No Kegiatan Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
2. Konsep :
Pengertian / definisi dan cara kerja
sistem AC
4. Prosedur :
Cara menyelesaikan masalah yang
terkait dengan kerusakan dan
perbaikan disesuaikan dengan
Prosedur Operasional Standar
1. Asesmen Formatif
Dimensi P5
No Tanggal Nama Peserta Didik Bernalar Kritis Mandiri Kreatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
2 Pelaksanaan :
a. Keakuratan Data / Informasi : ( Akurat = 3; Kurang Akurat = 2;
Tidak Akurat = 1 ) 12
b. Kelengkapan Data : ( Lengkap = 3; Kurang Lengkap = 2; Tidak Lengkap = 1 )
c. Analisis Data : ( Baik = 3; Cukup = 2; Kurang = 1 )
d. Kesimpulan : ( Tepat = 3; Kurang Tepat = 2; Tidak Tepat = 1 )
3 Pelaporan Hasil :
a. Sistematika Laporan : ( Baik = 3; Kurang Baik = 2; Tidak Baik = 1 )
b. Penggunaan Bahasa : ( Sesuai Kaidah = 3; Kurang Sesuai Kaidah = 2; Tidak 12
Sesuai Kaidah = 1 )
c. Penulisan / Ejaan = ( Tepat = 3; Kurang Tepat = 2; Tidak Tepat / banyak
Kesalahan = 1 )
d. Tampilan : ( Menarik = 3; Kurang Menarik = 2; Tidak Menarik = 1 )
Skor Maksimal 30
5. Penilaian Ketrampilan
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN DAN OBSERVASI PADA
PENGERJAAN LKPD
SKOR 1 - 4
No Nama Peserta Didik Kreatifita Kejelasan Kebenara Kerjasama Penggunaan Kemampuan Kerapian
s jawaban n jawaban kelompok strategi presentasi
1
2
3
4
5
6
3 1
1. Menunjukkan kreatifitas yang 1. Menunjukkan kreatifitas yang
baik dalam pemecahan masalah rendah dalam pemecahan masalah
7. PENILAIN PENGETAHUAN
Nilai Skor
No Nama Peserta Didik 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
KETERANGAN :
No Rubrik Pedoman Penskoran Skor
1 Jawaban Lengkap Dan Semuanya Benar 8 - 10
2 Jawaban Kurang Lengkap Dan Hanya beberapa yang Benar 1-7
3 Tidak Menjawab / Jawaban Salah 0
9.1. REMIDIAL
Bentuk
No Nama Peserta Didik Nilai Indikator yang Pelaksanaan Nilai Ket
Test tidak dikuasai Remidial Remidia
dst
9.2. PENGAYAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Bagian Skor
No Indikator
LKS 1 2 3 4
Terisi namun
Terisi namun Terisi namun tidak Terisi namun
1 Menjelaskan Cara Kegiatan tidak benar atau
1 tidak benar ≤ benar atau > 65% tidak benar
Kerja sistem AC Belajar 1 > 25% sampai ≤
25% sampai ≤ 85% atau >85%
65%
2 .2 Mengidentifikasi Kegiatan Terisi namun Terisi namun Terisi namun tidak Terisi namun
Komponen sistem AC Belajar 2 tidak benar ≤ tidak benar tau > benar atau > 65% tidak benar
Glosarium
1. Battery Ignition system, Robert Bosch GmbH, 1985 Postfack 50. D-7000 Stuttgart
2. Benttly Robert, Automotive Hand Book UDI – Verlag Germany, 1989
3. Ignition System, Toyota General Service Training Toyota Motor Corporation
4. Pedoman Reparasi Mesin Seri K Februari 1981, Toyota Astra Motor
5. Petter A. Weller, Fachkunde Fahrzeugtechnik Holland Josenshaus, Germany, 1989
6. Spuller, Anton Schneider, Sistem Pengapian Konvensional, VEDC – Malang
7. Sullivan`s Kalvin R. (2004),Diagnosis & Testing,WWW.Autoshop 101. Com
8. Sullivan`s Kalvin R. (2004),Analog and Digital Meter,WWW. Autoshop 101. com
9. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Circuit, WWW. Autoshop 101. Com
10. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wire and Conectors,WWW. Autoshop 101. com
11. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Fundamentals,WWW.Autoshop 101. com
12. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wiring Diagrams, WWW. Autoshop 101. Com
13. TEAM (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta, Toyota Astra Motor
14. TEAM (1996), Electrical Group Step 2, Jakarta, Toyota Astra Motor
15. Toyota Astra Motor (th). Materi Engine Group Step 2,Jakarta , Toyota Astra Motor
16. Zundkerzen, BOSCH – Technische Unterrichtung, Stuttgart, 1976
17. Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
18. Sitanggang, Rinson. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Jakarta: Kementrian
Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia (E-book K13)
