Anda di halaman 1dari 5

PERHITUNGAN ESTIMASI SUMBERDAYA MINERAL

DENGAN MEMBANDINGKAN METODE


INVERSE DISTANCE WEIGHTING (IDW) DAN
NEAREST NEIGHBOUR POINT (NNP)

Desyana Ghafarunnisa

Mahasiswa Magister Teknik Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta


desyana.ghafar21@gmail.com

Abstrak

Perhitungan sumberdaya berperan penting menentukan jumlah kualitas dan kemudahan


dalam eksplorasi secara komersial dengan metode estimasi yang sesuai dengan kondisi
geologi, genesa, dan mineralisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total
sumberdaya endapan mineral dengan menggunakan metode Inverse Distance Weighting
(IDW) dan Nearest Neighbour Point (NNP) serta mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan hasil estimasi sumberdaya dengan dua metode tersebut. Dari
hasil estimasi sumberdaya dengan metode IDW pada penelitian ini diperoleh hasil estimasi
untuk ID pangkat 1 adalah 7,2857 ppm, untuk ID pangkat 2 adalah 7,7619 ppm, untuk ID
pangkat 3 adalah 7,9315 ppm, untuk ID pangkat 4 adalah 7,9816 ppm, untuk ID pangkat 5
adalah 7,9952 ppm, untuk ID pangkat 10 adalah 7,9999 ppm, untuk ID pangkat 50 adalah
8 ppm, dan untuk ID pangkat 100 adalah 8 ppm. Sedangkan hasil estimasi sumberdaya
dengan metode NNP sebesar 8 ppm. Hasil interpolasi yang dinilai lebih baik digunakan
adalah metode interpolasi IDW dengan power yang lebih besar. Hasil estimasi sumberdaya
endapan mineral yang diperoleh pada Blok “X” memiliki selisih yang tidak jauh berbeda.
Penyebab perbedaan hasil estimasi sumberdaya tersebut adalah jumlah titik yang
berpengaruh dalam suatu blok. Perhitungan dengan metode IDW dihitung berdasarkan
titik-titik data yang terdekat dengan titik yang ditaksir, sedangkan perhitungan dengan
metode NNP memperhitungkan nilai di suatu blok didasari oleh nilai titik yang paling dekat
dengan blok tersebut.
Kata Kunci: Estimasi sumberdaya, Inverse distance weighting, Nearest neighbour point

1. Pendahuluan
Pemodelan geologi endapan mineral dan perhitungan cadangan merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penambangan sumber daya mineral.
Perhitungan cadangan dijadikan dasar evaluasi keekonomisan suatu endapan
mineral. Perhitungan sumber daya dan cadangan ini dibagi menjadi dua elemen
yaitu volume dan kadar. Hubungan kadar suatu conto pemboran dengan kadar blok
akan diperoleh suatu pencaran sistematis. Berarti bahwa conto bor tersebut
bukanlah suatu harga estimasi yang paling baik untuk menaksir blok, sehingga
diperlukan suatu koreksi, (Asy’ari 2012).
Untuk menentukan estimasi sumberdaya diperlukan metode estimasi yang sesuai
dengan kondisi geologi, genesa, dan mineralisasi pada daerah penelitian. Ada
beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan interpolasi. Penulis
mencoba untuk menghitung estimasi sumberdaya mineral menggunakan metode
poligonal Inverse Distance Weighting (IDW) dan metode Nearest Neighbour Point
(NNP). Setiap metode ini akan memberikan hasil interpolasi yang berbeda. Akan
menjadi mudah dan bermanfaat bagi pengguna berikutnya apabila ada kajian
tentang perbandingan hasil interpolasi dengan metode yang berbeda sehingga bisa
dipilih metode yang tepat.
Hasil penaksiran dan perhitungan sumberdaya akan mempunyai tingkat
kepercayaan yang berbeda-beda. Tingkat kepercayan suatu hasil perhitungan dan
penaksiran cadangan sangat tergantung pada:
a. Kebenaran dan kelengkapan pengetahuan dalam memahami dan mempelajari
data badan bijih. Hasil penaksiran seseorang yang telah paham tentang kaidah
penaksiran dan genesa mineral bijih akan lebih meyakinkan dibandingkan hasil
penaksiran seseorang yang hanya bertindak sebagai operator.
b. Kerapatan data (grid density) dapat dipercaya sebagai data dasar. Data dengan
pengambilan sampel dengan jarak dekat lebih meyakinkan daripada data
dengan jarak yang jauh.
c. Dalam menentukan asumsi dan pendekatan variabel interpresi dilakukan secara
bertanggung jawab baik dari aspek ilmiah maupun aspek teknis.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Menghitung estimasi sumberdaya mineral dengan menggunakan metode IDW
(Inverse Distance Weighting) dan Nearest Neighbour Point (NNP)
b. Mengetahui perbedaan hasil yang diberikan dari kedua metode tersebut pada
penaksiran kadar
c. Mengetahui faktor-faktor penyebab perbedaan hasil perhitungan tersebut
d. Menentukan metode yang terbaik yang dapat digunakan untuk interpolasi.

2. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Inverse Distance
Weighting (IDW) dan metode Nearest Neighbour Point (NNP) untuk
memperkirakan jumlah sumberdaya mineral.
2.1 Metode Inverse Distance Wieghting (IDW)
Metode ini merupakan suatu cara penaksiran yang telah memperhitungkan adanya
hubungan letak ruang (jarak), merupakan kombinasi linear atau harga rata-rata
tertimbang (weighting average) dari titik-titik data yang ada di sekitarnya (Zibuka
dkk, 2016). Metode seperjarak ini mempunyai batasan pada jarak saja dan belum
memperhatikan efek pengelompokan data, sehingga data dengan jarak yang sama,
namun mempunyai pola sebaran yang berbeda masih akan memberikan hasil yang
sama atau dengan kata lain metode ini belum memberikan korelasi ruang antara
titik data dengan titik data yang lain (Asy’ari 2012).
Rumus yang digunakan untuk metode inverse distance weight adalah sebagai
berikut:
1
𝑑1𝑘
Untuk ID pangkat n : Wi = 1
∑ 𝑘
𝑑1

̂ = ∑𝑁
Maka, hasil taksiran : 𝑍𝑜 𝑖 𝑊𝑖. 𝑍𝑖
Keterangan :
d = Jarak titik yang ditaksir
k = Pangkat power
N = Banyaknya data
Zi = Titik data
Wi = Faktor pembobotan

2.2 Metode Nearest Neighbor Point (NNP)


Metode Nearest Neighbour Point (NNP) adalah metode estimasi sumberdaya yang
memperhitungkan nilai di suatu blok didasari oleh nilai titik yang paling dekat
dengan blok tersebut.
Dalam kerangka model blok, dikenal jenis penaksiran poligon dengan jarak titik
terdekat (rule of nearest point), yaitu nilai hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh
nilai conto yang terdekat, atau dengan kata lain titik (blok) terdekat memberikan
nilai pembobotan satu untuk titik yang ditaksir, sedangkan titik (blok) yang lebih
jauh memberikan nilai pembobotan nol (tidak mempunyai pengaruh) (Haris, 2005).
Metode ini dikenal juga sebagai interpolasi Sibson atau “Area-Stealing”. Sifat dasar
metode interpolasi ini adalah lokal, dimana hanya menggunakan sampel yang
berada di sekitar titik yang ingin diinterpolasi, dan hasil yang diperoleh akan mirip
dengan ketinggian titik sampel yang digunakan sebagai nilai masukan proses
interpolasi (Pasaribu, 2012).

Tidak bias : ∑𝑁
𝑖 𝑊𝑖 = 1

Bias : ∑𝑁
𝑖 𝑊𝑖 = > 1

̂ = ∑𝑁
Hasil taksiran : 𝑍𝑜 𝑖 𝑊𝑖. 𝑍𝑖
Keterangan :
N = Banyaknya data
Zi = Titik data
Wi = Faktor pembobotan
3. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Perhitungan estimasi sumberdaya dengan metode NNP dan IDW
Metode Bobot ̂
𝑍𝑜
Z1 Z2 Z3
8 8 8
d1 d2 d3
25 50 100
W1 W2 W3
NNP 1 0 0 8
IDW
k=1 0,5714 0,2857 0,1428 7,2857
k=2 0,7619 0,1904 0,0476 7,7619
k=3 0,8767 0,1095 0,0136 7,9315
k=4 0,9377 0,0586 0,0036 7,9816
k=5 0,9687 0,0302 0,0009 7,9952
k=10 0,999 0,0009 9.53 x 10-7 7,9999
k=50 1 8,88 x 10-16 7.89 x 10-31 8
k=100 1 7,89 x 10-31 6.22 x 10-61 8

