Anda di halaman 1dari 20

METODE POLIGON

PENAKSIRAN CADANGAN
Definisi
Perhitungan cadangan ini merupakan hal yang paling vital dalam
kegiatan eksplorasi. Perhitungan yang dimaksud di sini dimulai dari
sumberdaya sampai pada cadangan yang dapat di tambang yang
merupakan tahapan akhir dari proses eksplorasi. Hasil perhitungan
cadangan tertambang kemudian akan digunakan untuk
mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang
direncanakan layak untuk di tambang atau tidak.
• Keadaan Geologi dari Endapan Mineral
• Ketersediaan Data ,
• Jenis Bahan Galian.
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan
Sumberdaya hipotetik (hypothetical resource) adalah jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian
dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap survei tinjau.

Sumberdaya tereka (inferred resource) adalah jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari
daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap prospeksi.

Sumberdaya terunjuk (indicated resource) adalah jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian
dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi pendahuluan.

Sumberdaya terukur (measured resource) adalah jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari
daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi rinci.

Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumberdaya bahan galian terunjuk dan sebagian sumberdaya
bahan galian terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga
penambangan dapat dilakukan secara layak.

Cadangan terbukti (proven reserve) adalah sumberdaya bahan galian terukur yang berdasarkan kajian
kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.
Pentingnya Perhitungan Sumberdaya
Perhitungan sumberdaya bermanfaat untuk hal-hal berikut ini :
• Memberikan besaran kuantitas (tonase) dan kualitas terhadap suatu endapan
bahan galian.
• Memberikan perkiraan bentuk 3-dimensi dari endapan bahan galian serta
distribusi ruang (spatial) dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan
urutan/tahapan penambangan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi
pemilihan peralatan dan NPV (net present value).
• Jumlah sumberdaya menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam
perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.
• Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan besaran
sumberdaya. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan lokasi
pembuangan tanah penutup, pabrik pengolahan, bengkel, dan fasilitas lainnya.
Persyaratan Perhitungan Sumberdaya
Dalam melakukan perhitungan sumberdaya harus memperhatikan persyaratan tertentu, antara
lain :
• Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan secara tepat kondisi geologi dan karakter/sifat
dari endapan bahan galian.
• Selain itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi. Suatu model sumberdaya yang akan digunakan
untuk perancangan tambang harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik
perencanaan tambang yang akan diterapkan.
• Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah/ diperlakukan secara
objektif. Keputusan dipakai-tidaknya suatu data dalam penaksiran harus diambil dengan
pedoman yang jelas dan konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang berbeda dan harus
dilakukan dengan dasar yang kuat.
• Metode perhitungan yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau
diverifikasi. Tahap pertama setelah perhitungan sumberdaya selesai, adalah memeriksa atau
mengecek taksiran kualitas blok (unit penambangan terkecil). Hal ini dilakukan dengan
menggunakan data pemboran yang ada di sekitarnya. Setelah penambangan dimulai, taksiran
kadar dari model sumberdaya harus dicek ulang dengan kualitas dan tonase hasil
penambangan yang sesungguhnya.
Definisi

Metode poligon ini merupakan metode yang sederhana


dibandingkan dengan metode lainnya, karena pada perhitungan
cadangan endapannya tidak begitu memperhatikan struktur
patial daerah yang akan diobservasi dan tidak begitu
memperhatikan data-data dari titik-titik bor disekitarnya.
Poligon dibentuk melalui titik-titik pengambilan contoh, sehingga
mengikuti pedoman perubahan bartahap (rule of gradual
changes) atau secara daerah pengaruh masing-masing titik
sehingga mengikuti pedoman titik terdekat (rule of nearest
point).
Berdasarkan cara penentuan blok dan pedomannya dibagi dua yaitu yang
berpedoman pada titik terdekat disebut juga metode poligon daerah pengaruh
dan yang berpedoman perubahan bertahap disebut metode poligon titik sudut.
a. Met Poligon Daerah Pengaruh.
Ketebalan dan kadar untuk setiap poligon = titik pengambilan contoh.
Prosedur perhitungannya lebih sederhana daripada metode segitiga.
b. Met Poligon Titik Sudut
Ketebalan dan kadar tiap blok ditentukan secara rata-rata bobot. Berdasarkan
bentuk poligon dibagi menjadi :
• Metode Segiempat Sama Sisi
• Metode Segiempat Memanjang
• Metode Segiempat Belah Ketupat
• Metode Segiempat Trapesium
• Metode Segilima
• Metode Segienam
• Metode segitujuh
• Metode segidelapan.
Sebelum melakukan perhitungan dengan metode poligon terlebih dahulu diketahui
variabel yang mempengaruhi perhitungan, diantaranya :
• Luas blok/poligon yang akan dihitung.
• Ketebalan endapan batubara pada lubang bor yang terletak pada blok yang akan
dihitung cadangan endapan batubaranya.
• SG (Spesific Gravity) batubara yang terletak pada blok yang akan dihitung.
Metode poligon untuk penghitungan cadangan batubara dilakukan sebagai berikut:
• Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh yang dibentuk oleh
garis-garis berat antara titik terdekat disekitarnya.
• Garis-garis tersebut diekstensikan sejauh setengah jarak dari titik-titik disekitarnya
yang membentuk suatu daerah pengaruh.
• Masing-masing daerah/blok diperlukan sebagai satu poligon yang mempunyai kadar
dan ketebalan yang konstan yaitu sama dengan kadar dan ketebalan titik bor di
dalam poligon tersebut.
• Menentukan luas daerah/blok (m2) yang akan dihitung dengan cadangan
batubaranya
• Kemudian mencari volume endapan batubara (m3) dengan cara mengalikan luas
daerah (m2) dengan ketebalan endapan batubara (m) pada daerah/blok tersebut.
• Kemudian didapat berat cadangan endapan batubara (ton) dengan cara mengalikan
volume batubara (m3) dengan SG batubara pada daerah tersebut.
• Demikian juga penghitungan cadangan endapan batubara pada blok-blok yang
lainnya, sehingga didapatkan cadangan endapan batubara pada suatu daerah.
Dasar dan Rumus Perhitungan Metode Poligon

