Disusun Oleh :
MERYAM PUTRI ARMAINI
18137010
Dosen :
Adree Octova S.Si.,M.T.
1
1. Pengertian
Merupakan pengembangan dari Constant Distance Weight dan
merupakan suatu cara penaksiran yang telah memperhitungkan adanya
hubungan letak ruang (jarak), kombinasi linear atau harga rata-rata
pembobotan (weighting average) dari titk-titik data yang ada di sekitarnya.
(Bankes, 2003). Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih
mirip pada data sampel yang dekat daripada yang lebih jauh. Bobot
(weight) akan berubah secara linear sesuai dengan jaraknya dengan data
sampel. Bobot ini tidak akan dipengaruhi oleh letak dari data sampel.
Metode Invers Distance pada Perhitungan Sumberdaya dan
Cadangan disebut juga dengan Metode Seperjarak. Prinsip penaksiran
metode Invers Distance adalah dilakukan teknik pembobotan titik data
yang didasarkan pada :
1. Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data
contoh
2. Kecenderungan penyebaran data kualitas.
3. Orientasi setiap contoh yang menunjukkan hubungan letak
ruang antar contoh.
Umumnya pembobotan jarak dengan metode menurut sample yang
ditampilkan dan cara penerapannya :
1. Invers distance
2. Invers distance squared
3. Invers distance cubed
Dalam prakteknya, karena dipengaruhi oleh : Jarak pengaruh &
Kerapatan data, maka Huges & Davey, 1979 membuat aturan
(rule) sebagai berikut :
1. Harus ada pembatas jarak pengaruh
2. Derajat (pangkat) seperjarak yang digunakan m
3. Sudut pencarian : nearest point rule
2
2. Data-Data yang Perlu dalam Metode Inverse Distance
Adapun data – data yang dibutuhkan dalam menentukan cadangan
menggunakan metode inverse distance adalah :
a. Dalam perhitungan manual
1) Jarak dari lubang bor satu ke lubang bor yang lain.
2) Data log bor.
b. Dalam menggunakan software
1) Data assay adalah merupakan data hasil analisis kadar nikel.
2) Data collar adalah data koordinatdan elevasi titik bor.
3) Data litologi adalah data litologi profil nikel laterit titik bor.
4) Data survey adalah data total kedalaman titik bor.
5) Data Geologi adalah data kadar dari bahan galian.
Persamaan pembobotannya :
Faktor pembobotan :
3
b. Inverse Distance Square
Rumus umum Invers Distance squared :
Persamaan pembobotannya :
Faktor pembobotan :
Persamaan pembobotannya :
Faktor pembobotan :
Keterangan :
W = factor bobot data grid j (grid penaksir).
d = jarak antara grid j dengan grid yang ditaksir.
g = kadar sampel mineral
4
4. Kelebihan dan Kekurangan Inver Distance
a. Kelebihan
karakteristik interpolasi dapat dikontrol dengan membatasi
titik-titik masukan yang digunakan dalam proses
interpolasi.
Titik-titik yang terletak jauh dari titik sampel dan yang
diperkirakan memiliki korelasi spasial dapat dihapusdari
perhitungan.
Titik-titik yang digunakan dapat ditentukan langsung, atau
ditentukan berdasarkan jarak yang ingin di interpolasi.
b. Kekurangan
Tidak dapat mengestimasi nilai di atas nilaimaksimum dan
dibawah nilai minimum dari titik-titik sampel (Pramono,
2008).
Efek yang terjadi apabila interpolasi IDW diaplikasikan
adalah terjadinya perataan(flattening) puncakdan lembah,
kecuali jika titik-titik tertinggi dan terendah merupakan
bagian dari titik sampel, Karena nilai estimasi merupakan
nilai rata-rata, hasil permukaan tidak akan tepat melewati
titik-titik sampel.
5
Gambar 3 Tiga Komposit Jenjang (Z1, Z2, Z3) Untuk Penaksiran di
Titik Z0
6
= 2,20%
7
perbandingan, prosedur IDW dan OK diterapkan untuk memetakan
distribusi nikel (Ni) dan anomali Cobalt (Co) dalam jenis deposit
laterit nikel
Ada beberapa metode yang digunakan, yaitu :
1) Area Studi dan Desain Pengambilan Sampel
Daerah penelitian adalah sekitar 9 km ² yang terletak di
Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara Indonesia.
Sebanyak 28 lubang bor dengan kedalaman bervariasi dari 7,5
hingga 64,2m dengan jarak antar bor lubang 500 m. Sampel
dikumpulkan pada interval 1m untuk setiap lubang dan mereka
diuji untuk Ni dan Co. Distribusi lubang bor dan lokasi area
penelitian ditunjukkan dalam GAMBAR 1. Secara geologis daerah
ini terletak di lengan tenggara Sulawesi yang secara luas diduduki
oleh Kompleks batuan ophiolit terdiri dari batuan basaltik dan
ultramafik, dengan primer barat laut – tenggara trending structure.
8
3) Kriging Biasa
Kriging biasa adalah salah satu dasar dari metode kriging
yang memberikan estimasi pada yang tidak teramati lokasi,
berdasarkan rata-rata tertimbang di sekitar lokasi yang diamati
dalam suatu wilayah [7]. Prediksi OK di lokasi yang tidak
diamplas ditentukan oleh persamaan:
9
mana koefisien kemiringan lebih besar dari 1 dan akar kuadrat
transformasi adalah antara 0,5 dan 1 [9]. Untuk mengubah kembali
melalui eksponensial dapat digunakan persamaan di bawah [10]:
10
variabel ketebalan. Di zona saprolit, kekuatan IDW 5 menunjukkan
kinerja terbaik untuk Ni sedangkan IDW kekuatan 1 menunjukkan
hasil terbaik ketika diterapkan pada Co dan ketebalan.
