namun koreksi sudut dapat dicari dengan adanya sifat poligon tertutup yang
jumlah sudut dalamnya sama dengan jumlah sudut dalam.
Selain itu, terdapat pula koreksi koordinat dengan adanya konsekuensi logis
dari bentuk geometrisnya bahwa jumlah selisih absis dan jumlah selisih ordinat
sama dengan nol. Keuntungan inilah yang menyebabkan orang-orang senang
bentuk poligon tertutup.
Σd sin α + f (x )=0
……………………..(4.6)
Σd Sin α : jumlah ∆x
Σd Cos α : jumlah ∆y
f(s) : kesalahan sudut
f(x) : kesalahan koordinat X
f(y) : kesalahan koordinat Y
B. TUJUAN PRAKTIKUM
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan pada lokasi pengukuran;
2. Memasang patok pada titik-titik yang sudah ditentukan pada sekitar lokasi.
Misalnya titik 1, 2, 3, dst;
Keterangan : Penentuan jumlah dan posisi titik-titik kerangka dasar
disesuaikan dengan kondisi lokasi pengukuran.
3. Memasang statif di titik 1 (titik awal), mengusahakan agar permukaan statif
terlihat rata pada titik P1;
4. Memasang alat ukut theodolite di atas permukaan statif, mengeraskan handle
pengunci alat yang ada pada statif, tetapi jangan terlalu keras, usahakan posisi
pesawat tepat berada dititik 1;
5. Mengatur nivo dengan 3 sekrup penyetel A, B, dan C, agar posisi gelembung
berada
Ditengah (satu sumbu vertical)
Cara membuat sumbu satu vertikal :
a. Memutar teropong hingga nivo sejajar dengan 2 sekrup penyetel
(misalkan A dan B);
C C
B A B
HL HL
b. Menengahkan gelembung nivo dengan cara memutar sekrup penyetel
(dengan salah satu sekrup penyetel A dan B atau dengan keduanya secara
bersamaan tetapi arah putarannya berlawanan);
atau
HL
A HL A B
sudut lalu gerakan pesawat theodolite kearah utara lalu tekan osset dua kali
sampai didapat bacaan sudut horizontal 0 ͦ 0’0”. Kemudian mengencangkan
kembali sekrup pengunci horizontal tersebut;
8. Melonggarkan sekrup repetisi, letakkan kompas dibawah teropong pesawat
theodolite, lalu putar pesawat hingga teropong mengarah ke utara, kemudian
mengencangkan kembali sekrup repetisi;
9. Mengklik tombol osset dua kali pada layar menu theodolite sampai bacaan
horizontal menjadi 0˚00’00’’.
10. Membidik ke titik 2 mengencangkan sekrup pengunci gerakan horizontal
baca dan catat sudut horizontalnya sebagai azimuth awal (α ₁₋₂) seta sudut
vertikalnya. Catat juga bacaan benang tengah (BT), benang atas (BA), benang
bawah (BB).
11. Membidik ke titik terakhir dan lakukan pencatatan seperti langkah 10.
12. Memindahkan pesawat ke titik 2 dan atur pesawat seperti langkah 5,6 dan 7
kemudian lakukan prosedur pengukuran sudut poligon dengan cara :
BIASA
a. Memastikan teropong pada kedudukan BIASA, yaitu tanda bidik merah
berada diatas atau nivo theodolite berada di bawah.
b. Membidik teropong ke titik 1, lalu tetapkan focus target. Kemudian
melalui teropong mencatat bacaan benang tengah, benang atas dan
benang bawah.kemudian mencatat sudut horizontal serta sudut
vertikalnya sebagai bacaan belakang.
c. Membidik teropong ke titik 3, lalu tetapkan fokus target. Kemudian
melalui teropong mencatat bacaan benang tengah, benang atas dan
benang bawah. Kemudian mencatat sudut horizontal serta sudut
vertikalnya sebagai bacaan muka.
d. Mengukur jarak datar antara titik 1 dan titik 3 dengan roll meter.
e. Menghitung sudut mendatar dengan rumus :
Sudut dalam (β) = bacaan belakang – bacaan muka
13. Memindahkan theodolite ke patok selanjutnya. Melakukan seperti langkah
10 dan 11 sampai semua poligon terukur dengan catatan pesawat theodolite
telah sentries sebelum pengukuran.
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018 38
KEOMPOK T
BAB IV PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP KELOMPOK T
1. Data Pengamatan
2. Data perhitungan
Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat data sebagai berikut :
BM = 50 m
Tinggi Alat = 1.24 m
Tinggi Patok =0m
Benang Atas (BA) = 1.020 m
Benang Tengah (BT) = 1.965 m
Benang Bawah (BB) = 0.910 m
Sudut Horizontal Biasa (H.Biasa) = 308.867
Sudut Azimuth Awal = 214.947
Sudut Vertikal = 214.947
BA + BB
a. Perhitungan benang tengah (BT) =
2
1.020+0.910
=
2
= 1.965 m
b. Perhitungan Syarat geomrtris
Syarat geometris = (n – 2) ×180 °
a. Sudut dalam
P1 = (P1 ke P2) – (P1 ke P4)
= 314.762 – 219.899
= 94.863
b. Menghitung a koreksi sudut
a. Koreksi sudut = syarat geometri – jumlah sudut
dalam
= 360 – 359.79
= 0.207
1) Jarak optis
d = (BA - BB) x 100
= (1.425 – 1.242) x 100
= 18.3 m
2) Jarak Datar
D = d x sin 2 Sv
=18.3 x sin 2 90.320278
= 18.299 m
= 0.2292 m
f. Menghitung D sin azimuth, D cos azimuth
Untuk P1−2
D sin azimuth = 18.299 x sin 314.762
= -12.933
D cos azimuth = 18.299 x cos 314.762
= 12.8857
18.299
= x (-25.157)
60.375
= -7.625
D
∑D ∑
Y’ = x D cos azimut h
18.299
= x (24.8008 )
60.375
= 7.517
18.299
= 50+(0.2292 ) –( x -0.517)
60.375
= 50.385887 m
1. Kesimpulan
b. Dari hasil percobaan bahwa koordinat X dan Y tiap – tiap titik kerangka dasar
sekitar lokasi yang akan dipetakan adalah :
2.Saran
a. Memahami cara pemakaian alat
b. Memperhatikan saat pembacaan pada pesawat theodolite agar hasil
pengukuran yang diperoleh tepat.
c. Usahakan dalam setiap proses pengukuran benar-benar teliti dan tepat
agar perhitungan selanjutnya tidak salah.