Anda di halaman 1dari 18

A.

ALAT UKUR TANAH


1. Rol Meter/Meteran (Measuring Tape)
Meteran, sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji dalam bentuk pita dengan
panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak
dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau rol.
Ada 3 jenis meteran/pita ukur yaitu:
1) Meteran atau Pita Ukur Dari Kain (Metalic Cloth)

Gambar 1.1.1. Metalic Cloth


Meteran atau pita ukur ini terbuat dari kain linen dan anyaman kawat halus yang terbuat dari
tembaga atau kuningan. Meteran ini mempunyai sifat sebagai berikut :
 Fleksibel
 Mudah rusak
 Pemuaiannya besar
 Tingkat ketelitiannya sangat rendah
2) Meteran atau Pita Ukur Baja (Steel Tape)

Gambar 1.1.1. Steel Tape


Meteran atau pita ukut ini terbuat dari bahan baja. Meteran ini mmpunyai sifat sebagai berikut :
 Agak kaku
 Tahan lama
 Tahan air
 Pemuainnya kecil
 Tingkat ketelitiannya agak teliti atau sedang
3) Meteran atau Pita Ukur Baja Aloy (Steel Alloy)
Meteran atau pita ukur ini terbuat dari bahan campuran antara baja dan nikel. Meteran ini
mempunyai sifat sebagai berikut :
 Tahan lama
 Tahan air
 Hampir tidak dipengaruhi suhu
 Pemuainnya hanya 1/3 dari meteran baja
 Tingkat ketelitiannya tinggi atau lebih teliti dari jenis pita ukur atau meteran yang lain

Fungsi Rol Meter/Meteran


Fungsi utama atau yang umum dari meteran ini adalah untuk mengukur jarak atau panjang.
Yang perlu diperhatikan saat menggunakan meteran antara lain :
 Satuan ukuran yang digunakan ada 2 satuan ukuran yang biasa digunakan, yaitu satuan inggris
(inch, feet, yard) dan satuan metrik (mm, cm, m).
 Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm, inch atau feet.
 Penyajian angka nol atau bacaan nol pada meteran ada yang dinyatakan tepat di ujung awal
meteran dan ada pula yang dinyatakan pada jarak tertentu dari ujung awal meteran.

Cara Menggunakan Rol Meter/Meteran


Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan meteran ini dari ujung
satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian untuk hasil yang lebih akurat cara
menggunkan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
 Lakukan oleh 2 orang .
 Seorang memegang ujung awal dan meletakan angka nol meteran di titik
yang pertama.
 Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik meteran selurus
mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca angka meteran yang tepat di titik
tersebut.

2.Mistar
Mistar adalah alat ukur panjang yang memiliki skala terkecil 1 mm. Mistar ini memiliki ketelitian
0,5 mm yaitu setengah skala terkecil. Umumnya panjang yang digunakan sekitar 50 cm – 100 cm.
Ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur oleh alat ukur.

Gambar 1.2.1. Mistar/Penggaris


Fungsi Mistar
Mistar banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari, sebagai misal digunakan untuk mengukur
panjang suatu meja, kain, buku, ruangan kelas dan lain lain.

3. Kompas (Compass)
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan lingkaran berskala. Salah satu
ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnit yang ditengahnya terpasang pada suatu sumbu,
sehingga dalam keadaan mendatar jarum magnit dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau
mendatar menuju arah utara atau selatan. Kompas yang lebih baik dilengkapi dengan nivo, cairan
untuk menstabilkan gerakan jarum dan alat pembidik atau visir. Kompas ini beragam bentuknya.

Gambar 1.3.1. Kompas

Fungsi Kompas
Fungsi utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata angin terutama ke utara atau ke
selatan sesuai dengan magnit yang digunakan. Kegunaan lain yang juga didasarkan pada
penunjukan arah utara atau ke selatan adalah :
1) Penentuan arah dari satu titik/tempat ke titik/tempat lain, yang ditunjukan oleh besarnya sudut
azimut, yaitu besarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak searah jarum jam
sampai di arah yang dimaksud.
2) Mengukur sudut horizontal.
3) Membuat siku-siku.

