Anda di halaman 1dari 6

Nama : Destia Rahmarani

Nim : D1101181026

Prodi : Teknik Pertambangan

Mata Kuliah : Perpetaan

1. Pengukuran Sudut Vertikal


Sudut vertikal adalah untuk menentukan besarnya sudut tegak yang terbentuk antar 2
titik terhadap arah mendatar atau vertikal untuk menentukan beda tinggi.
Sudut yang dihitung terhadap arah mendatar pada skala lingkaran vertikal disebut sudut
miring (helling), artinya bila terpong dalam keadaan mendatar bacaan sudut -90° < h <
90° untuk h>0 bila target lebih tinggi dari teropong dan h<0 bila target lebih rendah dari
teropong. Sudut yang dihitung terhadap arah vertikal tegak pada skala lingkaran vertikal
disebut sudut (zenit), besar sudut zenit dengan batasan 0°,z,180° dan 180°< z < 360°
untuk z < 90° lebih tinggi dari alat atau 270° < z < 270°.

Berikut beberapa metode untuk pengukuran sudut vertikal menggunakan theodolite :


 Metode Sipat Datar
Sipat datar (levelling) merupakan salah satu metode untuk menentukan beda
tinggi antara titik-titik di muka bumi serta menentukan ketinggian terhadap
suatu bidang referensi ketinggian tertentu. Target bidikan pada pengukuran
sipat datar adalah rambu ukur.
 Metode Trigonometrik
Metode trigonometrik merupakan metode penentuan posisi vertikal dengan
menerapkan fungsi trigonometrik. Alat ukur yang digunakan adalah teodolit dan
pengukur jarak. Untuk menentukan tinggi dengan cara ini diperlukan besaran-
besaran sudut tegak yang dapat diperoleh dari pengukuran dengan
menggunakan teodolit, sedangkan jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran
dengan menggunakan pita ukur, substance bar atau pengukur jarak secara
elektromagnetik (EDM).

2. Pengukuran Sudut Horizontal


Pengukuran kerangka dasar horizontal merupakan pengukuran mendatar yang
dilakukan untuk mendapatkan hubungan mendatar titik- titik yang diukur di atas
permukaan bumi. Sehingga untuk menghubungkan mendatar diperlukan data sudut
mendatar yang diukur pada skala lingkaran yang letaknya mendatar. Bagian-bagian dari
pengukuran kerangka dasar horizontal adalah:
 Metode Poligon
Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan dicari koordinatnya terletak
memanjang sehingga terbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan
Pemetaan Poligon merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka
dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y)
titik-titik pengukuran. Pengukuran poligon sendiri mengandung arti salah satu
metode penentuan titik di antara beberapa metode penentuan titik yang lain.
Pengukuran dengan menggunakan metode poligon untuk daerah yang relatif
tidak terlalu luas merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena metode
tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan
daerah/lapangan.

Metode Poligon juga terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk
poligon segi banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah
apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan
kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi
dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran
sudut pada tiap segi banyak tersebut. Pada prinsipnya yang perlu diingat
adalah penentuan jumlah titik poligon disesuaikan dengan kondisi
lapangan.Misalkan yang diukur lahan yang sangat luas maka
membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan sedikit titik
poligon yang terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka
tingkat kesalahan sudut semakin besar.

b. Metode Poligon Terbuka


Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan,
sungai, maupun irigasi. tapi kenyataannya bisa digunakan untuk
mengukur luas lahan terbuka. namun tetap disarankan untuk
menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang
dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut
dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal
tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar berikut.

Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan


tidak terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita
mempunyai data-data koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa
data koordinat dan elevasi (x,y,z). Sedangkan terikat tidak sempurna
adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal
saja. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi
sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak
lah yang bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan
sudut hanya kecil. Tingkat kesalahan pada pengukuran sangat
tergantung dari pengukurnya sendiri seberapa akurat bisa
melakukannya.

Jika dilihat dari geometris poligon dibagi menjadi 3 yaitu :


a. Poligon Terikat Sempurna
Dikatakan poligon terikat sempurna, apabila Sudut awal dan sudut
akhir diketahui besarnya sehingga terjadi hubungan antara sudut
awal dengan sudut akhir.Adanya absis dan ordinat titik awal atau
akhir.Koordinat awal dan koordinat akhir diketahui.
b. Poligon Terikat Sebagian
Dikatakan poligon terikat sebagian, apabila hanya diikat oleh
koordinat saja atau sudut saja. Terikat sudut dengan koordinat akhir
tidak diketahui.
c. Poligon Tidak Terikat
Dikatakan poligon tidak terikat, apabila hanya ada titik awal,
azimuth awal dan jarak sedangkan tidak diketahui koordinatnya.
Tidak terikat koordinatnya dan tidak terika sudutnya.

 Metode Triangulasi
Triangulasi digunakan apabila daerah pengukuran mempunyai ukuran panjang
dan lebar yang sama, maka dibuat jaring segitiga. Pada cara ini sudut yang
diukur adalah sudut dalam tiap-tiap segitiga. Posisi horizontal (X, Y) titik
triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi Mercator, sedangkan posisi horizontal
peta topografi yang dibuat dengan ikatan dan pemeriksaan ke titik triangulasi
dibuat dalam sistem proyeksi Polyeder.

 Metode Trilaterasi
Trilaterasi digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah satunya lebih
besar daripada ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian segitiga. Pada cara ini
sudut yang diukur adalah semua sisi segitiga. Metode Trilaterasi yaitu
serangkaian segitiga yang seluruh jarak- jaraknya diukur di lapangan. Pada jaring
segitiga akan selalu diperoleh suatu titik sentral atau titik pusat. Pada titik pusat
tersebut terdapat beberapa buah sudut yang jumlahnya sama dengan 360°
derajat.

Anda mungkin juga menyukai