a ba
bt = Tp
cos
a
100 bb
a-bb) x
j m = (b
Rambu
pes a
Bt
Tp
B'
A
j m = (ba-bb) x 100 cos² a
P1 P2
U.M
Po P3
P5
P4
DI SUSUN OLEH
WIYONO
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Modul dengan judul “Pengkuran Poligon” sebagai bahan ajar yang digunakan sebagai
panduan praktikum peserta diklat sebagai panduan praktikum perserta diklat Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari beberapa
kompetensi Melaksanakan Pengukuran Bangunan dan Pemetaan.
Modul ini mengetengahkan cara pengukuran peta situasi dengan cara pengukuran
macam-macam poligon, meliputi pengukuran poligon terbuka, poligon keliling,
poligon terbuka terikat sempurna dan poligon keliling dengan garis bidik miring.
Pada modul ini disesuaikan dengan lengkap cara pengukuran, perhitungan data hasil
pengukruan dan cara penggambaran, diharapkan peserta diklat dapat melaksanakan
tanpa harus banyak dibantu oleh guru pembimbing.
Penyusun
DESKRIPSI JUDUL
Modul ini terdiri dari empat kegiatan belajar meliputi; pengukuran poligon terbuka;
poligon tertutup; poligon terbuka terikat sempurna dan poligon tertutup dengan garis bidik
miring.
Kegiatan belajar ketiga membahas pengertian poligon terbuka terikat sempruna, cara
pengukuran; menghitung azimuth awal, azimuth akhir dan koreksi sudut, juga membahas
cara mencari koreksi Δx dan Δy.
Pada kegiatan belajar pengukuran dengan garis bidik miring, membahas tentang pengertian
garis bidik miring, rumus-rumus untuk mencari jarak datar dan beda tinggi hingga
menghitung koordinat masing-masing titik yang diukur.
PRASYARAT
- Pada kegiatan pengukuran peserta diklat telah trampil membaca rambu ukur,
membaca sudut datar (horizontal) maupun sudut tegak (vertical)
- Pada penggambarn hasil pengukuran, peserta diklat telah menguasai cara menentukan
skala dan menggambar dengan cara koodinat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DISKRIPSI JUDUL……………………………………………………………………………
PETA KEDUDUKAN MODUL………………………………………………………………
PRASYARAT…………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..
PERISTILAHAN………………………………………………………………………………
PETUNJUK MENGGUNAKAN MODUL…………………………………………………..
TUJUAN………………………………………………………………………………………
KEGIATAN BELAJAR 1. PENGUKURAN POLIGON TEBUKA TERIKAT U.M.
A. Petunjuk Umum ……………………………………………………………………….
B. Langkah Kerja…………………………………………………………………………
C. Analisa Data Pengukuran………………………………………………………………
D. Langkah Penggambaran / Gambar Kerja………………………………………………
KEGIATAN BELAJAR 2. PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP (KELILING)
A. Petunjuk Umum……………………………………………………………………….
B. Langkah Kerja…………………………………………………………………………
C. Perhitungan Hasil Pengukuran………………………………………………………..
D. Contoh Daftar dan Gambar……………………………………………………………
KEGIATAN BELAJAR 3. PENGUKURAN POLIGON TERBUKA TERIKAT
SEMPURNA
A. Petunjuk Umum………………………………………………………………………..
B. Langkah Kerja…………………………………………………………………………
C. Analisa Data Pengukuran………………………………………………………………
D. Langkah Penggambaran / Gambar Kerja………………………………………………
KEGIATAN BELAJAR 3. PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP (KELILING)
TERIKAT SEMPURNA
A. Petunjuk Umum……………………………………………………………………….
B. Langkah Kerja…………………………………………………………………………
C. Analisa Data Hasil Pengukuran……………………………………………………….
D. Daftar tinggi titik dan koordinat………………………………………………………
PERISTILAHAN / GLOSSARY
TERIKUT. U.M : Salah satu sisi poligon, arahnya telah diikat oleh arah utara
magnit.
