Anda di halaman 1dari 8

Nama : Suci Atma Hardika

Nim/BP : 1205893/2012
Tugas : Handasah 3
BAGAIMANA MENGGUNAKAN POLIGON
Poligon digunakan apabila titik - titik yang akan di cari koordinatnya terletak memanjang
sehingga terbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan Pemetaan Poligon merupakan salah
satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh
koordinat planimetris (X,Y) titik - titik pengukuran. Pengukuran poligon sendiri mengandung
arti salah satu metode penentuan titik diantara beberapa metode penentuan titik yang lain. Untuk
daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon merupakan pilihan yang sering di
gunakan, karena cara tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diti dengan keadaan
daerah/lapangan. penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini membutuhkan.
Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi
maka perlu dilakukan pengukuran mendatar yang disebut dengan istilah pengukuran kerangka
dasar Horizontal. Jadi untuk hubungan mendatar diperlukan data sudut mendatar yang diukur
pada skala fingkaran yang letaknya mendatar. Bagian-bagian dari pengukuran kerangka dasar
horizontal adalah :
1. Metode Poligon
2. Metode Triangulasi
3. Metode Trilaterasi
4. Metode kuadrilateral
5. Metode Pengikatan ke muka
6. Metode pengikatan ke belakang cara Collins dan cassini

1. Metode pengukuran poligon
Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan di cari koordinatnya terletak memanjang
sehingga tnernbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan Pemetaan Poligon merupakan
salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk
memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik-titik pengukuran. Pengukuran poligon sendiri
mengandung arti salah satu metode penentuan titik diantara beberapa metode penentuan titik
yang lain. Untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon merupakan
pilihan yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diti
dengan keadaan daerah/lapangan. Penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini
membutuhkan,
A. Koordinat awal
Bila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistim tertentu, haruslah dipilih koordinat
titik yang sudah diketahui misalnya: titik triangulasi atau titik-titik tertentu yang mempunyai
hubungan dengan lokasi yang akan dipatokkan. Bila dipakai system koordinat lokal pilih salah
satu titik, BM kemudian beri harga koordinat tertentu dan tititk tersebut dipakai sebagai acuan
untuk titik-titik lainya.
B. Koordinat akhir
Koordinat titik ini di butuhkan untuk memenuhi syarat Geometri hitungan koordinat dan
tentunya harus di pilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang sama dengan koordinat awal.
C. Azimuth awal
Azimuth awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah orientasi dari system
koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya dapat di tempuh dengan dua cara yaitu sebagai
berikut :
1) Hasil hitungan dari koordinat titik - titik yang telah diketahui dan akan dipakai sebagai
tititk acuan system koordinatnya.
2) Hasil pengamatan astronomis (matahari). Pada salah satu titik poligon sehingga
didapatkan azimuth ke matahari dari titik yang bersangkutan. Dan selanjutnya dihasilkan
azimuth kesalah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran sudut mendatar
(azimuth matahari).

D. Data ukuran sudut dan jarak
Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak antara dua titik kontrol perlu diukur di
lapangan.

Gambar 12. Pengukuran poligon

Data ukuran tersebut, harus bebas dari sistematis yang terdapat (ada alat ukur) sedangkan
salah sistematis dari orang atau pengamat dan alam di usahakan sekecil mungkin bahkan kalau
bisa di tiadakan.
Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu :
1) Poligon berdasarkan visualnya :
a. poligon tertutup
Poligon tertutup adalah poligon dengan titik awal sama dengan titik akhir, jadi dimulai
dan diakhiri dengan titik yang sama.

Langkah awal perhitungan koordinat ( X,Y ) poligon tertutup adalah sebagai berikut :
1) Menghitung jumlah sudut
= hasil pengukuran - ( n - 2 ) . 180
Apabila selisih sudut tersebut masuk toleransi, maka perhitungan dapat dilanjutkan
tetapi jika selisih sudut tersebut tidak masuk toleransi maka akan dilakukan cek lapangan
atau pengukuran ulang.
2) Mengitung koreksi pada tiap-tiap sudut ukuran ( ki )
ki = i / n ( jika kesalahan penutup sudut bertanda negatif (-) maka koreksinya
positif (+), begitu juga sebaliknya.
3) Menghitung sudut terkoreksi
i = 1 + k1
4) Menghitung azimuth sisi poligon ()
Misal diketahui azimuth awal (1-2 )
2-3 = 1-2 + 180 - 2 ( untuk sudut dalam )
2-3 = 1-2 - 180 + 2 ( untuk sudut luar )
Dengan catatan, apabila azimuth lebih dari 360, maka :
2-3 = ( 1-2 + 180 - 2 ) - 360
apabila azimuth kurang dari 0, maka :
2-3 = ( 1-2 + 180 - 2 ) + 360
5) Menghitung selisih absis dan selisih ordinat ( X dan Y )
X 1-2 = d1-2 . sin 1-2
Y 1-2 = d1-2 . cos 1-2
6) Melakukan koreksi pada tiap-tiap kesalahan absis dan ordinat ( kXi dan kYi )
kXi = ( di / d ) . X dalam hal ini X = X
kYi = ( di / d ) . Y Y = Y
Jika kesalahan absis dan ordinat bertanda negatif (-) maka koreksinya positif (+)
begitu juga sebaliknya.
7) Menghitung selisih absis ( X ) dan ordinat ( Y ) terkoreksi
X 1-2 = X 1-2 + kX 1-2
Y 1-2 = Y 1-2 + kY 1-2
Koordinat ( X,Y )
misal diketahui koordinat awal ( X1 , Y1 ) maka :
X2 = X1 + X 1-2
Y2 = Y1 + Y 1-2
Jika pada proses perhitungan poligon tertutup koordinat akhir sama dengan
koordinat awal maka perhitungan tersebut dianggap benar, sebaliknya jika koordinat
akhir tidak sama dengan koordinat awal maka perhitungan tersebut dinyatakan salah
karena titik awal dan titik akhir poligon tertutup adalah sama atau kembali ketitik semula.

