Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM STAKING OUT LENGKUNG

HORIZONTAL
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Survei Rekayasa II)

Disusun oleh:
Kelompok VI-A

Dinda Anisa Anggraini (21110115120010)


Archita Permata Santynawan (21110115120015)
Rizqi Umi Rahmawati (21110115120020)
Faradina Sekar Melati (21110115120031)
M. Khoirul Baihaqi (21110115130051)

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp.(024) 76480785, 76480788
e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2017
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Survei Rekayasa II, Departemen Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Disusun oleh:
Kelompok VI-A
1. Dinda Anisa Anggraini (21110115120010)
2. Archita Permata Santynawan (21110115120015)
3. Rizqi Umi Rahmawati (21110115120020)
4. Faradina Sekar Melati (21110115120031)
5. M. Khoirul Baihaqi (21110115130051)

Semarang, November 2017


Asisten Dosen

Jauhari Pangaribuan
NIM 21110114140075

Dosen Pengampu Mata Kuliah I Dosen Pengampu Mata Kuliah II

Ir. Bambang Sudarsono, MS Nurhadi Bashit, ST., M.Eng.


NIP 195709131986031001 NIP. 198911220117011093

Kelompok VI-A ii
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur praktikan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Praktikum
Survei Rekayasa II dan Laporan Praktikum Survei Rekayasa II ini dengan baik.
Laporan ini praktikan sajikan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Survei Rekayasa
II.
Pada kesempatan ini, praktikan mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan praktikum ini, yaitu :
1. Ir. Bambang Sudarsono, MS. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Survei
Rekayasa II Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
2. Nurhadi Bashit, ST., M.Eng. selaku dosen pengampu mata kuliah Survei
Rekayasa II yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
3. Jauhari Pangaribuan selaku asisten dosen mata kuliah Survei Rekayasa II.
4. Teman-teman yang sekaligus merupakan rekan kerja dalam melaksanakan
praktikum.
Praktikan menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna baik dari segi
materi maupun penyajiannya. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat
praktikan harapkan untuk hasil yang lebih baik. Semoga tugas ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi mahasiswa Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro dan masyarakat pada umumnya.

Semarang, November 2017

Penyusun

Kelompok VI-A iii


Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
I.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
I.4 Ruang Lingkup Praktikum ....................................................................... 2
I.5 Lokasi dan Waktu Praktikum ................................................................... 2
I.6 Sistematika Pembuatan Laporan Praktikum............................................. 2
BAB II DASAR TEORI ...................................................................................... 4
II.1 Geometrik Jalan Raya............................................................................... 4
II.2 Staking Out ............................................................................................... 7
II.3 Pematokan Staking Out ............................................................................ 8
II.3.1 Pematokan suatu titik dilapangan...................................................... 8
II.3.2 Pematokan As/Sumbu Rencana Jalan ............................................. 10
II.4 Pematokan Lengkung Horizontal ........................................................... 11
II.4.1 Cara dengan selisih busur yang sama panjang. ............................... 12
II.4.2 Cara dengan selisih absis yang sama panjang. ................................ 14
II.4.3 Dengan cara perpanjangan tali busur .............................................. 15
II.4.4 Dengan cara menggunakan koordinat polar atau metoda sudut
defleksi. ......................................................................................................... 16
II.4.5 Dengan Cara Membuat Suatu Poligon. ........................................... 17
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................... 18
III.1 Perhitungan ............................................................................................. 18
III.2 Langkah-Langkah Praktikum ................................................................. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 23
IV.1 Hasil........................................................................................................ 23

Kelompok VI-A iv
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

IV.2 Pembahasan ............................................................................................ 24


BAB V PENUTUP ............................................................................................. 25
V.1 Kesimpulan ............................................................................................. 25
V.2 Saran ....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... vii

Kelompok VI-A v
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

DAFTAR GAMBAR

Gambar II-1 Lingkaran ......................................................................................... 4


Gambar II-2 Spiral-lingkaran-spiral...................................................................... 6
Gambar II-3 Pemasangan Staking Out.................................................................. 8
Gambar II-4 Pematokan As/Sumbu Rencana Jalan ............................................ 10
Gambar II-5 Cara dengan selisih busur yang sama panjang ............................... 12
Gambar II-6 Cara dengan selisih absis yang sama panjang ................................ 14
Gambar II-7 Perpanjangan Tali Busur ................................................................ 15
Gambar II-8 koordinat polar atau metoda sudut defleksi.................................... 16
Gambar II-9 Membuat Suatu Poligon ................................................................. 17
Gambar III-1 Metode perpanjangan tali busur ................................................... 18
Gambar III-2 Garis TC.P1 .................................................................................. 20
Gambar III-3 Cek Pelurusan ............................................................................... 21
Gambar III-4 Cek Panjang Segitiga .................................................................... 22
Gambar IV-1 Hasil Stake out Lengkung Horizontal ........................................... 23