Hasil interpolasi mengungkapkan distribusi nikel di zona
limonit dan saprolit masih terbuka ke timur laut dan ke barat daya.
Estimasi sumber daya di zona limonit ditunjukkan 868623,53 ton nikel
dan 94534,93 ton kobalt, sedangkan di zona saprolit adalah 688972,14
ton nikel dan 44843,29 ton kobalt. Sumber daya potensial nikel
tambahan di zona limonit dan saprolit dapat meluas ke Timur Laut dan
Barat Daya area penelitian.
c. Kasus 3 :
Studi Kasus Mengenai Metode Inverse Distance
11
yang sulit). Tetapi titik X tersebut sangat penting untuk diketahui
ketinggiannya. Dengan menggunakan metode IDW dan sejumlah
sampel titik (perhatikan 5 titik yang bewarna merah berikut jaraknya
masing-masing terhadap titik X), tentukan ketinggian di titik X! 76 70
85 68 52 40 28 17 125 114 32 m X 50 m 15 m 57 m 48 m 79 Jika nilai
ketinggian pada masing-masing titik sampel kita sebut z, sehingga ada
z1, z2, z3, z4, dan z5. Dan jarak masing-masing titik sampel ke titik X
kita sebut d, sehingga ada d1, d2, d3, d4, dan d5. Maka ketinggian di
titik X (zx) dapat ditentukan dengan fungsi berikut:
Keterangan:
n adalah jumlah titik sampel, i dan j adalah nomor titik sampel, w
adalah bobot (weight), dan p adalah pangkat (power). Jumlah nilai bobot
harus sama dengan 1, dan nilai p harus lebih dari 1, umumnya nilai p
yang digunakan adalah 2.
Fungsi di atas merupakan algoritma IDW yang diformulasikan oleh
Shepard (1968).
Pada gambar hasil pengukuran ketinggian di atas, jika z1 = 70,
maka d1 (jarak z1 terhadap titik yang akan dicari ketinggiannya) adalah
32.
Seterusnya, sehingga:
z2 = 85, d2 = 50
z3 = 68, d3 = 15
z4 = 52, d4 = 48
z5 = 40, d5 = 57
12
Perhitungan IDW:
Jumlah titik (n) adalah 5, dan nilai p yang digunakan adalah 2.
Yang pertama kali dihitung adalah kebalikan jarak (inverse
distance) dari masing-masing titik sampel, dipangkatkan dengan nilai p.
13
Nilai kelima bobot di atas jika dijumlahkan hasilnya adalah 1.
Langkah terakhir adalah menghitung nilai ketinggian di titik X.
14
pengukuran, tidak perlu harus mengukur ketinggian tempat pada setiap inchi
wilayah yang kita amati. Tentunya, IDW hanya salah satu dari sekian
banyak metode interpolasi geostatistik. Disamping IDW ada Spline,
Kriging, Radial Basis Function (RBF), Local Polynomial Interpolation,
Global Polynomial Interpolation, Natural Neighbors, Trend, dan lain
sebagainya.
15
3) Stripping Ratio (SR) area penelitian adalah 1,47: 1. Cadangan
deposit nikel yang terkandungBlok 3A layak untuk ditambang,
karena SR wilayah studi lebih kecil dari nilai SRdiatur oleh PT.
Kumala Mining adalah 1.60: 1
16
Estimasi dengan menggunakan metode IDW dengan nilai
power 1, menunjukkan bahwa sebaran bijih limonit dengan kadar
>1,2% Ni masih terbuka kearah selatan dan barat daya. Dengan
asumsi nilai cut-off grade adalah 1,2% Ni dan densitas limonit 1,6
2. Data apa saja yang diperlukan dalam perhitungan manual dalam metode
ini?
17
3. Apa kelebihan dari metode idw ini?
Jawab : Dari apa yang sudah saya pahami, kelebihan dari metode ini
adalah cara penaksiran yang sederhana dan mudah dipahami
perhitungannya, selain itu dalam penaksiran datanya kita hanya
menggunakan data sampel yang sudah ada tanpa melakukan
pengukuran secara langsung, misalnya kita melakukan
eksplorasi untuk mengetahui kadar mineral di wilayah yang
diamati dengan cara melakukan pemboran, maka kita tidak
harus melakukan pemboran disetiap inci wilayah tersebut cukup
berdasarkan data sampel bor yang ada disekitar daerah yang
akan ditaksir, jadi dengan kata lain metode ini juga hemat, yaitu
hemat waktu dan hemat biaya.
Jawab : Untuk menaksir tinggi dari suatu titik maka perhitungannya tidak
berbeda, kita juga akan menggunakan rumus-rumus yang saya
contohkan tadi. Jika tadi saya mencontohkan untuk penaksiran
kadar, maka yang harus kita ketahui adalah kadar dari sampel-
sampel yang sudah terukur, dan begitu juga jika kita ingin
menaksir ketinggian dari suatu titik, maka yang harus kita
ketahui adalah ketinggian dari sampel-sampel yang sudah
terukur.
5. Apa prinsip dari penaksiran metode Invers Distance ini ?
18
6. Tadi penyaji mengatakan kalau perhitungan metode idw ini bisa memakai
aplikasi surpace, nah yg saya tanyakan data apa saja yang diperlukan untuk
perhitungan dengan surpace tersebut?
19