b. poligon terbuka
Poligon terbuka adalah poligon dimana
titik awal dan titik akhir tidak berimpit atau titik
awal tidak bertemu dengan titik akhir. Poligon
terbuka ditinjau dari sistem pengukuran dan cara
perhitungannya dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu :
1) Poligon Terikat sempurna
Poligon terbuka terikat sempurna adalah poligon yang titik awal dan titik akhir
terikat oleh koordinat dan azimuth atau terikat oleh dua koordinat pada awal dan akhir
pengukuran. Poligon jenis ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan poligon
lainnya. Pada poligon ini kesalahan sudut serta kesalahan jaraknya dapat dikoreksi
dengan diketahuinya azimuth dan koordinat awal serta azimuth dan koordinat akhir.
2) Poligon Terbuka Terikat Koordinat
Poligon terikat koordinat adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya terikat
oleh koordinat, nilai azimuth awal dan akhir tidak diketahui. Misal poligon terbuka
terikat koordinat A123.
3) Poligon Terbuka Terikat Sepihak
Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang hanya terikat salah satu
titiknya saja, bisa terikat pada titik awalnya atau titik akhirnya saja. Misal poligon
terbuka terikat sepihak A123.
4) Poligon Terbuka Bebas
Poligon terbuka bebas adalah poligon lepas atau poligon yang tidak terikat kedua
ujungnya. Untuk menghitung koordinat masing-masing titiknya maka harus ditentukan
terlebih dahulu koordinat salah satu titik sebagai acuann menghitung koordinat titik
lainnya. Pada poligon ini tidak ada koreksi sudut maupun koreksi jarak.
c. poligon bercabang

Poligon berdasarkan geometriknya :
a) poligon terikat sempurna
b) poligon terikat sebagian
c) poligon tidak terikat
Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak jarak
mendatar antara titik-titik poligon diperoleh atau diukur di lapangan menggunakan alat pengukur
jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.
Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan dicari koordinatnya terletak memanjang
sehingga membentuk segi banyak (poligon). Metode poligon merupakan bentuk yang paling baik
di lakukan pada bangunan karena memperhitungkaan bentuk kelengkungan bumi yang pada
prinsipnya cukup di tinjau dari bentuk fisik di lapangan dan geometrik-nya. Cara pengukuran
polygon merupakan cara yang umum dilakukan untuk pengadaan kerangka dasar pemetaan pada
daerah yang tidak terlalu luas sekitar (20 km x 20 km).
Berbagai bentuk poligon mudah dibentuk untuk menyesuaikan dengan berbagai bentuk
medan pemetaan dan keberadaan titik titik rujukan maupun pemeriksa. Tingkat ketelitian
sistem koordinat yang diinginkan dan kedaan medan lapangan pengukuran merupakan faktor-
faktor yang menentukan dalam menyusun ketentuan poligon kerangka dasar. Tingkat ketelitian
umum dikaitkan dengan jenis dan atau tahapan pekerjaan yang sedang dilakukan. Sistem
koordinat dikaitkan dengan keperluan pengukuran pengikatan. Medan lapangan pengukuran
menentukan bentuk konstruksi pilar atau patok sebagai penanda titik di lapangan dan juga
berkaitan dengan jarak selang penempatan titik.
2. Penghitungan Koordinat Poligon Tertutup
Pada gambar di samping ini adalah jenis poligon
tertutup yang mempunyai 5 titik detail dan satu titik
referensi, perlu di ingat satu titik referensi tidak bisa
menentukan arah utara, jadi pada gambar ini untuk
penentuan arah utara harus menambahkan satu titik referensi
lagi atau dengan cara menggunakan sebuah kompas guna
mengetahui pendekatan arah utara (bersifat kasar)

A. Koreksi sudut
Pada poligon di gambar sudut yang digunakan adalah sudut dalam, dimana sebuah
koreksi sudut untuk poligon tertutup adalah sebagai berikut :
= (n-2)180
Untuk poligon tertutup menggunakan sudut luar koreksi sudutnya adalah sebagai berikut

= (n+2)180

dimana
: Jumlah sudut Horisontal
n : Jumlah titik poligon (Tititk refrensi juga termasuk titik poligon, terkecuali referensi
untuk penentu azimuth)



B. Koreksi Linier
Koreksi linier adalah sebuah koreksi jarak, didalam poligon tertutup titik dimana alat itu
mulai berdiri akan berakhir pada titik yang sama, maka koreksi liniernya adalah Koordinat awal
harus sama dengan koordinat akhir
dsin = 0
dcos = 0

Anda mungkin juga menyukai