RINCIAN GAMBAR :
secara tegas sebagai serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah
ditentukan dari pengukuran lapangan. Kata “Poligon” berasal dari dua suku kata
yaitu “Poly” yang berarti banyak dan “Gonos” yang berarti sudut. Dengan
horizontal dengan membuat bangun segi banyak yang mengukur jarak dan
sudutnya.
Tujuan dari pengukuran poligon antara lain untuk menentukan koordinat dari titik
sudut yang disusun dari data yang diukur berdasarkan besar sudut-sudutnya. Selain
itu, dapat digunakan untuk menentukan koordinat dari titik sudut yang disusun dari
data yang diukur berdasarkan panjang sisi-sisinya. Adapun fungsi dari pengukuran
4. Pengukuran rencana jalan raya, kereta api, irigasi, daerah industri, dan
perusahaan.
3.04 cm
3.02 cm
BAB 4 PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP
Theodolite adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut, baik sudut vertikal maupun horizontal. Alat ini memiliki
kemampuan untuk membaca tingkat elevasi dan menentukan koordinat suatu titik
poligon yang titik awal dan titik akhirnya saling terimpit, dimulai dan diakhiri
dengan titik yang sama atau dengan kata lain ketika memulai pengukuran dari titik
1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik awal yaitu titik 1. Fungsi
dari kembali ke titik awal adalah untuk mengoreksi besaran sudut pada tiap segi
banyak tersebut. Secara garis besar, poligon dapat dibagi menjadi dua berdasarkan
bentuknya yaitu poligon terbuka dan poligon tertutup. Perbedaan antara keduanya
terletak pada letak titik akhir. Pada poligon terbuka memiliki titik akhir dan titik
awal yang tidak sama. Sedangkan pada poligon tertutup memiliki titik akhir dan
kerangka dasar) pada sekitar lokasi yang akan dipetakan. Kerangka dasar horizontal
ini nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan posisi horizontal,
2. Roll Meter;
4. Payung;
6. Kompas;
7. Alat tulis;
2. Pasang patok pada titik-titik yang sudah ditentukan pada sekitar lokasi.
Keterangan :
3. Pasang statif dititik 1 (titik awal), usahakan agar permukaan statif terlihat rata.
4. Pasang alat ukur Theodolit diatas permukaan statif, keraskan handle pengunci
alat yang ada pada statif, tetapi jangan terlalu keras, usahakan posisi pesawat
5. Atur nivo dengan 3 sekrup penyetel A, B, dan C, agar posisi gelembung berada
dan B)
(dengan salah satu sekrup penyetel A dan B atau dengan keduanya secara
atau
a dan b
6. Lihat tanda pada titik 1 melalui teropong centering optis. Jika benang silang
pengunci alat kemudian geser alat translasi hingga benang tepat berada diatas
7. Periksa tabung nivo, jika bergeser (tidak sentris) lakukan kembali langkah 5.
10. Bidik ke titik 2 kencangkan sekrup pengunci gerakan horizontal baca dan catat
sudut horizontalnya sebagai azimuth awal (𝛼1−2). Kemudian ukur jarak datar
11. Pindahkan pesawat ke titik 2 dan atur pesawat seperti langkah 5, 6, dan 7
BIASA
a. Pastikan teropong pada kedudukan BIASA, yaitu tanda bidik merah berada
teropong catat bacaan benang tengah, benang atas, dan benang bawah.
belakang.
teropong catat bacaan benang tengah, benang atas, dan benang bawah.
muka.
d. Ukur jarak datar antara titik 1 dan titik 3 dengan roll meter.
diatas sampai semua titik poligon terukur dengan catatan pesawat Theodolit
atas, benang bawah yang ada di rambu ukur, serta sudut horizontal
Data Pengamatan.