TERBUKA TERIKAT : Poligon dengan titik awal diketahui koordinatnya dan diikat
SEMPURNA oleh titik yang berkoordinat; diakhiri pada titik yang sudah
diketahui koordinatnya dan dikat oleh titik yang berkoordinat
pula.
GARIS BIDIK MIRING : Pengukuran dengan garis bidik yang miring, mengikuti
kemiringan tanah. Syarat untuk ini bahwa pembacaan benang
tengah (bt) dibuat sama dengan tinggi pesawat (Tp).
Pelajari lebih dahulu modul tiap kegiatan pengukuran dengan saksama sebelum mulai
dengan pengukuran, perhitungan dan penggambaran.
Dalam setiap kegiatan, tidak dapat dikerjakan sendiri, maka setiap anggota
regu/kelompok harus berganti-ganti peran, sehingga masing-masing berpengalaman
melakukan bermacam-macam pekerjaan, seperti menyetel pesawat membaca rambu,
membaca sudut datar dan sudut tegak dan lain-lain.
TUJUAN
1. TUJUAN AKHIR
Peserta diklat mampu melaksanakan pengukuran, menghitung hasil pengukuran dan
menggambar hasil pengukuran. Poligon terbuka, tertutup, terbuka terikat, sempurna
dan pengukuran poligon tertutup dengan garis bidik miring.
2. TUJUAN ANTARA
Peserta diklat mampu:
a. Membaca rambu ukur, sudut datar dan sudut tegak
b. Menghitung jarak datar dan beda tinggi masing-masing titik
c. Menghitung besar sudut pengambilan azimut setiap titik, harga ∆x dan ∆y
d. Menghitung koordinat masing-masing titik.
PENGUKURAN POLIGON
Dalam pengukuran ini yang diukur adalah sudut datar (β) dam jarak sisi-sisi
poligon, dan titik awal telah ditentukan koordinatnya.
PELAKSANAAN PENGUKURAN
I. TUJUAN :
Disediakan seperangkat pesawat theodolit dan kelengkapan lainnya diharapkan
para siswa :
1. Mengoperasikan pesawat theodolit dengan cepat dan benar
2. Melaksanakan pengukuran poligon terbuka terikat utara magnit.
3. Menghitung data-data pengukuran, meliputi :
- Menghitung besar sudut pengambilan (β)
- Menghitung azimut (sudut jurusan) masing-masing sisi poligon
- Mencari harga ∆x = J sin α dan ∆y = J cos α
- Menghitung koordinat x dan y masing-masing titik yang diukur.
4. Menggambar hasil pengukuran cara koordinat.
V. KESELAMATAN KERJA
1. Pesawat harus selalu dipayungi, agar terhindar dari panas matahari.
2. Gunakan bagian-bagian pesawat dengan hati-hati dan sesuai dengan fungsi
maisng-masing.
B. LANGKAH KERJA
Langkah Pengukuran
1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan seperti tersebut diatas, sebelum
memulai dengan pengukuran.
2. Dirikan pesawat diatas titik awal pengukuran (misalkan titik P0), dan setel hingga
siap dipakai.
3. Pasang kompas, untuk menentukan arah utara magnit (UM), dan pembacaan sudut
datar dilihat 0°00’00”.
4. Arahkan pesawat ke titik muka (P 1), pada titik yang paling bawah. Baca sudut
datarnya dan catat dalam daftar. Sudut ini merupakan azimut awal.
5. Ukur jarak dari P0 ke P1 dengan pita ukur, catat hasilnya dalam daftar
6. Pesawat dipindah ke titik P1 dan setel hingga siap dioperasikan.
7. Arahkan pesawat ke titik belakang (P0) dan pembacaan sudut dapat dibuat
0°00’00” (sembarang).
8. Arahkan pesawat ke titik muka (P2) dan baca sudut datarnya. Ukur pula jarak
antara titik P1 dan P2. Catat hasil pembacaan sudut dan ukuran jarak dalam daftar
ukur.