Kelompok VI-A vi
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan faktor penunjang
lancarnya perekonomian, mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak
kerusakan baik yang diakibatkan oleh faktor alam maupun faktor manusia dalam
hal ini kendaraan, sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna
memenuhi kebutuhan lalu lintas yang lebih tinggi. Proses perencanaan sebagai
dasar untuk pelaksanaannya perlu diperhatikan faktor kenyamanan, keamanan
lingkungan serta faktor lain yang mendukung rencana detail yang baik.
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang
bersangkut paut dengan dimensi nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta
bagian-bagiannya, masing-masing disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu
lintas untuk memperoleh modal layanan transportasi yang mengakses hingga ke
rumah-rumah. Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian perencanaan jalan
yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi
fungsinya untuk memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan
akses antar kota.
Program perencanaan jalan yang nyaman salah satunya adalah pembuatan
lengkung horizontal dengan metode staking out. Ada banyak metode staking out
untuk pembuatan lengkung horizontal jalan, salah satunya adalah metode
perpanjangan tali busur. Tujuan dilakukannya pembuatan lengkun horizontal jalan
adalah untuk membuat nyaman pengendara saat dibelokan.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang didapat dari latar belakang diatas adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara staking out lengkung horizontal metode perpanjangan tali
busur?
2. Bagaimana cara perhitungan staking out lengkung horizontal metode
perpanjangan tali busur?
3. Bagaimana cara staking out yang baik dan benar?

Kelompok VI-A 1
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Survei Rekayasa II adalah:
1. Memahami bagaimana cara staking out lengkung horizontal metode
perpanjangan tali busur.
2. Memahami bagaimana cara perhitungan staking out lengkung horizontal
metode perpanjangan tali busur.
3. Memahami bagaimana cara staking out yang baik dan benar.
I.4 Ruang Lingkup Praktikum
Agar penulisan laporan ini tidak menyimpang dari tujuan yang semula
direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, maka penulis menetapkan batasan yakni, metode dalam staking out
lengkung horizontal adalah metode perpanjangan tali busur yang dilaksanakan di
stadion Universitas Diponegoro.
I.5 Lokasi dan Waktu Praktikum
Lokasi yang kelompok kami pilih untuk digunakan sebagai praktikum staking
out lengkung horizontal adalah di stadion Universitas Diponegoro dan waktu
pelaksanaanya kelompok kami melakukan praktikum adalah pada hari Rabu, 15
November 2017 pukul 07.00 11.00 WIB.
I.6 Sistematika Pembuatan Laporan Praktikum
Laporan ini disusun dalam bentuk penyajian gambar dari hasil praktikum
staking out lengkung horizontal serta gambaran teori secara umum. Oleh karena itu,
agar memudahkan untuk mengetahui isi laporan secara umum, maka sistematika
penulisan laporan disajikan seperti berikut ini :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang staking out lengkung horizontal, rumusan masalah,
tujuan, ruang lingkup praktikum, lokasi dan waktu praktikum, serta sistematika
pembuatan laporan praktikum.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori tentang geometrik jalan raya,
staking out, pematokan staking out, serta pematokan lengkung horizontal.

Kelompok VI-A 2
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Berisi penjelasan mengenai perhitungan dibutuhkan saat praktikum serta langkah-
langlah praktikum staking out lengkung horizontal.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan analisa hasil staking out dan pembahasan terhadap hasil praktikum.
BAB VI PENUTUP
Menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil praktikum.

Kelompok VI-A 3
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

BAB II
DASAR TEORI

II.1 Geometrik Jalan Raya


1. Lengkungan Horisontal.
Bentuk lengkungan yang biasa digunakan adalah
a. Lingkaran
b. Spiral Lingkaran Spiral
c. Spiral Spiral
Tidak semua lengkungan boleh berbentuk lingakaran ini tergantung pada
besarnya kecepatan rencana serta jari jari lingkaran itu sendiri.
2. Lingkaran

Gambar 0-1 Lingkaran (Hedriatiningsih, 1981)


Keterangan gambar
Titik 0 = titik tengah busur lingkaran
Titik V = titik tengah awal lingkaran (titik tangent ke lingkaran)
Titik T1 = titik perpotongan tangen (point of intersection)
RC = Jari-jari lingkaran = Jarak dari 0 ke T1 atau ke T2 atau ke setiap
titik di busur lingkaran.
Hitungan hitungan pada lingkaran digunakan rumus rumus sebagai
berikut :

Kelompok VI-A 4
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

1
= .......................................................................................(1)
2

1 1
= ( 1 1) = tan ...........................................................(2)
4
2

1
= . 2; 1 = 2 sin ...........................................................(3)
360 2