Metode Nearest Neighbor Point (NNP) merupakan metode yang


mempertimbangkan 1 titik yang paling dekat titik yang ditaksir. Prinsip metode
Nearest Neighbor Point (NNP) yaitu sampel yang paling dekat memiliki bobot
bernilai 1 sedangkan titik yang jauh akan memiliki bobot bernilai 0. Pada Tabel 1,
berdasarkan prinsip tersebut maka diperoleh hasil estimasi kadar dengan metode
Nearest Neighbor Point (NNP) adalah 8 ppm.
Metode Inverse Distance Weighting (IDW) merupakan metode yang
mempertimbangkan titik-titik di sekitarnya. Asumsi dari metode ini adalah nilai
interpolasi akan lebih mirip pada data sampel yang dekat dari pada yang lebih jauh.
Bobot (weight) akan berubah secara linear sesuai dengan jaraknya dengan data
sampel. Bobot ini tidak akan dipengaruhi oleh letak dari data sampel. Metode ini
biasanya digunakan dalam industri pertambangan karena mudah untuk digunakan
(Pramono, 2008).
Hasil estimasi metode Inverse Distance Weighting (IDW) dengan power 50 dan 100
memiliki nilai yang sama dengan hasil estimasi pada metode Nearest Neighbor
Point (NNP) yaitu 8 ppm. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, pemilihan
nilai pada power sangat mempengaruhi hasil interpolasi. Nilai power yang tinggi
akan memberikan hasil seperti menggunakan interpolasi Nearest Neighbor Point
(NNP) dimana nilai yang didapatkan merupakan nilai dari data point terdekat
(Asy’ari 2012).
Kerugian dari metode IDW adalah nilai hasil interpolasi terbatas pada nilai yang
ada pada data sampel. Pengaruh dari data sampel terhadap hasil interpolasi disebut
sebagi isotropic. Dengan kata lain, karena metode ini menggunakan rata-rata dari
data sampel sehingga nilainya tidak bisa lebih kecil dari minimum atau lebih besar
dari data sampel. Jadi, puncak bukit atau lembah terdalam tidak dapat ditampilkan
dari hasil interpolasi model ini (Asy’ari 2012). Untuk mendapatkan hasil yang baik,
sampel data yang digunakan harus rapat yang berhubungan dengan variasi lokal.
Jika sampelnya agak jarang dan tidak merata, hasilnya kemungkinan besar tidak
sesuai dengan yang diinginkan.

4. Kesimpulan
Berdasarkan analisa hasil pengolahan data, terdapat perbedaan hasil estimasi
sumberdaya dengan metode Inverse Distance Weighting (IDW) dan Nearest
Neighbor Point (NNP). Hasil interpolasi yang dinilai lebih baik digunakan adalah
metode interpolasi IDW dengan power yang lebih besar. Faktor penyebab
perbedaan hasil estimasi sumberdaya dengan kedua metode adalah jumlah titik
yang berpengaruh dalam suatu blok. Perhitungan dengan metode Inverse Distance
Weighting (IDW) memberikan hasil yang lebih akurat dari pada metode Nearest
Neighbor Point (NNP) karena perhitungan dengan metode Inverse Distance
Weighting (IDW) berdasarkan beberapa titik data yang terdekat dengan titik yang
ditaksir akan memberikan bobot yang lebih besar dari pada titik data yang lebih
jauh. Sedangkan perhitungan dengan metode NNP memperhitungkan nilai di suatu
blok didasari oleh nilai 1 titik saja yang paling dekat dengan blok tersebut.

5. Daftar Pustaka
Asy’ari, Muhammad Amril. (2012). Geologi dan Estimasi Sumberdaya Nikel
Laterit dengan Metode IDW (Inverse Distance Weight) dan Kriging pada
Daerah Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal
INTEKNA Tahun XII No.1
Haris, Agus. (2005). Modul Responsi TE-3231, Metode Perhitungan Cadangan.
Departemen Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung
Pasaribu, Junita Monika Pasaribu dan Nanik Suryo Haryani. (2012). Perbandingan
Teknik Interpolasi DEM SRTM dengan Metode Inverse Distance Weighted
(IDW), Natural Neighbor dan Spline (Comparison of DEM SRTM
Interpolation Techniques Using Inverse Distance Weighted (IDW), Natural
Neighbor and Spline Methode. Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 9 No. 2 : 126-
139
Pramono, Gatot H. (2008). Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi
Sebaran Sedimen Tersuspensi di Maros, Sulawesi Selatan. Jurnal Forum
Geografi Vol. 22 No. 1
Zibuka, Muhammad Irwan, dkk. (2016). Estimasi Sumberdaya Nikel Laterit dengan
Membandingkan Metode Nearest Neighbour Point dan Inverse Distance
Weighting. Jurnal Geomine Vol. 04 No. 1

Anda mungkin juga menyukai