Anda di halaman 1dari 6

TUGAS REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG

PENANGANAN LIMBAH MERKURI


PADA PENGOLAHAN EMAS AMALGAMASI
DENGAN METODE FITOREMEDIASI

Disusun Oleh:
Nama : Desyana Ghafarunnisa
NIM : 212170008

MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA
2018
1. Fitoekstraksi Merkuri dari Tanah Tercemar Limbah Tambang Emas Skala Kecil dan
Pengaruhnya pada Pertumbuhan Tanaman Jagung
Fitoremediasi dapat diterapkan sebagai teknologi murah untuk memperbaiki produktivitas tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi Lindernia crustacea, Paspalum conjugatum,
dan Cyperus kyllingia, untuk fitoekstraksi merkuri pada tanah tercemar limbah amalgamasi emas
yang mengandung merkuri dan dampaknya terhadap pertumbuhan jagung.

Hasil pengujian dari tiga tanaman spesies menyarankan bahwa semua tanaman menunjukkan
toleransi yang tinggi terhadap tanah yang tercemar limbah tambang emas yang mengandung
merkuri. Tidak terjadi penghambatan pertumbuhan tanaman dan tidak terjadi kerusakan fisik yang
menunjukkan gejala keracunan pada semua tanaman.

Gambar 1. Berat kering tajuk tiga tumbuhan lokal yang ditumbuhkan selama 9 minggu pada tanah
tercemar limbah amalgamasi emas

Gambar 2. Berat kering akar tiga tumbuhan lokal yang ditumbuhkan selama 9 minggu pada tanah
tercemar limbah amalgamasi emas

Gambar 1 dan 2 menunjukkan bahwa pada 9 minggu, P.conjugatum memiliki potensi tertinggi
untuk memproduksi biomassa diikuti oleh L.crustacea dan C.kyllingia. Dalam hal produksi
biomassa, P. conjugatum tampaknya merupakan spesies tanaman yang terbaik untuk fitoremediasi
tanah tercemar merkuri.

Gambar 3. Akumulasi merkuri dalam tajuk dan akar L. crustacea, P. conjugatum, dan C. kyllingia
yang ditumbuhkan selama 9 minggu pada tanah tercemar limbah amalgamasi emas

Hasil perhitungan konsentrasi atau akumulasi Hg dan perbandingan akumulasi Hg pada setiap
spesies tanaman yang disajikan pada Gambar 3 menunjukkan perbedaan kemampuan tanaman
dalam mengakumulasi Hg. Akumulasi Hg tertinggi pada P. conjugatum, diikuti oleh L.crustacea
dan C.kyllingia. Produksi biomassa yang tinggi berpengaruh pada akumulasi Hg (Hg hasil per
berat kering tanaman). Aplikasi amonium tiosulfat nyata meningkatkan akumulasi Hg pada tajuk
dan akar tanaman.

Gambar 4. Tinggi tanaman jagung yang ditanam pada tanah pasca fitoremediasi selama 8 minggu

Pertumbuhan dan produksi biomasa tanamanjagung yang ditanam pada tanah pasca-fitoremediasii
meningkat 79% dan 51%, terutama setelah fitoremediasi dengan P.conjugatum.
2. Penggunaan Caladium bicolor, Paspalum conjugatum, dan Comelina nudiflora untuk
Remediasi Tanah Tercemar Merkuri Limbah Tambang Emas serta Pengaruhnya Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung
Kandungan Hg pada tanah tercemar tailing dapat mempengaruhi terhadap kerusakan lingkungan,
namun juga dapat meningkatnya kandungan logam berat pada hasil tanaman sehingga menurunnya
kualitas tanah dan menyebabkan keracunan pada tanaman. Penurunan kandungan logam berat Hg
dalam tanah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman selanjutnya yaitu jagung.

Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan F3 (C. nudiflora) memiliki berat kering nilai berat
kering lebih tinggi dibandingkan F2 (P. conjugatum) dan F1 (C. bicolor). Hal ini dikarenakan
tanaman C. nudiflora mampu beradaptasi pada lingkungan dengan baik sehingga dapat
membersihkan logam berat, namun tingginya kandungan Hg akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Pemberian bahan organik dapat menyebabkan tingginya nilai berat kering tanaman.
Bahan organik dapat membantu dalam penyediaan nutrisi pada mikroorganisme yang ada pada
tanah.
Pada perlakuan kontrol F0 tanaman jagung memiliki tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih
rendah dibandingkan dengan perlakuan menggunakan tumbuhan fitoekstraktor, tanaman jagung
hanya bisa berusaha untuk tetap mempertahankan hidupnya karena nutrisi yang dibutuhkan tidak
terpenuhi. Sedangkan tanaman jagung yang ditanam pada perlakuan F1, F2, dan F3 memiliki
pertumbuhan yang lebih baik, jika diurutkan dari yang tertinggi yaitu F3, F2 dan F1. Hal ini terjadi
karena perlakuan F3 pada tahap fitoremediasi banyak menyerap kandungan Hg sehingga
kandungan Hg dalam tanah menjadi berkurang dan tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik.
Daftar Pustaka

Muddarisna, Nurul. dkk. 2015. Fitoekstraksi Merkuri dari Tanah Tercemar Limbah Tambang
Emas Skala Kecil dan Pengaruhnya pada Pertumbuhan Tanaman Jagung. Jurnal Lahan
Suboptimal. ISSN: 2252-6188, Vol.4, No.1: 81-88

Triadriani, Lia Nova. dkk. 2014. Penggunaan Caladium bicolor, Paspalum conjugatum, dan
Comelina nudiflora untuk Remediasi Tanah Tercemar Merkuri Limbah Tambang Emas
serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Tanah
dan Sumberdaya Lahan. Vol.1, No.1: 69-78

Anda mungkin juga menyukai