KERANGKA PEMETAAN
Namun sebaliknya apabila kerangka dasar peta tidak teliti, maka peta
yang dihasilkan juga diragukan ketelitiannya.
Metode penentuan posisi horisontal dapat dikelompokkan :
1. Metode penentuan titik tunggal (satu titik)
a) Metode perpotongan ke muka
b) Metode perpotongan ke belakang
i
Poligon
Poligon adalah rangkaian titik-titik secara berurutan yang digunakan
sebagai kerangka pemetaan. Titik-titik poligon saling terhubung melalui
pengukuran jarak dan sudut.
Unsur-unsur yang harus diukur pada poligon adalah semua jarak antara
titik poligon dan semua sudut mendatar. Kemudian agar poligon yang
diukur terarah (tertentu orientasinya), maka diukur juga azimut dari
salah satu sisi poligon, biasanya adalah azimut awal.
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi
satu. Poligon ini paling disukai di lapangan, karena tidak membutuhkan
titik ikat yang banyak. Di lapangan sulit didapatkan titik yang sudah
diketahui koordinatnya, yang nantinya akan dijadikan titik ikat.
Ditinjau dari jenis sudut mendatar (horisontal) yang diukur dan rute
pengukurannya, poligon tertutup dibedakan menjadi :
.
.
.
81 = 78 + 180° − β8
.
.
.
81 = 78 + β8 − 180°
.
.
.
71 = 78 − β7 + 180°
Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya tidak
berimpit. Sesuai dengan teori kesalahan dalam pengukuran jarak
maupun sudut, maka semakin jauh dari titik ikat kesalahannya akan
menjadi semakin besar.
after
P
AP BQ Q
A1
5
1
B
0
2
1
A 2 4
3
4
A1 = AP + 0 3
Ruas kiri ( )adalah jumlah sudut yang diukur, sedangkan ruas kanan
selisih azimut akhir dan azimut awal serta kelipatan dari 180. Azimut
awal dan akhir dihitung dari koordinat titik-titik awal dan akhir yaitu
A, P, B dan Q.
Xp − Xa Xq − Xb
αap = arc tg αbq = arc tg
Yp − Ya Yq − Yb
Syarat yang harus dipenuhi oleh sudut-sudut poligon yang diukur,
adalah : jumlah sudut ukuran harus sama dengan selisih azimut akhir
dan azimuth awal ditambah kelipatan dari 180.
Selanjutnya untuk mendapatkan syarat sisi poligon yang harus
dipenuhi, proyeksikan sisi-sisi poligon tersebut pada sumbu X dan pada
sumbu Y. Dengan perkataan lain jumlah d sin harus sama dengan
selisih absis titik akhir dan awal poligon.