Keterangan:
Tc : Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur lingkaran
Ec : Jarak antara titik PH dan busur lingkaran
Lc : Panjang busur lingkaran
Untuk dapt menggunakan rumus rumus tersebut di atas, maka sebelumnya
haruslah diketahui jari jari lingkaran dan yang dihitung dari arah tangent-
tangent tersebut , atau dengan koordinat titik titik pada tangent.
3. Spiral-lingkaran-spiral
Pada bentuk ini, bagian spiral merupakan perubahan dari bagian lurus
kebagian lingkaran, sehingga dikenal istilah lengkung peralihan.
Istilah peralihan dalam hal ini dimaksudkan untuk menyatakan perubahan
jari jari secara berangsur angsur dari tak terhingga pada awal lengkungan sampai
dengan jari jari busur lingkaran yang bersangkutan.
Bentuk lengkung spiral-lingkaran-spiral digunakan karena pada perencanaan
jalan raya tersebut dipertahankan kecepatan rencananya sedangkan jari jari
lingkaran tersebut tidak dapat memenuhi syarat standar Geometrik Perencanaan
jalan Raya. (lihat gambar II.2 di bawah ini)

Kelompok VI-A 5
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

Gambar 0-2 Spiral-lingkaran-spiral (Hedriatiningsih, 1981)


Keterangan gambar :
Titik TS = titik awal spiral= titik dari tangen ke spiral.
Titik SC = titik dari spiral ke lingkaran.
Titik CC = titik tengah busur lingkaran.
Titik CS = titik dari lingkaran ke spiral.
Titik TS = titik dari spiral ke tangen.
Titik V = titik perpotongan tangen lingkaran.
Titik PI = titik perpotongan tangen spiral.
Titik O = titik pusat.
RC = jari-jari lingkaran
LC = panjang busur lingkaran = busur SO - CO OS
EG = jarak luar busur lingkaran = V - CO
C = sudut luar di V
TC = panjang tangen lingkaran
p = pergeseran tangen terhadap lingkaran (shift)
p = jarak dari A ke G
k = absis dari p pada garis tangen spiral
k = jarak dari TS ke A

Kelompok VI-A 6
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

LT = long tangen = jarak dari TS ke B


ST = s short tangent = jarak dari B ke SO
Garis B-SC-V adalah garis singgung di SO yang tegak lurus jari-jari RC,
demikian juga garis ST-CS-V dititik OS
XS = absis titik SO pada garis tangen
YS = ordinat titik SO pada garis yang tegak lurus garistangen.
Tt = panjang tangen total = jarak dari TS ke PI
s = sudut spiral = I C-B-SC = LA-O-SC = LCS-O-D.
= sudut luar di PI = 2 -g + Q
Et = jarak luar total = jarak PI ke CC
C = sudut lentur spiral = PI-TS-SC = PI-ST-GS
1 1 2
= ( ) .
3

CS = koreksi spiral = 0.0031..S3


i = sudut lentur spiral bila li = panjang busur spiral dari TS atau ST ketitik i
pada busur spiral (titik i pada busur spiral).
II.2 Staking Out
Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang
ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi). Salah satu pekerjaan
penting dalam Surveiing rekayasa (Engineering Surveiing) adalah pematokan
(setting-out/staking-out). Implementasi staking-out geometri horisontal dan
vertikal yang dilakukan adalah untuk memenuhi akurasi tertentu yang diinginkan.
(Hendriatiningsih, 2008)
1. Pematokan Jalur Lurus
Pematokan jalur lurus pada jalan raya adalah pematokan tangent atau garis
lurus yang menghubungkan antara dua titik PI. Pada pematokan tangent,
dilakukan pada jarak setiap 50cm dan pemasangan pilar (Bench Mark) pada
jarak maksimal 500 meter dan sebelum melakukan pematokan pada tangent,
maka haruslah ditentukan terlebih dahulu station awal/titik awal rencana
sumbu jalan tersebut.
2. Pematokan suatu titik dilapangan
Menentukan titik/station awal dari rencana sumbu, diperlukan minimal dua
pilar Bench Mark yang ada dilapangan dengan diketahui koordinatnya. Jadi

Kelompok VI-A 7
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

pada waktu akan membuat peta perencanaan, harus dipasang minimal dua
buah pilar BM pada awal sumbu rencana jalan dan diukur/dihitung
koordinatnya.
Misalkan Sta 0 + 000 mempunyai koordinat (X0 + Y0) yang didapat dari
peta perencanaan secara grafis, dan Sta 0 + 000 adalah titik yang akan dicari
letaknya dilapangan dan dalam hal ini, sebagai pegangan (referensi) dipakai
titik-titik Bench Mark (Xa,,Ya) dan Bench Mark B (Xb,,Yb).
Menentukan titik awal Sta 0 + 000 dapat dilakukan dari A atau dari B,
tergantung dari situasi dan kondisi dari medannya tetapi sebaiknya dilakukan
dua kali yaitu dari A dan B, sehingga ada suatu koreksi.
3. Pematokan As/Sumbu Rencana Jalan
Pematokan As/Sumbu rencana jalan disini adalah pematokan tangent atau
garis lurus yang menghubungkan antara dua titik PI atau titik awal dengan
titik PI.
Pematokan pada lengkungan, dimana lengkungan juga termasuk sumbu
rencana jalan akan dibicarakan tersendiri.
II.3 Pematokan Staking Out
II.3.1 Pematokan suatu titik dilapangan

Sta 0+000
(Xo, Yo)

U U
dao dbo

ao
ab ba

BM . A(Xa, Ya) dab


BM . B(Xb, Yb)

Gambar 13 bo
Gambar 0-3 Pemasangan Staking Out
(https://www.scribd.com/doc/308322155/Geometrik-Jalan-Raya-Dan-Staking-Out)

Kelompok VI-A 8
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

1. Mematok Sta 0 + 000 dari titik A :


Sebelum melakukan pematokan, terlebih dahulu menghitung besaran-besaran
yang diperlukan untuk pematokan, adalah sebagai berikut.
a. Hitung azimuth / sudut jurusan garis AB (ab) :
Xb Xa
tan ab ........................................................................(4)
Yb Ya
ab =
b. Hitung azimuth garis AO ((ao) :
Xo Xa
tan ao .........................................................................(5)
Yo Ya
ao =
c. Hitung sudut ukuran = < OAB
= ab ao
d. Hitung jarak AO = dao
Xo Xa Y Ya
d ao atau o
sin ao cos ao
atau X o X a 2 Yo Ya 2
2. Cara pematokannya sebagai berikut :
a) Letakan alat ukur sudut diatas titik Bench Mark A dan atur alat tersebut
b) Arahkan alat ukur tersebut ketitik BM-B, misalkan bacaan lingkaran
horisontalnya = I1
c) Putar alat ukur searah jarum jam sehingga bacaan lingkaran horisontalnya
= I1 + (3600 - ).
d) Ukurkan jarak sepanjang dao yang searah dengan garis bidik teropong
pada.***).
e) Letak titik Sta 0 + 000 dapat dipatok
3. Mematok Sta 0 + 000 dari titik B :
a. Hitung sudut jurusan garis BA ( ba) :
Xa Xb
tan ba ........................................................................(6)
Ya Yb

ba ...0...'..."
b. Hitung sudut jurusan BO (bo) :

Kelompok VI-A 9
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

Xa Xb
tan ba ........................................................................(7)
Ya Yb

ba ...0...'..."
c. Hitung sudut = < OBA
= ao ba ...................................................................................(8)
d. Hitung jarak BO = dbo
Xo Xb Y Yb
d bo atau o
sin bo cos bo
atau X o X b 2 Yo Yb 2
4. Cara pematokannya sebagai berikut :
a) Letakkan alat ukur sudut diatas titik BM-B dan atur alat tersebut
b) Arahkan alat tersebut ketitik BM-A, dan baca lingkaran horisontalnya,
misalkan= I2
c) Putar teropong tersebut searah dengan arah jarum jam , sehingga bacaan
lingkaran horisontalnya = I2 +
d) Ukurkan jarak sepanjang dbo yang searah dengan garis bidik teropong
pada ***).
e) Letak titik Sta 0 + 000 dapat dipatok.
II.3.2 Pematokan As/Sumbu Rencana Jalan
Pada pematokan jarak setiap 50 m pada tangent, terlebih dahulu harus
menetapkan arah dari tangent tersebut dilapangan.
Caranya adalah sebagai berikut :

Gambar 0-4 Pematokan As/Sumbu Rencana Jalan (Hedriatiningsih, 1981)

Kelompok VI-A 10
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

1. Hitung sudut jurusan OB = ob


Xb Xo
tan ob .............................................................................(9)
Yb Yo

ob ...o...'..."
2. Hitung sudut jurusan 01 = 01

X1 X 0
tan = ..........................................................................(10)
Y1 Y0
01

01 = ...

3. Hitung sudut = 10 B

= ob - o1 ................................................................................(11)

4. Hitung jarak = PI 1

X1 X 0 Y Y
d = atau 1 0 atau ( X 1 X 0 ) 2 (Y1 Y0 ) 2
sin 01 cos 01
o1

5. Cara pematokannya sbb :


a) Letakan alat ukur sudut dititik sta 0 + 000 dan atur alat tersebut.
b) Arahkan alat tersebut ketitik B dan baca lingkaran horisontalnya, misalkan
= 13
c) Putar teropong tersebut searah jarum jam sehingga bacaan lingkaran
horisontalnya = 1 3 + ( 360 - )

d) Ukurkan jarak setiap 50 m yang searah dengan garis bidik teropong sampai
dengan jarak dari Sta 0 + 000 ketitik P1 1 sehingga titik P1 1 dapat dipatok.

e) Titik P1 1 dipatok maka titik P1 2 juga dapat dipatok dengan data-data

hitungan 12 atau dari data lengkungan.( )


II.4 Pematokan Lengkung Horizontal
Pematokan pada lengkungan horizontal dibedakan atas bentuk lengkungan
tersebut yaitu:
1. Lingkaran
2. Spiral

Kelompok VI-A 11
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

Pada pematokan lengkungan berbentuk lingkaran ada 5 cara, dari titik TC.
1. Cara dengan selisih busur yang sama panjang
2. Cara dengan selisih absis yang sama panjang
3. Cara dengan perpanjangan tali busur
4. Cara dengan koordinat polar (metode sudut defleksi)
5. Cara dengan membuat poligon.
II.4.1 Cara dengan selisih busur yang sama panjang.
Hasil dari data lengkungan diketahui unsur-unsur Rc, c, dan Lc.Misalkan
panjang busur yang sama panjang = a meter = ; dimana n adalah banyaknya titik

(harga a diambil antara 8 m s/d 12,5 m).

Gambar 0-5 Cara dengan selisih busur yang sama panjang (Hedriatiningsih, 1981)

Kelompok VI-A 12
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

Pada segitiga TC - 1 - 0 (lihat Gambar II-5 diatas). Panjang busur a


membentuk sudut , maka : .

Koordinat titik 1, 2, 3, 4, n = CT pada salib sumbu garis tangen (TC - PI)


dengan garis yang tegak lurus pada (TC-0) adalah sebagai berikut :
Untuk titik 1

Untuk titik 2

Untuk titik 3

Untuk titik 4

Untuk titik ke n dilengkungan :

Cara ini banyak hitungannya tetapi letak titik-titik patok/patok pada


lengkungan teratur.

Kelompok VI-A 13
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

II.4.2 Cara dengan selisih absis yang sama panjang.

Gambar 0-6 Cara dengan selisih absis yang sama panjang (Hedriatiningsih, 1981)
Selisih absis = a
Untuk titik 1 :

Untuk titik 2 :

Untuk titik 3 :

Untuk titik n :

YCT

Kelompok VI-A 14
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

Cara ini banyak juga perhittingannya dan letak titik-titik -nya pada
lengkungan tidak teratur.
II.4.3 Cara dengan menggunakan metode perpanjangan tali busur
Panjang talibusur = a

Gambar 0-7 Perpanjangan Tali Busur (Hedriatiningsih, 1981)


Untuk titik 1 :

X1 = a cos ......................................................................(12)
2

Y1 = a sin .......................................................................(13)
2
Cara ini untuk titik 1 dapat diukur X1 dan Y1 dengan sudut 900, juga dapat

mengukur sudut jarak a. Demikian pula untiik titik 2, selain diukur X2 dan Y2
2
dengan sudut 900 (perpanjangan tali busur) frisa juga iengan mengukurkan sudut
dari jarak a.
Tetapi dengan cara perpanjangan tali busur ini selain tidak effisien juga
terjadi pertiunpukan kesalahan.

Kelompok VI-A 15
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

II.4.4 Cara menggunakan koordinat polar atau metode sudut defleksi.


Dari Titik Tc

Gambar 0-8 koordinat polar atau metoda sudut defleksi (Hedriatiningsih, 1981)

Cara polar ini yaitu mengukur sudut , ,2, , ; dimana =
2 2 2 2 2

, a = panjang talibusur atau jarak antara titik.


2

Atau harga bias didapat dari = . Dengan jarak :

a=n

= 2 sin
22
b = 2 sin
3
c 2 Rc sin
2
n
n 2RC sin
2
c
n T1b 2Rc sin
2
Alat berdiri dititik TC dan a merupakan jarak yang konstan.
Metoda ini effisien untuk lingkaran yang berjari-jari besar, dimana harga a
diambil antara 8-12, 5m.

Kelompok VI-A 16
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

II.4.5 Cara Membuat Suatu Poligon.

Gambar 0-9 Membuat Suatu Poligon (Hedriatiningsih, 1981)

Cara poligon, jarak-jaraknya antara titik adalah konstan = a.m. dan sudut-

sudutnya ( 90 ), (180 -) atau dan (180 + ), tetapi karena cara mengukurnya
2 2
disetiap titik pada busur lengkungan, maka kesalahan akan bertumpuk dan untuk
memperkecil kesalahan, dilakukan sentering paksaan dan jarak a diambil sebesar
mungkin. Cara ini digunakan apabila tempatnya sempit, seperti terowongan.

Kelompok VI-A 17
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Perhitungan
Pada praktikum staking out lengkung horizontal kelompok kami
menggunakan metode perpanjangan tali busur. Berikut perhitungannya :

Gambar 0-1 Metode perpanjangan tali busur

(https://www.scribd.com/doc/310483141/Laporan-Praktikum2)

1. Menentukan R (jari-jari) lingkarang dan (sudut lingkaran)


Kelompok kami menggunakan R (jari-jari) sebesar 120 m dan (sudut
lingkaran) sebesar 300.
2. Menghitung (sudut tiap-tiap garis lengkung)

=

300
=
10

= 30
3. Menghitung panjang D.T11
D.T11 = 2 + 2 2. . . ()

D.T11 = 1202 + 1202 2.120.120. (100 )


D.T11 = 6.282 m
4. Menghitung panjang D.T11

D.T11 = R.cos( )
2

D.T11 = 120.cos(1.50)
D.T11 = 6.280 m

Kelompok VI-A 18
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

5. Menghitung D.1.1
D.1.1 = . 1.12 + . 1.12
D.1.1 = 6.2822 + 6.2802
D.1.1 = 0.159 m
6. Menghitung panjang D.1.2
D.1.2 = 2 + 2 2. . . ()

D.1.2 = 1202 + 1202 2.120.120. (100 )


D.1.2 = 6.282 m
7. Menghitung panjang D.1.2

D.1.2= R.cos( )
2

D.1.2= 120.cos(1.50)
D.1.2= 6.280 m
8. Menghitung D.2.2
D.2.2= . 1.12 + . 1.12
D.2.2= 6.2822 + 6.2802
D.2.2= 0.159 m
9. Lanjut hitung sampai titk ke-10.
10. Jadi, nilai
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 = D.8.9 =
D.9.10 = 6.282 m
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 =
D.8.9 = D.9.10 = 6.280 m
Dan
D.1.1 = D.2.2 = D.3.3 = D.4.4 = D.5.5 = D.6.6 = D.7.8 = D.8.8 = D.9.9
= D.10.10 = 0.159 m

III.2 Langkah-Langkah Praktikum


1. Pemasangan garis TC.P1 , garis TC.P1 tegak lurus dengan R (jari-jari
lingkaran)

Kelompok VI-A 19
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

Gambar 0-2 Garis TC.P1

2. Pemasangan patok 1 yang jaraknya 6.280 m dari titik TC, dan garis TC.1
segaris dengan TC.P1
3. Pemasangan patok 1. Patok 1 dipasang dengan cara ukur sepanjang 6.282 m
ke patok 1 dan hubungkan patok 1 ke patok 1, panjang antara patok 1 ke
patok 1harus sama dengan 0.159 m.
4. Jika patok 1 sudah didapat maka lanjut untuk mempatok titik 2 dengan cara,
Tarik meteran dari titik 1 ke titik 2sepanjang 6.280 m. Garis 1 ke 2harus
segaris dengan garis TC ke 1.
5. Tarik meteran dari titik 1 ke titik 2 sepanjang 2.282 m kemudian hubungkan
titik 2 ke 2, titik 2 ke 2 harus memiliki panjang 0.159 m.
6. Jika sudah maka lanjut ke patok 3 dengan cara yang sama seperti untuk
mencari patok 2.
7. Jika sudah selesai atau sampai patok 10 cek tiap patoknya dengan cara tarik
garis lurus.
8. Mengecek titik 1 tarik garis lurus dari TC ke 2, titik 1 harus berada di garis
TC ke 2, jika tidak maka titik 1 salah.

Kelompok VI-A 20
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

Gambar 0-3 Cek Pelurusan

9. Mengecek titik 2 dengan cara yang sama yaitu tarik garis lurus dari titik 1 ke
3, titik 2 harus berada digaris lurus tersebut jika tidak maka titik 2 salah.
10. Mengecek panjang total dari segitiga, misal segitiga pertama yaitu
TC.1,1.1,1.TC dengan total panjang 6.282 + 6.280 + 0.159 = 12.721 m.
Maka jumlah jarak setiap segitiga harus sama dengan 12.721 m.

Kelompok VI-A 21
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

Gambar 0-4 Cek Panjang Segitiga

11. Melakukan pengecekan pada setiap segitiga, jika ada yang tidak sama dengan
12.721 m maka titik tersebut salah.

Kelompok VI-A 22
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.3 Hasil

Gambar 0-1 Hasil Stake out Lengkung Horizontal

1. Hasil Pengukuran
Panjang DTC.10 = 62.110 m
2. Hasil Perhitungan
Panjang DTC.10 = 62.117 m
DT11 = D1.2 = D2.3 = D3.4 = D4.5 = D5.6 = D6.7 = D7.8 = D8.9 = D9.10 = 6.282 m
DT11 =D1.2 =D2.3 =D3.4 =D4.5 =D5.6 = D6.7 = D7.8 = D8.9 = D9.10 = 6.280 m
Dan
D1.1 =D2.2 =D3.3 =D4.4 =D5.5 =D6.6 =D7.8 =D8.8 =D9.9 = D10.10 = 0.159 m

