Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP

OLEH:

FEBRIAN

1215011037

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2013
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran

dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat

planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah

satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan

lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak

sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa

poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah

ditentukan dari pengukuran di lapangan.

Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menentukan

letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik lainnya terhadap

suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan

jarak dan dihitung terhadap referensi koordinat tertentu. Selanjutnya posisi

horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk pemetaan situasi

topografi asuatu daerah tertentu.


B. Maksud

Praktikum ini dimaksudkan sebagai aplikasi lapangan dari teori-teori dasar

tentang pengukuran poligon tertutup dengan menggunakan alat Theodolit serta

pengolahan data lapangan dengan menggunakan rumus-rumus yang telah

dipelajari.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain

1. Mahasiswa dapat menggunakan Theodolit untuk mengukur poligon

tertutup.

2. Mahasiswa dapat menghitung atau mengolah data pengukuran lapangan

untuk mencari titik koordinat.


II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Poligon

Poligon berasal dari kata poli yang berarti banyak dan gonos yang berarti

sudut. Secara harfiahnya, poligon berarti sudut banyak. Namun arti yang

sebenarnya adalah rangkaian titik-titik secara berurutan sebagai kerangka

dasar pemetaan.

Sebagai kerangka dasar, posisi atau koordinat titik-titik poligon harus

diketahui atau ditentukan secara teliti. Karena akan digunakan sebagai ikatan

detil, pengukuran poligon harus memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu.

B. Poligon Tertutup

Poligon tertutup adalah titik awal dan akhirnya menjadi satu. Poligon ini

merupakan poligon yang paling disukai dan paling banyak dipakai di

\lapangan karena tidak membutuhkan titik ikat yang banyak yang memang

sulit didapatkan di lapangan.


B. Macam-macam Poligon Tertutup

1. Polygon tertutup bebas (tidak terikat)

2. Polygon tertutup terikat sebagian

a. Polygon tertutup terikat azimuth sebagian

b. Polygon tertutup terikat koordinat sebagian

3. Polygon tertutup terikat sempurna

a. Polygon tertutup terikat azimuth

b. Polygon tertutup terikat koordinat


C. Keuntungan dan Kerugian Metode Poligon Tertutup

Keuntungan dari poligon tertutup yaitu, walaupun tidak ada ikatan sama

sekali, namun koreksi sudut dapat dicari dengan adanya sifat poligon tertutup

yang jumlah sudut dalamnya sama dengan (n-2) 1000. Selain itu, terdapat pula

koreksi koordinat dengan adanya konsekuensi logis dari bentuk geometrisnya

bahwa jumlah selisih absis dan jumlah selisih ordinat sama dengan nol.

Keuntungan inilah yang menyebabkan orang senang bentuk polygon tertutup.

Satu-satunya kelemahan polygon tertutup yang sangat menonjol ialah bahwa

bila ada kesalahan yang proporsional dengan jarak (salah satu salah sistematis)

tidak akan ketahuan, dengan kata lain walaupun ada kesalahan tersebut,

namun polygon tertutup itu kelihatan baik juga. Jarak-jarak yang diukur secara

elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti itu, yaitu kalau ada

kesalahan frekuensi gelombang.

Kelemahan poligon tertutup yaitu, bila ada kesalahan yang proporsional

dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak akan ketahuan. Dengan kata

lain, walaupun ada kesalahan, namun poligon tertutup kelihatan baik juga.

Jarak-jarak yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan

seperti kesalahan frekuensi gelombang.


III. PELAKSANAAN DAN HASIL PRAKTIKUM, PERHITUNGAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada:

Hari,tanggal : Sabtu, 11 Mei 2013

Tempat : Gedung Teknik Survei Pemetaan (D3), Fakultas Teknik,

Universitas Lampung

Pukul : 09.00

B. Alat dan Bahan

1. Theodolit

2. Statif

3. Rambu

4. Patok

5. Meteran

6. Payung
C. Prosedur Praktikum

Tanah yang diukur adalah tanah didepan Gedung Teknik Survei Pemetaan

(D3), Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

Langkah-langkah untuk pengukuran adalah sebagai berikut:

1. Pemasangan patok. Patok di pasang di empat titik yang berbeda, P1, P2,

P3, P4.

2. Mendirikan statif di P1 dengan posisi datar dengan penglihatan.

3. Pasang alat (Theodolit), lalu kencangkan sekrup.

4. Atur nivo tabung dan nivo kotak dengan sekrup pengatur sampai nivo

berada ditengah.
Pengukuran untuk pengukuran biasa

5. Lihat teropong theodolit, bidik patok P4, atur sampai sedemikian rupa

sehingga patok terlihat seperti ini:

6. Lalu aktifkan alat (theodolit), baca sudut

horizontal.

7. Setelah itu, baca benang tengah, benang atas, dan

benang bawah.

8. Kemudian, catat sudut vertikal.

Pengukuran untuk pengukuran luar biasa

9. Putar teropong theodolit 180, bidik patok P2, baca sudut horizontal,

lakukan langkah 7 dan 8.

10. Lalu letakkan alat di P2, lakukan langkah 4-9.

11. Letakkan alat di P3, lakukan langkah 4-9.

12. Letakkan alat di P4, lakukan langkah 4-9.


D. Hasil Praktikum

Alat di Tinjau B/LB Horizontal Vertikal BA BB BT


P1 P4 B 00000 -13954 1490 1310 1400
LB 1800100 -13830 1490 1310 1400
P2 B 3021048 -01349 1480 1320 1400
LB 1221112 -01042 1480 1320 1400

P2 P1 B 00000 02328 1473 1327 1400


LB 180 02441 1475 1325 1400
P3 B 2270048 -12210 1515 1285 1400
LB 470056 -12333 1515 1285 1400

P3 P2 B 00000 13937 1515 1285 1400


LB 180 14026 1515 1285 1400
P4 B 3173235 02931 1505 1295 1400
LB 1373238 03049 1510 1290 1400

P4 P3 B 00000 -02408 1505 1295 1400


LB 1800041 -02257 1505 1295 1400
P1 B 2332025 14005 1490 1310 1400
LB 532119 14043 1490 1310 1400
E. Perhitungan

1. Selisih Sudut

Sudut = (N + 2) x 180 + FS

3021048+2270048+3173235+2332025 = (4+2) x 180 + FS

1080436 = 1080 +FS

FS = 436

2. Koreksi Sudut

KS = FS : N

KS = 436: 4

KS = 19

3. Sudut Terkoreksi

SP1 = SP1 - KS

= 3021048 19

= 3020939

SP2 = SP2 KS

= 2270048 19
= 2265939

SP3 = SP3 KS

= 3173235 19

= 3173126

SP4 = SP4 KS

= 2332025 19

= 2331916

SP = 3020939 + 2265939 + 3173126 + 2331916

= 1080

Sudut = SP

1080 = 1080 . OK!!!

4. Azimut

Azimut 1.2 = 37

Azimut 2.3 = Azimut 1.2 + SP2 -180

= 37 + 3020939 - 180

= 159939

Azimut 3.4 = Azimut 2.3 + SP3 - 180

= 159939 + 2265939 - 180

= 206918

Azimut 4.1 = Azimut 3.4 + SP4 - 180

= 206918 + 3173126 - 180


= 3434044

Azimut 1.2 = Azimut 4.1 + SP1 - 180

= 3434044 + 2331916 - 540

= 37

5. X dan Y

a. X

X1.2 = D1.2 sin Azimut 1.2 = 15000 sin 37 = 9027.2253 m

X2.3 = D2.3 sin Azimut 2.3 = 23100 sin 159939 = 8217.7306 m

X3.4 = D3.4 sin Azimut 3.4 = 21200 sin 206918 = -9344.9814 m

X4.1 = D4.1 sin Azimut 4.1 = 18000 sin 3434044 = -5058.3661 m

X = 2841.60844 m

b. Y

Y1.2 = D1.2 cos Azimut 1.2 = 15000 cos 37 = 11979.5 m

Y2.3 = D2.3 cos Azimut 2.3 = 23100 cos 159939 = -21589 m

Y3.4 = D3.4 cos Azimut 3.4 = 21200 cos 206918 = -19029 m

Y4.1 = D4.1 cos Azimut 4.1 = 18000 cos 3434044 = 17274.6 m

Y = -11364 m
6. Koreksi Y dan X

a. KX

KX1.2 = (D1.2 / D) x X = 15000 / 77300 x 2841.60844

= -551.4117

KX2.3 = (D2.3 / D) x X = 23100 / 77300 x 2841.60844

= -849.1741

KX3.4 = (D3.4 / D) x X = 21200 / 77300 x 2841.60844

= -779.3286

KX4.1 = (D4.1 / D) x X = 18000 / 77300 x 2841.60844

= -661.6941

b. KY

KY1.2 = (D1.2 / D) x Y = 15000 / 77300 x -11364

= 2205.16

KY2.3 = (D2.3 / D) x Y = 23100 / 77300 x -11364

= 3395.94

KY3.4 = (D3.4 / D) x Y = 21200 / 77300 x -11364

= 3116.62

KY4.1 = (D4.1 / D) x Y = 18000 / 77300 x -11364

= 2646.19
7. Koordinat

a. X

X1 = 3700 m

X2 = X1 + X1.2 KX1.2

= 3700 + 9027.2253 -551.4117

= 12175.814 m

X3 = X2 + X2.3 KX2.3

= 12175.814 + 8217.7306 -849.1741

= 19544.37 m

X4 = X3 + X3.4 KX3.4

= 19544.37 -9344.9814 -779.3286

= 9420.0602 m

X1 = X4 + X4.1 KX4.1

= 9420.0602 - 5058.3661 -661.6941

= 3700 m
b. Y

Y1 = 3700 m

Y2 = Y1 + Y1.2 KY1.2

= 3700 + 11979.5 + 2205.16

= 17884.691 m

Y3 = Y2 + Y2.3 KY2.3

= 17884.691 -21589 + 3395.94

= -308.2247 m

Y4 = Y3 + Y3.4 KY3.4

= -308.2247 -19029 + 3116.62

= -16220.82 m

Y1 = Y4 + Y4.1 KY4.1

= -16220.82 + 2646.19 + 17274.6

= 3700 m
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapat beberapa kesimpulan,

antara lain:

Praktikum berjalan sesuai dengan diharapkan.

Praktikan mengetahui bagaimana cara pengukuran dengan metode poligon

tertutup.

Praktikan dapat mengukur perbedaan dengan metode pengukuran polygon

terbuka.

Praktikan dapat menghitung koordinat dari hasil pengukuran.

Hasil data yang didapat adalah sebagai berikut:

Koordinat P1 (3700 , 3700 ) m

Koordinat P2 (12175.814 , 17884.691 ) m

Koordinat P3 (19544.37 , -308.2247) m

Koordianat P4 (9420.0602 , -16220.82) m


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ukur_tanah

http://www.ilmusipil.com/teodolit-sebagai-alat-ukur-tanah

http://www.ilmusipil.com/teodolit-sebagai-alat-ukur-tanah

http://risnandarweb.com/mengenal-alat-ukur-theodolite-t0/

http://pongkalaero.blogspot.com/2009/02/teodolit-sebagai-alat-ukur-tanah.html

http://zhia-azzizah.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikumq-geodesi-
kartografi.html.

Anda mungkin juga menyukai