(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Tanah)
Disusun oleh:
Alifya Judo .H 21110117140004
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS DIPONEGORO Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788 email: geodesi@undip.ac.id 2020 2020 Crtitical Review Journal Judul PEMBUATAN PETA ZONA NILAI TANAH DENGAN METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTED (Studi Kasus : Kelurahan Rajabasa Raya) Jurnal Journal Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatera Tahun 2017 Penulis Rizky Ahmad Yudanegara
Teknik pengambilan sampling Titik sampel didapat berdasarkan
yang dilakukan metode penentuan luas daerah yang dipengaruhi oleh titik sampel. Meode yang digunakan yaitu Variable search radius, dimana jumlah input titik titik sampel yang saling mempengaruhi pada percobaan kali ini adalah 5, 10, 19. Dan radius interpolasi yang digunakan untuk percobaan kali ini adalah 100 meter, 500 meter, dan 1000 meter. Variable 1 search radius adalah Titik – titik yang digunakan dalam interpolasi ini ditentukan oleh user, sehingga nilai search radius bervariasi untuk setiap interpolasi. Hal ini bergantung pada seberapa jauh titik tersebut mencari sel- sel yang berada disekitarnya, sehingga beberapa bagian akan menjadi lebih besar dan beberapa akan menjadi lebih kecil, tergantung pada kerapatan titik- titik disekitar sel yang diinterpolasi. Konsep teknik interpolasi harga Salah satu alternatif untuk mebuat peta 2 tanah berbasis bidang dari peta ZNT adalah dengan melakukan proses zona nilai tanah (ZNT) interpolasi data harga tanah, metode interpolasi yang digunakan adalah metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW). Metode IDW memiliki asumsi bahwa setiap titik input mempunyai pengaruh yang bersipat lokal yang berkurang terhadap jarak. Metode ini dipengaruhi oleh inverse jarak yang diperoleh dari persamaan matematika, dimana pengaruh akan lebih besar pada titik – titik yang lebih dekat sehingga menghasilkan bentuk yang lebih detail. Pengaruh akan lebih kecil dengan bertambahnya jarak dimana permukaan yang dihasilkan kurang detail. Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) di bentuk setelah semua persil memiliki Nilai Indikasi Rata – Rata (NIR). Pada percobaan ini didapatkan hasil interpolasi dari variasi nilai power, input titik – titik sampel, dan radius interpolasi yang berbeda. Untuk mengetahui hasil interlopasi IDW mana yang paling baik maka setiap persil hasil IDW yang telah memiliki NIR, NIR terebut kemudian diselisihkan dengan setiap persil yang memiliki NIR dari peta ZNT BPN dengan nilai perkiraan. Teknik pengujian model untuk Berdasarkan perhitungan standar 3 mengetahui tingkat akurasi model deviasinya dan dengan dalam memprediksi nilai tanah mempertimbangkan nilai Mean Square Error (MSE), yang memiliki ketelitian data yang paling baik dan semakin mirip data hasil prediksi dari suatu pemodelan dengan data sebenarnya adalah hasil interpolasi inverse distance weighted dengan nilai power 2, input 10, dan radius interpolasi 1000 meter. Dengan demikian, metode interpolasi inverse distance weighted layak digunakan untuk pembuatan peta ZNT.
Teori Sampling dalam Menentukan Harga Tanah
Berikut adalah teknik sampling yang dapat digunakan untuk menentukan harga nilai tanah. a. Teknik purposive, yaitu jumlah sampel berdasarkan pertimbangan- pertimbangan dari karakteristik Kelurahan atau Kecamatan tersebut, secara proporsional pada penggunaan tanah pemukiman, komersial dan pertanian yang dalam pasar tanah direfleksikan dalam satu zona nilai tanah dengan jumlah minimal 3 (tiga) sampel untuk setiap zona nilai tanah, sedangkan untuk zona diatas 10 x10 cm, sampel minimal adalah 5 (lima). Untuk kelebihan setiap 10x10 cm jumlah sampel ditambah 2 (dua) demikian seterusnya setiap kelipatan 10x10 cm (Adhi, 2015). b. Non probability sampling dengan teknik sampling insidental yaitu untuk responden yang secara kebetulan ditemui dilokasi wawancara (Saputra, 2016). c. Sampling Acak Sederhana atau Simple Random Sampling merupakan bentuk paling sederhana dari pengambilan sampel. Sampel acak sederhana dari nukuran sampel diambil ketika setiap kemungkinan irisan (subset) dari nunit dalam populasi memiliki kesempatan yang samauntuk terpilih sebagai sampel. Sampel acak sederhana dapat digunakan apabila dalam satu populasi bersifat homogen (memiliki karakteristik populasi sama). Sampling acak sederhana sendiri adalah sampling acak dimana setiap elemen memiliki peluang yang sama untuk dipilih dari populasi (Lazuardi, 2020).
Faktor-Faktor Pengaruh Harga Tanah
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai tanah dengan karakteristik yang dibagi menjadi tiga bagian,yaitu (Situmorang, 2015): 1. Karakteristik Fisik Karakteristik fisik ini menyangkut kemiringan tanah, ketinggian, bentuk, jenis tanah dan luas dari area tertentu. 2. Karakteristik Lokasional Lokasi suatu tanah perkotaan berkaitan dengan penggunaan tanah yang dapat dilakukan di tanah tersebut, berupa kegiatan ekonomi dan sosial. 3. Karakteristik Legal Dalam pengenalan keunikan tanah perkotaan, dibentuk suatu intitusi legal yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan, penempatan dan pemilikan tanah perkotaan. Berdasarkan Surat Edaran Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Pajak Nomor SE- 55/PJ.6/1999 tentang Petunjuk Teknis Analisis Penentuan NIR (Nilai Indikasi Rata-rata), variabel yang menentukan nilai tanah adalah sebagai berikut : 1. Faktor Fisik : a. Keluasan tanah b. Bentuk tanah c. Sifat fisik tanah seperti topografi, elevasi, banjir/tidak banjir, kesuburan (untuk pertanian) dan sebagainya. 2. Lokasi dan Aksesbilitas : a. Jarak dari pusat kota b. Jarak dari fasilitas pendukung c. Lokasi secara spesifik : tanah sudut, terletak di tengah atau tusuk sate d. Kemudahan pencapaian e. Jenis jalan (protokol, ekonomi,lingkungan, gang) f. Kondisi lingkungan
Variabel Pembanding Fisik Perhitungan Harga Tanah
Perhitungan dengan penambahan penyesuaian variabel pembanding fisik untuk mengetahui tingkat kedekatan data dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Variabel pembanding fisik yang digunakan antara lain kemiringan, lebar jalan, bentuk tanah, luas tanah, dan kedudukan tanah. Berikut penjelasan terkait variabel pembanding fisik harga tanah (Fatmalasari, 2020). 1. Luasan Tanah Batubara (2018) menyebutkan bahwa semakin luas tanah yang dimiliki akan memudahkan penggunaan tanah itu menjadi kegunaan yang komersial, sebaliknya bila luasnya tidak terlalu besar, maka kegunaannya lebih cenderung terbatas, menjadi lahan untuk pemukiman saja. 2. Bentuk Tanah Bentuk fisik properti juga tidak kurang perannya dalam menentukan nilai sebuah properti. Terutama sekali untuk tanah-tanah kosong dan tanah-tanah yang berpotensi untuk dibangun.Tanah yang berbentuk segi empat sudah barang tentu lebih mudah dibangun daripada tanah yang mempunyai bentuk segi lima atauyang mempunyai bentuk yang tidak teratur. Tanah-tanah yang mempunyai luas yang mungkin akan mempunyai nilai yang berbeda jika bentuktanahnya berlainan. 3. Kedudukan Tanah Adanya pengaruh posisi atau letak bangunan pada lokasi perumahan dikarenakan perbedaan luas lahan pada suatu blok perumahan. Rumah yang berada pada sudut dan tengah di suatu blok perumahan biasanya mempunyai luas lahan yang berbeda. Rumah yang terletak pada sudut jalan pada suatu blok perumahan biasanya mempunyai lahan yang sedikit lebih besardan strategis dibandingkan rumah yang berada dibagian tengah. Hal inilah yang menyebabkan orang lebih tertarik pada letak rumah yang berada pada sudut jalan sehingga nilainya pun lebih tinggi dari biasanya. 4. Kemiringan Tanah Kondisi tanah yang baik untuk mendirikan bangunan rumah adalah tanah yang tidak terlalu miring dan cenderung datar karena untuk memperoleh tingkat stabilitas tanah yang lebih baik sehingga bangunan yang berdiri diatas tanah tersebut bisa lebih aman. Untuk tanah yang memiliki stabilitas rendah biasanya diberi perkuatan tanah dan bangunan yang berada padatanah yang miring diberi dinding penahan . 5. Lebar Jalan Kondisi jalan yang baik salah satunya dapat dilihatdari lebar jalannya, jalan yang lebar/luas memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat dalam berlalu lintas. Lingkungan perumahan yang memiliki jalan yang lebar/luas akan menjadi daya tarik tersendiri dan berdampak positif terhadap nilai jual tanah yang berada disekitarnya. SUMBER REFERENSI Adhi, H. I. (2015). PEMETAANZONA NILAI TANAH UNTUK MENENTUKAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Jurnal Geodesi UNDIP Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015,(ISSN :2337-845X), 66-76. Fatmalasari, L. D. (2020). ANALISIS PENAMBAHAN VARIABEL PEMBANDING FISIK DALAM PERHITUNGAN HARGA TANAH DI KECAMATAN BANYUMANIK. Jurnal Teknik Geodesi Undip Volume [9], Nomor [2], Tahun 2020, (ISSN : 2337-845X), 188-197. Lazuardi, M. S. (2020). ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN BANGUNAN TERHADAP NILAIPAJAK BUMI DANBANGUNAN (PBB)(STUDI KASUS : KELURAHAN TEMBALANG). Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9,Nomor 3, Tahun 2020, (ISSN :2337-854X), 12-21. Saputra, A. S. (2016). PEMANFAATAN NILAI WILLINGNESS TO PAYUNTUK PEMBUATAN PETA ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN MENGGUNAKAN TRAVEL COST METHODDAN CONTINGENT VALUATION METHODDENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS(Studi Kasus : Kawasan Tamansari Yogyakarta). Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5 , Nomor 4, Tahun 2016, (ISSN : 2337-845X), 188-195. Situmorang, S. A. (2015). PEMBUATAN PETA ZONA NILAI TANAH BERDASARKAN HARGA PASAR UNTUK MENENTUKAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG. Jurnal Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, (ISSN : 2337-845X), 91-98.