Kelompok VI-A 23
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

III.4 Pembahasan
Pada pembuatan lengkung horizontal kelompok kami menggunakan metode
perpanjangan tali busur. Pada proses stake out kemudian terbentuk lengkung
horizontal dengan sempurna. Kami melakukan pengecekan dengan metode
pelurusan terdapat kesalahan di beberapa titik diantaranya titik 3, 5, 7, dan titik 9.
Ketiga titik tersebut mengalami pergeseran sebesar kurang lebih 2 cm. Melakukan
pengecekan dengan perpanjangan tali, kami melakukan pengecekan dengan metode
panjang segitiga. Melakukan pengecekan diperoleh kesalahan di beberapa titik,
yaitu titik 3 dan 5. Pada titik 3 memiliki total panjang 12.710 m yang seharusnya
12.721 m. Pada titik 5 memiliki panjang 12.718 m, yang seharusnya 12.721 m.
Pada pengecekan panjang dari titik TC ke 10 dengan membandingkannya dari
hasil perhitungan dan hasil lapangan, pada perhitungan diperoleh nilai 62.117 m,
sementara pada hasil pengukuran di lapangan diperoleh hasil 62.110 m, sehingga
jarak antar perhitungan dengan pengukuran di lapangan tidak sesuai.
Kami menganalisis kesalahan tersebeut terjadi pada tanah yang tidak terlalu
datar. Pada titik-titik lain yang terdapat pada tanah yang datar tidak memiliki
kesalahan sementara titik yang melewati gundukan tanah (tidak rata) memiliki
kesalahan dan untuk kesalahan pada titik TC ke 10 yang tidak sesuai antara
perhitungan dengan kondisi lapangan adalah kesalahan pada titik-titik sebelumnya,
yaitu titik 3 dan 5.

Kelompok VI-A 24
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

BAB V
PENUTUP
III.5 Kesimpulan
Berdasarkan uraian praktikum pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil
suatu kesimpulan sebagai berikut.
1) Cara melakukan staking out lengkung horizontal metode perpanjangan tali
busur dengan langkah langkah berikut:
a) Menentukan R (jari-jari) lingkaran sebesar 120 m dan (sudut
lingkaran) sebesar 300.
b) Pemasangan garis TC.P1 , garis TC.P1 tegak lurus dengan R (jari-jari
lingkaran)
c) Pemasangan patok 1 yang jaraknya 6.280 m dari titik TC, dan garis
TC.1 segaris dengan TC.P1
d) Pemasangan patok 1. Patok 1 dipasang dengan cara ukur sepanjang
6.282 m ke patok 1 dan hubungkan patok 1 ke patok 1, panjang antara
patok 1 ke patok 1harus sama dengan 0.159 m.
e) Jika patok 1 sudah didapat maka lanjut untuk mempatok titik 2 dengan
cara, Tarik meteran dari titik 1 ke titik 2sepanjang 6.280 m. Garis 1 ke
2harus segaris dengan garis TC ke 1.
f) Tarik meteran dari titik 1 ke titik 2 sepanjang 2.282 m kemudian
hubungkan titik 2 ke 2, titik 2 ke 2 harus memiliki panjang 0.159 m.
g) Jika sudah maka lanjut ke patok 3 dengan cara yang sama seperti untuk
mencari patok 2.
h) Lakukan seterusnya hingga selesai sampai patok ke-10.

2) Melakukan perhitungan staking out lengkung horizontal metode


perpanjangan tali busur dengan hasil:
a) = 30
b) D.T11 = 6.282 m
c) D.T11 = 6.280 m
d) D.1.1 = 0.159 m
e) D.1.2 = 6.282 m

Kelompok VI-A 25
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

f) D.1.2= 6.280 m
g) D.2.2= 0.159 m
h) Selanjutnya sampai ke titik 10
i) Didapatkan nilai:
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 = D.8.9
= D.9.10 = 6.282 m
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 =
D.8.9 = D.9.10 = 6.280 m
Dan
D.1.1 = D.2.2 = D.3.3 = D.4.4 = D.5.5 = D.6.6 = D.7.8 = D.8.8 =
D.9.9 = D.10.10 = 0.159 m

3) Melakukan staking out dengan baik dan benar diketahui dengan dilakukan
pengecekan dengan teliti. Hasil dari pengecekan dengan metode
perpanjangan tali busur diperoleh kesalahan pada titik 3,5,7, dan 9.
Untuk pengecekan panjang segitiga memiliki kesalahan pada titik 3 dan 5.
Yaitu pada pengukuran untuk titik 3 sebesar 12.710 m yang seharusnya
12.721 m. Untuk titik 5 sebesar 12.718 m yang seharusnya 12.721 m.
Panjang TC ke 10 pada hasil perhitungan diperoleh nilai 62.117 m, sementara
pengukuran di lapangan diperoleh nilai 62.110 m.