9. Demikian seterusnya hingga sampai pada titik yang telah ditentukan.
10. Kemaslah dan periksa semua peralatan yang digunakan, dan kembalikan tempat
semula.
catatan :
Bila bacaan sudut muka (M) lebih kecil dari bacaan sudut belakang (B), maka
bacaan muka ditambah (+) 360°, baru dikurangi bacaan belakang.
Dalam pengukuran poligon terbuka tidak ada koreksi sudut datar.
Pertama :
α1 = ( α + β ) - 180°
Bila ternyata ( α + β ) > 180°
contoh : α = 142°17’14”
β = 214°42’35” +
α1 = 356°59’49” - 180°
= 176°59’49”
Kedua : α1 = ( α + β ) + 180°
Bila ternyata ( α + β ) < 180°
contoh : α = 87°14’12”
β = 64°26’37” +
α1 = 151°40’49” + 180°
= 331°40’49”
Ketiga : α1 = ( α + β ) - 540°
contoh : α = 279°54’08”
β = 304°21’15” +
α1 = 584°15’23” - 180°
= 44°15’23”
α1 = ( α + β ) - 180°
a) Cara Pertama :
β = 214°42’35”
U.M
U.M
a = 142°17'14"
P1
a1
P2 ß =214°42'35"
P3
= 176°59’49”
= Azimuth P2 - P3
U.M a1
ß P2
P3
a=
P3
β = 64°26’37”
Jadi azimuth P2 - P3
c) Cara Ketiga :
α1 = ( α + β ) - 540°
Azimuth P1–P2 = α = 279°54’08”
β = 304°21’15”
P3
U.M
U.M
a1
P2
ß =304°21'15" P1 a = 279°54'08"
Jadi azimuth P2 - P3
= 48°15’23”
α = 246°25’49”
Catatan : dapat dihitung dengan daftar logaritma, atau dengan mesin hitung
(kalkulator). Dengan kalkulator casio 3600 p maka ∆x dapat dihitung dengan cara:
Dengan kalkulator :
Catatan : harga ∆x dan ∆y dapat dicari dengan cara diatas. Namun ada cara
yang lebih singkat untuk mendapatkan harga ∆x dan ∆y sekaligus dengan cara
x-y
Mendapat harga ∆y
Mendapat harga ∆y
- Koreksi sudut
- Koreksi ∆x dam
- Koreksi ∆y
D. Langkah Penggambaran:
Cara penggambaran letak titk-titik poligon cara koordinat :
1. Cari harga x terbesar dan dibulatkan ke atas dalam puluhan. Misal x terbesar
+35,554 m, dibulatkan menjadi +40,00 m
2. Cari harga x terkecil dan dibulatkan kebawah dalam puluhan. Misal x terkecil
-31,965, dibulatkan menjadi -40,000 m
Dari 1 dan 2 dapat dihitung jarak kearah sumbu x ialah 80,000 m (40 + 40).
3. Cari harga y terbesar dan dibulatkan keatas dalam puluhan. Misalkan y tebesar
+76,129 m. Dibulatkan menjadi +80,000 m
4. Cari harga y tekecil dan dibulatkan kebawah dalam puluhan. Misalkan y terkecil =
-13,761 m, dibulatkan menjadi = -20,000
Dari 3 dan 4 dapat dihitung jarak ke arah y adalah = 100,000 mn (80,000 +
20,000) m.
5. Karena sudah diketahui jarak kearah x dan kearah y kita dapat menentukan
besarnya skala (kearah x =80,000 kearah y =100,000)
6. Buatlah garis-garis sejajar x dan y yang merupakan garis-garis absis dan ordinat,
dengan jarak menyesuaikan besar gambar (peta)
7. Beri angka pada garis-garis x dan y. Dari harga x dibulatkan kebawah hingga x
dibulatkan keatas. Demikian pula dan y dibulatkan kbawah hingga y dibulatkan
keatas.