Cara Menggunakan Kompas


Cara menggunakan kompas untuk menentukan arah ke tujuan :
 Pegang alat dengan kuat di atas titik pengamatan.
 Atur agar alat dalam keadaan mendatar agar jarum dapat bergerak dengan bebas. Kalau alat ini
dilengkapi dengan nivo atur gelembung nivo ada di tengah.
 Baca angka skala lingkaran yang menuju arah/titik yang dimaksud

4.Alidade
Pengertian dan Fungsi Alidade
Alidade adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur dan pemetaan topografi sederhana,
yang terdiri atas papan gambar yang dipasang pada kaki tiga, yang di lengkapi pula dengan
penyipat datar, unting-unting, kompas dan teropong atau pembidik. Alidade juga digunakan
sebagai indikator atau sebuah alat pengamat di atas meja pesawat, yang di gunakan pada saat
pengukuran sudut. Sebuah survei pemetaantopografi dan instrumen yang digunakan untuk
menentukan arah, yang terdiri dariteleskop dan bagian terpasang yang berguna untuk melihat objek
yang jauh. Garis padang berguna untuk menarik garis di sebuah meja pesawat ke arah objek atau
untuk mengukur sudut untuk objek dari beberapa titik acuan. Sudut dapat pula di ukur
dalamhorisontal, vertikal dan apapun sesuai dengan pilihan.Alidade tediri dari beberapa bagian
yaitu bar, batang atau serupa dengankomponen baling-baling di kedua ujung.

Gambar 1.4.1. Alidade

5. Hand Level (Teropong Pendatar Tangan)


Bagian utama dari alat ini adalah teropong sebagai alat pembidik dan nivo sebagai alat yang
menunjukkan kondisi mendatar. Teropong pendatar tangan digunakan untuk memperoleh
pandangan mendatar atau titik-titik yang sama tingginya dengan ketinggian teropong, menentukan
beda tinggi antara dua titik/tempat, dan menentukan kemiringan atau lereng antara dua titik tempat.
Pada pengoperasian-nya cukup dipegang dengan tangan.
Alat ini dapat dibedakan dari kelengkapan alatnya dan ketelitian bacaan sudut miringnya. Ada
beberapa jenis alat yang termasuk dalam alat teropong pendatar tangan yaitu :
1. Teropong pendatar tangan biasa
Alat ini terdiri dari teropong yang didalamnya terdapat benang silang dan nivo sebagai penunjuk
keadaan mendatar.

Gambar 1.5.1. Teropong Pendatar Tangan Biasa


2. Abney level
Abney level adalah sebuah alat yang di pakai untuk mengukur ketinggian yang terdiri dari skala
busur derajat. Beberapa kelebihan abney level adalah mudah untuk digunakan, relative murah dan
akurat. Abney level di gunakan untuk mengukur derajat dan elevasi topografi. Alat ini berupa
teropong yang dilengkapi dengan busur setengan lingkaran.
Gambar 1.5.1. Abney level
3. Sunto level
Alat ini seperti abney level, tetapi lingkaran skalanya ada di dalam alat sehingga alat ini tidak
terlihat seperti bentuk teropongnya tetapi menyerupai kotak pipih seperti korek api.Abney level
dan Sunto level umumnya dikenal sebagai alat untuk mengukur lereng atau kemiringan lahan.