Selesai
BM = 35 m
BA+BB
Perhitungan Benang Tengah (BT) =
2
1,135+0,95
= = 1,043 𝑚
2
Perhitungan Geometris
= ( 3 – 2 ) × 180º
= 180º
Sudut Dalam
= 180 – 180,078
= - 0,078º
Koreksi sudut
Koreksi tiap titik =
Jumlah titik
− 0,078
Koreksi tiap titik =
3
= - 0,026º
Horizontal Koreksi
= 43,388 - 0,026
= 43,361
Azimuth
= 223,84º
= 18,5 m
Jarak Datar ( D )
= 18,5 × 0,9999999805
= 18,5 m
= - 0,245
= - 12,814
= - 13,344
18,5
= 62,3 × 6,950
= 2,064
𝐷
𝑌1−2 = ∑𝐷 × ∑𝐷 cos 𝐴𝑧𝑖𝑚𝑢𝑡ℎ
18,5
= 62,3 × 7,604
= 2,258
Menghitung X dan Y
= 985,122
= 984,398
18,5
= 35 + 0,245 - 62,3 × 0,074
= 35,223
BM = 35 m
BA+BB
Perhitungan Benang Tengah (BT) =
2
1,550+1,352
= 2
= 1,451 𝑚
Perhitungan Geometris
= ( 3 – 2 ) × 180º
= 180º
Sudut Dalam
= 55,050º – 0º = 55,050º
= 180 – 180,078
= - 0,078º
Koreksi sudut
Koreksi tiap titik =
Jumlah titik
− 0,078
Koreksi tiap titik =
3
= - 0,026º
Horizontal Koreksi
= 55,050 - 0,026
= 55,024
Azimuth
= 98,864
= 19,8 m
Jarak Datar ( D )
= 19,8 × 0,999999912
= 19,8 m
= - 0,107
= 19,564
= - 3,051
19,8
= 62,3 × 6,950
= 2,209
𝐷
𝑌1−2 = × ∑𝐷 cos 𝐴𝑧𝑖𝑚𝑢𝑡ℎ
∑𝐷
19,8
= 62,3 × 7,604
= 2,417
Menghitung X dan Y
= 1002,477
= 978,93
19,8
= 35,223 – 0,107 - × 0,074
62,3
= 35,093
Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapat hasil sebagai berikut untuk
4.7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari pengukuran ini adalah sebagai berikut:
2. Membaca hasil pembidikan dengan tepat dan akurat agar pada saat perhitungan
4. Menggambar secara garis kasar bentuk poligon yang dibentuk oleh patok-patok.
LAMPIRAN
NOMOR TINGGI (M) BENANG (M) H.biasa SUDUT Vertikal JARAK BED TITIK
D SIN D
H.bia Sdt.dal H.L. A TINGGI
ST TG AL PAT H. AZIM Vertikal OPT DA AZIMU COS X' Y' X Y
BA BT BB ˚ ʹ ʹʹ sa am BIAS ˚ ʹ ʹʹ TING
TH AZIM
TERKORE
A T AT OK KRK UT IS T
A GI KSI
H AR UTH
1,33 1,21 1,09 18 27 180,4 0,452 90 18 90,005 1000 1000
P1 P3 1,29 0 9 0 35,000
3 5 0 53
1,13 1,04 0,9 22 50 223,8 43,840 43,361 90 28 90,008 18,5 2,064 2,258 985,1 984,3
P2 24 43,388 223,840 0 18,5 0,245 -12,814 -13,344 35,223
5 3 5 3 40 22 98
1,67 1,53 1,39 0 180 90 33 90,009
P2 P1 1.42 0 0 0 0 0
5 3
1,55 1,45 1,35 3 1 55,050 235,05 55,024 90 0 90,017 19,8 2,209 2,417 1002, 978,9
P3 55 55,050 98,864 1 19,8 -0,107 19,564 -3,051 35,093
1 2 477 30
1,28 1,18 1,08 0 180 90 0
P3 P2 1,46 0 0 0 0 34 90,009
1 2
1,5 1,38 1,26 38 25 81,640 261,64 81,614 90 40 90,011 24 2,677 2,929 1000 1000
P1 81 81,640 0,479 0 24 -0,065 0,200 23,999 35,000
180,07 180 48,9 6,950 7,604
∑ 0,074 6,950 7,604
8 14
MEI 2021
U DIPERIKSA
Kepala Laboratorium
NIP. 198705082015041001
Asisten Laboratorium
P1
NIM. 3336180042
NIP. 198705082015041001
Asisten Laboratorium
NIM. 3336180042
CATATAN / REVISI
GAMBAR SKALA
P2
X = 985,122 P3 X = 1002,477
PENGUKURAN
POLIGON TERTUTUP 1:200
Y = 984,398 Y = 978,930
Z = 35,223 m Z = 35,093 m DIGAMBAR PARAF
KELOMPOK C
A3