah-210211502033

Kelas C/03

PRODI ARSITEKTUR

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN

PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................3

PENDAHULUAN...............................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................3
2 TUJUAN.....................................................................................................3

BAB II..................................................................................................................4

TINJAUAN UMUM...........................................................................................4

BAB III................................................................................................................6

ACUAN PERANCANGAN................................................................................6
3.1 Lokasi.......................................................................................................6
3.2 Kebutuhan ruang......................................................................................6
3.3 Pengelompokan ruang..............................................................................7
3.4 Hubungan Ruang......................................................................................9
3.5 Besaran Ruang.........................................................................................9
3.5 Rekapitulasi besaran ruang....................................................................12
3.6 Konsep Penentuan lokasi tapak..............................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asrama adalah suatu tempat penginapan penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu
kelompok, umumnya mahasiswa. Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan bangunan
dengan kamar-kamar yang dapat ditempati oleh beberapa penghuni di setiap kamarnya. Para
penghuninya menginap di asrama untuk jangka waktu yang lebih lama daripada di hotel atau
losmen.

Alasan untuk memilih menghuni sebuah asrama bisa berupa tempat tinggal asal sang
penghuni yang terlalu jauh, maupun untuk biayanya yang terbilang lebih murah dibandingkan
bentuk penginapan lain, misalnya apartemen.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana menentukan lokasi/site yang tepat untuk membangun asrama mahasiswa


putri?
b. Bagaimana menentukan jumlah dan jenis kebutuhan ruang agar dapat menampung
kegiatan yang direncanakan sesuai lahan yang ada?
c. Bagaimana menentukan jenis struktur dan sistem utilitas pada banguunan asrama
mahasiswa putri?

2 TUJUAN

a. Untuk mengetahui cara menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan asrama
mahasiswa putri
b. Untuk mengetahui jumlah dan jenis kebutuhan ruang untuk bangunan asrama
mahasiswa putri
c. Untuk mengetahui struktur dan sistem utilitas apa saja yang digunakan dalam
pembangunan asrama mahasiswa putri

3
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Asrama

Dalam rangka pembangunan sumber daya manusia khususnya generasi muda maka perlu
diarahkan untuk mempersiapkan kader-kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan
nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan,kesegaran jasmani, daya
kreasi, patriotism, idealism, kepribadian dan budi pekerti luhur.

Perkembangan pendidikan di Indonesia begitu pesat baik pendidikan yang dikelola oleh
pemerintah maupun yang dikelola oleh pihak swasta. Universitas yang dikelola oleh pihak
swasta antara yang satu dengan yang lain saling berlomba menciptakan dan mengkondisikan
universitas tersebut menjadi universitas yang unggul dan bermutu.

Universitas yang berada di bawah naungan pihak swasta di Indonesia menawarkan fasilitas
yang berbeda-beda dengan tujuan untuk menjadikan mahasiswanya bermutu, salah satunya
dengan menyediakan asrama di dalamnya. Keberadaan asrama pada suatu area atau kawasan
pendidikan dengan tujuan agar kegiatan mahasiswa di luar jam pelajaraan dapat terkontrol.

Jenis-jenis Asrama Mahasiswa/ Dormitory Menurut Ernest Neufert(1989), ukuran pondok


siswa/ asrama/ dormitory dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

a.Dormitory kecil, mampu menampung 30-50 tempat tidur

b.Dormitory sedang, mampu menampung 40-100 tempat tidur.

c.Dormitory besar, mampu menampung 100-125 tempat tidur.

d.Dormitory sangat besar, menampung 250-600 tempat tidur.

Kapasitas terbesar yang mampu ditampung sebuah Dormitory adalah 120-180, paling
banyak 400 tempat tidur.

Dormitory berdasarkan sistem pengelolaannya dibagi menjadi 3 yaitu:

a.Self contained Dormitory yang pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha
dimana penghuni di dalamnya merupakan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi

4
yang berdiri sendiri dan terlepas dari peraturan sebuah perguruan tinggi. Asrama ini lebih
mementingkan aspek sosialnya.

b.Komersial Dormitory yang pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha


dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan harga sewa sesuai
dengan lokasi dan fasilitas yang disediakan.

c.Bersubsidi Dormitory yang pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha demi
kelangsungan operasionalnya, dan mendapatkan subsidi dari pemerintah

Untuk itu dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam
pembangunan asrama.

5
BAB III

ACUAN PERANCANGAN

3.1 Lokasi

Mengingat bahwa bangunan yang direncanakan merupakan bangunan yang berfungsi sebagai
hunian, maka ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi
bangunan, yaitu:

1) Kemudahan pencapaian
2) Fasilitas terdekat yang cukup lengkap
3) Lokasi dekat dengan kampus mahasiswa
4) Lokasi tapak harus sesuai dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)

3.2 Kebutuhan ruang

Kebutuhan ruang ditentukan oleh:

a. Jenis/macam kegiatan yang ada


b. Sifat kegiatan
c. Kebutuhan pelaku kegiatan
d. Pengelompokan pelaku kegiatan

Dari pengelompokan tersebut dituntut jarak pencapaian relatif dekat, namun tidak semuanya
dapat tercapai sekaligus dalam jarak yang dekat sehingga di prioritaskan tuntutan berdasarkan
tingkat pelayanan. Berdasarkan tuntutan tersebut, maka kebutuhan ruang adalah sebagai
berikut.

1) Kelompok kegiatan hunian


a) Kamar tidur
b) WC/KM
c) Dapur
d) Ruang makan
e) Ruang cuci (laundry room)
2) Kelompok kegiatan penunjang
a) Musholla
b) Ruang baca
c) Ruang parkir
3) Kelompok kegiatan service
a) Ruang panel listrik
4) Kelompok kegiatan pengelola
a) Ruang pimpinan
b) Ruang staff
c) Ruang tamu

6
d) Lobby+ruang tunggu
e) Pantry
f) Wc umum
g) Gudang

3.3 Pengelompokan ruang

Pengelompokan ruang berdasarkan fungsi dan peruntukan pelaku kegiatan

a. Kelompok kegiatan hunian

Adalah ruangan yang bersifat private yang dimana penghuni asrama ditempatkan di
bangunan ini.

b. Kelompok kegiatan penunjang

Adalah ruangan yang bersifat semi publik, bisa digunakan pengelola maupun penghuni
asrama.

c. Kelompok kegiatan service

Adalah ruangan yang bersifat semi private karena hanya bisa diakses oleh pengelola/staff

d. Kelompok kegiatan pengelola

adalah ruangan yang bersifat semi publik ysng dimana ruangan ini adalah tempat
berkumpulnya pengelola dan staff.

KELOMPOK KEGIATAN HUNIAN


PENGHUNI ASRAMA
NO AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG SIFAT
1.  Tidur  Kamar tidur Privat
 Mandi/Buang air  WC/KM
2.  Persiapan makan  Dapur Semi Privat
3.  Mencuci baju  Laundry Room Semi Privat
4.  Makan bersama  Ruang Makan Semi Privat

KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG


PENGHUNI, PEMIMPIN, STAFF
NO AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG SIFAT

7
1.  Shalat berjamaah  Musholla Semi Publik
2.  Baca buku/belajar bersama  Ruang baca Semi Publik
3.  Menyimpan kendaraan  Ruang parkir Semi Publik

KELOMPOK KEGIATAN SERVICE


PENGELOLA/STAFF
NO AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG SIFAT
1.  Mengelola listrik  Ruang panel listrik Semi Publik

KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA


PEMIMPIN ASRAMA & STAFF
NO AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG SIFAT
1.  Mengurus administrasi  Lobby+Ruang Semi publik
tunggu
2.  Mengurus kunjungan tamu  Ruang tamu Semi publik
3.  Bertemu relasi  Ruang pimpinan Semi publik
4.  Makan/minum  Pantry Semi publik
5.  Buang air  Wc umum Semi publik
6.  Simpan barang  Gudang Semi publik
7.  Menjaga keamanan  Pos satpam Semi publik
8.  Mengawasi kegiatan  Ruang staff Semi publik

8
3.4 Hubungan Ruang

Secara mikro penataan ruang diterapkan mulai pada unit - unit hunian atau kamar tidur
penghuni sampai dengan pola hubungan ruang seluruh penghuni asrama yang mendukung
proses interaksi baik kedalam maupun keluar.

Dengan penyediaan sarana interaksi pada pola tata ruang, maka antara penghuni asrama yang
satu dengan penghuni lainnya dapat berhubungan dalam wadah yang telah disediakan,
sehingga dapat terjalin suasana yang harmonis antara penghuni asrama.

3.5 Besaran Ruang

Dasar pertimbangan yang dilakukan dalam menentukan ukuran besaran ruang-ruang dalam
perencanaan asrama mahasiswa ini adalah jumlah pelaku kegiatan (pengguna ruang), jumlah
dan ukuran perabot yang digunakan yang disesuaikan dengan ukuran standar besaran ruang
dan perabot.

KEGIATAN HUNIAN
N KEBUTUHAN PERABOT KAPASITA STANDAR LUAS SUMBE
O RUANG S (m²) (m²) R
Kamar tidur 2 tempat tidur 2 org/unit 6×5 m² 450 m² SKP

9
2 meja belajar (15 unit) (30 m²)
2 kursi
WC/KM 1 Kloset duduk 2 org/unit 2×1.5 m² 45 m² DA I
Set shower (15 unit) (3 m²)
Ruang makan 1Meja panjang 15 org/unit 6×5 m² 60 m² SKP
10 Kursi tanpa (2 unit) (30 m²)
sandaran
Dapur 1 kitchen set 30% 30 m²×30% 18 m² DA I
1 kulkas R.makan
Laundry room 5 mesin cuci 10 org/unit 6×5 m² 30 m² A
5 mesinpengering (1 unit)
5 meja setrika

a) Jumlah pelaku kegiatan


Jumlah mahasiswa dalam asrama ini terdaftar sebanyak 30 orang yang
keseluruhannya merupakan mahasiswa putri.
b) Kebutuhan dan Besaran Ruang
1. Standar Kebutuhan Ruang
 Ruang hunian
Ruang tidur 6 m² × 5 m²
Ruang WC/KM 2 m² × 1.5 m²
Ruang makan 6 m² × 5 m²
Ruang dapur 30% × ruang makan
Laundry room 6 m² × 5 m²
 Ruang Penunjang

Musholla 7 m² × 7 m²

Ruang baca 7 m² × 7 m²

Ruang parkir

-Motor 4 m² × 5 m²

-Mobil 5 m² × 8 m²

10
 Ruang servis

Ruang panel listrik 3 m² × 3 m²

 Ruang pengelola
Lobby+ Ruang tunggu 5 m² × 3 m²
Ruang tamu 2 m² × 3 m²
WC umum 3 m² × 3 m²
Ruang kepala asrama 4 m² × 4 m²
Ruang Gudang 2 m² × 3 m²
Ruang Staf 3 m² × 4 m²
Pantry 2 m² × 3 m²
2. Standar Perabot
 Kamar tidur
2 Tempat tidur single 110×200×40 cm
2 Meja belajar 120×60×75 cm
2 Kursi belajar 40×40×45 cm

Dalam satu ruang tidur yang terdiri dari dua penghuni, maka diperlukan ruang dengan luas
minimum, yaitu:

Jenis Perabot Jumlah Standar ukuran (m²) Luas Ruang (m²)


Tempat tidur 2 buah 2×1.1×2 m² 4.4 m²
Meja belajar 2 buah 2×1.2×0.6 m² 1.4 m²
Kursi belajar 2 buah 2×0.4×0.4 m² 0.32
Jumlah 6.12 m²
Sirkulasi 30% 1.83 m²
Jumlah 7.95 m²
Luas ruang minimal 7.95 m²
Dibulatkan 8 m²
Dari analisa perhitungan diatas maka diperlukan ruang dengan luas minimal 8 m²
untuk dihuni 2 orang. Namun ukuran tersebut dapat bertambah sewaktu-waktu dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya faktor kenyamanan, keleluasaan gerak,
modul-modul gstruktur bangunan, dan faktor-faktor lainnya.

11
Beberapa alternatif bentuk ruang tidur dengan penataan perabot seperti pada gambar berikut.

3.5 Rekapitulasi besaran ruang

Untuk menentukan luas lahan yang dibutuhkan, berikut ini diuraikan ukuran ruang yang
didapatkan dengan mengalihkan standar ukuran dengan jumlah pengguna ruang (yang berupa
jumlah penghuni maupun asumsi jumlah pengguna ruang)

Jenis ruang Jumlah ruang Standard Kebutuhan


Ruang tidur+WC/KM 15 unit 6×5 m² 495 m²
Ruang makan+dapur 2 unit 6×5 m² 78 m²
Laundry room 1 unit 6×5 m² 30 m²
Musholla 1 unit 7×7 m² 49 m²
Ruang perpustakaan 1 unit 7×7 m² 49 m²
Ruang parkir 2 unit 3×20 m² 60 m²
Ruang panel listrik 3 unit 3×3 m² 18 m²
Lobby+R.tunggu 1 unit 5×3 m² 15 m²
Ruang tamu 1 unit 2×3 m² 6 m²
Ruang pembina 1 unit 4×4 m² 16 m²
Pantry 1 unit 2×3 m² 6 m²
Wc umum 2 unit 3×3 m² 18 m²
Ruang gudang 1 unit 2×3 m² 6 m²
Ruang staf 1 unit 3×4 m² 12 m
Jumlah luasan ruang 1127,1 m²
Sirkulasi 30% 338,13 m²
Total luas lantai 1465,23 m²

12
 Rencana ketinggian bangunan (jumlah lantai) adalah 1 s/d 3 lantai
 Luas dasar bangunan adalah 1200 m²
 Apabila Building Coverage Ratio (BCR) diasumsikan 60%, maka
 Luas lahan minimal yang dibutuhkan= (100:60)×1200 m²= 720 m²
 Luas lahan minimal dibulatkan menjadi 720 m²

3.6 Konsep Penentuan lokasi tapak

a) Lokasi Tapak

Wilayah yang akan dijadikan sebagai tempat pembangunan asrama ini akan diuraikan
dengan unsur- unsur pendukungnya sebagai berikut:

Kelurahan banta-bantaeng

 Merupakan zone yang ditetapkan sebagai kawasan pusat kegiatan pendidikan


 Tingkat kemacetan/kebisingan rendah
 Cukup strategis, karena dikelilingi tempat-tempat umum

Lokasi berada di jln. Wijaya kusuma. Area ini termasuk daerah kawasan pendidikan dan
perumahan tingkat sedang. Lokasi ini dapat dicapai dari berbagai ara. View dari tapak

13
lumayan bagus di tunjang dengan bangunan bisnis di sekitarnya yang menonjol di sekitar
tapak. Lahan ini memiliki luas sebesar 1200 m² yang berdiri ditengah tengah padang
rumput/lahan kosong.

b) Analisa tapak

Analisa terhadap lokasi tapak dilakukan agar sesuai dengan peruntukan bangunan asrama
dengan dasar pertimbangan yaitu sebagai berikut:

1) Existing Condition
2) Topografi
3) Orientasi matahari
4) Kebisingan
5) View
6) Sirkulasi
7) Utilitas
8) Hembusan angin dan curah hujan

c) Konsep Bentuk

Konsep bentuk dasar bangunan ini adalah analogi dari tumpukan wafer tango, logo exo, dan
sarang madu. Analogi ini berasal dari pemikiran perancang yang kemudian dituangkan ke
dalam konsep bentuk ini. Analogi ini menghasilkan 3 buah massa bangunan yang masing-
masing nya memiliki pola pembentukan bentuk seperti dibawah ini.

14
d) Konsep struktur

Penggunaan struktur dalam perancangan asrama ini terbagi menjadi 2 yaitu substruktur dan
super struktur. Substruktur adalah struktur yang ada di bawah tanah seperti pondasi dan sloof,
sedangkan super struktur adalah pondasi yang ada diatas tanah seperti kolom, ringbalk, plat
lantai, dan atap.

1. Substruktur

Substruktur adalah bagian bangunan yang berada di bawah tanah. Fungsi utama dari
substruktur sebuah bangunan adalah untuk memindahkan beban dari superstruktur tersebut ke
tanah yang ada di bawahnya. Inilah mengapa substrukturnya tepat bersandar pada tanah yang
menopangnya. Maka dari itu, penting bagi engineer memastikan bahwa semua komponen
struktur seperti balok, kolom dan pondasi terintegrasi dengan baik untuk memastikan tidak
adanya kegagalan struktur pada substruktur.

Biasanya substruktur terbuat dari beton bertulang. Substruktur meliputi pondasi dan sloof.
Setelah substruktur terbangun, urugan pasir, beton tumbuk ditambahkan hinggai mencapai
muka lantai untuk meminimalisir kelembapan menembus ke bagian substruktur. Substruktur
yang digunakan dalam perancangan bangunan ini terdiri atas dua macam yaitu pondasi cakar
ayam (telapak) dan pondasi garis (batu kali)

15
Kedua pondasi ini menopang beban yang berbeda, untuk pondasi telapak menopang kolom
utama dalam bangunan sedangkan untuk pondasi batu kali menopang kolom praktis.

2. Superstruktur

Superstruktur pada bangunan adalah bagian dari konstruksi bangunan yang letaknya di atas
permukaan tanah dimana tempat orang menghabiskan sebagian besar waktunya. Area ini
termasuk lantai pertama dan kedua pada rumah bertingkat dan semua tingkatan lantai pada
bangunan gedung yang memiliki lantai lebih besar. Superstrukturnya meliputi balok, kolom,
lantai, kuda-kuda dan semua komponen struktur yang di atas pondasi. Superstruktur
bangunan ini terdiri atas plat lantai, kolom, ringbalk, dan atap.

Rangka bangunan ini terdiri atas kolom dan ringbalk dengan kandungan beton dan tulangan
baja

Plat lantai yang digunakan untuk struktur bangunan ini menggunakan plat lantai dengan
pembesian konvensional yang dimana proses pembuatannya dilakukan dengan cara di cor di
tempat.

16
Model atap yang digunakan dalam struktur bangunan ini yaitu atap model perisai dengan
rangka baja berat dan baja ringan. Penggunaan rangka baja berat dalam bangunan ini, hanya
bisa digunakan untuk bangunan yang memiliki bentangan lebar. Model atap yang digunakan
juga tidak menutupi keseluruhan bangunan, pada bagian pinggiran digunakan plat beton
untuk membuat talang air penampungan air hujan serta sisi keindahan bangunan terlihat.

e) Konsep utilitas

Utilitas adalah kelengkapan penting bagi bangunan untuk mempermudah pengguna gedung
dalam mencukupi kebutuhan dasarnya, misalnya kenyamanan, keselamatan, hingga
mobilitas. Guna mencapai kebutuhan dasar tersebut, seorang arsitek harus
mempertimbangkan semua sistem utilitas bangunan sejak awal perencanaan pembangunan.
Dengan begitu, semua kebutuhan dasar akan bisa terpenuhi. Hal tersebut juga akan
mempengaruhi terhadap fungsi dari bangunan yang tidak akan maksimal apabila sebuah
bangunan bagus tidak memiliki utilitas lengkap.

Sebuah bangunan dan kawasan secara operasional akan berjalan dengan lancer bila didukung
dengan fasilitas-fasilitas pendukung berupa jaringan utilitas. Jaringan utilitas ini sendiri
meliputi jaringan air bersih dan air kotor (plumbing), Jaringan tenaga listrik, Pengudaraan,
pencahayaan, komunikasi dan tata suara (akustik), sirkulasi vertikal dan sampah

Berikut adalah beberapa jenis-jenis sistem utilitas bangunan yang nantinya bisa Anda
temukan di sebuah gedung. Di antaranya yaitu:

1. Sistem Plumbing
a. Air bersih

17
Jenis sistem pertama yaitu air. Contoh utilitas bangunan ini wajib dimiliki oleh setiap
bangunan dikarenakan untuk menyuplai air bersih kepada penghuni bangunan dan mengelola
air limbah.

Biasanya, sistem ini dibagi menjadi dua, yaitu plumbing dan sanitasi. Plumbing merupakan
sistem pipa dan biasa digunakan untuk mendistribusikan air bersih ke seluruh rumah.
Sementara itu, sanitasi adalah sistem pembuangan air limbah. Hal tersebut tergantung dari
konsep utilitas bangunannya, sumber mata air bersih bisa diperoleh dari sungai, tanah, hujan,
dan Perusahaan Air Minum atau PAM.

b. Air bekas

Air ini biasanya disalurkan menuju sumur resapan untuk di filter terlebih dahulu sebelum
dibuang ke riol kota.

18
c. Air kotor (limbah padat)

Sistem plumbing ini adalah sistem yang menyalurkan limbah padat menuju septic tank.

2. Sistem Elektrik

Sistem tenaga listrik adalah sebuah sistem yang meliputi beberapa bagian yang saling
terhubung dan saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi pemakai
energi listrik. Ruang lingkup sistem tenaga listrik secara garis besarnya meliputi pembangkit
listrik, saluran transmisi tenaga listrik, gardu induk hingga ke jaringan distribusi tenaga
listrik.

Sumber listrik umumnya berasal dari PLN maupun generator pada bangunan itu sendiri.
Jaringan listrik sendiri tidak hanya meliputi unsur pencahayaan pada bangunan, tapi juga
meliputi operasional utilitas bangunan, dari lift dan eskalator, mesin pengolah limbah, sistem

19
keamanan dan hal-hal lain yang memerlukan pasokan energi listrik. Dalam konteks konsep
jaringan listrik, seorang arsitek harus mampu memastikan sumber dan kapasitas listrik sesuai
dengan bangunan yang direncanakan, begitu juga dengan skema distribusi jaringan listrik
hingga pemanfaatan alternatif-alternatif sumber energi listrik dalam perancangannya.

3. Penghawaan

Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau
bangunan – bangunan bertingkat, khususnya di daerah beriklim tropis dengan udara yang
panas dan tingkat kelembaban tinggi, diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar baik
udara segar dari alam dan aliran udaran buatan. Cara memperoleh udara segar dari alam
adalah dengan cara memberikan bukaan pada daerah yang diinginkan dan memberikan
ventilasi yang sifatnya menyilang. Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh
lebih dari 5 km/jam dengan suhu/ temperatur kurang dari 30°C dan banyak mengandung O2.

Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karena udaranya panas (23
-34°C), udaranya kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu, khususnya pada
bangunan tinggi, angin mempunyai kecepatan tinggi. Karena keadaan alam yang demikian,
maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan kenyamanan dengan menggunakan alat
penyegaran udara (air condition).

4. Sistem keamanan

Selain unsur kekuatan dan keindahan, faktor keamanan juga berperan penting dalam
menunjang kenyamanan bagi para penghuni dan pemakainya. Hal ini terlebih lagi terasa bagi

20
penghuni gedung bertingkat seperti komplek perkantoran atau apartemen yang relatif padat
penghuni dan mobilitas lalu lalang manusia yang cukup tinggi. Sehingga hal tersebut mutlak
adanya instalasi sistem yang dapat menjamin Keamanan dan privasi bagi para penggunanya.

Sistem keamanan pada gedung menjadi hal yang penting dan harus diterapkan sebagai
fasilitas keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai gedung. Dengan sistem keamanan
yang terintegrasi akan sangat membantu meminimalisir sebuah masalah sistem keamanan
dalam gedung/ruangan dari bahaya adanya orang lain yang masuk tanpa seizin pemilik.

CCTV (Closed Circuit Television) merupakan kamera yang digunakan untuk mengintai,
mengawasi ataupun merekam keadaan suatau lokasi untuk keperluan keamanan. Jadi kamera
yang terintegrasi tersebut akan melakukan transmisi sinyal dari suatu tempat ke layar
monitor. Kamera pengintai ini merupakan perangkat yang penting untuk dipasang di area-
area yang membutuhkan pengawasan lebih.

5. Jaringan Pemadam Kebakaran

Instalasi pemadam kebakaran merupakan salah satu sarana utilitas yang cukup penting dalam
suatu bangunan, sehingga memerlukan perencanaan yang tepat dan teliti dalam
pengadaannya. Yang termasuk dalam peralatan jaringan pemadam kebakaran ini adalah :

- Jaringan air semprot (sprinkler)

- Jaringan Hydrant

- Jaringan Halon Gas

21
6. Penangkal petir

Penangkal petir adalah perangkat sederhana berupa batang berbentuk tombak


dari bahan logam yang runcing dan kabel. Ada 3 bagian komponen utama
perangkat ini, yaitu splitzen atau batang penangkal, kawat konduktor, dan
grounding atau tempat pembumian.

Fungsi utama penangkal petir adalah sebagai media penghantar listrik dari
sambaran kilat yang diteruskan ke media lain seperti tanah. Selain itu,
penangkal petir juga dapat meredam efek sambaran petir yang membahayakan.
Penangkal dapat mencegah terjadinya konslet aliran listrik saat cuaca buruk dan
banyak petir.

Rangkaian ini adalah jalur bagi arus listrik dari petir untuk diteruskan langsung
ke permukaan bumi. Tak heran jika penangkal petir sering ditemukan pada
gedung pencakar langit karena bangunan bertingkat tinggi relatif dekat jaraknya
dengan langit sehingga sangat rentan terhadap sambaran petir.

22
7. Persampahan

Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan,


Pendaul-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah.

Pengolahan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metode dari keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Limbah sampah
merupakan buangan dari bangunan-bangunan, khususnya bangunan yang
digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran dan
supermarket.

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :

a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis

b. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi


lingkungan hidup.

23
8. Penampungan air hujan

Sistem air hujan dapat menggantikan 50% pemakaian air yang dipakai untuk keperluan toilet,
taman, atau mencuci baju. Mengurangi kebutuhan akan fasilitas air atau infrastruktur yang
mahal dari pemerintah. Penguin menawarkan solusi Sistem Penampungan Air Hujan yang
meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi air hujan. Sistem ini relatif bebas
perawatan, sederhana dalam pengoperasian, dan memberikan banyak manfaat untuk rumah
Anda.

Mengamankan Kelestarian Air. Air hujan tidak mengandung klorin dan rendah mineral, maka
ideal untuk mengisi kolam taman atau menyiram tanaman.

Penghematan Biaya. Untuk masyarakat dan setiap rumah tangga. Dapat mengurangi
kebutuhan sarana atau infrastruktur dan fasilitas penyediaan air serta penanganan banjir yang
mahal.

Melindungi Saluran Limbah. Dengan menangkap air hujan, mengurangi volume dan
kecepatan aliran permukaan saluran perkotaan. Hal ini membantu saluran air.

24

Anda mungkin juga menyukai