Gambar 1.5.1. Sunto Level

Cara Menggunakan Teropong Pendatar Tangan


Cara menggunakan teropong pendatar tangan biasa dengan abney level dan sunto level agak
berbeda.
1. Teropong pendatar tangan biasa
Cara menggunakan teropong pendatar tangan biasa adalah sebagai berikut :
1) Teropong dipegang, lubang pembidiknya diletakan di depan mata, berdiri di titik awal.
2) Ukur tinggi mata kita, sebagai tinggi alat.
3) Bidikan ke sasaran, atur agar gelembung nivo tepat di benang silang. mendatar, (Bila
dimaksudkan untuk menentukan beda tinggi, maka di titik yang dibidik atau titik sasaran dipasang
rambu ukur, sehingga ketinggian garis bidik di titik tersebut diketahui).
2. Abney level atau sunto level
Cara menggunakan abney level atau sunto level adalah sebagai berikut :
1) Alat dipengang, lubang pembidiknya diletakan di depan mata, berdiri di titik awal.
2) Ukur tinggi mata kita, sebagai tinggi alat.
3) Bidikan ke rambu ukur yang dipasang di titik berikutnya/titik yang akan dibidik, atur bacaan
bidikan sama tingginga dengan ketinggian alat..
4) Baca skala kemiringannya.

Klinometer(Clinometer)

Klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar dan sebuah garis
yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung) sebuah
objek. Aplikasinya digunakan untuk mengukur tinggi (panjang) suatu objek dengan memanfaatkan
sudut elevasi.

Fungsi Klinometer
Fungsi atau kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut elevasi dalam mengukur tinggi
obyek secara tidak langsung.

Gambar 1.6.2. Klinometer

Cara Menggunakan Klinometer


Dalam menggunakan klinometer sebaiknya dilakukan oleh dua orang, satu orang memegang dan
membidik sasaran yang akan diukur dan satu orang yang lain melakukan pengamatan dengan
membaca sudut dan mencatat hasilnya.

6. Odometer
Odometer adalah alat pengukuran di lapangan yang berupa roda dengan keliling tertentu yang
dipasang pada suatu tangkai sebagai pegangan. Pada tangkai tersebut dipasang alat hitungan
putaran roda berupa bunyi atau angka.

Gambar 1.8.1. Odometer

Fungsi Odometer
Alat ini sangat praktis untuk mengukur jarak suatu jalur dimana jalurnya berbelok-belok dan naik
turun, seperti halnya jalur jalan dalam rangka pengaspalan atau di pertanian sendiri pada
pengukuran luas lahan bergelombang dan bentuk petakannya tidak beraturan

Cara Menggunakan Odometer


Odometer merupakan metode sederhana hampir mirip dengan metode langkah, yaitu mengukur
jarak dengan menghitung jumlah putaran roda yang kelilingnya diketahui, bila roda tersebut
digelindingkan antara dua titik pengukuran.
Jarak dihitung dengan persamaan berikut :
Jarak = Jumlah putaran roda x keliling roda
Contoh :
Antara titik A dan B ditempuh dengan 120 putaran
Keliling lingkaran = 60 cm
Jarak antara titik A dan B = 120 putaran x 60cm/putaran = 7.200 cm = 72 m

2. ALAT UKUR OPTIK


Waterpass
Alat ukur optis untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih dan penggunaanya
sangat luas seperti pekerjaan sipil, pemetaan, pertanahan dan lain-lainnya.
Syarat-syarat pemakaian waterpass:
1) Syarat dinamis : Sumbu 1 vertikal
2) Syarat statis
 Garis mendatar diafragma sejajar sumbu 1
 Garis arah nivo tegak lurus sumbu 1
 Garis bidik teropong sejajar garis dengan garis arah nivo
Alat waterpass mempunyai beberapa bagian utama
Bagian-bagian alat :

Gambar 2.1.1. Bagian-bagian Waterpass


Fungsi bagian-bagian alat :
Cermin nivo : untuk memantulkan bayangan nivo
Nivo : untuk mengetahui kedataran alat
visir bidikan : untuk mengarahkan arah bidikan teropong
Sekrup fokus benang : untuk memfokuskan benang bidikan
Lensa bidik : untuk melihat bidikan
Sekrup penggerak horisontal : untuk menggerakan secara halus arah bidikan horisontal teropong
Sekrup leveling : untuk me-level-kan (mendatarkan) alat
Plat dasar : untuk landasan alat ke tripot
Body teropong : badan teropong
Sekrup fokus obyek : untuk memfokuskan obyek bidikan
Rumah lensa depan : untuk tempat lensa depan
Skala gerakan sudut horisontal : untuk mengetahui besar gerakan sudut horisontal
No seri alat : nomor seri untuk identifikasi alat