III.6 Saran
Pada pelaksanaan pratikum satke out lengkung horizontal metode
perpanjangan tali busur ini ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, diantaranya
;
1. Memilih daerah yang relative datar untuk melaksanakan praktikum agar
kesalahan tidak besar.
2. Menggunakan meteran yang lebih panjang.
3. Memilih lokasi yang sejuk agar tidak mengganggu konsentrasi.
4. Terus melakukan pengecekan tiap titik agar kesalahan tidak berlanjut.
5. Membandingkan dengan metode lain agar diperoleh nilai yang teliti.

Kelompok VI-A 26
Laporan Praktikum Survei Rekayasa II

DAFTAR PUSTAKA
Basuki Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Catatan diktat mata kuliah Survei Rekayasa II
Hendriatiningsih. 1981. Geometris Jalan Raya dan Stake out. Bandung : Institut
Teknologi Bandung
Hendriatiningsih. 2008. Aplikasi Stake out Titik dengan Akurasi Tinggi. Bandung :
Institut Teknologi Bandung
Situmorang, Simon. 2011. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Pembuatan Jalan
Baru. http://07311024.blogspot.co.id/2011/07/laporan-kerja-praktek-
pekerjaan.html . Diakses pada 16 November 2017

Kelompok VI-A vii


LAMPIRAN

Kelompok VI-A 1
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR ASISTENSI

Mata Kuliah : Survei Rekayasa II


Kelompok : VI-A
Jenis Praktikum : Stake out Lengkung Horizontal
Dosen Pengampu : Ir. Bambang Sudarsono, MS.
Nurhadi Bashit, ST., M.Eng.
Asisten Dosen : Jauhari Pangaribuan (21110114140075)
Nama dan NIM : Dinda Anisa Anggraini (21110115120010)
Archita Permata Santynawan (21110115120015)
Rizqi Umi Rahmawati (21110115120020)
Faradina Sekar Melati (21110115120031)
M. Khoirul Baihaqi (21110115130051)

No. Hari/Tanggal Keterangan Paraf

Kelompok VI-A 1
DOKUMENTASI
Gambar Keterangan
Pengukuran
Stake Out dengan
metode
perpanjangan tali
busur di Stadion
Universitas
Diponegoro

Pengukuran
Stake out dengan
metode
perpanjangan tali
busur di Stadion
Universitas
Diponegoro

Foto bersama
Setelah
Pengukuran
Stake Out

Kelompok VI-A 2
Hasil Pengukuran
Stake Out

Hasil Pengukuran
Stake Out

Kelompok VI-A 3
Perhitungan Stake Out Metode Perpanjangan Tali Busur
1. Menentukan R (jari-jari) lingkarang dan (sudut lingkaran)
Kelompok kami menggunakan R (jari-jari) sebesar 120 m dan (sudut
lingkaran) sebesar 300.
2. Menghitung (sudut tiap-tiap garis lengkung)

=

300
=
10

= 30
3. Menghitung panjang D.T11
D.T11 = 2 + 2 2. . . ()

D.T11 = 1202 + 1202 2.120.120. (100 )


D.T11 = 6.282 m
4. Menghitung panjang D.T11

D.T11 = R.cos( )
2

D.T11 = 120.cos(1.50)
D.T11 = 6.280 m
5. Menghitung D.1.1
D.1.1 = . 1.12 + . 1.12
D.1.1 = 6.2822 + 6.2802
D.1.1 = 0.159 m
6. Menghitung panjang D.1.2
D.1.2 = 2 + 2 2. . . ()

D.1.2 = 1202 + 1202 2.120.120. (100 )


D.1.2 = 6.282 m
7. Menghitung panjang D.1.2

D.1.2= R.cos( )
2

D.1.2= 120.cos(1.50)
D.1.2= 6.280 m
8. Menghitung D.2.2
D.2.2= . 1.12 + . 1.12

Kelompok VI-A 4
D.2.2= 6.2822 + 6.2802
D.2.2= 0.159 m
9. Lanjut hitung sampai titk ke-10.
10. Jadi, nilai
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 = D.8.9 =
D.9.10 = 6.282 m
D.T11 = D.1.2 = D.2.3 = D.3.4 = D.4.5 = D.5.6 = D.6.7 = D.7.8 =
D.8.9 = D.9.10 = 6.280 m
Dan
D.1.1 = D.2.2 = D.3.3 = D.4.4 = D.5.5 = D.6.6 = D.7.8 = D.8.8 = D.9.9
= D.10.10 = 0.159 m

Kelompok VI-A 5

Anda mungkin juga menyukai