19. Hidayat, Abdurahman. Bambang Sujatmiko, dan Kosim. 2005. Perbaikan Sistem Pengapian.
Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1 : Aspek Keselamatan Kerja, nama, fungsi dan cara kerja
komponen AC Mobil ( Kendaraan Ringan ).
MATERI :
Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas diperhatikan
dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka kita akan
memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh masyarakat,
perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Sebagai contoh:
Kendaraan yang kita servis AC nya berhasil mendapatkan pujian dari
konsumen, karena konsumen puas dengan kenyamanan yang didapatkannya,
diri kita juga terhindar dari kecelakan kerja namun apabila dalam membuang
gas sisa refrigerant kita kurang hati-hati, sehingga kita ikut andil dalam
menggerogoti lapisan ozon bumi kita, hal ini tentu akan menimbulkan cerca
masyarakat kepada bengkel kita.
• Pakaian kerja
• Kacamata pelindung
Pada aspek keselamatan bahan atau benda kerja ikuti petunjuk dibawah :
• Sebelum membongkar komponen AC selalu lepaslah battery terlebih dahulu
• Gunakan cover pelindung cat pada bagian yang akan dikerjakan
• Aktifkan rem tangan agar kendaraan tidak bergerak sendiri
• Gunakan tabung penampung saat membuang zat Refrigerant
• Singkirkan zat-zat yang mudah terbakar dari sekitar pekerjaan
• Gunakan alat sesuai dengan penggunaannya
• Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan listrik/elektronik.
Siram bagian luka dengan menggunakan air dingin beberapa menit hingga
terasa nyaman, hal ini dimaksudkan untuk mencegah naiknya temperatur
pada bagian luka tersebut. Jika yang terkena bagian mata hindari menggosok
baik dengan telapak tangan ataupun dengan benda yang lain untuk
menghindari syaraf mata menjadi beku. Akan tetapi lakukanlah hal yang sama
yaitu dengan menyiram dengan air dingin, kemudian balut dengan kassa
bersih agar kotoran tidak masuk.
PENDAHULUAN
Elektron adalah partikel berukuran sangat kecil yang bermuatan negatif dan
bergerak di sekeliling inti atom atau nukleus ( nucleus ). Proton dalam nukleus
bermuatan positif.
Para Teknisi, Peserta Diklat dan Peserta Didik disini diharapkan akan
mempunyai pengetahuan teori dasar listrik dan dasar elektronika, memahami
dan penerapannya pada pemeriksaan ataupun perbaikan sistem kelistrikan
kendaraan. Dan diharapkan pula buku pegangan atau Hand Out ini bisa sedikit
membantu para Teknisi, Peserta Diklat dan Peserta Didik dalam melakukan
trouble shooting dan perbaikan secara tepat dan cepat.
2. Pemanas
3. Pendingin
Untuk mendinginkan udara evaporator bertindak sebagai penukar udara panas.
Bila A/C dinyalakan, kompresor mulai bekerja dan me-ngirim zat pendingin
( refregerant ) ke evaporator.
Evaporator didinginkan oleh zat pendingin, yang mendinginkan udara dari
blower. Sistem pemanas bergantung kepada temperatur mesin (kondisi mesin),
sedangkan sistem pendingin bekerja secara mandiri.