Cara Menggunakan Waterpass


a. Pasang kaki tiga penyangga/tripod/statip pada tempat yang dikehendaki, biasanya pada titik ikat
atau pada titik yang sudah diketahui koordinat dan elevasinya.
b. Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil serta posisi pelat tempat dudukan
alat ukur (tribrach) pada posisi semendatar mungkin.
c. Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing kaki secukupnya.
d. Pasang waterpass pada dudukan atau tribrach dan kencangkan sekrupnya.
e. Atur sumbu I vertikal dan sumbu II horisontal dengan menggunakan sekrup penyeimbang nivo
kotak, yang biasanya disebut sekrup A, B, C.
f. Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar dengan posisi kita berdiri,
tepatkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran yang ada.
g. Putar waterpass terhadap sumbu I sebesar 900 terhadap posisi kita, cek apakah posisi nivo masih
tetap berada di tengah lingkaran, jika gunakan sekrup C untuk menempatkan nivo kembali ke
tengah lingkaran.
h. Jika centering dan posisi gelembung pada masing-masing nivo sudah berada pada tengah-tengah
bidang nivo pada segala posisi maka alat sudah siap untuk dioperasikan.

Theodolit
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah
pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak
yang dinamakan dengan sudut vertical.
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan
untuk pengukuran yang benar adalah sebagai berikut :
1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel nivo tabung dan nivo
kotaknya ).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I.
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama dengan nol).
5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong
6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.
7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis bidik tegak lurus
sumbu kedua / mendatar).
Macam – Macam Theodolit
Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :
1. Theodolite Reiterasi
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran
nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini
terdapat sekrup pengunci plat nonius.

Gambar 2.2.1. Konstruksi Theodolite Type Reiterasi


2. Theodolite repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkaran skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat
ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat sekrup
pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

Gambar 2.2.1. Konstruksi Theodolite Type Repetisi


3. Theodolite Elektro Optis
Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan
theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak
menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini
bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama
system analog dan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara
otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

Gambar 2.2.1. Theodolite Elektro Optis


Bagian-bagian dan Kerangka Dasar Theodolite

Gambar 2.2.1. Bagian-Bagian Theodolit


Fungsi Theodolit
Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon,
pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi
seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat pada
teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan
gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan /
pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Cara Menggunakan Theodolit


1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7. Letakkan theodolite di tribar plat
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite.
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan menggerakkan
secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser kekiri atau
kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan pembacaan
sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.

3. ALAT PENUNJANG
Tripod/Statif/Kaki Tiga
Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri dari kepala statip dan kaki tiga
yag dapat di stel ketinggiannya. Statip terbuat dari kayu atau dari metal alumunium sehingga lebih
ringan.

Gambar 3.1.1. Tripod/Statif/Kaki Tiga

Kegunaan tripod adalah untuk menunjang theodolit.

Cara Menggunakan Tripod/Statif/Kaki Tiga


Ketinggian statif dapat diatur, disesuaikan dengan ketinggian si pengamat dan pemutaran baut
statif jangan terlalu keras agar tidak cepat rusak kepala statif ada yang datar, melengkung (sferis),
ada pula yang menyerupai bonggol (Kern) dengan sambungan alat sentering tongkat teleskopis
sekaligus untuk mengukur tinggi alat.
Unting-Unting
Unting-unting merupakan bandul yang terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk kerucut
dengan ujung bawah lancip dan digantungkan pada bagian tengah tripod/statif tegak lurus titik.

Gambar 3.3.1. Unting-Unting


Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan tanah atau
sebaliknya.Unting-unting digantungkan dan unting-unting harus tegak lurus titik.
Jalon
Jalon merupakan tongkat dengan ujung runcing, berguna sebagai penanda titik yang akan di
tembak sudutnya, jalon merupakan pasangan alat theodolit. Jalon berfungsi untuk membantu
dalam pengukuran di lapangan sebagai pelurusan dalam mengukur.

