Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGINDERAAN JAUH II

JENIS-JENIS DEKORELASI

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penginderaan Jauh II)

Disusun oleh :

Alifya Judo .H

21110117140004

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024)76480785, 76480788

e-mail :jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id

2019
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih mulia selain menyampaikan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Penginderaan Jauh II ini dengan
baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yudo Prasetyo, ST., MT., selaku Ketua Departemen Teknik
Geodesi serta Dosen Pengampu Mata Kuliah Penginderaan Jauh II.
2. Bandi Sasmito, ST., MT., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Penginderaan Jauh II.
3. Seluruh pihak yang telah membantu saya yang tidak dapat kami
sebutkan namanya satu persatu.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Penginderaan Jauh II serta menjadikannya sebagai suatu media
pembelajaran.
Saya sadar bahwa makalah yang saya susun masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun sangat saya
harapkan sebagai acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.

Semarang, Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

PENGERTIAN DEKORELASI...............................................................................4

JENIS-JENIS DEKORELASI.................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

3
PENGERTIAN DEKORELASI

Dalam pencitraan dengan menggunakan teknik interferometri terdapat


beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari citra yang dihasilkan.
Kesalahan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan memisahkan dan menganalisis
fase yang dihasilkan. Fase yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh topografi
permukaan bumi, deformasi, pengaruh atmosfer dan perubahan pada objek yang
disebut sebagai dekorelasi [ CITATION Kho14 \l 1057 ].
Perubahan topografi meupun tinggi suatu wilayah dapat diketahui karena
terdapat perbedaan waktu pengambilan yang menyebabkan frekuensi yang
diterima wahana berbeda, sehingga teknik InSAR ini banyak digunakan untuk
keperluan pemantauan deformasi maupun pembuatan DEM. Perbedaan waktu
atau posisi pengambilan pasangan citra SAR untuk interferometri juga
mengakibatkan dekorelasi atau berkurangnya korelasi (kesamaan) yang terbentuk
dari kedua citra. Hal-hal yang dapat menyebabkan dekorelasi adalah dekorelasi
basis spasial, dekorelasi akibat rotasi dari target selama waktu pengamatan dan
dekorelasi akibat pergerakan dari hamburan objek dipermukaan. Dekorelasi basis
spasial berhubungan dengan geometri antara dua akuisisi SAR, untuk dekorelasi
akibat pergerakan dari hamburan objek dikenal juga dekorelasi temporal.
Dekorasi temporal berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada wilayah
yang diamati selama kurun waktu pengamatan tersebut.

4
JENIS-JENIS DEKOLERASI

Ada beberapa dekorelasi yang mempengaruhi koherensi dari data InSAR.


Berikut jenis-jenis dekorelasi :

1. Dekorelasi Temporal
Dekorelasi temporal (penurunan dekorelasi citra dikarenakan
penggunaan citra dengan jeda waktu tertentu) merupakan masalah
utama pada teknik inSAR, dimana perekaman citra diambil dengan
rentang waktu tertentu. Untuk Citra PALSAR, perekaman terdekat pada
area yang sama yaitu 46 hari. Untuk menghilangkan atau
meminimalkan pengaruh baseline temporal pada pengolahan DSM
dengan teknik insar yang menggunakan setidaknya 2 citra, disarankan
menggunakan citra radar yang perekamannya memiliki selang waktu 1
hari, seperti ERS 1/2 [ CITATION Azk15 \l 1057 ].
2. Dekorelasi Geometrik
Dekorelasi geometrik, merupakan hasil dari perbedaan sudut
pencitraan (incidence angle) antara kedua sensor yang digunakan untuk
pencitraan pada permukaan bumi. Dekorelasi ini semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya perbedaan spasial antara kedua akuisisi
SAR. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
deformasi, pengaruh atmosfer dan topografi.
Jika dua akuisisi data diperoleh dari kondisi geometri yang sama
dan reflektornya tidak bergeser, maka jumlah reflektor akan sama (nilai
phase juga sama). Namun jika kondisi geometri dua akuisisi berubah
maka jumlah reflektor akan berbeda, dan fase akan termodifikasi.
Karena terdapat pemancaran gelombang yang bermacam- macam, maka
frekuensi yang dibawa juga akan bervariasi. Shift frequency
(pergeseran frekuensi) antar dua akuisisi diperoeh dari dua kejadian
yang berbeda[ CITATION Feb17 \l 1057 ].
3. Dekorelasi Termal
Dekorelasi termal, merupakan dekorelasi termal atau gangguan
sistem (system noise) yang disebabkan oleh karakteristik dari sistem
termasuk faktor penambahan dan karakteristik arena. Pengaruh dari

5
gangguan panas terhadap nilai fase didapatkan dengan memperhatikan
nilai Signal Noise to Ratio (SNR). SNR merupakan ukuran kekuatan
sinyal yang berhubungan dengan ukuran panas, dimana ukuran panas
tersebut terjadi karena proses penguatan (amplification) dari sinyal
radar yang diterima oleh antena.
4. Dekorelasi Atmosfir
a. Lapisan Troposfer
Jika indeks bias lebih tinggi dari 1, maka kecepatan lintas
gelombang akan semakin rendah dari kecepatan cahaya, yang mana
terjadi pemanjangan gelombang. Efek troposfer memperpanjang
gelombang sehingga menimbulkan kesalahan dalam penentuan
jarak.
b. Lapisan Ionosfer
Penyimpangan kerapatan elektron pada lapisan ionosfer (F)
membuat lintasan garis edar memendek. Penyimpangan ionosfer
berkaitan dengan pembentukan awan, gelembung ionosfer, lebih
umumnya karena variasi uap air pada troposfer.
5. Dekorelasi Waktu
Dekorelasi waktu dapat mengamati deformasi yang terjadi dalam
perbedaan waktu dapat dilakukan dengan berbagai metode salah
satunya adalah dengan menggunakan InSAR. Deformasi ini diamati
karena adanya dekorelasi waktu antara kedua citra sehingga melalui
dekorelasi waktu ini perubahan yang terjadi antara kedua citra yang
diamati. Dekorelasi waktu ini sebisa mungkin dihilangkan apabila citra
yang digunakan memiliki selang waktu pencitraan semaksimal
mungkin. Untuk tujuan pengamatan deformasi dekorelasi waktu
diperlukan untuk mengamati perubahan yang terjadi pada permukaan
bumi. Namun tidak semua dekorelasi waktu disebabkan oleh deformasi
seperti adanya perubahan vegetasi ataupun pertambahan populasi yang
menyebabkan adanya perbedaan objek yang ada dipermukaan bumi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Azkiya, J. N. (2015). STUDI PERBANDINGAN DUA ALGORITMA PHASE


UNWRAPPING (REGION GROWING DAN. Jurnal Universitas Gajah
Mada.

Febriyanti, R. F. (2017). ANALISIS DEFORMASI PERMUKAAN GUNUNG


RAUNG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DIFFERENTIAL
INTERFEROMETRY SYNTHETIC APERTURE RADAR (DInSAR)
BERDASARKAN ERUPSI 28 JUNI 2015 . Departemen Teknik
Geomatika Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember .

Khomarudin, M. (2014). Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Pemantauan,


Deteksi, dan Kajian Lingkungan. Jakarta: CRESTPENT PRESS .

Anda mungkin juga menyukai