4. Pengurang Kelembaban
Udara didinginkan ketika melewati evaporator. Kandungan air dalam udara
akan diembunkan dan melekat ke sirip evaporator. Maka kelembaban udara di
interior kendaraan menjadi berkurang. Air yang menempel di sirip menjadi
embun dan ditampung dalam saluran, selanjutnya keluar.
• Zat pendingin ( refregerant ) cair yang sudah melewati filter ini mengalir ke
katup ekspansi, tekanan menjadi kecil 2 bar setelah melewati katup expansi,
zat pendingin ( refregerant ) menjadi campuran gas dan cair.
• Percampuran gas dan cairan zat pendingin (refregerant) yang dingin ini
mengalir keevaporator, yang menguapkan cairan tersebut. Panas dari udara
yang melewati eveporator diserap oleh zat pendingin (refregerant). Maka zat
pendingin (refregerant) yang masih cair berphase menjadi gas di dalam
evaporator dan kembali lagi ke kompresor seterusnya ditekan oleh
kompresor, begitu siklus sistem pendingin terjadi secara berulang-ulang.
6. Kompresor
Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Fungsi dari
kompresor
adalah menekan zat pendingin ( refregerant ) dari bentuk gas tekanan rendah
menjadi gas tekanan tinggi.
Prinsip Kerja :
Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan
pengatur yang dikombinasikan dengan tangkai untuk menekan zat
pendingin ( refregerant ). Saat piston bergerak ke dalam, katup penghisap
terbuka membuat tekanan berbeda dan menghisap zat pendingin
(refregerant) ke silinder.
Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua
baling – baling. Langkah hisap terjadi saat pintu masuk mulai terbuka dan
berakhir setelah pintu masuk tertutup, pada waktu pintu masuk sudah
7. Kopling Magnet
Supaya hubungan kompresor dengan motor penggeraknya dapat diputuskan
dan dihubungkan ( pada saat AC dihidupkan dan dimatikan ), maka kita
perlukan sebuah kopling magnet yang dipasang pada poros kompresor,
bersama roda puli.
Bila sakelar dihubungkan, magnet listrik akan menarik plat penekan sampai
berhubungan dengan roda pulley poros kompresor terputar.
8. Kondensor
Dalam kondensor akan terjadi perubahan bentuk zat pendingin ( refregerant ),
karena kondensasi yang dilakukan oleh kondensor.
Perubahan bentuk itu dari gas menjadi cair. Supaya pendingin / kondensasi
dari
zat pendingin ( refregerant ) lebih sempurna, maka pemasangan kondensor
perlu
diperhatikan arah aliran udara yang membantu proses pendinginan kondensor
pada mobil ditempatkan biasanya di depan radiator supaya dapat dialiri udara
waktu mobil berjalan
Sistem ini merugikan bila sistem AC tidak dipakai, karena kipas yang
besar akan makan daya mekanis mesin, akibatnya boros bahan bakar. Untuk
itu memakai kipas pendingin listrik tersendiri pada kondensor adalah solusi
lain meskipun kondensor dipasang di depan radiator, diatas atap mobil
ataupun di bawah lantai dan dimana saja memungkinkan.
9. Dryer / Reciever
Dryer / Reciever diskonstruksi berupa tabung silinder yang di dalamnya
terdapat gel silika yang menyerap uap air pada zat pendingin (refregerant).
Pada bagian atas dryer / reciever kebanyakan dilengkapi dengan kaca
Adakalanya pada dryer / reciever dipasangkan dua buah sakelar yang bekerja
berdasarkan tekanan atau temperatur ( saklar menghubung bila tekanan atau
temperatur dalam saringan melebihi dari batas maksimal ). Kadang – kadang
dryer / reciever dilengkapi pula dengan tutup pengaman yang terbuat dari
wood metal. Tutup pengaman ini akan cair bila temperatur zat pendingin
(refregerant) sudah mencapai batas yang ditentukan.