Metode Poligon (area of influence)


• Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang
konvensional. Metoda ini umum diterapkan pada endapan-
endapan yang relatif homogen dan mempunyai geometri yang
sederhana.
• Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai
contoh yang berada di tengah-tengah poligon sehingga metoda ini
sering disebut dengan metoda poligon daerah pengaruh (area of
influence). Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak
antara dua titik conto dengan satu garis sumbu.
Metode Area of Influence untuk perhitungan cadangan
dilakukan sebagai berikut :

• Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh


yang dibentuk oleh garis-garis berat antara titik terdekat
disekitarnya.
• Masing-masing daerah / blok diperlukan sebagai poligon yang
mempunyai kadar dan ketebalan yang konstan yaitu sama dengan
kadar dan ketebalan titik bor di dalam poligon tersebut.
• Cadangan endapan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh
tonase tiap blok / poligon, sedangkan kadar rata-ratanya dihitung
memakai pembobotan tonase. Pola lubang bor yang teratur .
Kelebihan dan Kekurangan Metode Poligon

Kelebihan :
• Perhitungan dapat dilakukan dalam waktu singkat.
• Cocok untuk yang tidak bervariasi.
Kelemahan :
• Kurang tepat untuk yang bervariasi (inconsistent bed )
• Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data di sekitar poligon,
• Tidak ada batasan yang pasti sejauh mana nilai conto mempengaruhi distribusi
ruang.
Faktor-faktor Pembatas dalam Penentuan Cadangan Tertambang

Sebelum mulai menghitung suatu nilai cadangan tertambang, maka ada 2 (dua) faktor
utama yang harus dikuantifikasi, yaitu Faktor Pembatas Cadangan dan Faktor Losses.

a) Faktor-faktor pembatas suatu cadangan :

• Minimum ketebalan lapisan batubara, hal ini berhubungan dengan teknik


penambangan & stripping ratio.

• Maksimum ketebalan tanah penutup, hal ini berhubungan dengan nilai stripping
ratio.

• Maksimum stripping ratio, hal ini berhubungan dengan nilai atau tingkat kelayakan
penambangan.

• Maksimum kemiringan lapisan batubara, hal ini akan berhubungan dengan teknologi
penambangan dan nilai stripping ratio.
• Batasan alamiah – geografis, yaitu berhubungan dengan batasan-batasan alam
yang harus diperhatikan, seperti adanya sungai besar, daerah konservasi alam,
atau adanya jalan negara, atau adanya suatu areal tertentu yang tidak mungkin
dipindahkan.

• Batasan alamiah – geologi, yaitu berhubungan dengan batasan-batasan geologi,


seperti adanya sesar, intrusi, dll.
Faktor Losses
Yaitu faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat keyakinan
geologi maupun akibat teknis penambangan. Beberapa faktor losses
adalah :
• Geological Losses, yaitu faktor kehilangan akibat adanya variasi
ketebalan,parting, maupun pada saat pengkorelasian lapisan
batubara.
• Mining Losses, yaitu faktor kehilangan akibat teknis penambangan,
seperti faktor alat, faktor safety, dll.
• Processing Losses. diterapkannya metoda pencucian batubara atau
kehilangan pada proses lanjut di Stockpile.
Geological Losses

• Biasanya untuk kemudahan, langsung diambil nilai umum yaitu 5 – 10%.

• Namun dapat juga dengan memperhatikan pola variasi ketebalan batubara, yaitu dengan
bantuan analisis statistik. Parameter statistik yang dapat digunakan adalah : standard deviasi,
koefisien variasi, atau standard error.

Mining Losses

• Secara umum, untuk metoda Strip Mining digunakan mining losses sebesar10%, sedangkan
untuk tambang bawah tanah digunakan mining losses sebesar40-50% yaitu (metoda Long Wall
mempunyai Recovery 60-70%, metoda Room & Pillar mempunyai Recovery 50-60%), untuk
auger mining digunakan mining losses sebesar 60-70% (atau Recovery 30-40% sesuai dengan
spesifikasi peralatannya).

• Untuk metoda Strip Mining (open pit), kadang-kadang juga digunakan pendekatan ketebalan
lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu 10 cm pada roof & 10 cm pada floor. Jika ketebalan
lapisan hanya 1 m, maka Mining Losses = 20%., sedangkan jika ketebalan lapisan adalah 2 m
maka Mining Losses = 10%., dan jika ketebalan lapisan adalah 5 m maka Mining Losses = 4%.

• Processing Losses (yield), sangat tergantung pada hasil uji ketercucian (washability test), dimana
harga perolehan (yield) ditentukan dari hasil uji tersebut.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa poin :
• Sumber daya terdiri atas sumber daya hipotetik, tereka, terunjuk, terukur,
sedangkan cadangan yaitu cadangan terkira dan terbukti
• Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang konvensional. Metoda
ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif homogen dan
mempunyai geometri yang sederhana. Kadar pada suatu luasan di dalam poligon
ditaksir dengan nilai conto yang berada di tengah-tengah poligon sehingga
metoda ini sering disebut dengan metoda poligon daerah pengaruh (area of
influence). Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik
conto dengan satu garis sumbu.
THANK YOU
FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai