Anda di halaman 1dari 56

COVER

Mencantumkan:

Logo UNNES, tulisan PPG DALJAB 2021, tulisan Modul, tulisan Teknik

Otomotif, Judul Modul, Kompetensi keahlian, Kelas yang menggunakan modul, Semester, Nama
mahasiswa penyusun, untuk gambar background menyesuaikan tema teknik otomotif dan didesain
yang menarik untuk digunakan satu kelas

i
VERIFIKASI MODUL

Pada hari ini Senin tanggal 02 bulan Mei tahun 2021 Modul Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan
Kendaraan Ringan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif Sekolah SMK YPT 2
Purbalingga telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/Ketua Program Keahlian TKRO

Purbalingga, 02 Mei 2021

Ketua Program Keahlian Penulis

SUBUR RUSHARYOTO, S.Pd SUSI INDRAWATI, S.Pd

ii
PRAKATA

Almadulillah, rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Allah Aza Wajalla) atas
karuniannya sehingga buku ini dapat diselesaikan dan bisa di manfaatkan sebagai sumber referensi
dalam kegiatan pembelajara.

Perkembangan zaman menuntut pembinaan sumber daya manusia yang berkualitas. Daya saing
Indonesia dalam menghadapi persaingan antar negara maupun perdagangan bebas sangat ditentukan
oleh outcome dari pembinaan sumber daya manusianya. Salah satu upaya negara dalam pemenuhan
sumber daya manusia yang berkualitas adalah pembinaan Pendidikan kejuruan.

Proses belajar mengajar di sekolah kejuruan bertujuan untuk mengembangkan potensi akademik dan
non akademik (Skill dan Attitude) peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran disekolah kejuruan
hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan akademik dan non
akademik peserta didik. Sehingga perlu digunakan model pembelajaran yang dapat mencapai standar
kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.

Untuk itu, buku ini kami hadirkan untuk penambahan referensi belajar peserta didik. Dengan materi
yang tertata, soal-soal yang berfariasi, dan nilai karakter yang terintegrasi serta aktifitas yang dapat
menumbuhkan kreativitas sehingga diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih aktifdan
kreatif mengikuti perkembangan zamanyang semkin kompleks.

Terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang sudah mendukung, membimbing, dan
memfasilitasi segala sesuatunya sehingga penulisan modul ini bisa terselesaikan, yaitu

1. Bapak Wahyudi, S.Pd M.Eng , Dosen UNNES selaku Pembimbing


2. Bapak Dwiyatmoko, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SMK YPT 2 Purbalingga
3. Bapak Subur Rusharyoto, S.Pd Selaku Kepala Jurusan Teknik kendaraan Ringan Otomotif
SMK YPT 2 Purbalingga
4. Rekan – Rekan Guru Produktif TKRO SMK YPT 2 Purbalingga yang tidak bisa kami sebut
satu persatu.
5. Teman-teman seperjuangan PGG Angkatan 1 Tahun 2021
Masih Banyak sekali kekurangan dalam penulisan ini modul ini, saran kritik kami terima.

Purbalingga, 02 Mei 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Verifikasi Modul ii

Prakata iii

Daftar Isi iv

Peta Kedudukan Modul v

I. PENDAHULUAN 1

A. Deskripsi 1

B. Prasyarat

C. Petunjuk Penggunaan Modul bagi Peserta Didik

D. Tujuan Akhir

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

II. PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Belajar 1
1. Tujuan Pembelajaran

2. Uraian Materi

3. Rangkuman

4. Tugas

5. Ulangan/Tes

B. Kegiatan Belajar 2
1. Tujuan Pembelajaran

2. Uraian Materi

3. Rangkuman

4. Tugas

5. Ulangan/Tes

III. DAFTAR PUSTAKA

iv
PETA KEDUDUKAN MODUL

SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN RINGAN

Sistem pengapian Urutan pembelajaran


Konvensional Sistem pengapian
Konvensional

1. Sistem Pengapian
Sistem Pengapian Baterai Dan Cara
Sistem pengapian
Kerja
transistor (elektronik) 2. Kontak Pemutus
Arus Dan Sudut
Dwell
Sistem pengapian CDI 3. Kondensor/Konde
nsator
(Sepeda motor) 4. Koil Dan Balast
Resistor
5. Busi / Spark Plug
6. Saat Pengapian
Sistem pengapian DLI 7. Governor
Centrifugal
Advancer
8. Vacuum Advancer

v
I. PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Penulisan modul bertujuan :
a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta/calon instruktur dan
master instruktur.
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti: meningkatkan motivasi dan gairah
belajar bagi siswa atau peserta ajar; dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,
d. Memungkinkan calon instruktur belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
e. Memungkinkan siswa atau peserta ajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
B. Prasyarat
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus
memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu:

a) Self instructional,

b) Self Contained,

c) alone (berdiri sendiri),

d) Adaptif dan

e) User friendly.

C. Petunjuk Penggunaan Modul bagi Peserta Didik


Sebelum anda mempelajari modul ini, sebaiknya anda membaca terlebih dahulu petunjuk
penggunaan berikut ini.
1) Dalam modul ini disediakan peta konsep yang mengambarkan hubungan kasualitas materi
dalam kegiatan belajar yang satu dengan yang lainnya. Dengan peta konsep tersebut akan
memudahkan Siswa dalam memahami kompetensi apa saja yang harus dikuasai agar
tercapai standar kompetensi yang diinginkan.
2) Pembagian kegiatan belajar tersebut telah disesuaikan dengan alur implementasinya
sehingga pemahaman satu materi akan sangat penting sebagai modal Siswa dalam
memahami kegiatan belajar berikutnya.
3) Di setiap akhir bagian kegiatan belajar terdapat tes sumatif yang disediakan guna menguji
tingkat pemahaman Siswa setelah memperoleh pengajaran. Jawablah setiap pertanyaan
dalam tes tersebut, dan nilai yang anda peroleh agar dijadikan sebagai umpan balik untuk
menilai lagi apakah materi dalam kegiatan belajar sudah Siswa kuasai dengan baik atau
belum.
4) Guna memudahkan Siswa dalam memahami materi dalam modul ini, Pengajar nantinya
akan banyak melakukan simulasi atau latihan selama proses pembelajaran berlangsung.

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 6


D. Tujuan Akhir
a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru/instruktur.
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi,
d. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya,
f. Memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
g. Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran : PKKR
Kelas : XI

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


KI- Memahami, menerapkan, menganalisis, dan 3.5 Menerapkan cara
3 mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, perawatan sistem
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif Pengapian
sesuai dengan bidang dan lingkup Teknik konvensional.
Kendaran Ringan Otomotif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
KI- Melaksanakan tugas spesifik dengan 4.5 Merawat secara
4 menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja berkala sistem
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah pengapian
sesuai dengan lingkup Teknik Kendaran konvensional
Ringan Otomotif
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 7


BAB I.
MEMELIHARA SISTEM PENGAPIAN KONVESIONAL

Kegiatan Belajar 1
PENDAHULUAN

Tujuan Pembelajaran:
 Menjelaskan fungsi sistem pengapian
 Menyebutkan dua macam sistem pengapian konvesional
 Menyebutkan tiga macam pengapian elktronik
 Menjelaskan cara pembakaran pada motor bakar
 Menjelaskan cara menaikan tegangan menjadi tegangan tinggi
 Menjelaskan transformasi tegangan

Sistem pengapian merupakan unsur penting pada kendaraan. Sistem pengapian pada
kendaraan dalam bahasa inggris disebut ignition system. Sistem pengapian pada motor
bensin berfungsi :menyediakan percikan bunga api listrik pada busi untuk
membakar campuran udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah
kompresi, sehingga dihasilkan daya mekanik akibat pembakaran tersebut. Semakin
bagus percikan api pada busi, semakin bagus pula hasil pembakaran tersebut.
Proses pembakaran yang sempurna, efisiensi bahan bakar, dan kenyamanan kendaraan serta
ramah lingkungan, emisi gas buangnya dapat tercapai maksimal bila sistem pangapian bekerja
secara maksimal pula. Stabilitasnya proses pembakaran, perawatan yang lebih mudah, serta
tidak perlu adanya penyetelan mekanis pada sistem pengapian sangat menentukan hasil yang
maksimal dalam proses pembakaran.

Syarat penting yang harus dimiliki oleh motor bensin, agar mesin dapat bekerja dengan efisien
yaitu:
1. Tekanan kompresi yang tinggi. (8 – 12)
2. Saat pengapian yang tepat dan percikan bungaapi yang kuat. (100 – 80 BTDC)
3. Perbandingan campuran bensin dan udara yang tepat saat terjadi pengapian

A. Macam-macam sistem pengapian :


1. Sistem pengapian konvesional ( menggunakan contak breaker point/platina)
a. Sistem pengapian magnet/magneto ignition system/flywheel generator
b. Sistem pengapian baterai/batery and coil ignition system
2. Sistem pengapian elektronik (elektronik ignition system)
a. Sistem pengapian Semi-transistor(Dengan platina)
b. Sistem pengapian Full-transistor(Tanpa platina)
c. Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition)

B. Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar


1. Penyalaan sendiri (motor diesel)

-Udara dikompresikan dengan tekanan kompresi


tinggi 20 – 40 bar ( 2 – 4 Mpa ) temperatur naik
700 – 9000C
- Bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar
- Langsung terjadi penyalaan / pembakaran

Gambar 1.1 Penyalaan sendiri (motor diesel)

2. Penyalaan dengan bunga api listrik (motor bensin)

- Campuran udara dan bahan bakar dikompresikan dengan tekanan


kompresi rendah 8 – 13 bar ( 0,8 – 13 Mpa ) temperatur naik 400 –
6000C
- Busi meloncatkan bunga api terjadi penyalaan / pembakaran

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 8


Gambar 1.2 Penyalaan dengan bunga api listrik (motor bensin)

C. Sistem pengapian konvensional pada motor bensin ada 2 macam :


1. Sistem pengapian baterai

Gambar 1.3 Sistem pengapaian baterai

2. Sistem pengapian magnet

Gambar 1.4 Sistem pengapaian magnet

D. Cara Menaikkan Tegangan

Tegangan baterai ( 12 V ) dinaikkan menjadi


tegangan tinggi 5000  25000 Volt dengan
menggunakan transformator ( Koil ).
Bagian-bagian ignition coil :
o Tabung baja
o Kumparan primer berfungsi membangkitkan
kemagnetan
o Kumparan sekunder berfungsi membangkitkan arus
induksi tegangan tinggi
o Inti besi berfungsi menjadi magnet saat kumparan
primer teraliri arus listrik
o Terminal tegangan tinggi
o Terminal negatif dan positif
Gambar 1.5 Cara Menaikkan Tegangan

E. Dasar Transformasi Tegangan


a. Transformasi tegangan berdasarkan Prinsip induksi magnetis
1. Induksi magnetis

Jika magnet digerak-gerakkan dekat kumparan, maka :


-Terjadi perubahan medan magnet
-Timbul tegangan listrik
Tegangan tersebut disebut “Tegangan Induksi”
Gambar 1.6 Induksi magnet
2. Transformator

Jika pada sambungan primer transformator


dihubungkan dengan arus bolak – balik maka :
- Ada perubahan arus listrik
- Terjadi perubahan medan magnet
Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 9
- Terjadi tegangan induksii lampu menyala

Gambar 1.6 Transformator


3. Perbandingan tegangan

Perbandingan tegangan sebanding dengan perbandingan jumlah


lilitan
- Jumlah lilitan sedikit tegangan induksi kecil
- Jumlah lilitan banyak tegangan induksi besar

Gambar 1.7 Perbandingan tegangan

b. Transformasi dengan arus searah

Bagaimana jika transformator diberi arus searah ?


 Transformator tidak dapat berfungsi dengan arus searah, karena :
- Arus tetap
- Tidak tejadi perubahan medan magnet →Tidak ada induksi

Gambar 1.8 Transformasi dengan arus searah

Bagaimana agar terjadi perubahan medan magnet ?


Dengan memberi saklar pada sambungan primer
Jika saklar dibuka / ditutup ( on / off ), maka :
- Arus primer terputus – putus
- Ada perubahan medan magnet, Terjadi induksi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Jelaskan fungsi sistem pengapian pada motor bakar
2. Sebutkan dua macam sistem, pengapian konvesional!
3. Sebutkan tiga macam sistem pengapian elektronik!
4. Sebutkan dua cara penyalaan pada motor bakar torak!
5. Jelaskan cara menaikan tegangan rendah baterai 12 volt menjadi tegangan tinggi!

Kegiatan Belajar 2
SISTEM PENGAPIAN BATERAI DAN CARA KERJA

Tujuan Pembelajaran
 Dapat menggambar rangkaian system pengapian baterai

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 10


 Menyebutkan komponen system pengapian baterai
 Menjelaskan fungsi tiap komponen system pengapian baterai
 Menjelaskan cara kerja system pengapian baterai

A. Rangkaian Sistem Pengapian Baterai

4 6 Bagian – bagian
1. Baterai
1 3

2
2. Kunci kontak
2 4 3. Koil
5
4. Kontak pemutus
3

1
5. Konden sator
7

6. Distributor
1 2 3 4
7. Busi

Gambar 2.1 Rangkaiansistempengapianbaterai motor 4 silinderdenganF.O : 1-3-4-2

B. Komponen Sistem Pengapian Baterai

Gb. 2.2 Baterai


Kegunaan :
Sebagai penyedia atau sumber arus listrik

Gb. 2.3 Kuncikontak


Kegunaan:
Menghubungkan dan memutuskan arus listrik
dari baterai kesirkuit primer

Gb. 2.4 Koil

Kegunaan :

Mentransformasikan tegangan baterai


menjadi tegangan tinggi
( 5000 – 25.000 Volt )

Gb. 2.5 Kontak pemutus/platina

Kegunaan :

Menguhubungkan dan memutuskan


arus primer agar terjadi induksi
tegangan tinggi pada sirkuit sekunder
system pengapian

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 11


Gb. 2.6 Kondensator

Kegunaan :

 Mencegah loncatan bunga api


diantara celah kontak pemutus pada
saat kontak mulai membuka

 Mempercepat pemutusan arus


primer sehingga tegangan induksi yang
timbul pada sirkuit sekunder tinggi

 Menyimpan arus sementara


selamaplatinamembuka

Gb. 2.7 Distributor

Kegunaan :

Membagi dan menyalurkan arus


tegangan tinggi kesetiap busi sesuai
dengan urutan pengapian

Gb. 2.8 Busi

Kegunaan :

Meloncatkan bunga api listrik diantara


kedua elektroda busi di dalam ruang
bakar, sehingga pembakaran dapat
dimulai

C. Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai


Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 12
1. Saa tkunci kontak ON, dan kontak pemutus menutup

1 3

2 4

1 2 3 4

Gambar 2.9 Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai saat kontak pemutus menutup

Arus mengalir dari (+) baterai  kunci kontak kumparan primer koilkontak
pemutuskondensormassa
Akibatnya :Terjadi pembentukan medan magnet pada inti koil
Sirkuit ini disebut sirkuit tegangan rendah atau sirkuit kumparan primer

2. Saat kunci kontak ON, dan kontak pemutus membuka

Gambar 2.10 Cara KerjaSistemPengapianBateraisaatkontakpemutusmembuka

Arus mengalir dari (+) baterai kunci kontakkumparan primer


koilkondensorkumparan sekunderdistributor busi
Akibatnya :Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder
Sirkuit ini disebut sirkuit tegangan tinggi atau sirkuit kumparan sekunder

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 13


Tahanan Kabel Busi
( R ) 0 – 20 K
Tegangan sekunder
5 – 25 KV

Celah elektroda
0,6 – 1 mm
Celah KP 0,3 – 0,5 mm

0,1 – 0,3 F

Motor hidup  300 – 400 V


K.P tertutup : Maks 0,3 V

( Tegangan induksi diri )


K.P terbuka : 12 – 13 V
Data – datra sistem pengapian baterai secara umum

Rup
1
-

6 – 10 k





Bat
15
+

3–4
12 – 14,5 Volt

Arus pimer
3 – 4 Amp
menutup
Saat KP

Jawablahpertanyaan-pertanyaandibawahinidenganbenar!
1. Gambarkan rangkaian system pengapian baterai pada motor 4 silinder!
2. Sebutkan komponen system pengapian baterai serta fungsinya!
3. Tuliskan arah aliran arus tegangan rendah/aliranarus primer!
4. Tuliskan arah aliran arus tegangan tinggi/aliran arus sekunder!
5. Jelaskan mengapa aliran arus sekunder disebut juga tegangan tinggi!

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 14


KegiatanBelajar 3
KONTAK PEMUTUS ARUS DAN SUDUT DWELL

TujuanPembelajaran :
 Menjelaskan fungsi kontak pemutus arus
 Menyebutkan bagian-bagian kontak pemutus arus
 Menjelaskan pengertian sudut pengapian
 Menjelaskan pengertian sudut dwell
 Menjelaskan hubungan antara sudut dwell dengan celah kontak pemutus
 Menjelaskan hubungan antara sudut dwell dengan kemampuan pengapian

A. KontakPemutusArus ( Platina)
1. Kegunaan :
Menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada
sirkuit sekunder

Bagian-bagian :
1. Kam distributor
2. Kontak tetap( wolfram )
3. Kontak lepas( wolfram )
4. Pegas kontak pemutus
5. Lengan kontak pemutus
6. Sekrup pengikat
7. Tumit ebonite
8. Kabel( darikoil - )
9. Alurpenyetel

Gambar 3.1 Bagian-bagian kontak pemutus

2. Jalan arus pada kontak pemutus

Gambar 3.2 Jalannyaarus di kontakpemutus

Bentuk-bentuk kontak pemutus Keausan yang terjadi


Kontak berlubang

Keausan permukaan rata

Pemindahan panas baik

Kontak pejal

Keausan permukaan tidak merata


 Pemindahan panas

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 15


B. Sudut Dwell ( Dwell Angel )
1. Sudut pengapian

Sudut pengapian adalah :


Sudut putar kam distributor dari saat kontak
pemutus mulai membuka 1 sampai kontak
pemutus mulai membuka pada tonjolan kam
berikutnya 2
360
Contoh :sudut pengapian Z

Z =jumlah silinder

Untuk motor 4 silinder

360
α= = 900
4 P.K

Gambar 3.3

2. Sudut dwell

Sudut putar kam distributor :


A – B = Sudut buka Kontak platina
B – C = Sudut tutup Kontak platina
Sudut tutup kontak pemutus dinamakan sudut dwel

Gambar 3.4

Kesimpulan :sudut dwel adalah sudut putar kam distributor pada saat kontak pemutus
menutup (B ) sampai kontak pemutus mulai membuka ( C ) pada tonjolan kam
berikutnya

C. Hubungan sudut dwell dengan celah kontak pemutus

Celah kontak pemutus kecil


 Sudut buka kecil ( β )
 Sudut Dwel besar ( α )

Sudut dwel besarcelah kontak pemutus kecil

Celahkontakpemutusbesar
 Sudutbukabesar ( )
 SudutDwelkecil ( )

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 16


Sudut Dwell kecilcelah kontak pemutus besar

Gambar 3.4 Hubungan sudut dwll dengan celah kontak pemutus


D. Contoh Perhitungan Sudut Dwell

360 °
Sudut pengapian = z
z = jumlah silinder

Sudutdwel 60% x sudut pengapian


360 °
 60% x z
Toleransi ± 20

Contoh : Car menghitung sudut dwell motor 4 silinder dan 6 silinder

E. Besar Sudut Dwell dan Kemampuan Pengapian


Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer.
Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang
cukup.

1. Sudut dwell kecil

Waktu penutupan kontak pemutus pendek :


Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 17
o Arus primer tidak mencapai maksimum
o Kemampuan pengapian kurang.
o

Gambar 3.5Sudut dwell kecil

2. Sudutdwelbesar

Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir


arus terlalu lama akibatanya
o Kontak pemutus menjadi panas
o Kontak pemutus cepat aus.

Gambar 3.6 Sudut dwell besar

Kesimpulan : Besar sudut dwel merupakan kompromis antara kemampuan


pengapian dan umur kontak pemutus

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Jelaskan fungsi kontak pemutus!
2. Sebutkan bagian-bagian dari kontak pemutus arus!
3. Jelaskan pengertian sudut pengapian!
4. Jelaskan pengertian sudut dwell!
5. Jelaskan pengaruh celah kontak platina kecil terhadap sudut pembukaan dan
sudut dwell !

KegiatanBelajar 4
KONDENSOR/KONDENSATOR

TujuanPembelajaran :
 Menjelaskansistempengapiantanpakondensor
Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 18
 Menyebutkansifat-SIFATINDUKSIDIRI
 Menjelaskanprinsipkerjakondensor
 Menyebutkankomponenkondensor
 Menjelaskansistempengapiandengankondensor
 Menjelaskanfungsikondensorpadasistempengapian

A. PercobaanSistemPengapiantanpaKondensator
1. Padasirkuit primer

Padasaatkontakpemutusmulaimembuka. Ada
loncatanbungaapidiantarakontakpemutus
Artinya :
 Arustidakterputusdengansegera
 Kontakpemutusmenjadicepataus (terbakar)

Gambar 4.1
2. Padasirkuitsekunder

Bungaapipadabusilemah
Mengapabungaapipadabesilemah ?
Karenaarus primer tidakterputusdengansegera,
medanmagnitpadakoiltidakjatuhdengancepat
Teganganinduksirendah

Gambar 4.2

Tanpakondensatorsistempengapiantakberfungsi

3. TerjadipercIkanbungaapipadabusisaatkontakplatinaterbuka/arus primer diputus

Gambar 4.3
Padasaatkontakpemutusmembukaarusdalamsirkuit primer
diputusmakaterjadiperubahanmedan magnet padaintikoil( medan magnet jatuh )

Akibatnyaterjadiinduksipada : Kumparan primer


Kumparansekunder

Induksipadasirkuit primer disebut“ induksidiri “

Contoh :

Bungaapi yang

terjadipadasaatmemutuskansuatusirkuitarusselaludisebabkankarenainduksidiri

Gambar 4.4

Sifat-sifatinduksidiri

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 19


 Tegangannyabisamelebihitegangansumberarus, padasistempengapiantegangannya 
300 - 400 Volt
 Arusinduksidiriadalahpenyebabtimbulnyabungaapipadakontakpemutus
 Arahteganganinduksidiriselalumenghambatperubahanarus primer

Gambar 4.5
a) Kontakpemutustutup, induksidirimemperlambatarus primer mencapaimaksimum
b) Kontakpemutusbuka, induksidirimemperlambatpemutusanarus primer,
akibatadanyaloncatanbungaapipadakontakpemutus

B. SistemPengapiandenganKondensator
Padasistempengapian, kondensatordihubungkan secaraparaleldengankontakpemutus.

kondensator

Gambar 4.5

Cara kerja :
Padasaatkontakpemutusmulaimembuka, arusinduksidiridiserapkondensator
Akibatnya :
a) Tidakterjadiloncatanbungaapipadakontakpemutussaatmulaimembuka.
b) Arus primer diputusdengancepat( medan magnet jatuhdengancepat ).
c) Teganganinduksipadasirkuitsekundertinggi, bungaapipadabusikuat.
( Teganganinduksitergantungpadakecepatanperubahankemagnetan ).

C. PrinsipKerjaKondensator
Kondensator terdiri dari dua plat penghantar yang terpisah oleh foli isolator, waktu kedua
plat bersinggungan dengan tegangan listrik, plat negative akan terisi elektron-
elektron

Gambar 4.6

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 20


Jikasumbertegangandilepas, elektron-elektronmasihtetaptersimpanpada plat
kondensatoradapenyimpananmuatanlistrik

Gambar 4.7

Jikakeduapenghantar yang berisimuatanlistriktersebutdihubungkan,


makaakanterjadipenyeimbanganarus, lampumenyalalalupadam.

Gambar 4.8

D. KondensatorPadaSistemPengapian
Padasistempengapiankonvensionalpadamobilumumnyamenggunakankondensator model
gulung
Bagian – bagian :
1. Dua foil aluminium
2. Dua foil isolator 500 volt
3. Rumahsambunganmassa
4. Kabelsambunganpositif
Data :
Kapasitas 0,1 – 0,3 f
Kemampuanisulator400-500 volt
Sekunder
Gambar 4.9Kondensor model gulung

Kesimpulan,Kondensorberfungsi :
1. Menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point saat
mulai membuka
2. Menyimpan arus sementara selama platina membuka
3. Mempercepat aliran arus primer penuh kembali saat platina mulai menutup.

Jawablahpertanyaan-pertanyaandibawahinidenganbenar!

1. Jelaskanmengapasistempengapiantanpakondensortidakberfungsimaksimal!
2.Sebutkansifat-sifatinduksidiri!
3.Jelaskanmengapasistempengapiandengankondensordapatberfungsidenganmaksimal!
4. Jelaskanprinsipkerjadarikondensor!
5. Sebutkankomponen-komponendarikondensor model tabung!

Kegiatan Belajar 5`
KOIL DAN BALAST RESISTOR

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 21


Tujuan Pembelajaran :
 Menyebutkan nama-nama bagian koil dan fungsinya
 Menjelaskan fungsi balast resistor
 Macam-macam balast resistor
 Menjelaskan cara kerja sistem pengapian baterai dengan menggunakan balast resistor

A. Nama-nama Bagian Komponen Koil

a. Tabung baja
b. Kumparan primer berfungsi
membangkitkan kemagnetan
c. Kumparan sekunder
berfungsi membangkitkan
arus induksi tegangan tinggi
d. Inti besi berfungsi menjadi Magnet saat
kumparan primer teraliri arus listrik
e. Terminal tegangan tinggi
f. Terminal negatif
g. Terminal positif
Gambar 5.1 Koil

B. Fungsi Balast Resistor


1. Menjaga tingginya out put coil pengapian saat mesin di hidupkan.
2. Menjaga tingginya out put coil pengapian saat mesin putaran tinggi
3. Memperpanjang umur platina saat mesin putaran rendah.

C. Macam-macam Balast Resistor


1. External resistor/Tahanan luar

Gambar 5.2
2. Internal resistor/Tahanan dalam

Gambar 5.3

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 22


D. Cara Kerja Koil dengan Balast Resistor

Gambar 5.4 Sirkuit pengapian denga balast resisitor

Cara Kerja :
Apabila kunci kontak diarahkan pada posisi starter untuk menghidupkan mesin, tahanan
balast tidak dilewati arus primer, karena coil pengapian mendapat tegangan dari terminal “ST”
kunci kontak. Sehingga aliran arus primer tetap maximal.(Fungsi 1)
Setelah mesin hidup dan kunci kontak kembali pada posisi “ON” Tahanan ballast kembali
dilewati arus yang dialirkan dari “IG” kunci kontak ke rangkaian primer.
Pada kecepatan rendah, platina menutup relatif lebih lama hal ini menjadikan tahanan balast
menjadi panas dan nilai tahanan naik. Dengan demikian arus yang mengalir ke platina
menurun dan platina tidak panas, sehingga memperpanjang umur platina. (Fungsi 3)
Pada kecepatan tinggi, platina menutup relatif sebentar, menjadikan tahanan ballast
mempunyai suhu yg rendah. Hal ini memungkinkan arus primer yang ke koil tetap maximal.
(Fungsi 2.)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Sebutkan nama-nama bagian ignition coil dan fungsinya!
2. Komponen ignition coil pada sirkuit sistem pengapian terpasang diantara komponen apa!
3. Jelaskan fungsi balast resistor pada rangkaian sistem pengapian!
4. Sebutkan dua macam balast resistor!
5. Jelaskan mengapa dengan adanya resistor, dapat memperpanjang umur platina saat mesin
hidup kecepatan rendah!