Pt = Pp + Pe
Bila tekanan evaporator naik, Pe juga naik, Pt turun (lihat persamaan),
Pp akan mendorong katup ke atas kembali sampai menutup saluran. Zat
pendingin ( refregerant ) tidak mengalir ke evaporator ----- Suhu
evaporator naik kembali dan tekanannya akan turun katup akan bekerja
seperti semula, demikian seterusnya.
12. Evaporator
Bentuk dan konstruksi evaporator tidak berbeda dari kondensor, tetapi
fungsi kedua – duanya berlainan. Pada kondensor panas zat pendingin
( refregerant ) harus dikeluarkan, agar terjadi perubahan bentuk zat pendingin
( refregerant ) dari gas ke cair.
16. A / C ECU
A / C ECU menghitung temperatur dan volume udara untuk dihembuskan
dan menentukan dengan lubang angin mana yang akan digunakan
berdasarkan informasi temperatur yang dideteksinya. Hasil perhitungan ini
dipakai untuk mengontrol posisi plat yang mengatur percampuran aliran udara,
kecepatan motor blower.
Cara Kerja :
• Bila air mix damper di setel ke HOT, terminal MH akan menjadi sumber daya
dan terminal MC akan menjadi ground untuk memutar servomotor. Bila
terminal MC menjadi sumber daya dan terminal MH menjadi ground,
servomotor berputar berlawanan arah, mengubah air mix damper ke COOL.
Cara Kerja :
• Menekan switch kontrol air inlet akan menimbulkan sirkuit ground pada
servo
motor dan memungkinkan arus ke motor menggerakkan air inlet damper.
• Bila damper dipindah ke posisi FRESH atau RECIRCLE, kontak antara
moving
plate dengan motor terlepas dan sirkuit menjadi terbuka serta menghentikan
motor.
Bila kontak gerak bergerak menuju posisi yang sesuai dengan posisi
kontrol air flow, maka kontak dengan sirkuit plate terputus dan sirkuit menjadi
terbuka serta motor berhenti. Bila switch kontrol air flow dipindah dari FACE ke
DEF Masukan A akan menjadi 1 sebab sirkuit menjadi terbuka, dan masukan B
akan menjadi D sebab sirkuit ground ditimbulkan. Hasilnya output D akan
menjadi 1 dan output C akan menjadi O dan memungkinkan adanya arus untuk
motor dari D ke C. Setelah motor berputar dan menggerakkan B untuk
melepaskan kontak dengan DEF, masukan B akan menjadi 1 sebab sirkuit
akan menjadi terbuka. Hasilnya kedua output C dan D akan menjadi O, arus ke
motor akan terputus dan motor berhenti.
• Kontrol MAX
Bila temperatur di setel pada MAX COOL atau MAX HOT, air mix damper
sepenuhnya ke sisi COOL atau sisi HOT, mengabaikan panas luar / TAO.
Ini dinamakan kontrol " MAX COOL " atau kontrol " MAX HOT l " .
• Kontrol Normal
Bila temperatur disetel antara 18.5°C - 31.5°C ( 65.3°F - 88.7°F ), posisi
1. Kondisi Normal
Bila putaran mesin pendingin berjalan normal, nilai ukuran tekanan
menunjukkan sebagai berikut :
• Sisi tekanan rendah.
0,15 to 0,25 MPa (1,5 to 2,5 kgf/cm² )
• Gejala
• Tekanan di kedua sisi menjadi rendah , yakni sisi tekanan rendah
maupun tinggi.
• Gelembung bisa dilihat dari gelas periksa.
• Cara memperbaiki
• Periksa kebocoran gas dan perbaiki.
• Isi kembali zat pendingin ( refrigerant ).
÷ Penyebab
• Zat pendingin ( refrigerant ) berlebihan.
÷ Cara memperbaiki
• Sesuaikan volume zat pendingin ( refrigerant ).
• Bersihkan kondensor.
• Periksa sistem pendingin kendaraan ( electric fan, engine coolant
dan lain – lain ).
