HORIZONTAL
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Survei Rekayasa II)
Disusun oleh:
Kelompok VI-A
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Survei Rekayasa II, Departemen Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Disusun oleh:
Kelompok VI-A
1. Dinda Anisa Anggraini (21110115120010)
2. Archita Permata Santynawan (21110115120015)
3. Rizqi Umi Rahmawati (21110115120020)
4. Faradina Sekar Melati (21110115120031)
5. M. Khoirul Baihaqi (21110115130051)
Jauhari Pangaribuan
NIM 21110114140075
Kelompok VI-A ii
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur praktikan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Praktikum
Survei Rekayasa II dan Laporan Praktikum Survei Rekayasa II ini dengan baik.
Laporan ini praktikan sajikan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Survei Rekayasa
II.
Pada kesempatan ini, praktikan mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan praktikum ini, yaitu :
1. Ir. Bambang Sudarsono, MS. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Survei
Rekayasa II Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
2. Nurhadi Bashit, ST., M.Eng. selaku dosen pengampu mata kuliah Survei
Rekayasa II yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
3. Jauhari Pangaribuan selaku asisten dosen mata kuliah Survei Rekayasa II.
4. Teman-teman yang sekaligus merupakan rekan kerja dalam melaksanakan
praktikum.
Praktikan menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna baik dari segi
materi maupun penyajiannya. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat
praktikan harapkan untuk hasil yang lebih baik. Semoga tugas ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi mahasiswa Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro dan masyarakat pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kelompok VI-A iv
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Kelompok VI-A v
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
DAFTAR GAMBAR
Kelompok VI-A vi
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan faktor penunjang
lancarnya perekonomian, mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak
kerusakan baik yang diakibatkan oleh faktor alam maupun faktor manusia dalam
hal ini kendaraan, sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna
memenuhi kebutuhan lalu lintas yang lebih tinggi. Proses perencanaan sebagai
dasar untuk pelaksanaannya perlu diperhatikan faktor kenyamanan, keamanan
lingkungan serta faktor lain yang mendukung rencana detail yang baik.
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang
bersangkut paut dengan dimensi nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta
bagian-bagiannya, masing-masing disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu
lintas untuk memperoleh modal layanan transportasi yang mengakses hingga ke
rumah-rumah. Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian perencanaan jalan
yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi
fungsinya untuk memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan
akses antar kota.
Program perencanaan jalan yang nyaman salah satunya adalah pembuatan
lengkung horizontal dengan metode staking out. Ada banyak metode staking out
untuk pembuatan lengkung horizontal jalan, salah satunya adalah metode
perpanjangan tali busur. Tujuan dilakukannya pembuatan lengkun horizontal jalan
adalah untuk membuat nyaman pengendara saat dibelokan.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang didapat dari latar belakang diatas adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara staking out lengkung horizontal metode perpanjangan tali
busur?
2. Bagaimana cara perhitungan staking out lengkung horizontal metode
perpanjangan tali busur?
3. Bagaimana cara staking out yang baik dan benar?
Kelompok VI-A 1
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Survei Rekayasa II adalah:
1. Memahami bagaimana cara staking out lengkung horizontal metode
perpanjangan tali busur.
2. Memahami bagaimana cara perhitungan staking out lengkung horizontal
metode perpanjangan tali busur.
3. Memahami bagaimana cara staking out yang baik dan benar.
I.4 Ruang Lingkup Praktikum
Agar penulisan laporan ini tidak menyimpang dari tujuan yang semula
direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, maka penulis menetapkan batasan yakni, metode dalam staking out
lengkung horizontal adalah metode perpanjangan tali busur yang dilaksanakan di
stadion Universitas Diponegoro.
I.5 Lokasi dan Waktu Praktikum
Lokasi yang kelompok kami pilih untuk digunakan sebagai praktikum staking
out lengkung horizontal adalah di stadion Universitas Diponegoro dan waktu
pelaksanaanya kelompok kami melakukan praktikum adalah pada hari Rabu, 15
November 2017 pukul 07.00 11.00 WIB.
I.6 Sistematika Pembuatan Laporan Praktikum
Laporan ini disusun dalam bentuk penyajian gambar dari hasil praktikum
staking out lengkung horizontal serta gambaran teori secara umum. Oleh karena itu,
agar memudahkan untuk mengetahui isi laporan secara umum, maka sistematika
penulisan laporan disajikan seperti berikut ini :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang staking out lengkung horizontal, rumusan masalah,
tujuan, ruang lingkup praktikum, lokasi dan waktu praktikum, serta sistematika
pembuatan laporan praktikum.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori tentang geometrik jalan raya,
staking out, pematokan staking out, serta pematokan lengkung horizontal.
Kelompok VI-A 2
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Kelompok VI-A 3
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
BAB II
DASAR TEORI
Kelompok VI-A 4
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
1
= .......................................................................................(1)
2
1 1
= ( 1 1) = tan ...........................................................(2)
4
2
1
= . 2; 1 = 2 sin ...........................................................(3)
360 2
Keterangan:
Tc : Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur lingkaran
Ec : Jarak antara titik PH dan busur lingkaran
Lc : Panjang busur lingkaran
Untuk dapt menggunakan rumus rumus tersebut di atas, maka sebelumnya
haruslah diketahui jari jari lingkaran dan yang dihitung dari arah tangent-
tangent tersebut , atau dengan koordinat titik titik pada tangent.
3. Spiral-lingkaran-spiral
Pada bentuk ini, bagian spiral merupakan perubahan dari bagian lurus
kebagian lingkaran, sehingga dikenal istilah lengkung peralihan.
Istilah peralihan dalam hal ini dimaksudkan untuk menyatakan perubahan
jari jari secara berangsur angsur dari tak terhingga pada awal lengkungan sampai
dengan jari jari busur lingkaran yang bersangkutan.
Bentuk lengkung spiral-lingkaran-spiral digunakan karena pada perencanaan
jalan raya tersebut dipertahankan kecepatan rencananya sedangkan jari jari
lingkaran tersebut tidak dapat memenuhi syarat standar Geometrik Perencanaan
jalan Raya. (lihat gambar II.2 di bawah ini)
Kelompok VI-A 5
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Kelompok VI-A 6
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Kelompok VI-A 7
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
pada waktu akan membuat peta perencanaan, harus dipasang minimal dua
buah pilar BM pada awal sumbu rencana jalan dan diukur/dihitung
koordinatnya.
Misalkan Sta 0 + 000 mempunyai koordinat (X0 + Y0) yang didapat dari
peta perencanaan secara grafis, dan Sta 0 + 000 adalah titik yang akan dicari
letaknya dilapangan dan dalam hal ini, sebagai pegangan (referensi) dipakai
titik-titik Bench Mark (Xa,,Ya) dan Bench Mark B (Xb,,Yb).
Menentukan titik awal Sta 0 + 000 dapat dilakukan dari A atau dari B,
tergantung dari situasi dan kondisi dari medannya tetapi sebaiknya dilakukan
dua kali yaitu dari A dan B, sehingga ada suatu koreksi.
3. Pematokan As/Sumbu Rencana Jalan
Pematokan As/Sumbu rencana jalan disini adalah pematokan tangent atau
garis lurus yang menghubungkan antara dua titik PI atau titik awal dengan
titik PI.
Pematokan pada lengkungan, dimana lengkungan juga termasuk sumbu
rencana jalan akan dibicarakan tersendiri.
II.3 Pematokan Staking Out
II.3.1 Pematokan suatu titik dilapangan
Sta 0+000
(Xo, Yo)
U U
dao dbo
ao
ab ba
Gambar 13 bo
Gambar 0-3 Pemasangan Staking Out
(https://www.scribd.com/doc/308322155/Geometrik-Jalan-Raya-Dan-Staking-Out)
Kelompok VI-A 8
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
ba ...0...'..."
b. Hitung sudut jurusan BO (bo) :
Kelompok VI-A 9
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Xa Xb
tan ba ........................................................................(7)
Ya Yb
ba ...0...'..."
c. Hitung sudut = < OBA
= ao ba ...................................................................................(8)
d. Hitung jarak BO = dbo
Xo Xb Y Yb
d bo atau o
sin bo cos bo
atau X o X b 2 Yo Yb 2
4. Cara pematokannya sebagai berikut :
a) Letakkan alat ukur sudut diatas titik BM-B dan atur alat tersebut
b) Arahkan alat tersebut ketitik BM-A, dan baca lingkaran horisontalnya,
misalkan= I2
c) Putar teropong tersebut searah dengan arah jarum jam , sehingga bacaan
lingkaran horisontalnya = I2 +
d) Ukurkan jarak sepanjang dbo yang searah dengan garis bidik teropong
pada ***).
e) Letak titik Sta 0 + 000 dapat dipatok.
II.3.2 Pematokan As/Sumbu Rencana Jalan
Pada pematokan jarak setiap 50 m pada tangent, terlebih dahulu harus
menetapkan arah dari tangent tersebut dilapangan.
Caranya adalah sebagai berikut :
Kelompok VI-A 10
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
ob ...o...'..."
2. Hitung sudut jurusan 01 = 01
X1 X 0
tan = ..........................................................................(10)
Y1 Y0
01
01 = ...
3. Hitung sudut = 10 B
= ob - o1 ................................................................................(11)
4. Hitung jarak = PI 1
X1 X 0 Y Y
d = atau 1 0 atau ( X 1 X 0 ) 2 (Y1 Y0 ) 2
sin 01 cos 01
o1
d) Ukurkan jarak setiap 50 m yang searah dengan garis bidik teropong sampai
dengan jarak dari Sta 0 + 000 ketitik P1 1 sehingga titik P1 1 dapat dipatok.
Kelompok VI-A 11
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Pada pematokan lengkungan berbentuk lingkaran ada 5 cara, dari titik TC.
1. Cara dengan selisih busur yang sama panjang
2. Cara dengan selisih absis yang sama panjang
3. Cara dengan perpanjangan tali busur
4. Cara dengan koordinat polar (metode sudut defleksi)
5. Cara dengan membuat poligon.
II.4.1 Cara dengan selisih busur yang sama panjang.
Hasil dari data lengkungan diketahui unsur-unsur Rc, c, dan Lc.Misalkan
panjang busur yang sama panjang = a meter = ; dimana n adalah banyaknya titik
Gambar 0-5 Cara dengan selisih busur yang sama panjang (Hedriatiningsih, 1981)
Kelompok VI-A 12
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Untuk titik 2
Untuk titik 3
Untuk titik 4
Kelompok VI-A 13
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Gambar 0-6 Cara dengan selisih absis yang sama panjang (Hedriatiningsih, 1981)
Selisih absis = a
Untuk titik 1 :
Untuk titik 2 :
Untuk titik 3 :
Untuk titik n :
YCT
Kelompok VI-A 14
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Cara ini banyak juga perhittingannya dan letak titik-titik -nya pada
lengkungan tidak teratur.
II.4.3 Cara dengan menggunakan metode perpanjangan tali busur
Panjang talibusur = a
Kelompok VI-A 15
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Gambar 0-8 koordinat polar atau metoda sudut defleksi (Hedriatiningsih, 1981)
Cara polar ini yaitu mengukur sudut , ,2, , ; dimana =
2 2 2 2 2
a=n
= 2 sin
22
b = 2 sin
3
c 2 Rc sin
2
n
n 2RC sin
2
c
n T1b 2Rc sin
2
Alat berdiri dititik TC dan a merupakan jarak yang konstan.
Metoda ini effisien untuk lingkaran yang berjari-jari besar, dimana harga a
diambil antara 8-12, 5m.
Kelompok VI-A 16
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
Cara poligon, jarak-jaraknya antara titik adalah konstan = a.m. dan sudut-
sudutnya ( 90 ), (180 -) atau dan (180 + ), tetapi karena cara mengukurnya
2 2
disetiap titik pada busur lengkungan, maka kesalahan akan bertumpuk dan untuk
memperkecil kesalahan, dilakukan sentering paksaan dan jarak a diambil sebesar
mungkin. Cara ini digunakan apabila tempatnya sempit, seperti terowongan.
Kelompok VI-A 17
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Perhitungan
Pada praktikum staking out lengkung horizontal kelompok kami
menggunakan metode perpanjangan tali busur. Berikut perhitungannya :
(https://www.scribd.com/doc/310483141/Laporan-Praktikum2)
= 30
3. Menghitung panjang D.T11
D.T11 = 2 + 2 2. . . ()
D.T11 = 120.cos(1.50)
D.T11 = 6.280 m
Kelompok VI-A 18
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
5. Menghitung D.1.1
D.1.1 = . 1.12 + . 1.12
D.1.1 = 6.2822 + 6.2802
D.1.1 = 0.159 m
6. Menghitung panjang D.1.2
D.1.2 = 2 + 2 2. . . ()
D.1.2= 120.cos(1.50)
D.1.2= 6.280 m
8. Menghitung D.2.2
D.2.2= . 1.12 + . 1.12
D.2.2= 6.2822 + 6.2802
D.2.2= 0.159 m
9. Lanjut hitung sampai titk ke-10.
10. Jadi, nilai
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 = D.8.9 =
D.9.10 = 6.282 m
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 =
D.8.9 = D.9.10 = 6.280 m
Dan
D.1.1 = D.2.2 = D.3.3 = D.4.4 = D.5.5 = D.6.6 = D.7.8 = D.8.8 = D.9.9
= D.10.10 = 0.159 m
Kelompok VI-A 19
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
2. Pemasangan patok 1 yang jaraknya 6.280 m dari titik TC, dan garis TC.1
segaris dengan TC.P1
3. Pemasangan patok 1. Patok 1 dipasang dengan cara ukur sepanjang 6.282 m
ke patok 1 dan hubungkan patok 1 ke patok 1, panjang antara patok 1 ke
patok 1harus sama dengan 0.159 m.
4. Jika patok 1 sudah didapat maka lanjut untuk mempatok titik 2 dengan cara,
Tarik meteran dari titik 1 ke titik 2sepanjang 6.280 m. Garis 1 ke 2harus
segaris dengan garis TC ke 1.
5. Tarik meteran dari titik 1 ke titik 2 sepanjang 2.282 m kemudian hubungkan
titik 2 ke 2, titik 2 ke 2 harus memiliki panjang 0.159 m.
6. Jika sudah maka lanjut ke patok 3 dengan cara yang sama seperti untuk
mencari patok 2.
7. Jika sudah selesai atau sampai patok 10 cek tiap patoknya dengan cara tarik
garis lurus.
8. Mengecek titik 1 tarik garis lurus dari TC ke 2, titik 1 harus berada di garis
TC ke 2, jika tidak maka titik 1 salah.
Kelompok VI-A 20
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
9. Mengecek titik 2 dengan cara yang sama yaitu tarik garis lurus dari titik 1 ke
3, titik 2 harus berada digaris lurus tersebut jika tidak maka titik 2 salah.
10. Mengecek panjang total dari segitiga, misal segitiga pertama yaitu
TC.1,1.1,1.TC dengan total panjang 6.282 + 6.280 + 0.159 = 12.721 m.
Maka jumlah jarak setiap segitiga harus sama dengan 12.721 m.
Kelompok VI-A 21
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
11. Melakukan pengecekan pada setiap segitiga, jika ada yang tidak sama dengan
12.721 m maka titik tersebut salah.
Kelompok VI-A 22
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.3 Hasil
1. Hasil Pengukuran
Panjang DTC.10 = 62.110 m
2. Hasil Perhitungan
Panjang DTC.10 = 62.117 m
DT11 = D1.2 = D2.3 = D3.4 = D4.5 = D5.6 = D6.7 = D7.8 = D8.9 = D9.10 = 6.282 m
DT11 =D1.2 =D2.3 =D3.4 =D4.5 =D5.6 = D6.7 = D7.8 = D8.9 = D9.10 = 6.280 m
Dan
D1.1 =D2.2 =D3.3 =D4.4 =D5.5 =D6.6 =D7.8 =D8.8 =D9.9 = D10.10 = 0.159 m
Kelompok VI-A 23
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
III.4 Pembahasan
Pada pembuatan lengkung horizontal kelompok kami menggunakan metode
perpanjangan tali busur. Pada proses stake out kemudian terbentuk lengkung
horizontal dengan sempurna. Kami melakukan pengecekan dengan metode
pelurusan terdapat kesalahan di beberapa titik diantaranya titik 3, 5, 7, dan titik 9.
Ketiga titik tersebut mengalami pergeseran sebesar kurang lebih 2 cm. Melakukan
pengecekan dengan perpanjangan tali, kami melakukan pengecekan dengan metode
panjang segitiga. Melakukan pengecekan diperoleh kesalahan di beberapa titik,
yaitu titik 3 dan 5. Pada titik 3 memiliki total panjang 12.710 m yang seharusnya
12.721 m. Pada titik 5 memiliki panjang 12.718 m, yang seharusnya 12.721 m.
Pada pengecekan panjang dari titik TC ke 10 dengan membandingkannya dari
hasil perhitungan dan hasil lapangan, pada perhitungan diperoleh nilai 62.117 m,
sementara pada hasil pengukuran di lapangan diperoleh hasil 62.110 m, sehingga
jarak antar perhitungan dengan pengukuran di lapangan tidak sesuai.
Kami menganalisis kesalahan tersebeut terjadi pada tanah yang tidak terlalu
datar. Pada titik-titik lain yang terdapat pada tanah yang datar tidak memiliki
kesalahan sementara titik yang melewati gundukan tanah (tidak rata) memiliki
kesalahan dan untuk kesalahan pada titik TC ke 10 yang tidak sesuai antara
perhitungan dengan kondisi lapangan adalah kesalahan pada titik-titik sebelumnya,
yaitu titik 3 dan 5.
Kelompok VI-A 24
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
BAB V
PENUTUP
III.5 Kesimpulan
Berdasarkan uraian praktikum pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil
suatu kesimpulan sebagai berikut.
1) Cara melakukan staking out lengkung horizontal metode perpanjangan tali
busur dengan langkah langkah berikut:
a) Menentukan R (jari-jari) lingkaran sebesar 120 m dan (sudut
lingkaran) sebesar 300.
b) Pemasangan garis TC.P1 , garis TC.P1 tegak lurus dengan R (jari-jari
lingkaran)
c) Pemasangan patok 1 yang jaraknya 6.280 m dari titik TC, dan garis
TC.1 segaris dengan TC.P1
d) Pemasangan patok 1. Patok 1 dipasang dengan cara ukur sepanjang
6.282 m ke patok 1 dan hubungkan patok 1 ke patok 1, panjang antara
patok 1 ke patok 1harus sama dengan 0.159 m.
e) Jika patok 1 sudah didapat maka lanjut untuk mempatok titik 2 dengan
cara, Tarik meteran dari titik 1 ke titik 2sepanjang 6.280 m. Garis 1 ke
2harus segaris dengan garis TC ke 1.
f) Tarik meteran dari titik 1 ke titik 2 sepanjang 2.282 m kemudian
hubungkan titik 2 ke 2, titik 2 ke 2 harus memiliki panjang 0.159 m.
g) Jika sudah maka lanjut ke patok 3 dengan cara yang sama seperti untuk
mencari patok 2.
h) Lakukan seterusnya hingga selesai sampai patok ke-10.
Kelompok VI-A 25
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
f) D.1.2= 6.280 m
g) D.2.2= 0.159 m
h) Selanjutnya sampai ke titik 10
i) Didapatkan nilai:
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 = D.8.9
= D.9.10 = 6.282 m
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 =
D.8.9 = D.9.10 = 6.280 m
Dan
D.1.1 = D.2.2 = D.3.3 = D.4.4 = D.5.5 = D.6.6 = D.7.8 = D.8.8 =
D.9.9 = D.10.10 = 0.159 m
3) Melakukan staking out dengan baik dan benar diketahui dengan dilakukan
pengecekan dengan teliti. Hasil dari pengecekan dengan metode
perpanjangan tali busur diperoleh kesalahan pada titik 3,5,7, dan 9.
Untuk pengecekan panjang segitiga memiliki kesalahan pada titik 3 dan 5.
Yaitu pada pengukuran untuk titik 3 sebesar 12.710 m yang seharusnya
12.721 m. Untuk titik 5 sebesar 12.718 m yang seharusnya 12.721 m.
Panjang TC ke 10 pada hasil perhitungan diperoleh nilai 62.117 m, sementara
pengukuran di lapangan diperoleh nilai 62.110 m.
III.6 Saran
Pada pelaksanaan pratikum satke out lengkung horizontal metode
perpanjangan tali busur ini ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, diantaranya
;
1. Memilih daerah yang relative datar untuk melaksanakan praktikum agar
kesalahan tidak besar.
2. Menggunakan meteran yang lebih panjang.
3. Memilih lokasi yang sejuk agar tidak mengganggu konsentrasi.
4. Terus melakukan pengecekan tiap titik agar kesalahan tidak berlanjut.
5. Membandingkan dengan metode lain agar diperoleh nilai yang teliti.
Kelompok VI-A 26
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Catatan diktat mata kuliah Survei Rekayasa II
Hendriatiningsih. 1981. Geometris Jalan Raya dan Stake out. Bandung : Institut
Teknologi Bandung
Hendriatiningsih. 2008. Aplikasi Stake out Titik dengan Akurasi Tinggi. Bandung :
Institut Teknologi Bandung
Situmorang, Simon. 2011. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Pembuatan Jalan
Baru. http://07311024.blogspot.co.id/2011/07/laporan-kerja-praktek-
pekerjaan.html . Diakses pada 16 November 2017
Kelompok VI-A 1
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LEMBAR ASISTENSI
Kelompok VI-A 1
DOKUMENTASI
Gambar Keterangan
Pengukuran
Stake Out dengan
metode
perpanjangan tali
busur di Stadion
Universitas
Diponegoro
Pengukuran
Stake out dengan
metode
perpanjangan tali
busur di Stadion
Universitas
Diponegoro
Foto bersama
Setelah
Pengukuran
Stake Out
Kelompok VI-A 2
Hasil Pengukuran
Stake Out
Hasil Pengukuran
Stake Out
Kelompok VI-A 3
Perhitungan Stake Out Metode Perpanjangan Tali Busur
1. Menentukan R (jari-jari) lingkarang dan (sudut lingkaran)
Kelompok kami menggunakan R (jari-jari) sebesar 120 m dan (sudut
lingkaran) sebesar 300.
2. Menghitung (sudut tiap-tiap garis lengkung)
=
300
=
10
= 30
3. Menghitung panjang D.T11
D.T11 = 2 + 2 2. . . ()
D.T11 = 120.cos(1.50)
D.T11 = 6.280 m
5. Menghitung D.1.1
D.1.1 = . 1.12 + . 1.12
D.1.1 = 6.2822 + 6.2802
D.1.1 = 0.159 m
6. Menghitung panjang D.1.2
D.1.2 = 2 + 2 2. . . ()
D.1.2= 120.cos(1.50)
D.1.2= 6.280 m
8. Menghitung D.2.2
D.2.2= . 1.12 + . 1.12
Kelompok VI-A 4
D.2.2= 6.2822 + 6.2802
D.2.2= 0.159 m
9. Lanjut hitung sampai titk ke-10.
10. Jadi, nilai
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 = D.8.9 =
D.9.10 = 6.282 m
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 =
D.8.9 = D.9.10 = 6.280 m
Dan
D.1.1 = D.2.2 = D.3.3 = D.4.4 = D.5.5 = D.6.6 = D.7.8 = D.8.8 = D.9.9
= D.10.10 = 0.159 m
Kelompok VI-A 5