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 23


Kegiatan Belajar 6
BUSI / SPARK PLUG

Tujuan Pembelajaran:
 Menjelaskan fungsi busi
 Menyebutkan nama-nama bagian busi
 Menjelaskan pengertian nilai panas busi
 Menganalisi permukaan busi
 Menentukan dudukan busi yang benar
 Menentukan ulir busi yang benar

A. Fungsi Busi dan Nama-nama Komponen Busi


Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua elektrodanya untuk membakar campuran

gas pada ruang bakar. Percikan bunga api ini diperoleh dari tegangan tinggi yang dihasilkan igntion coil .
Antara elektroda tengah dan sisi diberi renggang (gap) sebesar 0,6 - 0,8 mm. Pada
celah inilah terjadinya loncatan api listrik busi. Bagian elektroda elektroda busi ini akan
segera menjadi kotor oleh gas-gas sisa pembakaran, oleh karena itu, bagian ini harus
dibersihkan pada selang waktu tertentu. Busi dibedakan menjadi busi panas ( insulator
panjang ) dan busi dingin ( insulator pendek )

Bagian –
bagian :
1. Terminal
2. Rumah busi
3. Isolator
4. Elektrode ( paduan nikel )
5. Perintang rambatan arus
6. Rongga pemanas
7. Elektrode massa ( paduan nikel )
8. Cincin perapat
9. Celah elektrode
10. Baut sambungan
11. Cincin perapat
12. Penghantar

Gambar 6.1 Konstruksi busi

B. Nilai Panas Busi


Nilai panas busi adalah suatu indeks yang menunjukkan jumlah panas yang dapat
dipindahkan oleh busi
Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki
isolator / luas permukaan isolator
Nilai panas harus sesuai dengan kondisi operasi
mesin

Busi panas
- Luas permukaan kaki isolator besar
- Banyak menyerap panas

Lintasan pemindahan panas panjang,akibatnya


pemindahan panas sedikit

Busi dingin
- Luas permukaan kaki isolator kecil
- Sedikit menyerap panas

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 24


- Lintasan pemindahan panas pendek, cepat menimbulkan panas

Gambar 6.2 Busi Panas dan Dingin


C. Menganalisis Permukaan Busi
Permukaan muka busi menunjukkan kondisi operasi mesin dan busi

a. Normal
Isolator berwarna kuning atau coklat muda
Puncak isolator bersih, permukaan rumah isolator
kotor berwarna coklat muda atau abu – abu ,

 Kondisi kerja mesin baik


 Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat

b. Terbakar
Elektrode terbakar, pada permukaan kaki isolator ada
partikel-partikel kecil mengkilat yang menempel
Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
o Nilai oktan bensin terlalu rendah
o Campuran terlalu kurus
o Knoking ( detonasi )
o Saat pengapian terlalu maju
o Tipe busi yang terlalu panas

c. Berkerak karena oli


Kaki isolator dan elektroda sangat kotor.
Warna kotoran coklat

Penyebab :
o Cincin torak aus
o Penghantar katup aus
o Pengisapan oli melalui sistem ventilasi karter

d. Berkerak karbon / jelaga


Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah
busi berkerak jelaga

Penyebab :
o Campuran terlalu kaya
o Tipe busi yang terlalu dingin

e. Isolator retak

Penyebab :
o Jatuh
o Kelemahan bahan
o Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke massa

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 25


Gambar 6.3 Macam-macam permukaan busi dengan kondisi kerja mesin
D. Dudukan Busi
Penggunaan cincin perapat antara busi dan kepala silinder tergantung pada tipe motor

Dudukan rata, harus dipasang ciincin perapat

Dudukan bentuk konis, tanpa cincin perapat

Gambar 6.4 Dudukan busi dan pemasangan pada kepala silinder

E. Ulir Busi
Panjang ulir busi harus sesuai dengan panjang ulir kepala silinder

Terlalu panjang

Terlalu pendek

Baik

Gambar 6.5 Hubungan panjang ulir busi dengan panjang ulir kepala silinder

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Jelaskan fungsi busi pada motor bensin!
2. Jelaskan apa yang dimaksun dengan nilai panas busi!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan celah elektroda busi mempengaruhi kebutuhan
tegangan pengapian!
4. Sebutkan dua macam jenis busi!
5. Sebutkan nama-nama bagian dari busi!

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 26


Kegiatan Belajar 7
SAAT PENGAPIAN

Tujuan Pembelajaran :
 Menjelaskan pengertian saat pengapian
 Menjelaskan syarat pengapian yang baik
 Menjelaskan hubungan saat pengapian dengan daya motor
 Menjelaskaan hubungan saat pengapian dengan bahan bakar
 Menjelaskan hubungan saat pengapian dengan nilai oktan bahan bakar

A. Saat Pengapaian
Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran, saat
pengapian diukur dalam derajat poros engkol ( op.e ) sebelum atau sesudah TMA

Gambar 7.1 Pengapian terjadi sebelum torak mencapai TMA ( pengapian awal )

Gambar 7.2 Pengapian terjadi setelah


torak mencapai TMA ( pengapia)n lambat
B. Persyaratan Pengapian
Mulai saat pengapian sampai proses
pembakaran selesai diperlukan waktu
tertentu.
Waktu rata – rata yang diperlukan selama
pembakaran  2 ms ( mili detik )
Tekanan kompresi saat pengapian harus
maksimal.

1. Saat
pengapian

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 27


2. Tekanan pembakaran maksimum
3. Akhir pembakaran

Gambar 7.2 Diagram hubungan saat pengapian dengan tekanan pembakaran

Usaha yang efektif


Untuk mendapatkan langkah usaha yang paling efektif, tekanan pembakaran maksimum
harus dekat sesudah TMA

Saat pengapian yang tepat


Agar tekanan pembakaran maksimum, saat pengapian yang tepat harus ditempatkan kira-
kira 10o sebelum TMA.

C. Saat Pengapian dan Daya Motor

Gambar 7.3 Hubungan saat pengapain dan daya motor

a. Saat pengapian terlalu awal


Mengakibatkan detonasi / knoking, daya motor berkurang, motor menjadi panas dan
menimbulkan kerusakan ( pada torak, bantalan dan busi )

b. Saat pengapian tepat


Menghasilkan langkah usaha yang ekonomis, daya motor maksimum

c. Saat pengapian terlambat


Menghasilkan langkah usaha yang kurang ekonomis / tekanan pembakaran maksimum
jauh sesudah TMA, daya motor berkurang, boros bahan bakar
D. Hubungan Saat Pengapian dengan Daya Motor
Supaya akhir pembakaran dekat sesudah TMA, saat pengapian harus  1 ms sebelum
TMA. Untuk menentukan saat pengapian yang sesuai dalam derajat p.e, kita harus
memperhatikan kecepatan putaran motor
Contoh :

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 28


I II

Gambar 7.4 Hubungan putaran poros engkol terhadap besaran sudut

I. Putaran rendah : Sudut putar poros engkol selama 1 ms, kecil


II.Putaran tinggi : Sudut putar poros engkol selama 1 ms, besar

1000 rpm Putaran motor 6000 rpm


60 ms Waktu untuk 1 putaran p.e 10 ms
60 pe Sudut putar selama 1 ms 360p.e

Kesimpulan :
Supaya akhir pembakaran tetap dekat TMA, saat pengapian harus disesuaikan pada
putaran motor :

Putaran motor tinggi  saat pengapian semakin awal

E. Hubungan Saat Pengapian dengan Bahan Bakar


Pada beban rendah, pembentukan campuran setelah langkah kompresi masih kurang
homogen karena :
a) Pengisian silinder kurang  temperatur hasil kompresi rendah
b) Aliran gas dalam silinder pelan  tolakan kurang

Akibatnya : waktu bakar menjadi lebih lama dari pada ketika beban penuh

Agar mendapatkan akhir pembakaran tetap dekat sesudah TMA, maka pada beban
rendah saat pengapian harus lebih awal daripada waktu beban penuh

Petunjuk :

Gambar 7.5 Hubungan saluran vakum terhadab pembukaan katup gas

F. Hubungan Saat Pengapian dengan Nilai Angka Oktan


Jika nilai oktan bensin rendah, saat pengapian sering harus diperlambat daripada
spesifikasi, untuk mencegah knoking ( detonasi )
Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 29
Torak yang berlubang karena temperatur terlalu tinggi,
akibat detonasi

Cincin torak, pen torak, bantalan rusak akibat tekanan yang


tinggi karena detonasi

Gambar 7.6 Permukaan torak akibat saat pengapian yang tidak tepat

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan saat pengapian!


2. Jelaskan persyaratan yang harus dipenuhi agar pengapian dapat terjadi sempurna!
3. Jelaskan akibat saat pengapian terlalu maju!
4. Jelaskan mengapa pada beban rendah saat pengapian harus dimajukan!

Kegiatan Belajar 8
GOVERNOR CENTRIFUGAL ADVANCER

Tujuan Pembelajaran :
 Menghitung saat pengapian pada berbagai kecepatan putaran
 Menjelaskan fungsi governor centrifugal advancer
 Menjelaskan cara kerja governor centrifugal advancer
 Menunjukkan bagian-bagian komponen governor centrifugal advancer

A. Contoh Perhitungan
Hitunglah saat pengapian yang sesuai dalam 0p.e. untuk putaran : 1000, 2000, 4000, 6000
rpm
Persyaratan saat pengapian harus tetap 0,8 ms sebelum TMA

n = 1000 rpm

Waktu ( t ) untuk 1 putaran


t = 1/n . 60 . 103 ms
= 1/1000 . 60 . 103 = 60 ms

Sudut putar p.e. dalam 1 ms


= 360/60 = 60 pe

Saat pengapian = 0,8 ms


Jadi T = 0,8 . 6 = 4,8 ≈ 50 p.e sebelum TMA

Gambar 8.1 Saat pengapian dipengaruhi oleh putaran

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 30


Pada saat terjadinya pembakaran di dalam ruang bakar suatu mesin dengan putaran 600
rpm, penyalaan busi dumulai dari posisi engkol 8 0 sebelum titik mati atas dan tekanan
pembakaran maksimum terjadi pada saat poros engkol berada pada posisi 10 0 setelah titik
mati atas.
Besar sudut dari mulai percikan bunga api pada busi sampai terjadinya tekanan maksimum
adalah:
80 + 100 = 180 engkol
Waktu yang ditempuh untuk 180 ini adalah:

t =180 X 60 detik
600 x 3600
t = 0,005 detik

jadi, dapat dianggap bahwa untuk membakar campuran gas dari mulai membakar sampai
terjadinya tekanan pembakaran yang tinggi diperlukan waktu selama 0,005 detik.

Analog :
n = 2000 rpm Saat pengapian  100 p.e sebelum TMA
n = 4000 rpm Saat pengapian  200 p.e sebelum TMA
n = 6000 rpm Saat pengapian  300 p.e sebelum TMA

Kesimpulan
Semakin cepat putaran motor, saat pengapian semakin maju ( semakin awal )

B. Fungsi Governor Centrifugal Advancer


Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran motor/mesin

Bagian-bagian

1. Poros distributor dengan plat pembawa


pemberat sentrifugal

2. Pemberat ( bobot ) sentrifugal

3. Poros governor dengan plat berkurva

4. Pegas pengembali

Gambar 8.2 Konstruksi advans sentrifugal

Prinsip kerja
Semakin cepat putaran motor, semakin mengembang bobot-bobot sentrifugal. Akibatnya
poros governor ( kam ) diputar lebih maju dari kedudukan semula  kontak pemutus
dibuka lebih awal ( saat pengapian lebih maju )

C. Cara Kerja Governor Centrifugal Advancer

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 31


Putaran idle (stasioner) :

-Pemberat sentrifugal belum mengembang


-Plat kurva belum ditekan
-Salah satu pegas pengembali masih longgar

Gambar 8.3 Kondisi advans sentrifugal pada posisi Putaran idle (stasioner)

Putaran rendah s/d menengah :

- Bobot sentrifugal mulai mengembang


- Plat kurva mulai ditekan
- Advans sentrifugal mulai bekerja
- Hanya satu pegas pengembali yang bekerja
-

Gambar 8.4 Kondisi advans sentrifugal pada posisi putaran rendah s/d menengah

Putaran tinggi
- Pemberat sentrifugal mengembang sampai pembatas mak.
- Plat kurva ditekan
- Advans bekerja maksimum
- Kedua pegas pengembali bekerja

Gambar 8.5 Kondisi advans sentrifugal pada posisi tinggi

 Pada umumnya advans sentrifugal mulai bekerja pada putaran 900 – 1500 rpm
 Advans maksimum tercapai pada putaran 4500 – 6000 rpm

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Jelaskan fungsi governor centrifugal advancer!


2. Jelaskan prinsip kerja dari centrifugal advancer!
3. Sebutkan nama-nama bagian dari centrifygal advancer!
4. Jelaskan cara kerja advans sentrifugal pada saat putaran rendah s/d menengah!
5. Jelaskan pada putaran berapa umumnya advans sentrifugal mulai bekerja dan
maksimum bekerja!

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 32


Kegiatan Belajar 9
VACUUM ADVANCER

Tujuan Pembelajaran :
 Menjelaskan fungsi vacuum advancer
 Menunjukkan bagian-bagian komponen vacuum advancer
 Menjelaskan cara kerja vacuum advancer
 Menjelaskan macam-macam kondisi vacuum pada sambungan advance vacuum

A. Fungsi Vacuum Advancer


Pada beban rendah atau menengah, kecepatan bakar rendah karena tolakan rendah,
temperatur rendah, campuran kurus. Oleh karena itu waktu pembakaran menjadi lebih
lama, Agar mendapatkan tekanan pembakaran maksimum tetap dekat sesudah TMA, saat
pengapian harus dimajukan
Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan beban motor digunakan advans vakum

B. Bagian-bagian Komponen Vacuum Advancer

Bagian – bagian

1. Plat dudukan kontak pemutus yang bergerak radial


2. Batang penarik
3. Diafragma
4. Pegas
5. Langkah maksimum
6. Sambungan slang vakum
7.
Gambar 9.1

C. Cara Kerja Vacuum Advancer


Advans vakum tidak bekerja
( Pada saat idle dan beban penuh )

 Vakum rendah membran tidak tertarik


 Plat dudukan kontak pemutus masih tetap
pada kedudukan semula

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 33


 Saat pengapian tetap

Advans vakum bekerja


( Pada beban rendah dan menengah )

 Vakum tinggi, membran tertarik


 Plat dudukan kontak pemutus diputar
maju berlawanan arah dengan putaran
kam governor
 Saat pengapian semakin di majukan
Gambar 9.2 Cara kerja vacuum advancer
Vakum advancer akan mulai kerja pada kondisi :
 Mulai bekerja pada vakum -15 – 20 Kpa
 Bekerja maksimum pada vakum lebih dari -40 kpa

D. Macam-macam Kondisi Vacuum pada Sambungan Advance Vacuum

Idle
Vakum yang benar terjadi di bawah katup
gas
Vakum belum mencapai daerah sambungan
advans, maka advans vakum belum bekerja

Beban rendah & menengah

Vakum yang besar mencapai daerah sambungan advans, maka


advans vakum bekerja

Beban penuh

Vakum pada daerah sambungan advans kecil, maka advans


vakum tidak bekerja

E. Saat Pengapian pada Macam – Macam Keadaan Motor


Saat pengapian adalah jumlah dari tiga komponen
Saat pengapian yang distel pada waktu idle, ditambah pengajuan oleh advans sentrifugal
dan advans vakum
Contoh 1
Motor berputar 5.000 rpm, katup gas terbuka penuh ( jalan tol )
Saat pengapian yang telah distel : misal 80
Advans sentrifugal pada 5.000 rpm : misal 250
Advans vakum saat katup gas terbuka penuh : misal 00
Hasil saat pengapian : 330 p.e sebelum TMA

Contoh 2
Motor berputar 3.000 rpm, katup gas 1/3 terbuka ( jalan raya )
Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 34
Saat pengapian yang telah distel : misal 80
Advans sentrifugal pada 3.000 rpm : misal 150
Advans vakum saat katup gas terbuka penuh : misal 200
Hasil saat pengapian : 430 p.e sebelum TMA

Contoh 3
Motor berputar 5.000 rpm, katup gas tertutup ( Motor memperlambat kendaraan )
Saat pengapian yang telah distel : misal 80
Advans sentrifugal pada 5.000 rpm : misal 250
Advans vakum saat katup gas terbuka penuh : misal 00
Hasil saat pengapian : 330 p.e sebelum TMA

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!


1. Jelaskan fungsi dari vacum advancer!
2. Sebutkan bagian-bagian komponen vacum advancer!
3. Jelaskan cara kerja vacum advancer dari beban rendah sampai menengah!
4. Jelaskan kondisi vacum pada sambungan advance vacum saat mesin beban rendah!

BAB. II MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN KONVESIONAL

Kegiatan Belajar 10
PEMERIKSAAN,PERBAIKAN,PENYETELAN DAN PENGGANTIAN KOMPONEN
RANGKAIAN PRIMER SISTEM PENGAPIAN KONVESIONAL

Tujuan Pembelajaran :
 Menguji rangkaian primer dengan voltmeter, ohmmeter
 Melepas dan memasang kembali kunci kontak, tahanan ballast dan koil pengapian
 Memeriksa / memperbaiki / mengganti kontak pemutus
 Menyetel celah kontak pemutus dengan fuller
 Menyetel celah kontak pemutus dengan pengetes dwel.
 Menyimpulkan hasil pengukuran
Alat dan Bahan :
Alat : Kotak alat, Avo-meter-Koil tester, Osiloskop, Kikir kontak, Dwell tester
Bahan : Mesin hidup, vet distributor, amplas halus

Uraian Materi :
A. Memeriksa Rangkaian Primer
Keselamatan kerja :
Saat motor diam posisi “ ON “ pada kunci kontak jangan terlalu lama
Langkah kerja :

1. Mengukur berat jenis elektrolit dengan hidrometer

Gambar 10.1

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 35


2. Mengukur Tegangan ( lihat gb.10.2)
- Baterai
- Kunci kontak
- Tahanan Balast Resistor
- Kontak Platina
- Koil pengapian ( klem + dan klem - )

Gambar 10.2

3. Mengukur Tahanan
- Kunci Kontak
- Tahanan Balast Resistor
- Koil Pengapian
- Kontak Pemutus

Petunjuk :
o Waktu mengukur tegangan kunci kontak posisi “ ON “
o Waktu mengukur tahanan kunci kontak posisi “ OFF “
o Tulisan hasil pengukuran pada lembar yang disediakan

Lembar hasil pengukuran pada rngkaian primer.


NO Yang diukur Hasil Seharusnya Kesimpulan
1 Elektrolit baterai 1,25-1,26
2 Tegangan baterai Min. 12 v0lt
3 Tegangan pada kunci kontak 0 volt
4 Tegangan pada balast resistor Lihat manual
5 Tegangan pada klem + dan – koil pengapian Lihat manual
6 Tegangan pada kontak pemutus Max. 0,4 volt
7 Tahanan kunci kontak 0 ohm
8 Tahanan balast resistor Lihat manual
9 Tahanan gulungan primer coli Lihat manual
10 Tahanan kontak pemutus 0 ohm
B. Melepas dan memasang kembali kunci kontak
Langkah kerja :
o Melepas terminal negatif baterai
o Mencatat warna kabel dan kode terminal atau membuat sketsa sambungan
o Melepas kabel-kabel
o Melepas kunci kontak dari dudukannya
o Menguji kunci kontak dengan ohmmeter dan gambarkan rangkaiannya
o Memasang kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu membongkar

Gambar 10.3 Proses melepas kunci kontak

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 36


C. Melepas dan Memasang Kembali Koil Pengapian
Langkah kerja :
o kunci kontak pada posisi “ OFF “
o membuat sketsa kabel – kabel yang terpasang
o melepas kabel-kabel
o melepas koil pengapian dari dudukannya
o mengukur tahanan primer dan sekunder dengan ohmmeter ( apabila mengganti
tahanan primer dan sekunder harus dengan koil pengapian yang lama )
o memasang kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu melepas
Petunjuk
o Jangan mencabut kabel tegangan tinggi !
o Tarik dan putar pada stekernya

Gambar 10.4 Lembar hasil pengukuran rangkaian primer


D. Melepas dan Memasang Kembali Tahanan Balast Resistor
Langkah kerja :
 Kunci kontak pada posisi “ OFF “
 Lepas kabel-kabel
 Lepas tahanan ballast dari dudukannya
 Bersihkan dudukan dari kotoran / karat
 Ukur tahanan ballast dengan ohmmeter
 Pasang kembali sesuai dengan kedudukan semula
Petunjuk :
 Pasang kembali ballast pada bagian yang mudah menghantar panas

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 37


Gambar 10.5 Tahanan Ballast

E. Menguji Koil Pengapian dengan Melihat Loncatan Bunga Api Langsung pada
Mesin

Gambar 10.6 Menguji koil pengapian dengan melihat loncatan bunga api
Langkah Kerja :
o Melepas kabel tengah tegangan tinggi dari distributor
o Mendekatkan ujung kabel dengan tanggi berisolasi pada masa koil pengapian yang
akan meloncatkan bunga api 6 - 10 mm

Menguji koil pengapian dengan koil tester

Gambar 10.7 Menguji koil pengapian dengan koil tester


Menghungkan klem 15, 1 dan 4 koil pengapian dengan klem 15, 1 dan 4 pada koil tester
o Menghubungkan koil tester dengan baterai 12 volt
o “ ON “ kan koil tester , maka terjadi loncatan bunga api
o ukur panjang loncatan bunga api maksimal
o Pengujian tahanan isolasi dari koil pengapian bisa dilakukan dengan memperbesar
jarak kontak. Pengujian ini hanya diperbolehkan dalam waktu yang singkat saja.
o Tahanan isolasi yang jelek ditunjukkan dengan loncatan bunga api dari leher
menuju klem 1 atau klem 15

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 38


F. Menguji Koil Pengapian dengan Osiloskop

Gambar 10.8 Menguji koil pengapian dengan osiloskop


Langkah Kerja :
o Menghungkan osiloskop dengan sumber daya 220 V
o Memasangkan jepit merah dan hitam pada baterai + dan –
o Memasang jepit hijau pada klem 1 dan jepit kuning pada klem 15
o Memasang tang induktif pada kabel busi silinder No. 1
o Memasang tang kapasitif pada kabel tegangan tinggi yang keluar dari koil pengapian
o Menghidupkan mesin dan melepas salah satu steker busi. Usahakan selama
pengujian putaran sekitar 1500 Rpm
o Mencatat tegangan maksimal pada layar osiloskop

Keterangan
1. Tegangan pengapian waktu motor
hidup
2. Kenaikan waktu diberi gas
3. Steker busi yang dicabut
4. Tegangan pada beban nol
5. Cadangan

Gambar 10.9 Osilogram rangkaian primer pada sistem pengapian konvensional

G. Pemeriksaan & Penggantian Kontak Pemutus ( Platina )


Langkah Kerja :
Pemeriksaan awal
o Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup
o Periksa keausan kontak. Gunakan obeng untuk membuka kontak. Lihat gambar
dibawah :

a) Kondisi baik
b) Terbakar, perlu diganti

Gambar 10.10 Kondisi kontak platina


Perbaikan / Penggantian Kontak Pemutus
o Lepas kabel kontak pemutus
o Lepas sekrup – sekrupnya dan keluarkan kontak pemutus
o Bersihkan plat dudukan kontak pemutus dan kam governor dengan lap

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 39


Gambar 10.11 Membersihkan plat dudukan kontak pemutus dan kam governor dengan lap

o Kontak pemutus yang masih dapat digunakan harus diratakan, kalau akan distel
dengan fuller. Bila kontak tidak rata, penyetelan dengan fuller akan menghasilkan
celah yang terlalu besar. Lihat gambar berikut !

Gambar 10.12 Kontak pemutus yang tidak rata

o Kontrol Dudukan Kontak Lepas Pada Kontak Tetap. Lihat gambar berikut :

Keterangan :
a. Baik
b. Miring
c. Miring
d. Miring

Gambar 10.13 Macam-macam dudukan kontak lepas pada kontak tetap

o Kedudukan kontak yang salah seperti gambar b, c, d, dapat dibetulkan dengan


membengkokan kontak tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau tang
o Periksa kekuatan pegas kontak pemutus dengan tangan jika pegas lemah atau
berkarat, kontak pemutus harus diganti.

Sebelum pemasangan, bersihkan permukaan


kontak yang baru dengan kertas yang bersih.

Gambar 10.14 Membersihkan permukaan kontak yang baru dengan kertas yang bersih.

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 40


Sebelum memasang kontak pemutus,
beri vet pada tumit ebonit, tetapi
jangan terlalu banyak. Pakai vet
khusus jika tidak ada, pakai vet
bantalan roda.

Gambar 10.15 Pemberian vet pada tumit ebonit

Jika tidak ada vet pada tumit ebonit, bagian tersebut. Cepat aus, maka celah kontak
menjadi lebih kecil, yang akhirnya mempengaruhi besar sudut dwell dan saat pengapian

H. Penyetelan Celah Kontak Pemutus dengan Fuller


 Putar motor dengan tangan sampai kam dengan tumit ebonit dalam posisi seperti
pada gambar.

Celah maximum

Gambar 10.16 Posisi kontak pemutus membuka penuh.

 Pilih fuller yang sesuai dengan besar celah kontak.


 Periksa celah kontak dengan fuller yang bersih. Jika celah tidak baik, stel seperti
berikut :
 Kendorkan sedikit sekrup-sekrup pada kontak tetap. Stel besar celah dengan
menggerakkan kontak tetap. Penyetelan dilakukan dengan obeng pada takik penyetel
lihat gambar.

Celah menjadi besar

Gambar 10.17 Mengatur pembukaan kontak


pemutus, Celah menjadi besar

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 41


Celah menjadi kecil
Gambar 10.18 Mengatur pembukaan kontak pemutus, Celah menjadi kecil

Perhatikan pada waktu pemeriksaan celah. Jika fuller tidak dimasukkan lurus,
penyetelan akan salah.

Salah, fuller terpuntir

Gambar 10.18 Penyetelan celah kontak pemutus dengan fuller gauge


o Kalau penyetelan sudah cepat, keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap
o Putar mesin satu putaran, periksa sekali lagi besarnya celah kontak.

Petunjuk
Besarnya celah kontak biasanya 0,4 – 0,5 mm
Kontak pemutus biasanya diganti baru setiap 20’000 km. Kontak lama dapat diratakan
dengan kikir kontak atau kertas gosok, dan selanjutnya dibersihkan dengan kertas yang
bersih. Tetapi, kalau ketidak rataan kontak besar, sebaiknya kontak pemutus diganti baru.
Jika kontak pemutus dalaam waktu singkat aus, kondensator pengapian harus dikontrol.
Penyetelan baru kontak pemutus mengakibatkan perubahan saat pengapian. Pekerjaan
berikutnya adalah penyetelan saat pengapian.
Jangan mengganti sekrup pengikat kontak pemutus dengan sekrup yang lebih panjang !
Ujung sekrup yang terlalu panjang menghalagi kerjanya mekanisme advans vakum

I. Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester


Langkah Kerja :
o Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup.
o Periksa celah kontak secara visual. Untuk mobil biasanya 0,4 – 0,5 mm. Jika celah
kontak lebih besar atau lebih kecil, stel menurut metode yang sudah dijelaskan pada
penyetelan dengan fuller.
o Pasang pengetes dwel

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 42


Gambar 10.18 Tacho meter

Catatan : sesuaikan pemasangan kabel pengetes Dwell dengan Merk / Type yang
digunakan.

o Start motor dan periksa sudut dwel. Jika salah, stel celah kontak sampai
mendapatkan hasil yang baik dan keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap.
o Pasang kembali, kontrol sudut dwel sekali lagi selama motor ( putaran idle )
Petunjuk

Besar sudut dwel untuk motor 4 silinder biasanya 52 - 560, untuk motor 6 silinder 36 -
380

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Jelaskan persyaratan pemeriksaan rangkaian primer!


2. Jelaskan apa saja yang diperiksa dan diukur pada rangkaian primer!!
3. Sebutkan langkah melepas kunci kontak!
4. Sebutkan langkah melepas koil pengapian!
5. Sebutkan langkah-langkah melepas dan memasang kembali tahanan ballast

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 43


Kegiatan Belajar 11
PEMERIKSAAN BAGIAN-BAGIAN PENGAPIAN

Tujuan Pembelajaran :

 Memeriksa kondisi isolator pada koil, tutup distributor, rotor, kabel-kabel tegangan tinggi
dan stecker busi
 Memeriksa tahanan kabel tegangan tinggi
 Mengganti busi
 Memeriksa keausan / kerusakan busi dan lubangnya
 Menganalisa kesalahan-kesalahan motor dengan melihat muka busi
 Mengetahui cara kemungkinan reparasi lubang busi
 Cara mengeraskan busi dengan kunci momen dan sudut putar

A. Mmeriksa Bagian Tegangan Tinggi


Keluarkan tutup distributor, rotor dan kabel-kabel tegangan tinggi. Untuk melepaskan,
jangan menarik stecker busi pada kabelnya, karena inti arangnya mudah putus.
Periksa tahanan setiap penghantar, dari elektroda didalam tutup distributor sampai steker
busi. Tahanan penghantar tidak boleh melebihi ≥25 kΩ.

Gb.15.1 Melepas kabel busi Gb.15.2 Mengukur tahanan kabel busi

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 44


Periksa kondisi isolator pada koil, rotor, tutup distributor dan stecker busi. Jika terdapat
tempat yang terbakar, bagian tersebut harus diganti baru.
Tutup distributor harus diperiksa kondisi arangnya.
Periksa kondisi isolator kabel pengapian. Kabel yang retak atau terbakar harus diganti.

Gambar 15.3 Memeriksa bagian-bagian tegangan tinggi

 Tutup distributor buatan Jepang biasanya ada nomor-nomornya


 Rumah distributor buatan Bosch ada tanda garis di atas sisinya, yang menunjukkan ke
silinder 1. Sedangkan kabel-kabel tegangan tinggi yang lain mengikuti urutan pengapian,
sesuai dengan arah putaran rotor.

Contoh : Motor 4 silinder, urutan pengapian 1 – 3 – 4 – 2

Gambar 15.4 Menentukan urutan saat pengapian


Pemeriksaan dan Penggantian Busi
- Lepaskan stecker busi. Jangan ditarik pada kabelnya
 Bersihkan sekeliling dengan udara tekan atau kuas, untuk mencegah kotoran masuk ke
dalam silinder sewaktu busi dilepas.
 Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang tepat. Perhatikan bahwa kunci
dapat mengakibatkan isolator busi pecah.
 Periksa kondisi ulir dari lubang busi. Ulir lubang busi yang rusak harus diperbaiki
 Periksa muka busi ! ( bila perlu pakai kaca pembesar ). Keadaan muka busi dapat
menunjukkan kondisi motor.

B. Pemasangan Busi
Ukurlah celah elektroda dengan batang pengukur atau fuller. Jika celah tidak sesuai
spesifikasi, stel dengan membengkokkan pada elektrode masa.
 Pasang busi pada motor. Mulai menyekrupkan dengan tangan kemudian keraskan
dengan kunci momen. Jangan terlalu keras!
Momen pengerasan
 Kepala silinder aluminimum :
15 – 20 Nm / 1,5 - 2 kgm
 Kepala silinder besi tuang :
20 – 25 Nm / 2 - 2,5 kgm
 Pasang kabel-kabel busi dan hidupkan motor sebagai kontrol.
Sebelum kondisi / penyetelan motor dapat dianalisa dengan melihat muka busi, mobil harus
dijalankan  ½ jam.
Busi biasa harus diganti setiap  20’ 000 km. Bila busi perlu diganti, pilihlah busi baru yang
sesuai dengan buku manual / katalog busi. Busi yang salah dapat mengakibatkan
kerusakan motor yang serius !

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 45


C. Pengerasan busi tanpa kunci momen berdasarkan sudut putar

Gambar 15.4 Pengerasan busi dengankunci ring

 Keraskan busi dengan ring perapat  900. Hanya berlaku untuk busi baru
 Keraskan busi dengan dudukan konis  150

Gambar 15.5 Celah elektroda busi

Celah elektroda biasanya 0,7 – 0,8 mm,( lihat buku manual / katalog busi )
Celah elektroda terlalu besar akibatnya :
 Kebutuhan tegangan untuk meloncatkan bunga api lebih tinggi. Jika sistem pengapian
tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, motor mulai tersendat-sendat pada beban
penuh
 Isolator-isolator bagian tegangan tinggi cepat rusak karena dibebani tegangan
pengapian yang luar biasa tingginya.
Celah elektroda terlalu kecil akibatnya :
 Bunga api lemah
 Elektroda cepat kotor, khusus pada motor 2 tak

D. Perbaikan ulir pada lubang busi


Bila terdapat kerusakan ulir pada lubang busi, perbaiki dengan tap lubang busi yang sesuai.
Ulir busi yang paling umum : M14 x 1.25 mm

Gambar 15.6 Ulir busi dan lubang busi

Sebelum lubang busi ditap baru, berilah vet pada tap agar beram-beram tidak banyak jatuh
kedalam silinder. Untuk membersihkan sisa-sisa beram yang jatuh kedalam silinder kita
menstarter motor sebelum busi dipasang, akibat putaran motor, beram-beram akan
terlempar keluar.
Pada ulir lubang busi yang sangat rusak dapat dipasang sebuah bos reparasi yang sudah
berulir.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Jelaskan kenapa tidak boleh menarik stecker busi pada kabel ketika melepanya?

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 46


2. Sebutkan komponen-komponen tegangan tinggi pada sistem pengapian!
3. Berapa tehanan kabel tegangan tinggi!
4. Apa saja yang diperiksa pada rangkaian tegangan tinggi pada sistem pengapian?
5. Jelaskan cara pemeriksaan dan penggantian busi!

Kegiatan Belajar 12
PENYETELAN SAAT PENGAPIAN

Tujuan Pembelajaran :
 Mampu menyetel saat pengapian dengan alat timing light tester
 Mampu menyetel saat pengapian dengan lampu kontrol
 Mampu menyetel saat pengapian tanpa alat khusus

A. Cara Menyetel Saat Pengapian dengan Lampu Timing:


Langkah kerja :
o Pasang lampu timing dan tachometer

Gambar 12.1 Timing light tester dan tachometer


o Kontrol / stel putaran idle
o Lihat saat pengapian pada putaran idle. Tanda pengapian terletak pada puli atau roda
gaya. Jika tanda kotor, bersihkan terlebih dahulu.

Gambar 12.2 Menyetel saat pengapian dengan timing light tester


o Apabila saat pengapian tidak tepat, kendorkan sekrup pengikat distributor sampai
distributor dapat digerakkan
o Putar distributor sampai didapatkan saat pengapian tepat, kemudian keraskan sekrup
kembali.
o Kontrol saat pengapian kembali. Kontrol juga dengan melepas slang vakum dari
distributor. Jika ada perbedaan antara saat pengapapian dengan/tanpa slang vakum,
penyetelan karburator salah, atau slang vakum pada karburator disambung salah.

Saat pengapian dalam idle biasanya 5 – 100 sebelum TMA ( 100 BTDC)
Penyetelan saat pengapian biasanya harus pada putaran idle
Putaran idle untuk motor 4 silinder biasanya 750-850 rpm, motor 6 silinder 600-750 rpm.

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 47


Saat pengapian perlu dikontrol setiap  10’000 km.

Tanda pengapian ada bermacam – macam : pada puli atau pada roda gaya dan dengan
memakai angka atau hanya tanda yaitu:
o Satu tanda ( pada roda gaya atau puli )
Kalau ada hanya satu tanda ( pada roda gaya atau puli ), itu menunjukkan tanda
saat pengapian

Gambar 12.3
o Dua tanda ( pada roda gaya atau puli )
Untuk menentukan tanda saat pengapian, lihat arah putaran motor. Tanda yang
paling depan ( dalam arah putaran motor ) adalah tanda saat pengapian, tanda
berikutnya adalah tanda TMA

Gambar 12.4
o Tiga tanda ( pada roda gaya atau puli )Tanda pertama ( dalam arah putaran motor )
adalah tanda untuk mengontrol advans sentrifugal maksimum. Tanda berikutnya tanda
saat pengapian, berikutnya lagi tanda TMA

Gambar 12.5

Pada distributor yang dilengkapi dengan oktan selektor ( Toyota ), penyetelan saat
pengapian dapat dilakukan melalui oktan selektor, dengan memutar baut
penyetel. Hal tersebut bisa dilaksanakan jika kesalahan saat pengapian hanya sedikit.

A = AWAL
R = LAMBAT

Gambar 12.6 Menyetel saat pengapian melelui oktan selektor

B. Penyetelan saat pengapian dengan lampu kontrol 12V


Prinsip penyetelan, perhatikan gambar-gambar dibawah ini :

Gambar 12.7 Penyetelan saat pengapian dengan lampu kontrol


 Kunci kontak “ ON “ dan kontak pemutus terbuka  lampu menyala ( arus primer
mengalir melalui lampu kontrol ke massa ).
 Kontak pemutus tertutup  lampu mati ( arus primer mengalir melalui kontak pemutus
ke massa ).

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 48


Saat pengapian = saat kontak pemutus mulai membuka = saat lampu kontrol
mulai menyala.

Langkah kerja :
o Pasang lampu kontrol seperti terlihat pada gambar dibawah. Satu sambungan
disambungkan ke koil ( - ) atau ke kontak pemutus dan sambungan yang lain
dihubungkan ke massa
o Putar motor sesuai dengan arahnya pada saat kunci kontak “ on “. kalau sudah dekat
dengan tanda pengapian ( yang terletak pada puli atau roda gaya ), putar pelan dan
lihat lampu. Saat pengapian ialah tepat pada saat lampu menyala. Pada waktu itu,
hentikan dan lihat saat pengapian pada tanda. Jika saat pengapian salah, lihat tahap-
tahap berikut :
o Tepatkan tanda pengapian, dengan memutar motor sesuai dengan arahnya. Dilarang
memutar berlawanan arah. Hal itu akan mengakibatkan salah penyetelan, karena ada
kebebasan didalam penggerak distributor.
o Kendorkan sekrup pengikat distributor, sehingga distributor dapat diputar.
o Putar distributor searah putaran poros distributor, sampai lampu mati. Arah putaran
dapat dilihat dari posisi pengikat advans vakum. Lihat gambar.

Gambar 12.8 Putaran distributor searah arah jarum jam

o Putar perlahan-lahan distributor, berlawanan arah putarannya sampai lampu mulai


menyala.

Gambar 12.9 Putaran distributor berlawanan arah jarum jam


o Keraskan sekrup pengikat distributor

 Putar motor satu putaran untuk mengontrol kembali saat pengapian 

C. Penyetelan Saat Pengapian tanpa Alat Khusus (melihat percikan bunga api pada
kontak pemutus

o Lepas tutup distributor, rotor dan piringan.


o Putar kunci kontak pada posisi “ ON “

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 49


o Putar mesin dengan tangan sesuai dengan arahnya ( biasanya searah dengan arah
jarum jam ). Kalau sudah dekat pada tanda pengapian pada puli ( atau roda gaya ),
putar mesin pelan dan lihat ke kontak pemutus. Saat pengapian adalah saat kontak
mulai membuka. Pada saat itu terjadi bunga api kecil diantara kontak. Penyetelan saat
pengapian tepat apabila tanda pengapian pada puli tepat dan bersamaan dengan itu,
pada kontak pemutus terjadi bunga api

Gambar 12.10 Percikan bunga api pada kontak pemutus

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!


.
1. Jelaskan apa akibatnya jika saat pengapian terlalu awal?
2. Jelaskan apa akibatnya Knoking pada saat beban tinggi?
3. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan lampu timing!
4. Berapa saat pengapian pada waktu mesin idle?
5. Jelaskan bermacam – macam tanda pengapian?

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 50


Kegiatan Belajar 13
PEMERIKSAAN FUNGSI GOVERNOR ADVANCER DAN VACUUM ADVANCER

Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memeriksa fungsi advans sentrifugal,advans vakum saat distributor terpasang :
1. Dengan tangan ( pemeriksaan sederhana )
2. Dengan lampu timing dan tachometer

A. Pemeriksaan Fungsi Governor Advancer


1. Pemeriksaan Advans Sentrifugal secara sederhana
a. Lepas tutup distributor
b. Putar rotor dengan tangan. Sesuai dengan arah putarannya rotor harus dapat
berputar 10 – 150 terhadap pegas governor dan dapat kembali sendiri keposisi
semula.

Gambar 13.1 Pemeriksaan centrifugal secara sederhana

2. Pemeriksaan Dengan Lampu Timing


a. Lepas slang vakum dari advans vakum
b. Pasang lampu timing dan taknometer
c. Lihat tanda pengapian saat putaraan idle, kemudian tambah putaran motor perlahan
– lahan. Di bawah 900 rpm governor belum boleh bekerja, saat pengapian tidak
boleh berubah.
d. Antara 900 – 1500 rpm, governor harus mulai bekerja. Untuk itu dapat dilihat pada
tanda pengapian yang mulai bergesr ke saat pengapian yang lebih awal.
e. Tambah putaran motor sampai 4500 rpm. Sekarang saat pengapian harus maju 15-
300

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 51


Gambar 13.2 Pemeriksaan fungsi advans sentrifugal dengan timing light
Contoh :
a. Putaran idle ( misal 750 rpm )

b. Putaran 900 – 1500 rpm ( misal 1200 rpm )

Tanda pengapian mulai bergeser, karena governor mulai bekerja. saat pengapian
akan dimajukan
3. Pelumasan Governor Sentrifugal
Kadang – kadang governor dapat dilumasi, misalnya pada distributor Toyota, ujung luar
pada poros governor ditutup dengan karet. Karet tersebut dapat dilepas, lubang poros
diisi dengan vet, karet dipasang kembali, kemudian ditekan beberapa detik, sehingga
vet akan tertekan kedalam celah antara poros governor dan poros distributor.
Distributor Bosch yang digunakan pada mobil-mobil Jerman dilengkapi dengan bahan
laken pada ujung poros governor. Pada laken tersebut diberi satu tetes oli mesin untuk
menghindari kemacetan antara poros governor dengan poros distributor.
Pelumasan governor dilaksanakan setiap 20.000 km.

Gambar 13.3 poros cam distributor


B. Pemeriksaan Fungsi Vacuum Advancer
1. Pemeriksaan sederhana
a. Lepas tutup distributor
b. Lepas slang vakum yang menuju kedistributor pada karburator. Hisap slang dengan
mulut dan perhatikan plat dudukan kontak pemutus harus bergerak.

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 52


Gambar 13.4 Pemeriksaan advans vakum

2. Pemeriksaan dengan alat pengetes


a. Pasang lampu timing dan takhometer
b. Hidupkan motor, kontrol/stel saat pengapian
c. Tambah putaran motor sampai tepat 3500 rpm, kemudian lihat saat pengapian
d. Lepas slang vakum pada distributor, kemudian lihat kembali saat pengapian dengan
tepat pada putaran 3500 rpm. Perbedaan saat pengapian dengan / tanpa advans
vakum harus 10 – 200
e. Isilah hasil tes pada lembar soal

Pada putaran 3500 rpm dengan selang vacuum ( pada contoh 28 0 )

Pada putaran 3500 tanpa selang vacuum ( pada contoh 16 0 )

Gambar 13.5 Pemeriksaan advans vakum dengan timing light


Jangan lupa memasang kembali slang vakum setelah tes !

Mengapa distributor dilengkapi dengan advans vakum ?


Pada saat katup gas terbuka sedikit ( beban rendah ), pembentukan campuran
dalam silinder jelek, karena olakan sedikit, temperatur hasil langkah kompresi rendah, dst.
Karena pembentukan campuran jelek, kecepatan bakarnya
rendah  saat pengapian harus lebih awal, supaya pada mulai langkah usaha campuran
sudah terbakar maksimum.
Pada keadaan motor mana advans vakum bekerja ?
Hanya pada beban rendah ( katup gas terbuka sedikit ). Pada idle dan pada beban
penuh advans vakum tidak bekerja.

Gambar 13.6 Berbagai posisi katup gas terhadap saluran vakum


Idle : vacuum tidak mencapai sambungan advance vacuum slang
Beban rendah : advance vacuum bekerja
Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 53
Beban penuh : vacuum di daerah sambungan slang rendah sekali. Advance vacuum tidak
bekerja.

Keterangan :
1. Advan vakum bisa dipasang pada karburator
2. Advans vakum idle disambung pada maniflod isap

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!

1. Jelaskan cara pemeriksaan advans sentrifugal secara sederhana!


2. Jelaskan cara pemeriksaan advans sentrifugal dengan timing light!
3. Jelaskan cara pelumasan governur sentrifugal!
4. Setiap berapa km pelumasan governor dilaksanakan ?
5. Jelaskan Akibat kerja advans sentrifugal jika pelumasan yang tidak teratur!

Kegiatan Belajar 14
Melepas-Memasang Distributor dan Menentukan Urutan Pengapian

Tujuan Pembelajaran :
 Dapat melepas distributor susuai SOP
 Dapat memasang distributor sesuai SOP
 Dapat menentukan letak silinder 1
 Dapat menentukan urutan pengapian/firing order

Uraian Materi
A. Melepas Distributor
a. Melepas semua kabel dari distributor
b. Memutar poros engkol sehingga torak pada silinder 1 pada posisi TMA langkah
kompresi ( posisi saat pengapian ) /TOP 1.
c. Memberi tanda pada rumah distributor sesuai dengan arah jari rotor
d. Memberi tanda pada rumah distributor dan blok motor
e. Melepas distributor dari dudukannya

Gambar 14.1 Melepas distributor dari mesin

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 54


B. Memasang Distributor
a. Pastikan bahwa posisi torak silinder 1 pada TMA langkah kompresi / posisi saat
pengapian
b. Menyesuaikan tanda pada rumah distributor dengan arah jari rotor
c. Memasang distributor pada blok motor
d. Memasang baut pengikat tapi jangan dikeraskan
e. Pasang sistem pengabelan
f. Stel saat pengapian, dan keraskan baut pengikat.
g. Hidupkan motor
C. Menentukan Letak Silinder 1
Menurut normalisasi DIN silinder 1 terletak paling jauh dari pemindah tenaga, pada bentuk V atau
bentuk datar silinder 1 terletak sebelah kiri dan paling jauh dari pemindah tenaga

Gambar 14.2 Menentukan letak silinder 1


D. Menentukan Urutan Pengapian
1. Melihat Gerakan Katup
a. Perhatikan jumlah silinder, untuk menentukan besar sudut jarak pengapian
b. Putar poros engkol sampai kedua katup silinder 1 dalam posisi menutup (langkah
kompresi)
c. Putar poros engkol sesuai dengan besar sudut jarak pengapian periksa dan catat
silinder mana yang kedua katupnya menutup
d. Ulangi langkah kerja diatas sampai silinder memperoleh urutan pengapian
2. Menutupi Lubang Busi dengan Gabus
a. Membuka busi silinder 1 dan mengantinya dengan gabus
b. Memutar motor sampai gabus pada silinder 1 lepas
c. Membuka semua busi yang lain dan menggantinya dengan gabus
d. Perhatikan dan catat, bila gabus lepas berarti pada silinder itu terjadi kompresi
e. Ulangi sampai semua silinder sampai memperoleh urutan pengapian
3. Menutupi Lubang Busi dengan Peluit
Langkah kerja sama dengan menutup lubang busi dengan gabus, hanya gabus diganti peluit.

Gambar 18.5 Menentukan letak silinder 1 menggunakan gabus dan pluit busi
Petunjuk :
Busi yang dihilangkan elektroda dan isolasinya. Bagian atas dipasang peluit
 Ada beberapa merk mobil yang tidak mengikuti normalisasi DIN

Jawablah pertanyaan dengan benar!

1. Jelaskan langkah-langkah melepas distributor dari mesin!


2. Jelaskan langkah-langkah memasang distributor kembali ke mesin!
3. Jelaskan bagaimana menentukan letak silinder 1 menurut “DIN”!
4. Jelaskan bagaimana menentukan urutan pengapian dengan melihat gerakan katup!
5. Jelaskan bagaimana menentukan urutan pengapian dengan menutup lubang busi dengan
gabus!

Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 55


Modul Sistem Pengapian “Susi Indrawati, S.Pd” Halaman 56

Anda mungkin juga menyukai