8. Tentukan letak masing-masing titik sesuai dengan koordinat masing-masing.
Hubungkan titik-titik tersebut, maka gambarlah poligon hasil pengukuran.
U.M
ß a P4 - P5
a P3 - P4
ß P4
a P1 - P2
P3
P1 a P1 - P2
ß P5
P2
A.
Poligon tertutup atau poligon keliling, adalah poligon, dimana titik awal
pengukuran juga merupakan titik akhir pengukuran.
Arah sisi awal poligon telah diikat oleh arah utara magnit. Sudut yang
terbentuk dari arah utara magnit juga merupakan azimut awal dari sisi poligon.
Dalam pengukuran ini yang diukur adalah sudut datar (β) dan panjang (jarak)
masing-masing sisi poligon.
Dan titik awal pengukuran titik diketahui besar koordinatnya
Pengukuran dapat dilakukan searah jarum jam atau berlawanan arah putaran
jarum jam.
PELAKSANAAN PENGUKURAN
I. TUJUAN :
Disediakan seperangkat pesawat theodolit dan kelengkapan lainnya, diharapkan
para siswa dapat :
Disediakan seperangkat pesawat theodolit dan kelengkapan lainnya, diharapkan
para siswa dapat :
1. Menyetel pesawat theodolit hingga siap untuk dioperasikan dengan cepat dan
benar.
2. Melaksanakan pengukuran poligon tertutup (keliling) terikat utara magnit
dengan tepat dan ketelitian tinggi.
3. Dapat menghitung data-data pengukuran poligon tertutup meliputi :
- Menghitung besar sudut pengambilan (β)
- Menghitung besar koreksi masing-masing sudut
- Sudut setelah dikoreksi
- Menghitung azimut setiap sisi poligon
- Mencari harga Δx = J . sin α dan Δy = J . cos α
- Menghitung koreksi Δx dan Δy
- Menghitung koordinat setiap titik poligon
- Menghitung luas daerah yang dibatasi oleh titik-titik yang berkoordinat
- Menggambar letak titik-titik poligon dengan cara koordinat.
V. KESELAMATAN KERJA :
1. Pesawat huruf selalu dipayungi agar terhindar dari panas matahari.
2. Setiap mendirikan pesawat, harus cukup kuat agar tidak mudah goyang.
3. Hati-hati setiap pindah pesawat, terutama dalam cara membawanya.
B.
LANGKAH KERJA :
Lankah Pengukuran :
1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan, sebelum mulai pengukuran.
2. Menuju kelokasi pengukuran, dan pesawat didirikan diatas titik awal pengukuran
misalkan (P0) dan disetel hingga siap untuk dioperasikan.
3. Pasang kompas, untuk menentukan arah utara magnit dan pembacaan sudut datar
dibuat 0°00’00”
4. Arahkan pesawat ke titik muka (P1) dengan tepat, dan baca sudut datarnya, catat
dalam daftar ukur. Ini merupakan azimuth awal.
5. Ukur pula jarak antara P0 dan P1 dengan pita ukur. Catat dalam daftar.
6. Pesawat dipindah ke titik (P1) dan setel hingga siap untuk dioperasikan.
Arahkan pesawat ke titik belakang (P0) dan sudut datar dibuat 0°00’00”.
7. Arahkan pesawat ke titik muka (P2) dan baca sudut datarnya. Ukur pula jarak
antara P1 dan P2. Catat hasilnya dalam daftar.