4. ALAT UKUR ELEKTRONIK


Global Positioning System (GPS)

Global Positioning Sistem (GPS) merupakan sistem yang terdiri dari konstelasi satelit radio
navigasi, segmen kontrol tanah yang mengelola operasi satelit dan pengguna dengan receiver
khusus yang menggunakan data satelit untuk memenuhi berbagai persyaratan posisi. GPS
merupakan salah satu metode dalam geodesi satelit yang digunakan untuk penentuan posisi di
permukaan bumi secara 3D dimana penentuannya menggunakan teknik trilaterasi dengan
menggunakan jarak dari beberapa lokasi yang diketahui untuk menentukan koordinat lokasi yang
tidak diketahui. GPS terdiri atas tiga segmen, yaitu segmen satelit, segmen control dan segmen
pengguna, lihat gambar (3.1). Konstelasi dan konfigurasi orbit dari satelit GPS dirancang
sedemikian rupa sehingga sistem ini dapat dimanfaatkan kapan dan dimana saja, lihat gambar
(3.2).

Gambar 4.1.1. Tiga Segmen GPS

Fungsi Global Positioning System (GPS)


GPS mempunyai berbagai pemanfaatan, tidak hanya untuk keperluan militer, geodesi, survey dan
pemetaan, tetapi juga untuk penelitian dalam geofisika, seperti geodinamika, strudi deformasi,
studi atmosfer dan meteorologi, keperluan oseanografi dan sebagainya. GPS juga dimanfaatkan
untuk navigasi pesawat udara, perhubungan darat dan laut. Hal ini disebabkan GPS tidak
tergantung pada keadaan cuaca, dan dapat digunakan dalam keadaan statik atau kinematik, serta
dapat dipasang di mobil, kerata api, kapal laut, pesawat udara bahkan satelit. Tetapi perlu diketahui
bahwa GPS juga mempunyai kelemahan, karena tidak dapat dimanfaatkan ditempat dimana sinyal
satelit GPS tidak dapat diterima oleh antena alat penerima yang berada dalam dalam ruang, di
bawah terowongan atau di dalam air. Oleh karena itu untuk meningkatkan akurasi dan ketelitian
data, kombinasi pengukuran GPS dengan pengukuran posisi geodetik cara konvensional, yaitu
pengukuran sudut dan jarak sering dilakukan.
Gambar 4.1.2. Receiver GPS 1

Cara Menggunakan Global Positioning System (GPS)


Menghidupkan Receiver Garmin GPS Navigation 60
Nyalakan GPS 76CSx Anda dan tunggu sampai sinyal satelit terhubung dengan GPS.

Secara default fitur/halaman menghitung luas belum ada di GPS Anda, untuk itu halaman harus
di setting manual dengan cara :
a) Tekan tombol MENU 2 kali, akan muncul halaman menu utama, setelah itu pilih SETUP
>ENTER> Page Sequence> ENTER.
b) Muncul halaman tambah halaman, tekan tombol Rocker bawah sampai ke pilihan Add Page lalu
ENTER. Pilih Area Calculation dan akhiri dengan tombol ENTER.

Gambar 4.1.3. Halaman Menu Setup dan Halaman Sequence.


Setelah penambahan halaman sudah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu tekan tombol PAGE
beberapa kali sampai muncul halaman Area Calculation> Start> ENTER.
Setelah itu tombol Start berubah menjadi tombol Stop, jika demikian berarti GPS sudah siap
digunakan untuk menghitung Luas Area.
Gambar 4.1.3. Halaman peta dari Area Calculation.
Silahkan anda berjalan di area yang akan dihitung luasnya, dari titik A (mulai) sampai kembali ke
titik A lagi (akhir).
Setelah mengelilingi area yang diukur, lalu Anda tekan tombol Stop. Dibawah tombol Stop akan
muncul hasil dari perhitungan area tersebut.
Dihalaman selanjutnya akan muncul keterangan dari hasil kalkulasi area, seperti :
a) Name (anda bisa mengganti nama yang Anda inginkan dengan menekan tombol Rocker ke atas
sampai ke field Name,
b) ENTER dan isi nama sesuai yang Anda inginkan), selain informasi Name ada juga informasi
Distance (jarak), Area, dan Color (warna). Setelah itu Anda tekan tombol OK untuk menyimpan
hasil pengukuran.

