Anda di halaman 1dari 29

PERTEMUAN 6

KERANGKA PEMETAAN

©Ir. Henny Magdalena, S.T., M.T.


Tahap awal pekerjaan pemetaan adalah pengukuran kerangka
pemetaan. Pengukuran kerangka pemetaan untuk mendapatkan
koordinat titik-titik kerangka tersebut.

Kerangka pemetaan dibuat dengan kerapatan tertentu, permanen,


mudah dikenali dan didokumentasikan secara baik di daerah yang akan
dipetakan. Tujuannya agar memudahkan penggunaan selanjutnya.

Selanjutnya kerangka pemetaan ini dijadikan ikatan dari detil (obyek)


dari unsur-unsur yang ada di permukaan bumi yang akan digambarkan
ke dalam peta.
Baik tidaknya kualitas peta yang akan dihasilkan sangat tergantung dari
kerangka peta.

Apabila kerangka peta ini baik (ketelitiannya sesuai dengan yang


diharapkan), maka peta yang akan dihasilkan juga baik (teliti).

Namun sebaliknya apabila kerangka dasar peta tidak teliti, maka peta
yang dihasilkan juga diragukan ketelitiannya.
Metode penentuan posisi horisontal dapat dikelompokkan :
1. Metode penentuan titik tunggal (satu titik)
a) Metode perpotongan ke muka
b) Metode perpotongan ke belakang

2. Metode penentuan banyak titik


a) Metode poligon
b) Metode triangulasi
c) Metode trilaterasi

i
Poligon
Poligon adalah rangkaian titik-titik secara berurutan yang digunakan
sebagai kerangka pemetaan. Titik-titik poligon saling terhubung melalui
pengukuran jarak dan sudut.

Unsur-unsur yang harus diukur pada poligon adalah semua jarak antara
titik poligon dan semua sudut mendatar. Kemudian agar poligon yang
diukur terarah (tertentu orientasinya), maka diukur juga azimut dari
salah satu sisi poligon, biasanya adalah azimut awal.

Selanjutnya agar titik-titik pada poligon dapat diketahui dalam sistem


koordinat yang ada, maka poligon tersebut harus diikatkan pada titik
tetap (BM).
Macam-macam poligon
1. Atas dasar bentuk 3. Atas dasar tingkat ketelitian
a) poligon tertutup a) poligon tingkat I
b) poligon terbuka b) poligon tingkat II
c) poligon tingkat III
2. Atas dasar titik ikat d) poligon tingkat IV
a) poligon terikat sempurna
b) poligon terbuka terikat sepihak 4. Atas dasar hirarki dalam
c) poligon bebas (tanpa ikatan) pemetaan
a) poligon utama (induk)
b) poligon cabang (anakan)
Poligon Tertutup

Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi
satu. Poligon ini paling disukai di lapangan, karena tidak membutuhkan
titik ikat yang banyak. Di lapangan sulit didapatkan titik yang sudah
diketahui koordinatnya, yang nantinya akan dijadikan titik ikat.

Ditinjau dari jenis sudut mendatar (horisontal) yang diukur dan rute
pengukurannya, poligon tertutup dibedakan menjadi :

Rute pengukuran sudut dalam sudut luar


searah jarum jam 1 2
berlawanan jarum jam 3 4
Pada pengukuran poligon, yang diukur hanya azimut sisi awal. Azimut
sisi berikutnya diperoleh dengan bantuan sudut horisontal hasil
pengukuran. Selanjutnya azimut dan jarak digunakan dalam
perhitungan koordinat.

Pada poligon terbuka terikat sempurna, berdasarkan azimut awal dan


sudut ukuran akan dicari azimut semua sisi poligon. after
1 Dari gambar dapat dilihat bahwa :
23 = 12 + 180° − β2
34 = 23 + 180° − β3
45 = 34 + 180° − β4

.
.
.
81 = 78 + 180° − β8

Cek and ricek !!!!


12 = 81 + 180° − β1
harus sama dengan azimut 12
hasil pengukuran.
2 Dari gambar dapat dilihat bahwa :
23 = 12 + β2 − 180°
34 = 23 + β3 − 180°
45 = 34 + β4 − 180°

.
.
.
81 = 78 + β8 − 180°

Cek and ricek !!!!


12 = 81 + β1 − 180°
harus sama dengan azimut 12
hasil pengukuran.
3
Dari gambar dapat dilihat bahwa :
12 = A1 + β1 − 180°
23 = 12 + β2 − 180°
3A = 23 + β3 − 180°

Cek and ricek !!!!


A1 = 3A + β4 − 180°
harus sama dengan azimut 𝐴1
hasil pengukuran.
Dari gambar dapat dilihat
4
bahwa :
23 = 12 − β2 + 180°
34 = 23 − β3 + 180°
45 = 34 − β4 + 180°

.
.
.
71 = 78 − β7 + 180°

Cek and ricek !!!!


12 = 71 − β1 + 180°
harus sama dengan azimut 12
hasil pengukuran.
Jika dari data ukuran (jarak, sudut dan azimut) dan koordinat awal
langsung dihitung koordinat titik poligon, maka pada akhir hitungan
koordinat tidak akan sama kembali ke titik awal poligon.

Oleh karenanya sebelum dilakukan perhitungan koordinat, terlebih


dahulu dilakukan koreksi semua sudut dan jarak ukuran.

Sebelum melakukan koreksi, maka harus diketahui terlebih dahulu


syarat yang harus dipenuhi oleh suatu poligon tertutup
Karena bentuknya tertutup, maka akan membentuk segi banyak
atau segi n (n adalah banyaknya titik poligon).

Syarat geometris dari poligon tertutup :


1. Syarat jumlah sudut ukuran :
a) Jika yang diukur sudut dalam  = n − 2 x 180°
b) Jika yang diukur sudut luar  = n + 2 x 180°

2. Syarat absis : d sin  = 0

3. Syarat ordinat : d cos  = 0


Pada kenyataannya setiap pengukuran terdapat kesalahan, maka
syarat geometris tersebut tidak dapat dipenuhi. Atau terdapat
perbedaan antara hasil pengukuran dan syarat geometris, yaitu :

1. Kesalahan penutup sudut (fβ)


a) Jika menggunakan sudut dalam : β = (n − 2) x 180° ± fβ

b) Jika menggunakan sudut luar : β = (n + 2) x 180° ± fβ

Kesalahan penutup sudut ini harus dikoreksikan sama rata pada


sudut-sudut hasil ukuran.
2. Kesalahan penutup absis d sinα = 0 ± fx

3. Kesalahan penutup ordinat d cosα = 0 ± fy

4. Kesalahan penutup jarak linier poligon (fl) : fl = (fx)2 + (fy)2

Kesalahan fx dan fy dibagi habis pada absis dan ordinat titik-titik


poligon dengan perbandingan lurus dengan jarak-jarak sisi poligon.

Secara garis besar tahapan perhitungan poligon tertutup dan


terbuka adalah :
1. Hitungan azimuth setiap jurusan secara berangkai.
2. Hitungan selisih atau beda absis dan ordinat setiap sisi.
3. Hitungan koordinat setiap titik secara berangkai.
Poligon Terbuka Terikat Sempurna

Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya tidak
berimpit. Sesuai dengan teori kesalahan dalam pengukuran jarak
maupun sudut, maka semakin jauh dari titik ikat kesalahannya akan
menjadi semakin besar.

Agar kesalahan tersebut tidak merambat diperlukan kontrol koordinat


dan azimut di awal dan akhir poligon. Poligon yang memiliki kontrol
tersebut dinamakan poligon terbuka terikat sempurna.
after

A dan 1 : titik ikat awal


B dan T : titik ikat akhir
A1 : azimut awal dihitung
BT : azimut akhir dihitung
S1, S2, … , SB : sudut ukuran
d12, d23, … , dnB : jarak ukuran
Jika dari data ukuran dan ikatan awal langsung dihitung koordinat titik
1, 2, 3, 4, n seterusnya, maka pada akhir hitungan tidak akan sama
dengan koordinat titik ikat B.

Oleh karenanya sebelum dilakukan perhitungan koordinat, terlebih


dahulu dilakukan koreksi semua sudut dan jarak ukuran.

Untuk melakukan koreksi, maka harus diketahui terlebih dahulu syarat


yang harus dipenuhi oleh suatu poligon terbuka.

Syarat geometris poligon terbuka terikat sempurna:


1. Syarat sudut :  = (akhir − awal ) + (n x 180°)
2. Syarat absis : d sinα = Xakhir − Xawal
3. Syarat ordinat : d cosα = Yakhir − Yawal
Pada pengukuran poligon, yang diukur hanya azimut sisi awal. Azimut
sisi berikutnya diperoleh dengan bantuan sudut horizontal hasil
pengukuran. Selanjutnya azimut dan jarak digunakan dalam
perhitungan koordinat.

Pada poligon terbuka terikat sempurna, berdasarkan azimut awal dan


sudut ukuran akan dicari azimut semua sisi poligon.

after
P

AP BQ Q
A1
5
1
B
0
2
1
A 2 4
3
4

A1 = AP + 0 3

12 = A1 + (1 −180°) atau 12 = AP + 0 + 1 − 180°

23 = 12 + (2 −180°) atau 23 = AP + 0 + 1 + 2 − 360°

34 = 23 + (3 −180°) atau 34 = AP + 0 + 1 + 2 + 3 − 540°

4B = 34 + (4 −180°) atau 4B = AP + 0 + 1 + 2 + 3 + 4 − 720°


BQ = 4B + (5 − 180°) atau
BQ = AP + 0 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 − 900°
BQ = AP +  − (5 𝑥 180°)
atau :
 = (bq − ap ) + (5 𝑥 180°)

Diperoleh rumus umum jumlah sudut ukuran poligon terbuka


adalah :  = (akhir − awal ) + (n x 180°)

Ruas kiri ( )adalah jumlah sudut yang diukur, sedangkan ruas kanan
selisih azimut akhir dan azimut awal serta kelipatan dari 180. Azimut
awal dan akhir dihitung dari koordinat titik-titik awal dan akhir yaitu
A, P, B dan Q.
Xp − Xa Xq − Xb
αap = arc tg αbq = arc tg
Yp − Ya Yq − Yb
Syarat yang harus dipenuhi oleh sudut-sudut poligon yang diukur,
adalah : jumlah sudut ukuran harus sama dengan selisih azimut akhir
dan azimuth awal ditambah kelipatan dari 180.
Selanjutnya untuk mendapatkan syarat sisi poligon yang harus
dipenuhi, proyeksikan sisi-sisi poligon tersebut pada sumbu X dan pada
sumbu Y. Dengan perkataan lain jumlah d sin  harus sama dengan
selisih absis titik akhir dan awal poligon.

Seharusnya 𝐝 𝐬𝐢𝐧𝛂 = 𝐗 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 − 𝐗 𝐚𝐰𝐚𝐥 dan 𝐝 𝐜𝐨𝐬𝛂 = 𝐘𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 − 𝐘𝐚𝐰𝐚𝐥


Dengan perkataan lain
• Jumlah d sin  harus sama dengan selisih absis titik akhir dan awal
poligon
• Jumlah d cos  harus sama dengan selisih ordinat titik akhir dan awal
poligon.
Pada kenyataannya setiap pengukuran terdapat kesalahan, maka
syarat geometris tersebut tidak dapat dipenuhi. Atau terdapat
perbedaan antara hasil pengukuran dan syarat geometris, yaitu :

1. β = αakhir − αawal + n x 180° ± fβ


f dinamakan kesalahan penutup sudut

2. d sinα = Xakhir − Xawal ± fx


fx dinamakan kesalahan penutup absis

3. d cosα = Yakhir − Yawal ± fy


fy dinamakan kesalahan penutup ordinat

4. Kesalahan penutup jarak linier poligon (fl)


fl = (fx)2 + (fy)2
Syarat yang harus dipenuhi oleh sudut-sudut poligon yang diukur,
adalah : jumlah sudut ukuran harus sama dengan selisih azimut akhir
dan azimuth awal ditambah kelipatan dari 180.
Selanjutnya untuk mendapatkan syarat sisi poligon yang harus
dipenuhi, proyeksikan sisi-sisi poligon tersebut pada sumbu X dan pada
sumbu Y. Dengan perkataan lain jumlah d sin  harus sama dengan
selisih absis titik akhir dan awal poligon.

Seharusnya 𝐝 𝐬𝐢𝐧𝛂 = 𝐗 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 − 𝐗 𝐚𝐰𝐚𝐥 dan 𝐝 𝐜𝐨𝐬𝛂 = 𝐘𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 − 𝐘𝐚𝐰𝐚𝐥


Dengan perkataan lain
• Jumlah d sin  harus sama dengan selisih absis titik akhir dan awal
poligon
• Jumlah d cos  harus sama dengan selisih ordinat titik akhir dan awal
poligon.
Poligon Terbuka Sepihak

Poligon terbuka tanpa ikatan (lepas), maka syarat-syarat geometris


tersebut tidak dapat diterapkan (tidak ada), sehingga sangat lemah
posisinya karena tidak ada kontrol ukuran maupun hitungannya. Oleh
karena itu, sebaiknya poligon seperti ini dihindari.

Poligon terbuka sepihak


Poligon Cabang
Areal pemetaan biasanya luas, sehingga tidak seluruh detil dapat
diikatkan pada titik poligon utama. Oleh karena itu harus dibuat poligon
cabang yang diikatkan pada poligon utama. Selain luasan areal
pemetaan, keadaan topografi juga menjadi salah satu faktor alasan
dilakukan pembuatan poligon cabang.

Cara dan prosedur pengukuran poligon cabang sama seperti poligon


utama. Hanya saja dalam proses perhitungannya, perhitungan poligon
cabang dilakukan seperti halnya perhitungan poligon terbuka terikat
sempurna.

Poligon cabang diasumsikan sebagai poligon terbuka terikat sempurna,


dan titik poligon utama sebagai titik referensi.
Poligon Cabang
Thank You

Anda mungkin juga menyukai