8. Demikian seterusnya hingga sampai pada titik akhir (kembali ketitik awal P0)
9. Pesawat didirikan kembali diatas titik P 0 dan disetel hingga siap dioperasikan.
Arahkan ke titik belakang (Pn) dengan pembacaan sudut datar 0°00’00”. Arahkan
ke titik muka (P1) dan baca sudut datarnya. Catat dalam daftar. Pada pesawat
terakhir ini kita mengukur sudut pengambilan (β) ke tiitk (P0)
Catatan :
f β = Σβ – (n+2) . 180°
Bila pengukuran dilakukan berlawanan arah jarum jam, maka sudut (β)
yang didapat adalah “sudut dalam” poligon tertutup. Maka korkesi sudutnya
adalah :
f β = Σβ – (n-2) . 180°
Contoh 1 :
=1798°45’15” - 1800°
= -1°14’45”
Contoh 2 :
(Σ β ) = 899°53’44”
= 899°53’44” - 900°
= -0°06’16”
Rumus: :
Dimana : f β1 = koreksi sudut setiap titik
Pengukuran poligon keliling dengan 7 titik (n). Besar koreksi sudut = -0°06’16” (f β).
Maka koreksi sudut untuk setiap titik :
f β1 = f β / n = -0°06’16” / 7 = +0°00’53,71”
Koreksi sudut dibulatkan dalam detik (“) agar terpenuhi koreksi sudut -0°06’16” maka
diambil koreksi sudut :
Jumlah = 0°06’16”
Catatan:
1) Bila koreksi sudut (fβ) bertanda positif (+), maka koreksi sudut setiap titik
bertanda negative (-), dan sebaliknya.
2) Koreksi sudut yang dibulatkan keatas diberikan kepada pada sisi yang panjang dan
sebaliknya.
3. Mencari besar sudut setelah dikoreksi adalah sudut sebelum dikoreksi ditambah
(+), atau dikurangi (-) dengan koreksi masing-masing titik.
Contoh : Besar sudut (β) = 84°02’20”
Besar koreksi = +0°00’53” +
Sudut setelah dikoreksi = +84°03’13”
f Δx
Dan koreksi Δy = (=f ΣΔyΔx) :(+) - Σ Δx (-)
f Δy = Σ Δy (+) - Σ Δy (-)
Σ Δx (-) = 80,112 m -
Maka f Δx = + 0, 265 m
Σ Δy (-) = 89,568 m -
Maka f Δy = + 0,473 m
f Δx4 =
F Δy4 =
Dimana :
ΣJ = jumlah jarak
f Δx = koreksi Δx
f Δy = koreksi Δy
Catatan :
Bila harga f Δx atau f Δx positif (+) maka semua koreksi bertanda negatif (-) dan
sebaliknya
9. Mencari luas daerah yang dibatasi oleh titik-titik yang berkoordinat, dapat dicari
dengan menggunakan daftar seperti berikut:
NO KOORDINAT
TITIK X(n+1) . Y Y(n+1) . X
X Y
P₀ 1
P₁ .+ 2 1
P₂ .+ 3 2
P₃ .+ 4 3
P₄ .+ 5 4
P₅ .+ 6 5
P₆ .+ 7 6
P₀ .+ 7
Σ(X(n+1) . Y) Σ(Y(n+1) . X)
2 L = Σ(X(n+1) . Y) - Σ(Y(n+1) . X)
L = Σ(X . Y) - Σ(Y . X)
(n+1) (n+1)
2
TUGAS :
3. Hitunglah data-data hasil pengukuran, baik titik-titik utama maupun titik detail,
untuk tinggi masing-masing titik, maupun koordinat titik utama.
U.M
Po P3
P5
P4
A. Pengukuran poligon terbuka terikat sempurna adalah pengukuran poligon dimulai dari
awal yang telah diketahui koordinatnya, yang diikat oleh titik yang berkoordinat pula
dan diakhiri pada titik yang sudah diketahui koordinatnya yang diikat oleh titik yang
berkoordinat pula, dan diakhiri pada titik yang sudah diketahui koordinatnya yang
juga diikat oleh titik yang berkoordinat.
Pengukuran dimulai dari titik yang berkoordinat diikat oleh titik yang berkoordinat
dan diakhiri pada titik yang berkoordinat yang diikat pada titik yang berkoordinat
pula.
PELAKSANAAN PENGUKURAN
I. TUJUAN :
1. Pelajari dengan cermat langkah kerja ini sebelum mulai dengan pengukuran.
3. Yalon / paying
B. LANGKAH KERJA
Langkah Pengukuran :
6. Pesawat diputar diarahkan ke titik (P2) sebagai titik muka. Baca sudut
daftarnya dan ukur jarak P1 – P2. Catat dalam daftar.
7. Demikian seterusnya hingga sampai titik akhir (Pn) yang telah ditentukan,
yang telah berkoordinat.
8. Dirikan pesawat di titik akhir ini (Pn) dan setel hingga siap dioperasikan.
9. Arahkan pesawat ke titik ikat (T2) yang telah berkoordiant dan bacalah
sudut datarnya. Catat dalam daftar.
Rumus :
= -0,0275709 α = 1°34’45”
= 358°25’15”
Rumus:
= -40,898432 α = 88°35’57”
B = 127°30’29” -
Maka β = 218°51’31”
B = 206°12’12” -
Maka β = 180°52’57”
Catatan : bila bacaan M < B maka harga ( M + 360° ) baru – harga B.
(α akhir - α awal – Σ β)
= -1439°02’43” + K.180°
f β = -1439°02’43” + 8. 180°
contoh : a) α = 1°35’47”
β = 268°14’53” +
contoh : b) α = 37°26’19”
β = 96°57’56” +
contoh : c) α = 358°25’15”
β = 219°01’04” +
Dengan kalkulator casio f.350 dapat dicari dengan cepat, mudah, mengurangi
sumber kesalahan dapat dihitung sebagai berikut
J INV P-R α = x-y
=
Pada mengasilkan harga J. cos α
x-y mengasilkan harga J. sin α
α = azimuth
contoh : α = 37°26’19”
J = 33,100 m
J. sin α = + 20,122 m
Rumus:
:
Contoh : J1 = 33,100 m
Σ J = 306,170 m
f Δx = 1,008 m
jadi
Rumus: :
Catatan :
Bila harga f Δx atau f Δy postiif (+) maka koreksi setiap titik f Δx 1 dan f Δx1 bertanda
negatif (-) dan sebaliknya.
11. Mencari koordinat x dan y untuk setap titik adalah koordinat sebelumnya
ditambah (+) atau dikurangi (-) dengan harga Δx = J . sin α atau Δy = J . cos α,
kemudian ditambah (+) atau dikurangi (-) dengan koreksi setiap titik.
Contoh : x p1 = -703,280 m
J. sin α = +20,122 m
Koreksi= -0,109 m +
Jadi x p2 = -683,267 m
y p1 = -703,280 m
J. cos α = +26,282 m
Koreksi= -0,136 m +
Jadi y p2 = -700,922 m
D. CARA PENGGAMBARAN
5. Kita buat sumbu salib x dan y, dan sejajar sumbu y berjarak sedemikian rupa
sehinga dapat untuk mengambarkan jarak kearah x dan kearah y dengan baik
(lihat contoh gambar).
6. Gambar letak titik-titik yang diukur yang telah dihitung koordinatnya pada garis-
garis koordinat yang ada. Hubungkan antara titik-titik yang satu dengan yang lain,
maka poligon tertutup hasil pengukuran telah tergambar.
A.
Agar kemiringan tanah sama dengan kemiringan bidik, maka pembacaan benang
tengah (BT) rambu ukur dibuat sama dengan tinggi pesawat (Tp).
Setiap pembacaan sudut, baik sudut datar maupun sudut zenith kearah muka dan
belakang hendaknya dilakukan dengan teliti (derajat, menit dan detik).
Pengukuran dapat dilakukan searah jarum jam, atau berlawanan arah jarum jam.
PELAKSANAAN PENGUKURAN
I. TUJUAN
Beda tinggi
4. Lakukan pembacaan rambu dan sudut dengan teliti, agar tidak terjadi kesalahan
yang besar.
B. LANGKAH KERJA
Langkah Pengukuran
1. Siapkan semua alat yang diperlukan seperti tersebut diatas, sebelum melaksanakan
pengukuran dilapangan.
3. Pesawat disetel diatas titik awal pengukuran (P0) hingga siap untuk dioperasikan
4. Pesawat dibuat arah utara magnit, dengan pembacaan sudut datar = 0°00’00”.
5. Arahkan teropong ke titik (P1) sebagai titik muka yang telah berdiri rambu ukur.
Baca pula rambu ukurnya dengan pembacaan benang tengah (bt) sama dengan
tinggi pesawat; benang atas (ba); benang bawah (bb) dan sudut zenitnya.
Catat dalam daftar ukur.
7. Arahkan pesawat ke titik belakang (P0) sudut datar dibuat 0°00’00”. Bila perlu
baca benang tengah (bt) sama dengan tinggi pesawat (Tp), baca ba; bb; dan sudut
zenith. Catat dalam daftar.
8. Pesawat diputar arahkan ke titik muka (P2). Baca sudut datarnya, pembacaaan
benang tengah (bt) sama dengan tinggi pesawat (Tp); ba; bb dan sudut zenith.
9. Demikian seterusnya pesawat dipindah di titik (P2) disetel hingga siap dipakai,
diukur tingginya.
Diarahkan ke titik belakang (P1) sudut datarnya dibuat 0°00’00”, dibaca rambunya
dengan bt=Tp ; ba; bb dan sudut zenit.
10. Pesawat diarahkan ke titik muka (P3), dibaca sudut datarnya, pembacaan rambu )
bt=Tp ; ba; bb dan sudut zenith
12. Terakhir pesawat disetel kembali ke titik (P0) hingga siap dioperasikan. Arahkan
pesawat ketitik belakang dan sudut datar dibuat 0°00’00” dan diarahkan ke titik
muka (P1) dan hanya dibaca sudut datarnya.
Catatan :
Dalam pengukuran ini diperlukan dua daftar pengukuran. Daftar pertama untuk
menghitung ketinggian titik yang diukur; dan daftar koordinat, untuk menghitung
koordinat titik-titik utama
α = 2°35’45”
= m.
α = 2°35’45”
=+ m
Catatan :
Δt = Σ (+) – Σ (-)
Rumus :
Σ (-) = 3,600 m
Rumus:
Atau :
…..dst
Contoh : Jn = 15m
Σ J= 750 m
Δt = 0,674 m
Jadi
Catatan : Bila Δt bertanda positif (+), maka koreksi setiap titik berdanda
negatif (-) dan sebaliknya.
7) Mencari tinggi masing-masing titik yang diukur ialah tinggi titik sebelumnya,
ditambah (+) atau dikurangi (-) dengan beda tingginya dan ditambah (+) atau
dikurangi dengan koreksi beda tinggi pada titik yang bersangkutan.
Untuk menyelesaikan daftar kedua, tidak ada masalah lagim sama dengan
pengukuran poligon tertutup yang terdahulu. Hanya perlu diperhatikan lagi:
1. Bila pengukuran searah jarum jam, maka koreksi sudut dengan rumus
f β = Σβ – (n +2). 180°
2. Bila pengukuran berlawanan arah jarum jam, maka koreksi sudut dengan rumus
f β = Σβ – (n -2). 180°
Dimana n = jumlah titik sudut
4. Untuk menghitung luas daerah yang diukur yang dibatasi dengan titik-titik yang
berkoordinat, dapat digunaan dengan cara koordinat.
6. Setiap titik telah dapat dihitung ketinggian, berarti dapat digambarkan garis
konturnya, dengan memperhatikan karakterisitik garis tersebut.
Mencari jarak datar dan beda tinggi dengan cara garis miring.
a ba
bt = Tp
a
100 cos bb
= (b a-bb) x
j m
Rambu
pes a
Bt
Tp
B'
A
j m = (ba-bb) x 100 cos² a
2. Pada pengukuran dengan garis bidik miring apa yang perlu diperhatikan terhadap
garis bidik ?
ba = 0,900 m
bb = 1,500 m