Gambar 4.1.3. Halaman peta dari Area Calculation dan Halaman Area Calculation.
Catatan : Pengukuran luas area menggunakan GPS Garmin sangat tidak disarankan karena
akurasi GPS Garmin sekitar 5 - 15 meter, untuk pengukuran yang lebih akurat Anda bisa
menggunakan GPS tipe Pemetaan atau GPS Geodetik yang akurasinya bisa mencapai 5mm -
10mm.
Langkah-langkah memasukkan titik ke dalam Google Earth :
1. Membuka Aplikasi google Earth, setelah Aplikasi terbuka, pilih Add yang berada di deretan
Menu > pilih Placemark / Ctrl + Shift + P
Gambar 4.1.3. Penambahan titik pada google earth.
2. Setelah muncul Google Earth – New Placemark > Masukkan koordinat yang tempat yang
akan di masukkan mulai dari Zone, Easting, Northing ( Jika Koordinatnya UTM) > ubahlah
nama yang pada tempat yang anda inginkan, misal Prodi P. Geografi > setelah semua selesai
pilih OK maka akan muncul seperti pada gambar di bawah ini

Theodolite Digital
Jenis theodolit yang dimana cara pembacaan sudut horizontal dan vertikalnya hanya dibaca dengan
otomatis pada layar yang ada dalam alat tersebut, dan cara penyentringan alatnya pun berbeda
dimana theodolit digital hanya dengan cara sentering laser.

Gambar 4.2.1. Theodolit Digital

Fungsi Theodolite Digital


Theodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar
dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan detik
Cara Menggunakan Theodolite Digital
Ada empat syarat yang harus diperhatikan dalam persiapan dan pengecekan kelayakan standar
pakai Theodolite digital antara lain :
1. Sumbu tegak (sumbu I) harus benar-benar tegak.
2. Sumbu kedua atau sumbu horizontal harus mendatar.
3. Teropong atau garis bidik harus tegaklurus sumbu kedua
4. Kesalahan indeks pada skala lingkaran tegak harus sama dengan nol .
Penggunaan Dan Tata Cara Pemakaian Alat Ukur Tanah Theodolite Digital
Cara penggunaan theodolit digital:
a) Cara pengaturan optis alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong
untuk mengetengahkan optis.
b) Pasang statip diatas titik yang tentu dipermukaan tanah sedemikian rupa sehingga kaki-kakinya
membentuk piramida sama sisi, kencangkan sekrup statip, tancapkan dengan cukup kuat kedalam
tanah, dan usahakan kepala statip sedatar mungkin, untuk memudahkan pengaturan nivo tabung
dan nivo kotak dan pastikan titik tengah kepala statip berimpit dengan titik /patok.
c) Ambil pesawat theodolit dengan hati – hati dan pasang pada kepala statip.
d) Posisikan theodolit pada titik yang tentu (jika ada) dengan memasang unting-unting atau melihat
alat duga optik.
e) Jika posisi tidak tepat, kendurkan kunci kepala statip dan geser pada posisi yang dikehendaki,
jika terlalu jauh, statip harus dicabut kembali dan dipindahkan.
f) Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan 3 sekrup penyama rata.
g) Arahkan nivo tabung sejajar dengan garis penghubung sekrup A dan B.
h) Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan memutar sekrup A dan B secara bersamaan keluar
sama keluar kedalam sama kedalam.
i) Setelah presisi, putar badan pesawat 90˚.
j) Ketengahkan kembali gelembung nivo tabung hanya dengan sekrup C saja, (nivo kotak akan
mengikut seimbang).
k) Pastikan gelembung nivo tabung dan nivo kotak tetap ditengah-tengah walaupun pesawat diputar
ke segala arah.
l) Bila ternyata belum seimbang, ulangi penyetelan 5a s/d 5e.
m) Bila kedua nivo telah seimbang, tekan tombol power (switch) pada keadaan ON, dan pesawat
theodolit sudah siap digunakan (sumbu I sudah vertical dan sumbu II sudah horizontal).
Cara penggunaan alat
a) Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian mengetengahkan optis ke atas.
b) Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan.
c) Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang dikehendaki kemudian dibaca
pada display.
d) Untuk membaca sudut vertical, teropong diarahkan secara vertical dan kemudian dibaca pada
display.

Total Station

Total Station adalah pengembangan dari theodolite yang dilengkapi dengan pengukuran jarak dan
sudut secara elektronik dengan dibantu reflektor sebagai target dan pengganti rambu ukur. Di
samping itu untuk mempermudah proses data dilengkapi juga dengan komputer. Konstruksi utama
seperti rambu pertama, rambu kedua dan garis bidik sama dengan theodolite.
Gambar 4.3.1. Total Station
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi adalah :
i. Ketelitian bacaan sudut horizontal
j. Ketelitian bacaan jarak horizontal dan vertikal
k. Kemampuan software untuk menghasilkan hitungan beda tinggi
l. Kemampuan software untuk menghasilkan hitungan kordinat
m. Sumbu pertama vertikal
n. Sumbu kedua mendatar
o. Sumbu kedua tegak lurus sumbu pertama
Disamping persyaratan-persyaratan tersebut harus dipenuhi bagian-bagian total station harus
berfungsi dengan baik.
Bagian-bagian tersebut adalah :
a. Sekrup-sekrup dan klem untuk penyetelan harus berfungsi dengan baik dan normal.
b. Nivo-nivo harus berfungsi dengan baik.
c. Kejernihan lensa atau kaca pada teropong harus benar-benar dalam kondisi baik dan normal.
d. Tampilan bacaan (display) harus jelas.

Fungsi Total Station


Total station biasanya digunakan untuk melakukan pengukuran arah, jarak, beda tinggi serta
penentuan koordinat secara elektronis.

Cara Menggunakan Total Station


Penyetelan total station :
a. Pasang kaki tiga penyangga/tripod/statip pada tempat yang dikehendaki, biasanya pada titik ikat
atau pada titik yang sudah diketahui koordinat dan elevasinya
b. Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil serta posisi pelat tempat dudukan
alat ukur (tribrach) pada posisi semendatar mungkin.
c. Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing kaki secukupnya.
d. Secara simultan tepatkan penanda ketepatan posisi as vertikal total station pada tiik yang
dikehendaki (centering)
e. Atur sumbu I sumbu vertikal dan sumbu II horizontal dengan menggunakan sekrup
penyeimbang nivo kotak, yang biasanya disebut sekrup A, B, C.
f. Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar dengan posisi kita berdiri,
tepatkan gelembung nivo tepat didalam lingkaran yang ada.
g. Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivoo sejajar dengan posisi kita berdiri,
tepatkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran yang ada.
h. Putar theodolite terhadap sumbu I sebesar 900 terhadap posisi kita, cek apakah posisi nivo masih
tetap berada di tengah lingkaran, jika tidak gunakan sekrup C untuk menempatkan nivo kembali
ke tengah lingkaran.
i. Cek kembali posisi penanda ketepatan as sumbu vertikal apakah masih berada pada posisi titik
yang dimaksud.
j. Jika bergeser maka kendorkan sekrup pengunci Theodolite pada tribrach dan geser perlahan-
lahan sehingga posisi penanda arah vertikal tepat berada dititik yang dikehendaki lalu kuatkan
sekrup pengikat
k. Cek kembali posisi gelembung apakah masih berada di pusat lingkaran, jika tidak digunakan
sekrup A, B, C kembali secara lebih perlahan untuk menempatkan posisi gelembung nivo pada
lingkaran yang ada.
l. Jika centering dan posisi gelembung pada masing-masing nivo sudah berada pada tengah-tengah
bidang nivo, maka alat sudah siap untuk dioperasikan.

Anda mungkin juga menyukai