÷ Gejala
• Normal pada saat pengatur udara mulai bekerja. Setelah beberapa
lama sisi tekanan rendah perlahan-lahan menunjukkan
kevakuman.
÷ Penyebab
• Perembesan kelembaban
÷ Cara memperbaiki
• Ganti receiver / dryer.
• Ganti dengan tuntas refrigerant. Penggantian ini membuat
kelembaban hilang dari perputaran.
÷ Gejala
• Sisi tekanan rendah menjadi tinggi, sisi tekanan tinggi menjadi
rendah.
• Mematikan dengan segera penyejuk udara akan mengembalikan
sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pada tekanan yang
sama.
• Unit kompresor tidak panas disentuh.
• Pendinginan tidak cukup.
÷ Penyebab
• Kompresor rusak.
÷ Cara memperbaiki
• Periksa dan perbaiki kompresor
• Gejala
• Pada kasus sumbatan yang total, sisi tekanan rendah seketika
• Penyebab
• Debu atau kelembaban yang membeku menyumbat katup
ekspansi. EPR atau lubang lain menghalangi aliran refrigerant.
• Gas bocor di heat-sensing rod.
• Cara memperbaiki
• Klarifikasi penyebab tersumbatnya. ganti komponen yang
menyebabkan tersumbat.
• Lakukan dengan cermat pembersihan dalam jalur perputaran zat
pendingin ( refrigerant ).
• Gejala
• Tekanan menjadi tinggi di kedua sisi tekanan rendah maupun sisi
tekanan tinggi.
• Pendinginan berkurang secara proporsional dengan penambahan
tekanan pada sisi tekanan rendah.
• Penyebab
• Cara memperbaiki
• Ganti zat pendingin ( refrigerant ).
• Lakukan pembersihan dengan cermat pada jalur perputaran zat
pendingin ( refrigerant ).
• Gejala
• Tekanan pada sisi tekanan rendah meningkat dan pendinginan
menjadi berkurang ( Tekanan pada sisi tekanan tinggi
menunjukkan
nyaris tisdak ada perubahan ).
• Pembekuan melekat pada pipa tekanan rendah.
• Penyebab
• Ada kerusakan pada katup ekspansi.
• Perbaikan
• Periksa dan perbaiki kondisi instalasi dari tabung heat sensing
Daftar Pustaka :
1. Battery Ignition system, Robert Bosch GmbH, 1985 Postfack 50. D-7000 Stuttgart
2. Benttly Robert, Automotive Hand Book UDI – Verlag Germany, 1989
3. Ignition System, Toyota General Service Training Toyota Motor Corporation
4. Pedoman Reparasi Mesin Seri K Februari 1981, Toyota Astra Motor
5. Petter A. Weller, Fachkunde Fahrzeugtechnik Holland Josenshaus, Germany, 1989
6. Spuller, Anton Schneider, Sistem Pengapian Konvensional, VEDC – Malang
7. Sullivan`s Kalvin R. (2004),Diagnosis & Testing,WWW.Autoshop 101. Com
8. Sullivan`s Kalvin R. (2004),Analog and Digital Meter,WWW. Autoshop 101. com
9. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Circuit, WWW. Autoshop 101. Com
10. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wire and Conectors,WWW. Autoshop 101. com
11. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Fundamentals,WWW.Autoshop 101. com
12. Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wiring Diagrams, WWW. Autoshop 101. Com
13. TEAM (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta, Toyota Astra Motor
14. TEAM (1996), Electrical Group Step 2, Jakarta, Toyota Astra Motor
15. Toyota Astra Motor (th). Materi Engine Group Step 2,Jakarta , Toyota Astra Motor
16. Zundkerzen, BOSCH – Technische Unterrichtung, Stuttgart, 1976
17. Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
18. Sitanggang, Rinson. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Jakarta: Kementrian
Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia (E-book K13)
19. Hidayat, Abdurahman. Bambang Sujatmiko, dan Kosim. 2005. Perbaikan Sistem Pengapian.
Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan