Anda di halaman 1dari 54

PENGESAHAN

Penguasaan Kompetensi, disiplin dan rasa tanggung jawab adalah


bekal yang harus dimiliki semua pihak untuk meningkatkan mutu pendidkan
di negeri tercinta ini. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai pencetak tenaga
kerja yang siap kerja dan bisa bersaing di era global harus bisa
menghasilkan lulusan yang kompeten pada bidangnya masing-masing,
untuk mencapai itu semua harus didukung bahan ajar / modul yang up to
date dan guru yang kompeten.

Salah satu sarana penting guna menyiapkan tenaga guru yang


kompeten adalah perlu adanya modul ajar yang dapat digunakan oleh
peserta didik saat mengikuti pelajaran kompetensi kejuruan di SMK N
Jateng Di Semarang – Kota Semarang. Hal inilah yang mendorong tim guru
menyusun modul ajar merencanakan program pembelajaran untuk
memenuhi komponen dalam proses pelaksanaan pelajaran.

Demikian modul ajar ini disusun semoga bermanfaat untuk


menunjang pelaksanaan pelajaran dan peningkatan kompetensi kejuruan
para peserta didik di SMK N Jateng Di Semarang – Kota Semarang, dan
dapat dimanfaatkan pula di tempat tugasnya masing-masing.

Mudah-mudahan modul ajar ini dapat bermanfaat bagi yang


menggunakannya dan semoga modul ajar ini dapat membantu dalam upaya
untuk mencapai tujuan, dan kami dengan senang hati menunggu kritik
serta saran-saran dari pembaca untuk perbaikan modul ajar di masa yang
akan datang.

Semarang, 10 Juli 2023

Kepala SMK N Jateng Di Semarang

Drs. SAMIRAN, MT.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 1 of 54


NAMA SUTRIYONO, S.Pd.
Sekolah / Unit Kerja SMK N JATENG DI SEMARANG
Bidang Keahlian Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program Keahlian Teknik Otomotif
Konsentrasi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Unit Kompetensi Teknik Kelistrikan Kendaraan Ringan
Tahun Pembelajaran 2022 / 2023
Kelas / Semester XII / 2
Pertemuan ke 1 s/d 4
Alokasi Waktu 4 pertemuan (8 x 45 menit)
Standar Kompetensi Sistem Air Conditioner Kendaraan
Kode Kompetensi Kurikulum Merdeka .............................
ELEMEN Perawatan Sistem Air Conditioner
Fase Capaian Pembelajaran F ( Kelas XII SMK )
Sub Materi Perawatan / perbaikan Sistem Air
Conditioner ( AC ) Kendaraan Ringan

CAPAIAN PEMBELAJARAN : A. Profil Pelajar Pancasila


Pada akhir fase F, peserta didik mampu • Mandiri, Bernalar
melakukan perawatan baterai serta Kritis,Disiplin,Bergotong royong
perawatan dan overhaul dalam menyelesaikan
permasalahan permasalahan
( pembongkaran, kontekstual dunia nyata.
pemeriksaan,perbaikan dan • Memperoleh dan memproses
pemasangan) pada : jaringan informasi dan gagasan.
kelistrikan, sistem penerangan dan • Menganalisis dan mengevaluasi
penalaran.
sistem lampu tanda, system wiper dan
B. Sarana dan Prasarana
washer, sistem power window dan
Komputer / Laptop / Smartphone,
central lock, electrical mirror, sistem Jaringan Internet, Proyektor / LCD,
starter, sistem pengisian, sistem Unit Mobil
pengapian, sistem pemanas mula C. Media Pembelajaran :
mesin Diesel, Sistem AC, sistem audio PPT, Job Sheet,Report Sheet.
video. Setiap pekerjaan dilakukan D. Model Pembelajaran :
sesuai Standard Operating Procedure Project Best Learning, Blended
( SOP). Penggunaan Alat Pelindung Learning
Diri (APD) atau peraturan Keselamatan E. Asesmen :
• Asesmen Individu dan Kelompok
Kerja yang berlaku.
F. Jenis Asesmen :
• Perfoma dalam presentasi hasil
• Tertulis (tes objektif, esai)
G. Sumber Pembelajaran :
1. Buku Pelajaran SMK Toyota,
2. Buku Sistem Kelistrikan kelas XI

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 2 of 54


A. Target Peserta didik Kalimat pemahaman bermakna :
Perangkat ajar ini dapat digunakan 1. Manusia berorganisasi untuk
guru untuk mengajar: musyawarah dalam upaya mengurai
a. Siswa reguler/tipikal masalah guna mencapai suatu tujuan
b. Siswa dengan hambatan belajar secara bersama.
c. Siswa cerdas istimewa berbakat
istimewa ( CIBI ) 2. Menjadi manusia yang santun dan
beretika adalah modal untuk menjalin
hubungan dan komunikasi yang baik
dengan sesama.

B. Jumlah siswa : Keterampilan Prasyarat :


Jumlah siswa dalam pembelajaran 1. Membaca Wiring Diagram
adalah 36 siswa 2. Membaca Alat Ukur
Mengenal Konsep dasar Sistem
Starter dan pengisian

C. Kelengkapan perangkat ajar :


Lembar kegiatan, rubrik penilaian,

TABEL 1 : PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


No Nama Peserta Didik Paham Kurang Paham Tidak Paham
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 3 of 54


21
22
23
24
No Nama Peserta Didik Paham Kurang Paham Tidak Paham
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

No Kegiatan Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
dst

KEGIATAN PEMBELAJARAN UTAMA PERSIAPAN PEMBELAJARAN


• Pengaturan Siswa : Persiapan yang dilakukan sebelum
- Berkelompok 4 orang pembelajaran dimulai:
• Metode : 1. Membaca materi pembelajaran
- Ceramah 2. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta
- Diskusi Didik
- Presentasi 3. Menyiapkan alat dan bahan yang
- Demonstrasi digunakan dalam pembelajaran
• Praktik

MATERI AJAR, ALAT DAN BAHAN.


Materi Ajar :
1. Fakta :
Masalah dalam kehidupan sehari
hari tentang sistem AC

2. Konsep :
Pengertian / definisi dan cara kerja
sistem AC

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 4 of 54


3. Prinsip :
Persyaratan dalam melaksanakan
diagnosa dan perbaikan Sistem AC
sesuai dengan Prosedur
Operasional Standar

4. Prosedur :
Cara menyelesaikan masalah yang
terkait dengan kerusakan dan
perbaikan disesuaikan dengan
Prosedur Operasional Standar

5. Alat dan Bahan :


Kertas HVS / Folio bergaris, Modul ,
Buku Paket, Job sheet, Report
Sheet ( LKPD ) Perangkat Tulis (
Penggaris, Pensil, Penghapus dan
Ball Point ), Unit kendaraan serta
alat kelengkapannya.

• Kegiatan Pendahuluan 30 menit •Kegiatan Inti ( 60 menit )


1. Guru memberikan salam dan ÷ FASE 1 : Penentuan Pertanyaan
mengajak semua siswa berdoa Mendasar
÷ Guru mengemukakan pertanyaan
menurut agama dan keyakinan
esensial yang bersifat eksplorasi
masing - masing.
pengetahuan yang telah dimiliki siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa
berdasarkan pengalaman belajarnya
3. Guru Merefleksi pembelajaran
yang bermuara pada penugasan
sebelumnya
peserta didik dalam melakukan
4. Guru menyampaikan tujuan
aktivitas
pembelajaran
 Bagaimana cara mengidentifikasi
5. Guru menyampaikan rencana komponen AC
kegiatan yang akan dilaksanakan  Cara membaca wiring diagram sitem
yaitu bertanya jawab, berkelompok AC.
dan diskusi.  Bagaimana Mendiagnosa Kerukanan
6. Guru menyampaikan rencana pada sistem starter dan engisian
penilaian pengetahuan dan
÷ FASE 2 : Mendesain Perencanaan
keterampilan
Proyek ( Design a Plan
For
the project ).
÷ Guru dapat membagi peserta didik
menjadi sembilan kelompok yang
maksimal terdiri 3 orang atau 4
orang menyesuaikan jumlah siswa.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 5 of 54


 Guru memfasilitasi setiap kelompok
untuk memnentukan ketua dan
sekertaris secara demokratis , dan
mendeskripsikan tugas msing
masing setiap anggota kelompok.
 Guru dan peserta didik
membicarakan aturan main untuk
disepakati bersama dalam
penyelesaian proyek. Hal hal yang
disepakati :

Pemilihan aktivitas, waktu maksimal


yang direncanakan, sangsi yang
dijatuhkan pada pelanggaran aturan
main, tempat pelaksanaan proyek,
hal hal yang dilaporkan , serta alat
dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek.

÷ Fase 3 : Menyusun Jadwal ( Create


a Schedule )
 Guru memfasilitasi peserta didik
untuk membuat jadwal aktifitas yang
mengacu pada waktu maksimal yang
disepakati
 Guru memvasilitasi peserta didik
untuk menyusun langkah
alternatif.jika ada sub aktifitas yang
molor dari waktu yang telah
dijadwalkan.
 Guru meminta setiap kelompok
menuliskan alasan setiap pilihan
yang telah dipilih.

÷ Fase 4 : Membuat proyek dan


Memonitor peserta didik
÷ Guru membagikan Lembar Kerja
Peserta didik yang berisi tugas
proyek dengan tagihan :
1. Menuliskan informasi yang secara
eksplisit dinyatakan dalam tugas.
2. Menuliskan beberapa pertanyaan
yang terkait dengan masalah /
tugas yang diberikan
3. Menuliskan konsep – konsep /
prinsip Kerja Sistem starter dan
pengisian
4. Mengkaitkan konsep dengan
diagnosa kerusakan serta
perbaikannya

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 6 of 54


5. Melakukan pengujian dan
pengukuran sistem starter dan
pengisian
6. Melakukan perbaikan sistem
pengapian sistem starter dan
pengisian
7. Menarik kesimpulan

÷ Fase 5 : Menguji Hasil ( Assess the


outcome )
 Guru telah melakukan penilaian
selama monitoring dilakukan dengan
mengacu pada rubrik penilaian yang
bertujuan : mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam menyusun
strategi pembelajaean berikutnya.

÷ Fase 6 : Mengevaluasi Pengalaman

 Peserta didik secara berkelompok


melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah
dijalankan . hal – hal yang direfleksi
adalah kesulitan-kesulitan yang
dialami dan cara mengatasinya dan
perasaan yang dirasakan pada saat
menemukan solusi dari masalah
yang dihadapi. Selanjutnya
kelompok lain menanggapi.

Penutup (10 menit ) ÷ Refleksi Guru :


1. Guru memfasilitasi peserta didik • Apakah dalam membuka pelajaran
untuk menyimpulkan hasil temuan
dan memberikan penjelasan teknis
barunya
2. Guru memberikan tugas atau intruksi yang disampaikan untuk
proyek…… untuk dikerjakan pembelajaran yang akan dilakukan
selama satu minggu . dapat dipahami oleh siswa ?.
Guru menutup pembelajaran dengan • Bagain manakah pada rencana
mengucupkan syukur dan berdoa pembelajaran yang perludiperbaiki ?.
bersama semoga apa yang dipelajari
• Bagaimana tanggapan siswa terhadap
hari ini dapat dipahami dengan baik.
materi atau bahan ajar, pengelolaan
kelas, latihan dan penilaian yang telah

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 7 of 54


dilakukan dalam pembelajaran ?.
• Apakah dalam berjalannya proses
pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan ?.
• Apakah 100% siswa mencapai tujuan
pembelajaran ?. Jika tidak, berapa
persen (%) yang belum tercapai ?.
• Apakah arahan dan penguatan materi
yang telah dipelajari dapat dipahami
oleh siswa ?.

÷ Refleksi Peserta Didik


• Apakah Anda memahami instruksi
yang
dilakukan untuk pembelajaran ?.
• Apakah media pembelajaran, alat dan
bahan mempermudah Anda dalam
pembelajaran ?.
• Materi apa yang Anda pelajari pada
pembelajaran yang telah dilakukan ?.
• Apakah materi yang disampaikan,
didiskusikan, dan dipresentasikan
dalam pembelajaran dapat Anda
pahami ?.
• Manfaat apa yang kamu peroleh dari
materi pembelajaran ?.
• Sikap positif apa yang kamu peroleh
selama mengikuti kegiatan
pembelajaran ?.
• Kesulitan apa yang kamu alami dalam
pembelajaran ?.

÷ Asesmen yang dilakukan


• Observasi guru selama kegiatan
belajar berlangsung
- Tanggung jawab mengerjakan tugas
- Keaktifan peserta didik saat diskusi
materi
- Kesantunan dalam proses belajar
• Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
( terlampir )

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 8 of 54


• Penilaian hasil lembar kerja siswa
( terlampir ) Unjuk Kerja

Kriterian untuk Mengukur Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Kompetensi yang harus dikuasai siswa :
• Siswa mampu mengidentifikasi komponen sistem AC
• Siswa mampu menjelaskan cara kerja dan membaca wearing diagram system AC
• Siswa mampu menggunakan alat ukur
• Siswa mampu mendiagnosa kerusakan dan melakukan perbaikan sesuai Prosedur
Operasional Standar

1. Asesmen Formatif
Dimensi P5
No Tanggal Nama Peserta Didik Bernalar Kritis Mandiri Kreatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 9 of 54


31
32
33
34
35
36

2. Asesmen Tanya Jawab


Jawaban Peserta Didik
No Pertanyaan Nama Peserta Didik Tepat Kurang Tepat Tidak Tepat
1
2
3
4
5
Jawaban Peserta Didik
No Pertanyaan Nama Peserta Didik Tepat Kurang Tepat Tidak Tepat
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 10 of 54


3. Asesmen Presentasi Siswa

Jawaban Peserta Didik


No Aspek Yang Dinilai Tepat Sekali Tepat Kurang Tepat Tidak Tepat

1 Bahan Tayang ( PPT )


2 Ketepatan Bahasan
3 Bahasa
4 Manajemen Waktu

4. Asesmen Sumatif Pembuatan Project


Skor
No Aspek yang Dinilai Maksimum
1 Persiapan :
a. Latar Belakang : ( Tepat = 3; Kurang Tepat = 2; Tidak Tepat = 1 ) 6
b. Pilihan Rumusan Masalah : ( Tepat = 3; Kurang Tepat = 2; Tidak Tepat = 1 )

2 Pelaksanaan :
a. Keakuratan Data / Informasi : ( Akurat = 3; Kurang Akurat = 2;
Tidak Akurat = 1 ) 12
b. Kelengkapan Data : ( Lengkap = 3; Kurang Lengkap = 2; Tidak Lengkap = 1 )
c. Analisis Data : ( Baik = 3; Cukup = 2; Kurang = 1 )
d. Kesimpulan : ( Tepat = 3; Kurang Tepat = 2; Tidak Tepat = 1 )

3 Pelaporan Hasil :
a. Sistematika Laporan : ( Baik = 3; Kurang Baik = 2; Tidak Baik = 1 )
b. Penggunaan Bahasa : ( Sesuai Kaidah = 3; Kurang Sesuai Kaidah = 2; Tidak 12
Sesuai Kaidah = 1 )
c. Penulisan / Ejaan = ( Tepat = 3; Kurang Tepat = 2; Tidak Tepat / banyak
Kesalahan = 1 )
d. Tampilan : ( Menarik = 3; Kurang Menarik = 2; Tidak Menarik = 1 )

Skor Maksimal 30

5. Penilaian Ketrampilan
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN DAN OBSERVASI PADA
PENGERJAAN LKPD
SKOR 1 - 4
No Nama Peserta Didik Kreatifita Kejelasan Kebenara Kerjasama Penggunaan Kemampuan Kerapian
s jawaban n jawaban kelompok strategi presentasi
1
2
3
4
5
6

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 11 of 54


7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
SKOR 1 - 4
No Nama Peserta Didik Kreatifita Kejelasan Kebenara Kerjasama Penggunaan Kemampuan Kerapian
s jawaban n jawaban kelompok strategi presentasi
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

6. RUBRIK PENILAIAN KINERJA


N Kriteria Skor
Kriteria Skor
o

1. Menunjukkan kreatifitas yang tinggi 1. Menunjukkan kreatifitas yang cukup


dalam pemecahan masalah dalam pemecahan masalah
2. Kejelasan atau keterangan jawaban 2. Kejelasan atau keterangan
sangat lengkap jawaban cukup lengkap
3. Kebenaran jawaban sangat tepat 3. Kebenaran jawaban cukup tepat
4. Kerjasama kelompok sangat baik 4. Kerjasama kelompok cukup baik
5. Interpretasi jawaban masalah 5. Interpretasi jawaban masalah cukup
sangat akurat akurat
2
1
6. Penggunaan strategi sangat benar 4 6. Penggunaan strategi cukup benar
dan tepat dan tepat
7. Kerapian sangat baik 7. Kerapian cukup baik
8. Kemampuan komunikasi 8. Kemampuan komunikasi
dalam presentasi hasil kerja dalam presentasi hasil
sangat baik kerja cukup baik

3 1
1. Menunjukkan kreatifitas yang 1. Menunjukkan kreatifitas yang
baik dalam pemecahan masalah rendah dalam pemecahan masalah

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 12 of 54


2. Kejelasan atau keterangan jawaban 2. Kejelasan atau keterangan jawaban
lengkap tidak lengkap
3. Kebenaran jawaban tepat 3. Kebenaran jawaban tidak tepat
2 4. Kerjasama kelompok baik 4. Kerjasama kelompok tidak baik
5. Interpretasi jawaban masalah akurat 5. Interpretasi jawaban masalah tidak
6. Penggunaan strategi benar dan akurat
tepat 6. Penggunaan strategi tidak benar
7. Kerapian baik dan tepat
8. Kemampuan komunikasi dalam 7. Kerapian tidak baik
presentasi hasil kerja baik 8. Kemampuan komunikasi dalam
presentasi hasil kerja tidak baik

7. PENILAIN PENGETAHUAN

Nilai Skor
No Nama Peserta Didik 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 13 of 54


35
36

KETERANGAN :
No Rubrik Pedoman Penskoran Skor
1 Jawaban Lengkap Dan Semuanya Benar 8 - 10
2 Jawaban Kurang Lengkap Dan Hanya beberapa yang Benar 1-7
3 Tidak Menjawab / Jawaban Salah 0

8. PENILAIN PRESENTASI DAN LAPORAN


Belum Cukup Sangat
Kompeten
Aspek Kompeten Kompeten Kompeten
(70-84)
(0-64) (65-69) (85-100)

• Peserta didik tidak • Peserta didik • Peserta didik • Peserta didik


mampu mampu mampu mampu
mempresentasikan mempresentasi mempresentasi mempresentasi
Proses hasil karya kan hasil karya kan hasil karya kan hasil
Presentasi namun dengan dengan sikap observasi
sikap yang yang baik dengan sikap
kurang baik namun tidak yang baik dan
mampu mampu
berdiskusi berdiskusi

• Data disajikan • Data disajikan • Data disajikan • Data disajikan


dengan kurang dengan kurang dengan kurang dengan kurang
lengkap lengkap lengkap lengkap

• Pembahasan • Pembahasan • Pembahasan • Pembahasan


Hasil Karya tidak sebagian berhubungan berhubungan
berhubungan berhubungan dengan hasi dengan hasil
dengan hasil dengan hasi data yang data yang
data yang data yang diperoleh diperoleh
diperoleh diperoleh

• Susunan • Susunan • Susunan • Susunan


laporan tidak laporan kurang laporan kurang laporan rapi
rapi rapi rapi

9. REMIDI DAN PENGAYAAN

9.1. REMIDIAL

Bentuk
No Nama Peserta Didik Nilai Indikator yang Pelaksanaan Nilai Ket
Test tidak dikuasai Remidial Remidia

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 14 of 54


l
1
2
3
4
5

dst

Bentuk Pelaksanaan Remidial :


• Pemberian Bimbingan Khusus / Pemberian Tugas Khusus

9.2. PENGAYAAN

No Nama Peserta Didik Nilai Test Bentuk Pengayaan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 15 of 54


31
32
33
34
35
36

10. RUBRIK PENILAIAN INDIVIDU


A. PENILAIAN SIKAP DALAM KEGIATAN BELAJAR
• Indikator sikap disiplin dan tanggung jawab dalam pembelajaran
1. Kurang baik jika tidak tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran dan dalam
mengerjakan tugas.
2. Baik jika sudah tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan
tugas tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat Baik jika sudah tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran dan
mengerjakan tugas dengan konsisten.
• Indikator sikap keaktifan dalam pembelajaran
1. Kurang Aktif jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2. Aktif jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum konsisten
3. Sangat Aktif jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan konsisten
B. PENILAIAN KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM
KEGIATAN BELAJAR
No Indikator Ketercapaian Nomor
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran Soal

1 Menganalisa serta mampu Siswa mampu menganalisa,


menganalisa,membaca wiring membaca wiring Sistem AC ,
Sistem AC, mendiagnosa mendiagnosa dan melakukan
1, 2
kerusakan serta perbaikan sistem perbaikan sistem AC sesuai
AC. POS ( Prosedur Operasional
Standar )

2 Menganalisa serta mampu Siswa mampu menganalisa,


merancang solusi untuk Merancang solusi untuk
menyelesaikan permasalahan menyelesaikan permasalahan
3
kerusakan serta perbaikan sistem serta perbaikan sistem AC
AC. sesuai POS ( Prosedur
Operasional Standar )

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 16 of 54


C. RUBIK PENILAIAN PENGAYAAN
PEDOMAN PENSKORAN
No Uraian Jawaban/Kata Kunci Skor Level Kognitif
1
2
3
4
5
dst
Total Skor

11. RUBRIK PENILAIAN KELOMPOK

A. PENILAIAN SIKAP DALAM KEGIATAN BELAJAR


• Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan
kelompok secara terus menerus dan konsisten.
• Indikator sikap keaktifan dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang Aktif jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2. Aktif jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum konsisten
3. Sangat Aktif jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan konsisten
B. PENILAIAN KETERCAPAIAN DALAM KEGIATAN BELAJAR

Bagian Skor
No Indikator
LKS 1 2 3 4
Terisi namun
Terisi namun Terisi namun tidak Terisi namun
1 Menjelaskan Cara Kegiatan tidak benar atau
1 tidak benar ≤ benar atau > 65% tidak benar
Kerja sistem AC Belajar 1 > 25% sampai ≤
25% sampai ≤ 85% atau >85%
65%
2 .2 Mengidentifikasi Kegiatan Terisi namun Terisi namun Terisi namun tidak Terisi namun
Komponen sistem AC Belajar 2 tidak benar ≤ tidak benar tau > benar atau > 65% tidak benar

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 17 of 54


Bagian Skor
No Indikator
LKS 1 2 3 4
25% sampai ≤
25% sampai ≤ 85% atau >85%
65%
.3 Mendiagnosa Terisi namun
Terisi namun Terisi namun tidak Terisi namun
kerusakan sistem AC Kegiatan tidak benar atau
3 tidak benar ≤ benar atau > 65% tidak benar
Belajar 3 > 25% sampai ≤
25% sampai ≤ 85% atau >85%
65%
.4 Memperbaiki sistem Terisi namun
Terisi namun Terisi namun tidak Terisi namun
AC Kegiatan tidak benar atau
4 tidak benar ≤ benar atau > 65% tidak benar
Belajar 4 > 25% sampai ≤
25% sampai ≤ 85% atau >85%
65%

Glosarium

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 18 of 54


Daftar Pustaka :

1. Battery Ignition system, Robert Bosch GmbH, 1985 Postfack 50. D-7000 Stuttgart
2. Benttly Robert, Automotive Hand Book UDI – Verlag Germany, 1989
3. Ignition System, Toyota General Service Training Toyota Motor Corporation
4. Pedoman Reparasi Mesin Seri K Februari 1981, Toyota Astra Motor
5. Petter A. Weller, Fachkunde Fahrzeugtechnik Holland Josenshaus, Germany, 1989
6. Spuller, Anton Schneider, Sistem Pengapian Konvensional, VEDC – Malang
7. Sullivan`s Kalvin R. (2004),Diagnosis & Testing,WWW.Autoshop 101. Com
8. Sullivan`s Kalvin R. (2004),Analog and Digital Meter,WWW. Autoshop 101. com
9. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Circuit, WWW. Autoshop 101. Com
10. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wire and Conectors,WWW. Autoshop 101. com
11. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Fundamentals,WWW.Autoshop 101. com
12. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wiring Diagrams, WWW. Autoshop 101. Com
13. TEAM (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta, Toyota Astra Motor
14. TEAM (1996), Electrical Group Step 2, Jakarta, Toyota Astra Motor
15. Toyota Astra Motor (th). Materi Engine Group Step 2,Jakarta , Toyota Astra Motor
16. Zundkerzen, BOSCH – Technische Unterrichtung, Stuttgart, 1976
17. Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
18. Sitanggang, Rinson. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Jakarta: Kementrian
Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia (E-book K13)
19. Hidayat, Abdurahman. Bambang Sujatmiko, dan Kosim. 2005. Perbaikan Sistem Pengapian.
Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1 : Aspek Keselamatan Kerja, nama, fungsi dan cara kerja
komponen AC Mobil ( Kendaraan Ringan ).

A. Tujuan kegiatan belajar

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 19 of 54


1. Peserta Diklat dapat melaksanakan aspek keselamatan kerja yang harus
diikuti pada waktu mengerjakan pekerjaan servis AC.
2. Peserta diklat dapat menyebutkan nama-nama dan fungsi komponen utama
AC.
3. Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja komponen utama AC.

MATERI :

1) Aspek Keselamatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek yang penting dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan mesin untuk itu sebaiknya berhati-hati
dari segala kemungkinan bahaya yang mungkin timbul dari pekerjaan tersebut.
Servis AC merupakan salah satu pekerjaan yang berhubungan dengan mesin,
disana ada unsur listrik, bahan kimia, api, benda tajam, dan masih banyak lagi
hal-hal yang dapat mendatangkan bahaya sehingga peserta diklat sebaiknya
mengikuti petunjuk yang akan diberikan di bawah ini.
Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok yang
satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat :
a.Keselamatan lingkungan
b.Keselamatan diri
c.Keselamatan benda kerja

Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas diperhatikan
dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka kita akan
memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh masyarakat,
perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Sebagai contoh:
Kendaraan yang kita servis AC nya berhasil mendapatkan pujian dari
konsumen, karena konsumen puas dengan kenyamanan yang didapatkannya,
diri kita juga terhindar dari kecelakan kerja namun apabila dalam membuang
gas sisa refrigerant kita kurang hati-hati, sehingga kita ikut andil dalam
menggerogoti lapisan ozon bumi kita, hal ini tentu akan menimbulkan cerca
masyarakat kepada bengkel kita.

Disarankan peserta diklat memperhatikan ketiga unsur keselamatan tersebut


dengan mengikuti petunjuk keselamatan kerja sesuai dengan standar
operasional prosedur yang berlaku.

Pada aspek keselamatan diri disarankan untuk selalu menggunakan


peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan oleh
perusahaan dan jangan sekali-kali mengabaikannya, seperti :

• Pakaian kerja
• Kacamata pelindung

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 20 of 54


• Sarung tangan
• Sepatu kerja
• Masker hidung dll.

Pada aspek keselamatan bahan atau benda kerja ikuti petunjuk dibawah :
• Sebelum membongkar komponen AC selalu lepaslah battery terlebih dahulu
• Gunakan cover pelindung cat pada bagian yang akan dikerjakan
• Aktifkan rem tangan agar kendaraan tidak bergerak sendiri
• Gunakan tabung penampung saat membuang zat Refrigerant
• Singkirkan zat-zat yang mudah terbakar dari sekitar pekerjaan
• Gunakan alat sesuai dengan penggunaannya
• Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan listrik/elektronik.

Prosedur Pertolongan Pertama


Apabila peserta diklat terkena zat Refrigerant secara langsung, maka yang
harus dilakukan adalah :

Siram bagian luka dengan menggunakan air dingin beberapa menit hingga
terasa nyaman, hal ini dimaksudkan untuk mencegah naiknya temperatur
pada bagian luka tersebut. Jika yang terkena bagian mata hindari menggosok
baik dengan telapak tangan ataupun dengan benda yang lain untuk
menghindari syaraf mata menjadi beku. Akan tetapi lakukanlah hal yang sama
yaitu dengan menyiram dengan air dingin, kemudian balut dengan kassa
bersih agar kotoran tidak masuk.

Setelah prosedur petolongan pertama sudah dilakukan, segeralah dibawa ke


puskesmas atau rumah sehat untuk memperoleh pelayanan medis yang lebih
baik.

2. NAMA-NAMA DAN FUNGSI KOMPONEN UTAMA AC ( AIR CONDITIONER )


DAN AUTOMATIC AIR CONDITIONER

PENDAHULUAN
Elektron adalah partikel berukuran sangat kecil yang bermuatan negatif dan
bergerak di sekeliling inti atom atau nukleus ( nucleus ). Proton dalam nukleus
bermuatan positif.

Elektronika adalah ilmu atau teknologi yang berhubungan dengan fungsi-


fungsi elektron, juga dengan perkembangan dan aplikasi komponem, sirkuit,
dan peralatan yang berhubungan dengan teknologi ini. ( Transistor, diode, IC
atau Integrated Circuit), dan mikroprosesor adalah beberapa contoh aplikasinya
).

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 21 of 54


IC dan mikroprosesor dibangun dari komponen-komponen elektronika
seperti transistor dan diode. Peralatan elektronika ini telahbanyak
menggantikan peralatan mekanik masa lalu. Peralatan elektronika dapat
didesain dengan fungsi yang lebih banyak dan berbentuk jauh lebih kompak
dibanding peralatan mekanik.

Bidang otomotif dewasa ini sudah sangat tergantung pada pemakaian


peralatan kelistrikan dan elektronik, mulai dari yang sederhana yaitu untuk
menghidupkan atau mematikan lampu sampai dengan komponen untuk Engine
Management System ( EMS ), Antilock Brake System ( ABS ), Transmission
Control System ( TCS ), SRS airbag, instrumentation system, Body Control
Module ( BCM ) Automatic AC dan sebagainya, dan diatur oleh microcomputer.

Mengingat banyaknya penggunaan komponen listrik dan elektronik


tersebut, dimana kemungkinan besar banyak terjadi kerusakan pada
komponennya jika dibandingkan dengan sistem mekanis yang tradisional.
Maka, sangat penting sekali bagi para Teknisi untuk mempelajari dasar
kelistrikan dan elektronika, sehingga bisa melakukan perbaikan dan perawatan
pada kendaraan secara cepat dengan benar.

Para Teknisi, Peserta Diklat dan Peserta Didik disini diharapkan akan
mempunyai pengetahuan teori dasar listrik dan dasar elektronika, memahami
dan penerapannya pada pemeriksaan ataupun perbaikan sistem kelistrikan
kendaraan. Dan diharapkan pula buku pegangan atau Hand Out ini bisa sedikit
membantu para Teknisi, Peserta Diklat dan Peserta Didik dalam melakukan
trouble shooting dan perbaikan secara tepat dan cepat.

1. Sistem Pendingin Udara


Pendingin udara ( Air conditioning ) A / C mengontrol temperatur udara di
dalam ruangan kendaraan. Fungsinya mengurangi kelembaban, disamping
mengontrol pemanasan atau pendinginan udara. A / C juga berfungsi
menghilangkan gangguan semacam pembekuan, pengembunan di permukaan
kaca.
• Kontrol temperatur dan kelembaban
• Kontrol sirkulasi udara
• Saringan Udara dan Pembersih Udara

2. Pemanas

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 22 of 54


Untuk memanaskan udara, pertukaran hawa panas dilakukan oleh inti
pemanas, yang diletakkan di engine coolant yang panas karena reaksi
mesin, kemudian dialirkan dengan blower. Pemanas ini, dengan demikian
masih dalam keadaan dingin sampai temperatur mesin membuatnya panas.
Maka fungsi pemanas ini belum berlaku, sesaat mesin baru dihidupkan.

3. Pendingin
Untuk mendinginkan udara evaporator bertindak sebagai penukar udara panas.
Bila A/C dinyalakan, kompresor mulai bekerja dan me-ngirim zat pendingin
( refregerant ) ke evaporator.
Evaporator didinginkan oleh zat pendingin, yang mendinginkan udara dari
blower. Sistem pemanas bergantung kepada temperatur mesin (kondisi mesin),
sedangkan sistem pendingin bekerja secara mandiri.

4. Pengurang Kelembaban
Udara didinginkan ketika melewati evaporator. Kandungan air dalam udara
akan diembunkan dan melekat ke sirip evaporator. Maka kelembaban udara di
interior kendaraan menjadi berkurang. Air yang menempel di sirip menjadi
embun dan ditampung dalam saluran, selanjutnya keluar.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 23 of 54


5. Komponen Sistem Pendingin.
Siklus sistem pendingin terjadi secara siklus tertutup ( sirkulasi berulang ).

• Zat pendingin ( refregerant ) cair yang sudah melewati filter ini mengalir ke
katup ekspansi, tekanan menjadi kecil 2 bar setelah melewati katup expansi,
zat pendingin ( refregerant ) menjadi campuran gas dan cair.
• Percampuran gas dan cairan zat pendingin (refregerant) yang dingin ini
mengalir keevaporator, yang menguapkan cairan tersebut. Panas dari udara
yang melewati eveporator diserap oleh zat pendingin (refregerant). Maka zat
pendingin (refregerant) yang masih cair berphase menjadi gas di dalam
evaporator dan kembali lagi ke kompresor seterusnya ditekan oleh
kompresor, begitu siklus sistem pendingin terjadi secara berulang-ulang.

6. Kompresor
Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Fungsi dari
kompresor
adalah menekan zat pendingin ( refregerant ) dari bentuk gas tekanan rendah
menjadi gas tekanan tinggi.

6.1. Secara umum kompresor dapat dibedakan menjadi 2 macam :


Kompresor model torak.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 24 of 54


Untuk menghisap dan menekan zat pendingin ( refregerant ) dilakukan oleh
gerakan torak ( piston ) di dalam silinder kompresor.
Kompresor torak terdiri dari :
1. Gerakan tegak lurus
2. Gerakan memanjang
3. Gerakan aksial
4. Gerakan radial
5. Gerakan menyudut

Kompresor torak dengan gerakan aksial terdiri dari sejumlah piston


berpasangan diset pada piring goyang pada interval 72° untuk kompresor
10 silinder atau pada interval 120° untuk kompresor 6 silinder. Saat salah

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 25 of 54


satu sisi piston berada pada langkah kompresi, maka sisi yang lain berada
pada langkah hisap.

Prinsip Kerja :
Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan
pengatur yang dikombinasikan dengan tangkai untuk menekan zat
pendingin ( refregerant ). Saat piston bergerak ke dalam, katup penghisap
terbuka membuat tekanan berbeda dan menghisap zat pendingin
(refregerant) ke silinder.

Sebaliknya ketika piston bergerak keluar katup pengisap menutup untuk


menekan zat pendingin ( refregerant ). Karena zat pendingin (refregerant)
ditekan katup pelepas membuka dan zat pendingin ( refregerant ) dikirim
keluar. Katup, penghisap dan katup pelepas juga mencegah zat pendingin
( refregerant ) mengalir balik.

6.2. Kompresor model Rotari


Gerakan rotor di dalam stator kompresor akan menghisap dan menekan zat
pendingin ( refregerant ).

Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua
baling – baling. Langkah hisap terjadi saat pintu masuk mulai terbuka dan
berakhir setelah pintu masuk tertutup, pada waktu pintu masuk sudah

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 26 of 54


tertutup dimulai langkah tekan, sampai katup pengeluaran membuka,
sedangkan pada pintu masuk secara bersamaan sudah terjadi langkah
hisap demikian seterusnya.

• Keuntungan kompresor rotari :


+ Karena setiap putaran menghasilkan langkah – langkah hisap dan
tekan secara bersamaan, maka momen putar lebih merata akibatnya
getaran / kejutan lebih kecil.
+ Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil & menghemat tempat .
• Kerugian :
+ Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil saja sebab
pada volume yang besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan
kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan.

7. Kopling Magnet
Supaya hubungan kompresor dengan motor penggeraknya dapat diputuskan
dan dihubungkan ( pada saat AC dihidupkan dan dimatikan ), maka kita
perlukan sebuah kopling magnet yang dipasang pada poros kompresor,
bersama roda puli.

Bila sakelar dihubungkan, magnet listrik akan menarik plat penekan sampai
berhubungan dengan roda pulley poros kompresor terputar.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 27 of 54


Pada waktu sakelar putuskan pegas plat pengembali akan menarik plat
penekan,
sehingga putaran motor penggerak terputus dari poros kompresor (putaran
motor
penggerak hanya memutar pulley saja).

8. Kondensor
Dalam kondensor akan terjadi perubahan bentuk zat pendingin ( refregerant ),
karena kondensasi yang dilakukan oleh kondensor.
Perubahan bentuk itu dari gas menjadi cair. Supaya pendingin / kondensasi
dari
zat pendingin ( refregerant ) lebih sempurna, maka pemasangan kondensor
perlu
diperhatikan arah aliran udara yang membantu proses pendinginan kondensor
pada mobil ditempatkan biasanya di depan radiator supaya dapat dialiri udara
waktu mobil berjalan

Adakalanya pemasangan kon-densor di depan radiator tidak dilengkapi


dengan kipas – kipas pendingin, tapi kipas pendingin mesin diganti dengan
yang lebih besar supaya pendinginan mesin akan dapat di-laksanakan
bersama – sama dengan pendinginan kondensor.

Sistem ini merugikan bila sistem AC tidak dipakai, karena kipas yang
besar akan makan daya mekanis mesin, akibatnya boros bahan bakar. Untuk
itu memakai kipas pendingin listrik tersendiri pada kondensor adalah solusi
lain meskipun kondensor dipasang di depan radiator, diatas atap mobil
ataupun di bawah lantai dan dimana saja memungkinkan.

9. Dryer / Reciever
Dryer / Reciever diskonstruksi berupa tabung silinder yang di dalamnya
terdapat gel silika yang menyerap uap air pada zat pendingin (refregerant).
Pada bagian atas dryer / reciever kebanyakan dilengkapi dengan kaca

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 28 of 54


pengontrol untuk melihat zat pendingin ( refregerant ) yang beredar dalam
sistem kurang atau cukup.

Adakalanya pada dryer / reciever dipasangkan dua buah sakelar yang bekerja
berdasarkan tekanan atau temperatur ( saklar menghubung bila tekanan atau
temperatur dalam saringan melebihi dari batas maksimal ). Kadang – kadang
dryer / reciever dilengkapi pula dengan tutup pengaman yang terbuat dari
wood metal. Tutup pengaman ini akan cair bila temperatur zat pendingin
(refregerant) sudah mencapai batas yang ditentukan.

10. Katup Expansi


Tekanan zat pendingin ( refregerant ) yang berbentuk cair dari
kondensor, saringan harus diturunkan supaya zat pendingin ( refregerant )
menguap, dengan demikian penyerapan panas dan perubahan bentuk zat
pendingin ( refregerant ) dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan
sempurna sebelum keluar evaporator. Untuk itulah padasaluran masuk
evaporator dipasang katub ekspansi. Bekerjanya katup ekspansi diatur

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 29 of 54


sedemikian rupa agar membuka dan menutupnya katup sesuai dengan
temperatur evaporatur atau tekanan di dalam sistem.

11. Katup ekspansi tipe Box


Katup ini akan mendeteksi temperatur pendingin ( beban pendinginan ) di
sekeliling soket evaporator melalui batang pendeteksi panas dan
mentransmisikannya ke gas yang ada di dalam diafragma. Perubahan
tekanan gas karena adanya perubahan temperatur dan keseimbangan antara
tekanan soket evaporator menyebabkan pegas tekanan menggerakkan jarum
soket untuk menyesuaikan jumlah pendingin yang mengalir.

Prinsip Kerja : Temperatur di sekeliling soket evaporator berubah


tergantung dari beban pendinginan.

+ Jika beban pendinginan kecil, temperatur di sekeliling soket evaporator


menurun dan temperatur yang ditransmisikan dari batang pendeteksi panas
ke gas dalam diafragma juga ikut turun. Menyebabkan gas berkonstraksi,
akibatnya jarum katup tertekan oleh soket tekanan pendingin dari
evaporator dan pegas tekanan menekan dan bergerak kekanan. Penutupan
katup akan menurunkan jumlah aliran pendingin dan menurunkan
kemampuan pendinginan.

+ Jika beban pendinginan besar, temperatur sekeliling soket evaporator


meningkat dan menyebabkan gas menyebar. Akibatnya jarum katup
bergerak ke kiri, menekan pegas penekan. Pembukaan katup akan
meningkatkan jumlah sirkulasi pendingin dan membuat kemampuan
pendinginan naik.

+ Katup ekspansi tipe kontrol tekan dan temperatur komponen yang


mendeteksi suhu / temperatur pada katup expansi terletak di sisi luar soket
evaporator. Di atas diafragma yang mengarah ke tabung pendeteksi panas
terdapat gas pendingin dan tekanan gas berubah tergantung dari
temperatur pada soket evaporator. Tekanan pendingin pada soket
evaporator ada di bagian bawah diafragma.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 30 of 54


Keseimbangan antara kekuatan untuk menekan diafragma ke atas ( tekanan
pendingin pada soket evaporator + daya pegas ) dan tekanan pendingin dari
tabung pendeteksi panas akan menggerakkan jarum katup untuk
menyesuaikan dengan aliran pendingin.

Supaya pengaturan menutup dan membuka disesuaikan dengan tekanan


yang ada, maka dapat ditulis persamaan :

Pt = Pp + Pe
Bila tekanan evaporator naik, Pe juga naik, Pt turun (lihat persamaan),
Pp akan mendorong katup ke atas kembali sampai menutup saluran. Zat
pendingin ( refregerant ) tidak mengalir ke evaporator ----- Suhu
evaporator naik kembali dan tekanannya akan turun katup akan bekerja
seperti semula, demikian seterusnya.

12. Evaporator
Bentuk dan konstruksi evaporator tidak berbeda dari kondensor, tetapi
fungsi kedua – duanya berlainan. Pada kondensor panas zat pendingin
( refregerant ) harus dikeluarkan, agar terjadi perubahan bentuk zat pendingin
( refregerant ) dari gas ke cair.

Prinsip ini berlaku sebaliknya pada evaporator, zat pendingin


( refregerant ) cair dari kondensor harus dirubah kembali menjadi gas dalam
evaporator, dengan demikian evaporator harus menyerap panas, agar

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 31 of 54


penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipa – pipa
evaporator juga diperluas permukaannya dengan memberi kisi – kisi
( elemen) dan kipas listrik (blower), supaya udara dingin juga dapat dihembus
ke dalam ruangan.

Pada rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran / pipa untuk


keluarnya air yang terkumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab.
Air ini juga akan membersihkan kotoran yang menempel pada kisi–kisi
evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air.

13. Electric Air Conditioning


Sistem pedingin mengalami perkembangan karena kebutuhan akan
kenyamanan berkendara, kondisi yang diinginkan pengendara adalah: Kepala
sejuk ( dingin ), badan sejuk kecepatan aliran uadar rendah, daerah punggung
( tempat duduk ) tidak berkeringat, dan kaki hangat.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 32 of 54


Gambar 17 di atas menggambarkan suasana ruangan yang dikendaki oleh
pengemudi dan penumpang kendaraan, dengan kontrol elektronik pada
sistem AC memungkinkan suasana tersebut diaplikasikan.

Kendaraan yang sudah dilengkapi dengan sistem auto A/C, dengan


mengaktifkan pengaturan temperatur udara yang dikehendaki, menggunakan
selektor temperatur dan menekan switch AUTO. Sistem akan segera
menyesuaikan dan menjaga temperatur sesuai dengan level yang disetel oleh
kontrol otomatis dari ECU.

14. Komponen Electric Air Conditioning ( Auto AC )


Dalam sistem Auto AC terdiri dari beberapa komponen dasar, yaitu :
Sensor, ECU, dan Actuator.

15. LOKASI DAN PRINSIP KERJA KOMPONEN ( Lihat Gambar 20 )

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 33 of 54


Komponen pendukung secara menyeluruh untuk mengaplikasikan kebutuhan
akan kondisi ruangan kemudi yang nyaman, diperlukan komponen sebagai
berikut :
1. A / C ECU (atau A/C Control ) 8. Sensor temperature engine
2. Engine ECU 9. Switch A / C pressure
3. Control panel 10. Air mix servomotor
4. Sensor temperatuer interior 11. Air inlet servomotor
5. Sensor temperature sekeliling 12. Airflow servomotor
6. Sensor sinar matahari 13. Blower motor
7. Evaporator temperature sensor 14. Control Blower Motor

16. A / C ECU
A / C ECU menghitung temperatur dan volume udara untuk dihembuskan
dan menentukan dengan lubang angin mana yang akan digunakan
berdasarkan informasi temperatur yang dideteksinya. Hasil perhitungan ini
dipakai untuk mengontrol posisi plat yang mengatur percampuran aliran udara,
kecepatan motor blower.

17. SENSOR TEMPERATURE INTERIOR


Sensor temperatur interior terbuat dari thermistor yang dipasang dalam
panel instrument bersama aspirator. Aspirator menggunakan hembusan udara
dari blower untuk menghisap udara dalam kendaraan untuk mendeteksi
temperatur rata-rata dalam interior. Digunakan oleh A / C ECU se-bagai basis
pengontrolan temperatur.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 34 of 54


18. SENSOR TEMPERATUR SEKELILING.
Sensor terperatur sekeliling menggunakan thermistor yang dipasang di depan
kondensor. Ia mendeteksi temperatur di luar dari kendaraan. Digunakan oleh
A / C ECU untuk mengontrol fluktuasi temperature interior dari pengaruh
fluktuasi temperatur luar interior.

19. SENSOR SINAR MATAHARI


Sensor Sinar Matahari memakai photodiode dan dipasang diatas panel
instrumen. Ia mendeteksi jumlah sinar matahari yang datang. Volume sinar
matahari yang tersensor dipakai untuk mengontrol fluktuasi temperatur interior
akibat pengaruh dari fluktuasi sinar matahari. Karakter sensor bila volume
sinar semakin banyak, tegangan sinyal semakin besar sinar matahari
berbanding lurus dengan tegangan.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 35 of 54


20. SENSOR TEMPERATURE EVAPORATOR
Sensor temperatur evaporator menggunakan thermistor ( NTC ) yang
dipasang di evaporator. Ia mendeteksi temperatur udara yang melewati
evaporator ( temperatur permukaan eveporator ). Sensor yang terkirim ke A /
C ECU diproses untuk mencegah pembekuan, temperatur serta kontrol
tersendatnya aliran udara.

21. ENGINE CONTROL TEMPERATURE SENSOR ( ECT SENSOR )


Sensor temperatur mesin ( ECT ) memakai thermistor ( NTC ). Sensor
mendeteksi temperature engine coolant dan meneruskan sinyalnya dari
engine ECU. Posisi sensor terdapat pada blok mesin, sensor ini dipakai juga
untuk sistem yang lain, contoh ECU Engine menggunkan sensor ini untuk
pengontrolan sistem injeksi ( EFI ). Dalam hal ini oleh A / C ECU dipakai untuk
mengontrol temperatur, kontrol pemanasan dan lain-lain. Misal jika mesin
terlalu panas maka Sistem AC akan di non aktifkan.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 36 of 54


22. SERVO MOTOR
Air mix servomotor terdiri dari motor, limiter, potensiometer, kontak
penggerak dll. Seperti ditampilkan dalam gambar. Alat ini diaktifkan dengan
sinyal dari ECU.

Cara Kerja :
• Bila air mix damper di setel ke HOT, terminal MH akan menjadi sumber daya
dan terminal MC akan menjadi ground untuk memutar servomotor. Bila
terminal MC menjadi sumber daya dan terminal MH menjadi ground,
servomotor berputar berlawanan arah, mengubah air mix damper ke COOL.

• Kontak gerak dari potensiometer yang bergerak sinkron dengan putaran


servomotor, menimbulkan sinyal elektrik sesuai dengan posisi damper, dan
memberi umpan balik posisi damper yang sebenarnya kepada ECU. Bila
damper datang dengan posisi yang dikehendaki, air mix servomotor
menghentikan arus ke servomotor.

• Air mix servomotor dilengkapi dengan limiter untuk menghentikan arus ke


motornya bila gerakan full stroke diaktifkan. Bila kontak gerak yang
mensinkronkan dengan putaran servomotor telah mencapai posisi full stroke,
maka sirkuit akan membuka untuk menghentikan motor.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 37 of 54


23. Air inlet servomotor
Air inlet servomotor terdiri dari motor, gear, moving plate, dll, seperti terlihat
pada gambar di bawah.

Cara Kerja :
• Menekan switch kontrol air inlet akan menimbulkan sirkuit ground pada
servo
motor dan memungkinkan arus ke motor menggerakkan air inlet damper.
• Bila damper dipindah ke posisi FRESH atau RECIRCLE, kontak antara
moving
plate dengan motor terlepas dan sirkuit menjadi terbuka serta menghentikan
motor.

24. AIR FLOW SERVO MOTOR


Air flow servo motor terdiri dari motor, kontak gerak, sirkuit plate, sirkuit motor
drive dan lain-lain seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 38 of 54


Bila switch kontrol airflow diaktifkan, sirkuit motor penggerak akan
menentukan, posisi damper mana yang akan diambil , sisi kanan atau kiri, dan
mengatur aliran arus ke motor untuk menjadikan kontak gerak berhubungan
dengan motor.

Bila kontak gerak bergerak menuju posisi yang sesuai dengan posisi
kontrol air flow, maka kontak dengan sirkuit plate terputus dan sirkuit menjadi
terbuka serta motor berhenti. Bila switch kontrol air flow dipindah dari FACE ke
DEF Masukan A akan menjadi 1 sebab sirkuit menjadi terbuka, dan masukan B
akan menjadi D sebab sirkuit ground ditimbulkan. Hasilnya output D akan
menjadi 1 dan output C akan menjadi O dan memungkinkan adanya arus untuk
motor dari D ke C. Setelah motor berputar dan menggerakkan B untuk
melepaskan kontak dengan DEF, masukan B akan menjadi 1 sebab sirkuit
akan menjadi terbuka. Hasilnya kedua output C dan D akan menjadi O, arus ke
motor akan terputus dan motor berhenti.

25. PENGATURAN SISTEM


Untuk mendapatkan temperatur udara yang dikehendaki (sesuai setelan),
dengan hasil yang cepat dan akurat, maka diperlukan teknik-teknik pengaturan
pada komponen-kompponen yang bisa mempercepat proses tersebut. Adapun
teknik pengaturan yang dipakai dalam sistem ini diantaranya adalah :

25.1. PENGATURAN TAO ( TEMPERATURE AIR OUTLET )


TAO adalah suatu sistem yang digunakan gunakan pada sistem auto
AC. Dimana mengontrol temperature untuk segera menyesuaikan
temperatur interior dengan temperatur yang dikehendaki, ECU
menghitung temperatur luar berdasarkan informasi yang diberikan oleh

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 39 of 54


masing-masing sensor. Kalkulasi temperatur ini berdasarkan temperatur
interior, temperatur sekeliling, dan jumlah sinar matahari yang berkaitan
dengan temperatur yang dikehendaki.

Meskipun auto A/C mengontrol temperatur lebih banyak atas dasar


informasi temperatur interior , tetapi juga mempertimbangkan temperatur
sekeliling serta sinar matahari untuk lebih memperoleh hasil yang tepat.
TAO ( Temperatur Air Outlet ) akan mempunyai temperatur rendah pada
kondisi berikut ini :
• Penyetelan temperatur rendah
• Temperatur Interior tinggi
• Temperatur sekeliling tinggi
• Sinar matahari kuat

25.2. PENGATURAN TEMPERATUR AIR FLOW ( ALIRAN UDARA )


Agar dengan segera diperoleh temperatur yang sesuai dengan yang
disetel dalam interior, kontrol temperatur airflow mengubah ratio dari
udara panas dan dingin melalui penyesuaian posisi air mix damper
( terbuka). Pada beberapa model katup udara pembuka udara juga
membuka sesuai dengan posisi damper.

• Kontrol MAX
Bila temperatur di setel pada MAX COOL atau MAX HOT, air mix damper
sepenuhnya ke sisi COOL atau sisi HOT, mengabaikan panas luar / TAO.
Ini dinamakan kontrol " MAX COOL " atau kontrol " MAX HOT l " .

• Kontrol Normal
Bila temperatur disetel antara 18.5°C - 31.5°C ( 65.3°F - 88.7°F ), posisi

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 40 of 54


air
mix damper mengontrol berdasarkan panas luar ( TAO ) agar diperoleh
temperatur interior yang sesuai dengan yang disetel.

• Kalkulasi bukaan air mix damper


Perkiraan bukaan air mix damper adalah 0% bila di digerakkan
sepenuhnya ke sisi COOL, dan 100% bila digerakkan sepenuhnya ke sisi
HOT. Temperatur evaporator mendekati temperatur Luar ( TAO ) bila
bukaan adalah 0%.

Bila bukaan mencapai 100% temperatur, inti pemanas dikalkulasi dari


temperatur engine coolant untuk menyamakan dengan temperatur luar /
TAO. ECU mengalirkan konduksi daya ke servo motor untuk mengontrol
bukaan air mix damper agar sesuai dengan bukaan damper saat itu . Ini
dideteksi oleh potensiometer sampai dicapai bukaan yang ditargetkan.

25.3. PENGATURAN ALIRAN UDARA

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 41 of 54


Bila A/C disetel antara heater dan cooler, A/C mode akan otomatis
mencari aliran udara paling nyaman yang dikehendaki.
Bila air flow control disetel sebagaimana berikut ini :
• Bila menurunkan temperatur interior : FACE
• Bila temperatur interior dan sekelilingnya stabil, setel : BI - LEVEL
• Bila memanaskan interior : FOOT

26. KONTROL KECEPATAN BLOWER


Volume udara dikontrol secara otomatik dari kecepatan motor blower
berdasarkan selisih antara temperatur interior dengan temperatur yang
disetel.
• Bila ada perbedaan temperatur yang besar: Kecepatan motor blower Hi
• Bila perbedaan temperatur hanya kecil: Kecepatan motor blower Lo Auto
control. Arus ke motor blower dikontrol dengan menyesuaikan arus dasar dari
power transistor. Berdasarkan perbedaan antara temperatur interior dan
temperatur yang disetel, kecepatan blower secara terus menerus dikontrol
dengan mempertimbangkan nilai temperatur luar. EX -HI relay secara
langsung memassakan motor bila MAX air blow diperlukan. Saat relai ini
mencegah hilangnya tegangan dari power transistor, tegangan yang
diselamat-kan bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan kecepatan blower
secara maksimum.

26.1. Kontrol Manual


Kecepatan blower bisa disesuaikan secara manual dengan selektor
kecepatan blower

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 42 of 54


26.2. Kontrol Air Inlet
Kontrol air inlet normalnya membawa udara dari luar. Bila perbedaan
suhu antara udara luar dan interior sangat besar, kontrol saklar air inlet
otomatis akan berputar mengambil udara dari perputaran kembali
udara interior, agar proses pendinginan berlangsung efektif.

Fungsi kontrol air inlet adalah sebagai berikut :


• Normal : FRESH
• Bila temperatur interior tinggi : RECIRCLE. Kecepatan blower bisa
disesuaikan secara manual.

27. DIAGNOSA KERUSAKAN

Diagnosa kerusakan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 43 of 54


27.1. PEMERIKSAAN SECARA VISUAL DAN AURAL
Cara pemeriksaan secara visual dan aural adalah dengan indra
penglihatan, pendengaran dan penciuman.

27.2. DATA-DATA YANG DAPAT DIPERIKSA ANTARA LAIN :


1.Apakah sabuk/tali kipas longgar ?. Jika sabuk/tali kipas longgar atau
akan longgar, sehingga mengakibatkan usang dan menimbulkan
suara.
2. Jumlah udara yang ditiupkan tidak mencukupi. Periksa adanya
kotoran atau sumbatan di filter udara.
3.Suara bising dekat kompresor. Periksa pemasangan baut kompresor
dan bracket
4. Suara bising di dalam kompresor .Suara bising bisa disebabkan
adanya kerusakan di komponen internal.
5. Sirip kondensor penuh dengan debu dan kotoran. Jika sirip kondensor
dipenuhi debu dan kotoran, efisiensi pendinginan kondensor bisa
menurun drastis. Cuci semua kotoran dan debu dari kondensor.
6. Oli mengotori penghubung atau sambungan sistem pendingin.
Adanya noda oli pada sambungan atau hubungan mengindikasikan
adanya kebocoran pendingin di tempat itu.
Jika ditemukan noda oli, komponen harus di kencang-kan kembali
atau diganti untuk mencegah kebocoran gas.
7. Suara bising di dekat blower. Putar motor blower ke LO, MED, dan
HI. Jika suara tidak normal terdengar atau rotasi motor tidak tepat,
ganti motor blower. Benda asing yang terjebak di blower juga
mengakibatkan suara bising dan pengencangan motor yang tidak
tepat mengakibatkan perputaran yang tidak tepat. Jadi, periksa hal itu
sebelum mengganti motor blower.
8. Pemeriksaan kuantitas pendingin melalui sight-glass.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 44 of 54


Jika jumlah gelembung banyak terlihat lewat sight-glass, pendingin
akan tidak mencukupi, jadi isi kembali sampai cukup. Bersamaan
periksa juga noda oli, seperti yang digambarkan sebelumnya, untuk
memastikan tidak ada kebocoran pendingin. Jika gelembung tidak
bisa terlihat lewat sight-glass, bahkan pada saat kondensor
didinginkan dengan mengucurkan air, masih terdapat banyak
pendingin di sistem, putuskan pengisian pendingin sampai tinggal
jumlah yang sesuai.

27.3. PEMERIKSAAN DENGAN ALAT BANTU


Pemeriksaan sistem AC dapat dilakukan dengan menggukana alat
bantu
manometer tekanan rendah dan tekanan tinggi. Pentingnya
pemeriksaan
tekanan pada sistem AC, dengan memeriksa tekanan zat pendingin
( refregerant ) saat pengatur udara bekerja dan membuat anda bisa
memeriksa daerah gangguan atau penyebabnya. Ini penting untuk
menegaskan nilai kerugian yang tepat dan mendiagnosis gangguan.

Pasang manometer gauge manometer biru untuk tekanan rendah, dan


menometer merah untuk tekanan tinggi, dengan penunjukan manometer
kita dapat menyimpulkan gangguan yang terjadi :

1. Kondisi Normal
Bila putaran mesin pendingin berjalan normal, nilai ukuran tekanan
menunjukkan sebagai berikut :
• Sisi tekanan rendah.
0,15 to 0,25 MPa (1,5 to 2,5 kgf/cm² )

• Sisi tekanan tinggi.


1,37 to 1,57 MPa (14 to 16 kgf/cm² )

2. Jumlah zat pendingin (refregerant) tidak cukup.


Seperti ditunjukkan dalam ilustrasi, bila zat pendingin ( refregerant )

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 45 of 54


tidak cukup, ukuran tekanan untuk kedua sisi, sisi tekanan rendah dan
sisi tekanan tinggi akan menunjukkan lebih rendah dari nilai normal
yang seharusnya.

• Gejala
• Tekanan di kedua sisi menjadi rendah , yakni sisi tekanan rendah
maupun tinggi.
• Gelembung bisa dilihat dari gelas periksa.

• Pendinginan tidak cukup


• Penyebab
• Volume zat pendingin (refregerant) rendah
• Gas bocor

• Cara memperbaiki
• Periksa kebocoran gas dan perbaiki.
• Isi kembali zat pendingin ( refrigerant ).

3. Zat pendingin ( refrigerant ) berlebihan atau pendinginan tidak


cukup.

Bila zat pendingin (refregerant) berlebihan atau pendinginan di


kondensor tidak cukup dingin, ukuran tekanan pada kedua sisi, sisi
tekanan rendah maupun tinggi menjadi lebih tinggi dari nilai normal
yang seharusnya.
÷ Gejala
• Tekanan menjadi tinggi di kedua sisi, sisi tekanan rendah
maupun
tinggi.
• Gelembung tidak terlihat pada kaca periksa , meski pada putaran
mesin rendah.
• Pendinginan tidak cukup.

÷ Penyebab
• Zat pendingin ( refrigerant ) berlebihan.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 46 of 54


• Kondensor pendinginan lemah.

÷ Cara memperbaiki
• Sesuaikan volume zat pendingin ( refrigerant ).
• Bersihkan kondensor.
• Periksa sistem pendingin kendaraan ( electric fan, engine coolant
dan lain – lain ).

4. Kelembaban dalam siklus zat pendingin ( refrigerant )


Bila kelembaban merembes kedalam sistem perputaran zat
pendingin
( refrigerant ), ukuran tekanan terlihat normal ,saat pengatur udara
mulai bekerja. Setelah beberapa lama, sisi tekanan rendah secara
pelan-pelan menunjukkan kevakuman. Setalah beberapa menit,
ukuran tekanan pulih kembali ke tekanan normal, hal ini akan terjadi
berulang-ulang. Gejala ini terjadi bila kelembaban kembali
merembes menjadikan beku dan meleleh perputaran refrigerant di
dekat katup ekspansi.

÷ Gejala
• Normal pada saat pengatur udara mulai bekerja. Setelah beberapa
lama sisi tekanan rendah perlahan-lahan menunjukkan
kevakuman.
÷ Penyebab
• Perembesan kelembaban

÷ Cara memperbaiki
• Ganti receiver / dryer.
• Ganti dengan tuntas refrigerant. Penggantian ini membuat
kelembaban hilang dari perputaran.

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 47 of 54


5. Kerusakan Pada Kompressor
Bila terjadi kerusakan tekanan dalam kompresor, ukuran tekanan
pada sisi tekanan rendah menjadi lebih tinggi dari nilai normal.
Ukuran tekanan pada sisi tekanan tinggi menjadi lebih rendah dari
nilai normalnya.

÷ Gejala
• Sisi tekanan rendah menjadi tinggi, sisi tekanan tinggi menjadi
rendah.
• Mematikan dengan segera penyejuk udara akan mengembalikan
sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pada tekanan yang
sama.
• Unit kompresor tidak panas disentuh.
• Pendinginan tidak cukup.

÷ Penyebab
• Kompresor rusak.

÷ Cara memperbaiki
• Periksa dan perbaiki kompresor

6. Penyumbatan di dalam siklus zat pendingin ( refregerant )


Bila zat pendingin ( refrigerant ) gagal bersirkulasi ( karena ada
sumbatan di jalur perputarannya) ukuran tekanan pada sisi tekanan
rendah menunjukkan kevakuman. Ukuran tekanan pada sisi tekanan
tinggi menjadi lebih rendah dari nilai normal.

• Gejala
• Pada kasus sumbatan yang total, sisi tekanan rendah seketika

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 48 of 54


akan
Menujukkan kevakuman. ( Tidak dingin sama sekali ).

• Pada keadaan ada kecenderungan tersumbat, sisi tekanan


rendah perlahan-lahan menunjukkan kevakuman tekanan.
(Pendinginan tergantung derajat ketersumbatannya).
• Temperatur berbeda terjadi sebelum dan sesudah bagian saluran
yang tersumbat.

• Penyebab
• Debu atau kelembaban yang membeku menyumbat katup
ekspansi. EPR atau lubang lain menghalangi aliran refrigerant.
• Gas bocor di heat-sensing rod.

• Cara memperbaiki
• Klarifikasi penyebab tersumbatnya. ganti komponen yang
menyebabkan tersumbat.
• Lakukan dengan cermat pembersihan dalam jalur perputaran zat
pendingin ( refrigerant ).

7. Udara dalam siklus zat pendingin ( refregerant )


Bila ada udara merembes ke jalur siklus zat pendingin
( refregerant ),
ukuran tekanan pada kedua sisi tekanan rendah maupun sisi
tekanan
tinggi menjadi lebih tinggi dari ukuran normalnya.

• Gejala
• Tekanan menjadi tinggi di kedua sisi tekanan rendah maupun sisi
tekanan tinggi.
• Pendinginan berkurang secara proporsional dengan penambahan
tekanan pada sisi tekanan rendah.

• Bila volume refrigerant sudah pas, aliran gelembung udara di gelas


periksa menjadi sama ketika dijalankan dalam keadaan normal.

• Penyebab

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 49 of 54


• Perembesan udara.

• Cara memperbaiki
• Ganti zat pendingin ( refrigerant ).
• Lakukan pembersihan dengan cermat pada jalur perputaran zat
pendingin ( refrigerant ).

8. Expansion valve terbuka berlebihan


Bila katup ekspansi terbuka terlalu lebar , ukutran tekanan pada sisi
tekanan rendah menjadi lebih tinggi dari ukuran normalnya. Ini
membuat pendinginan menjadi berkurang.

• Gejala
• Tekanan pada sisi tekanan rendah meningkat dan pendinginan
menjadi berkurang ( Tekanan pada sisi tekanan tinggi
menunjukkan
nyaris tisdak ada perubahan ).
• Pembekuan melekat pada pipa tekanan rendah.

• Penyebab
• Ada kerusakan pada katup ekspansi.

• Perbaikan
• Periksa dan perbaiki kondisi instalasi dari tabung heat sensing

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 50 of 54


9. Pemeriksaan Sendiri ( Self Diagnosis )
Pada sistem diagnosis diri, ECU mentransmisikan setiap
ketidak normalan yang terjadi diindikator, sensor dan penggerak ke
kontrol panel dan menayangkannya sebagai bentuk pemberitahuan
ke teknisi. Sistem ini sangat berguna untuk diagnosis karena hasil
diagnosis diri disimpan di memori walaupun kunci kontak dalam
keadaan mati. Berbagai pemeriksaan bisa dilakukan dengan tombol
pengoperasian seperti yang terlihat dalam ilustrasi.

9.1. Pemeriksaan indikator


Indikator, seperti switch, display temperatur dan aktifasi kedip
bisa diperiksa. Indikator switch dan display pengaturan
temperatur
menyala empat kali dan kemudian mati. Pada beberapa model
kendaraan, kedipan pada waktu pemeriksaan juga disertai bunyi.

9.2. Pemeriksaan sensor


Kegagalan sensor yang terjadi waktu lalu dan sekarang bisa
diperiksa. Jika ditemukan kegagalan lebih dari satu, dengan
menekan switch A / C, kegagalan itu bisa ditampilkan satu
persatu.

Pada saat sensor sinar matahari diperiksa di dalam ruangan,


rangkaian terbuka bisa terlihat. Atur sensor sinar matahari untuk
lampu pijar (lampu neon tidak efektif untuk pemeriksaan ini) dalam

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 51 of 54


ruangan atau atur cahaya matahari luar untuk memeriksa sensor
sinar matahari. Pada beberapa model, suara bip menandakan
adanya kegagalan.

9.3. Pemeriksaan penggerak


Output yang terpola ditransmisikan ke penggerak untuk
memeriksa
keadaannya. Teknisi bisa memeriksa kegagalan penggerak
dengan mentransmisikan sinyal dari ECU dan mengaktifkan
damper aliran udara, damper udara masuk, air mix damper,
kompresor dan lain - lain.

9.4. Pemeriksaan dengan Scanner


Diagnosa dan sistem emergency : Bila ada kesalahan pada
sistem Auto AC ( bila sistem mendukung ) setiap kesalahan akan
tersimpan didalam memori yang terdapat pada ECU. Pemeriksaan
kesalahan dapat dilakukan dengan menggunakan scanner ( bila
sistem mendukung ). Scanner akan membaca data pada kontrol
unit ( ECU ) kendaraan melalui terminal diagnosa ( DLC ), maka
kita dapat mengetahui kerusakan yang terjadi.

Dengan langkah sebagai berikut :


• Matikan kunci kontak
• Pasang Scanner ke DLC

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 52 of 54


• Hidupkan kunci kontak
• Hidupkan scanner
• Pilih Negara produsen kendaraan
• Pilih jenis kendaraan
• Pilih menu Auto AC
• Pilih Kode kerusakan

Daftar Pustaka :

1. Battery Ignition system, Robert Bosch GmbH, 1985 Postfack 50. D-7000 Stuttgart
2. Benttly Robert, Automotive Hand Book UDI – Verlag Germany, 1989
3. Ignition System, Toyota General Service Training Toyota Motor Corporation
4. Pedoman Reparasi Mesin Seri K Februari 1981, Toyota Astra Motor
5. Petter A. Weller, Fachkunde Fahrzeugtechnik Holland Josenshaus, Germany, 1989
6. Spuller, Anton Schneider, Sistem Pengapian Konvensional, VEDC – Malang
7. Sullivan`s Kalvin R. (2004),Diagnosis & Testing,WWW.Autoshop 101. Com
8. Sullivan`s Kalvin R. (2004),Analog and Digital Meter,WWW. Autoshop 101. com
9. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Circuit, WWW. Autoshop 101. Com
10. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wire and Conectors,WWW. Autoshop 101. com
11. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Fundamentals,WWW.Autoshop 101. com
12. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wiring Diagrams, WWW. Autoshop 101. Com
13. TEAM (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta, Toyota Astra Motor
14. TEAM (1996), Electrical Group Step 2, Jakarta, Toyota Astra Motor
15. Toyota Astra Motor (th). Materi Engine Group Step 2,Jakarta , Toyota Astra Motor
16. Zundkerzen, BOSCH – Technische Unterrichtung, Stuttgart, 1976
17. Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
18. Sitanggang, Rinson. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Jakarta: Kementrian
Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia (E-book K13)
19. Hidayat, Abdurahman. Bambang Sujatmiko, dan Kosim. 2005. Perbaikan Sistem Pengapian.
Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 53 of 54


MODUL AJAR SMK N JATENG DI SEMARNG – KOTA SEMARANG Page 54 of 54

Anda mungkin juga menyukai