Kekuatan dan elastisitas agregat tergantung dari jenis batuan yang dipakai. Susunan agregat
dapat diperiksa menggunakan analisa saringan (sieve analysis). Dengan analisa saringan akan
didapatkan kurva susunan butir dari agregat tersebut. Gradasi pada agregat yang didapatkan dari
hasil analisa saringan sangat besar perannya dalam membuat beton bermutu. Dalam teknologi
beton, agregat dalam campuran beton dibagi dalam 2 bagian susunan antara lain: a)Agregat
KasarAgregat kasar yaitu agregat yang butirannya memiliki ukuran lebih besar dari 4,75 mm.
Agregat kasar selalu identik dengan sebutan kerikil ataupun batu pecah. Ukuran maksimal
agregat kasar dikelompokan menjadi 3 golongan yang dapat diketahui melalui uji gradasi yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel Batas Gradasi Agregat Kasar
40 mm 20 mm 10 mm 76
100 - -
38 95 – 100 100 -
19 35 – 70 95 – 100 100
9,6 10 – 40 30 – 60 50 – 85
4,8 0–5 0 – 10 0 – 10
Dalam campuran beton, agregat kasar mempunyai syarat-syarat tertentu agar dapat digunakan
sesuai dengan PBI-1971 adalah sebagai berikut:
•Agregat kasar berupa kerikil yang berasal dari batu-batuan alami, atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecah batu.
•Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Butir-butir agregat
kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan.
•Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering).
•Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. 1 set ayakan (38.2 mm; 19,1 mm ; 9,52 mm ; 4,76 mm)
E
2. Shieve shaker machine
3. Pan
4. Sekop
5. Timbangan
B. Bahan
1. Kerikil 4000 gr