Anda di halaman 1dari 10

NAMA : SULISTIA DEVI

NIM : 11160980000043
PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN

Faktor yang mempengaruhi produksi alat-alat mekanis adalah sebagai berikut :

1. Digging Resistance (DR)


Digging Resistance (DR) atau yang sering disebut dengan tahanan gali adalah suatu
tahanan yang dapat dialami oleh alat gali pada saat melakukan penggalian material,
Besarnya tahanan gali (DR) tidak dapat dicari angka rata-ratanya, oleh karena itu
biasanya langsung ditentukan di tempat dimana alat gali itu melakukan operasi .
Penyebab terjadinya tahanan ini adalah:

a. Gesekan antara alat gali dan tanah yang umumnya semakin besar kelembaban dan
kekerasan butiran tanah, maka semakin besar pula gesekan alat dan tanah yang terjadi.
b. Kekerasan dari material yang digali.
c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.
d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu
sendiri.
e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat
muat, misalnya Power Shovel, Clamshell, Dragline dan sejenisnya).

2. Rolling Resistance (RR)

Rolling Resistance (RR) atau yang sering disebut tahanan guling/ tahanan gelincir
adalah semua gaya luar di suatu jalur yang berlawanan arah dengan arah gerak
kendaraan yang sedang berjalan di atas jalur tersebut. Besarnya tahanan gulir dapat
dinyatakan dalam pounds lbs dari tractive pull yang diperlukan untuk
menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan mendatar
dengan kondisi jalan tertentu. Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara
langsung adalah ban bagian luar kendaraan. Sehingga dapat dianalisa beberapa faktor
yang menyebakan tahanan guling. Tahanan guling (RR) tergantung pada banyak
faktor, diantaranya yang terpenting adalah:

a. Keadaan jalan, yang dapat dilihat dari kekerasan dan kemulusan permukaan jalan.
Semakin keras dan rata jalan dimana kendaraan tersebut berada, maka Rolling
Resistance (RR) atau tahanan gulinhnya semakin kecil. Sebaliknya, Jika jalan tersebut
mudah rusak dan permukaannya tidak rata, maka tahanan gulingnya semakin besar.

b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban
karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat
berat yang digunakan; apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana
model kembangan ban itu. Jika menggunakan Crawler yang berpenaruh adalah
kondisi jalan. Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan Rimpull yang
diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada
jalur mendatar, dan dengan kondisi jalan tertentu.

Tabel Angka-Angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan


Ban Karet
Crawler Type
Macam Jalan Tek. BanTek. BanRata-
(lb/ton)
Tinggi Rendah Rata
1. Smooth concrete 55 35 45 40
2. Good aspalt 60 70 40 65 50 60 45 60
3. Hard earth, smooth, well
60 80 40 70 50 70 45 70
maintained
4. Dirt road, average
85
construction road, little 70 100 90 100 80 100
100
maintenance
5. Dirt road, soft, rutted, 85
80 110 100 140 70 100
poorly maintained 120
6. Earth, muddy, rutted, no 165
140 180 180 220 150 220
maintenance 210
240
7. Loose sand and gravel 160 200 260 290 220 260
275
290
8. Earth, very muddy & soft 200 240 300 400 280 340
370

3. Rimpull (RP)

Rimpull/Tractive Pull/Tractive Effort/Drawbar Pull merupakan besarnya kuat tarik


atau gaya tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin pada suatu alat kepada
permukaan jalur jalan atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.
Bila coeffisien of traction cukup tinggi untuk menghindari terjadinya selip maka
rimpull maksimum merupakan fungsi dari tenaga mesin (HP) dan gear ratios
(persnelling) antara mesin dan roda-rodanya, namun jika terjadi selip maka rimpull
maksimum akan sama dengan besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan
coeffisien of traction.
Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
HP x 375 x effesiensi mesin
RP = -
kecepatan, mph

Dimana:
RP = Rimpull atau kekuatan tarik (lb)
HP = Tenaga mesin, HP
375 = Angka konversi

Yang harus diperhatikan pada rumus terrsebut bahwa istilah rimpull itu hanya dipakai
untuk kendaraan yang beroda ban karet, jika kendaraan tersebut memakai roda rantai
(crawler track) maka istilah yang dipakai ialah drawbar pull (DBP). Tabel Kecepatan
Maksimum Pada Tiap-Tiap Gigi (Gear) adalah sebagai berikut:
Kendaraan Roda Ban Karet 140 HP Crawler Track/Tractor 15 ton
Kecepatan (mph) RP (lb) Kecepatan (mph) RP (lb)
3,25 13.730 1,72 28.019
7,10 6.285 2,18 22.699
12,48 3.576 2,76 17.265
21,54 2.072 3,50 13.769
33,86 1.319 4,36 10.074
7,00 5.579

4. Grade Resistance (GR)

Grade Resistance (GR) atau tahanan kemiringan gaya berat yang melawan atau
mendorong gerak kendaraan terhadap kemiringan jalur jalan yang dilalui kendaraan
tersebut. Tahanan kemiringan (grade resistance) akan melawan gerak kendaraan
sehingga memperbesar tractive effort atau rimpull yang diperlukan jika jalur jalan itu
naik atau sering disebut kemiringan positif (plus slope). Sebaliknya jika jalur jalan itu
turun disebut kemiringan negative (minus slope) maka tahanan kemiringannya akan
membantu gerak kendaraan yang artinya mengurangi rimpull yang dibutuhkan.
Terdapat 2 faktor tahanan kemiringan diantaranya;

1. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1 %


berarti jalur jalan itu naik atau turun 1 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100
meter ; atau naik turun 1 ft untuk setiap 100 ft jarak mendatar.

2. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam gross ton.


Besarnya rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan ini harus dijumlahkan secara
aljabar dengan rimpull untuk mengatasi tahanan gulir.
Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan
G G G
Kemi R Kemi R Kemi R
ringa (lb ringa (lb ringa (lb
n (%) /to n (%) /to n (%) /to
n) n) n)
20, 17 39
1 9 20
0 9,2 2,3
40, 19 48
2 10 25
0 9,0 5,2
60, 21 57
3 11 30
0 8,0 4,7
80, 23 66
4 12 35
0 8,4 0,6
10 25 74
5 13 40
0,0 7,8 2,8
11 27 82
6 14 45
9,8 7,4 0,8
13 29 89
7 15 50
9,8 6,6 4,4
15
8
9,2

Namun yang perlu diperhatikan bahwa alat pada pemindahan mekanis itu jarang dapat
mengatasi kemiringan > 15 %. Jika tahanan kemiringan dianggap 20 lb/ton/%, maka
angka-angkanya tidaklah terlalu menyimpang sampai kemiringan 15 %. Cara
menentukan tahanan kemiringan itu dapat dengan memakai teori mekanika (ilmu
pesawat) yang sederhana.

Perlu diingat bahwa kemiringan negative itu selalu membantu mengurangi rimpull
kendaraan, maka dapat diusahakan agar pada waktu alat itu mengangkut muatan dapat
melalui jalur jalan yang menurun, sedangkan pada waktu kosong dapat menaiki atau
mendaki jalur jalan itu. Sehingga dengan demikian pada waktu berisi muatan dapat
bergerak lebih cepat dan membawa muatan lebih banyak karena rimpull yang
diperlukan sudah dikurangi dengan kemiringan negatifnya. Hal ini memerlukan letak
tempat penimbunan atau tempat membuang material harus lebih rendah pada tempat
penggaliannya sendiri.

5. Coeffisien Traction (CT)


Coeffisien Traction (CT) merupakan suatu faktor dari seluruh berat kendaraan pada
ban atau track yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Untuk menunjukan
rimpull maksimum antara ban atau track dengan permukaan jalur jalan tepat sebelum
selip harus dilakukan perkalian. Faktor-faktor besarnya CT diantaranya:

1. Keadaan ban, dilihat dari kondisi dan macamnya bentuk kembangan ban tersebut,
untuk crawler track tergantung pada kondisi dan bentuk tracknya.

2. Keadaan permukaan jalur jalan, seperti basah atau kering, keras atau lunak,
bergelombang atau rata, dst.

3. Berat kendaraan yang diterima oleh roda penggeraknya.

Coefficient of Traction Untuk Bermacam-Macam Keadaan Jalur Jalan


Ban Karet Crawler Track
Macam Jalan
% %
1. Dry, rough concrete 0,80 1,00 80 100 0,45 45
2. Dry, clay loam 0,50 0,70 50 70 0,90 90
3. Wet, clay loam 0,40 0,50 40 50 0,70 70
4. Wet sand & gravel 0,30 0,40 30 40 0,35 35
5. Loose, dry sand 0,20 0,30 20 30 0,30 30

6. Swell Factors & Percent Swell


Pengembangan (swell) adalah presentase pemberaian volume material dari volume
asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus
dipindahkan dari kedudukan aslinya. Material di lapangan jika digali akan mengalami
pengembangan. Perkembangan volume sebelum digali dan volume setelah digali
diartikan sebagai faktor pengembangan. Faktor pengembangan juga dapat diketahui
dari perbandingan densitas material lepas dan densitas material insitunya. Densitas
adalah berat per unit volume dari suatu material. Material mempunyai densitas yang
berbeda karena dipengaruhi sifat - sifat fisiknya.

Sebagai contoh, bila 1,00 cu yd tanah liat dialam bila telah digali dan dapat memiliki
volume kira-kira 1,25 cu yd. Ini berarti terjadi penambahan volume sebesar 25% dan
dikatakan material tersebut mempunyai faktor pengembangan (swell factor) sebesar
0,80 atau 80%.

Contoh :

Sebuah power scraper yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan mengangkut


tanah liat basah dengan factor pengembangan 80%, maka alat itu sebenarnya hanya
mengangkut 80% x 15 cu yd = 12 cu pay yard atau bank cu yd atau insitu cu yd.

Beberapa persamaan faktor -faktor diatas :


V undisturbed
SWELL FACTOR= 100
V loose

V loose
PERCENT SWELL= ( V undisturbed 1) 100

Jika angka untuk shrinkage factor tidak ada biasanya dianggap sama dengan percent swell.
Beberapa istilah penting yang berkaitan dengan kemampuan penggalian yaitu :

1. Faktor Bilah (blade factor), yaitu perbandingan antara volume material yang mampu
ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung bilah secara teoritis.

2. Faktor Mangkuk (bucket factor), yaitu perbandingan antara volume material yang
dapat ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan tampung mangkuk secara
teoritis.

3. Faktor Muatan (payload factor), yaitu perbandingan antara volume material yang
dapat ditampung oleh bak alat angkut terhadap kemampuan bak alat angkut menurut
spesialisasi teknisnya.

Berat material yang akan diangkut oleh alat-alat angkut dapat mempengaruhi oleh
Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang dimilikinya, membatasi kemampuan
kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan yang
dilaluinya, membatasi volume material yang dapat diangkut.Oleh sebab itu berat jenis
material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat muat maupun
alat angkut.

Tabel Bobot Isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material


Bobot Isi
Swell Factor
(Density)
Macam Material
(in bank correction
lb/cu yd insitu
factor)
1. Bauksit 2.700 4.325 0,075
2. Tanah liat, kering 2.300 0,85
3. Tanah liat, basah 2.800 3.000 0,82 0,80
4. Antrasit (anthracite) 2.200 0,74
5. Batubara bituminous
1.900 0,74
(bituminous coal)
6. Bijih tembaga (cooper
3.800 0,74
ore)
7. Tanah biasa, kering 2.800 0,85
8. Tanah biasa, basah 3.370 0,85
9. Tanah biasa bercampur
3.100 0,90
pasir dan kerikil (gravel)
10. Kerikil kering 3.250 0,89
11. Kerikil basah 3.600 0,88
12. Granit, pecah-pecah 4.500 0,67 0,56
13. Hematit, pecah-pecah 6.500 8.700 0,45
14. Bijih besi (iron ore),
3.600 5.500 0,45
pecah-pecah
15. Batu kapur, pecah-
2.500 4.200 0,60 0,57
pecah
16. Lumpur 2.160 2.970 0,83
17. Lumpur sudah
2.970 3.510 0,83
ditekan (packed)
18. Pasir, kering 2.200 3.250 0,89
19. Pasir, basah 3.300 3.600 0,88
20. Serpih (shale) 3.000 0,75
21. Batu sabak (slate) 4.590 4.860 0,77

7. Shrink Factor & Percent Shrink


Material di suatu tempat atau ditempat asalnya disebut dengan material asli
atau bank material. Bila suatu bagian dari material akan dipindahkan maka volume
material yang dipindahkan tersebut berubah menjadi lebih besar daripada volume
material di tempat asalnya. Material yang telah dipindahkan tersebut disebut material
lepas atau loose material. Demikian pula jika material yang telah dipindahkan tersebut
kemudian dipadatkan maka volume material akan menyusut. Material yang telah
dipadatkan disebut sebagai material padat atau compacted material. Hampir seluruh
material yang telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih kecil daripada volume
tanah asli. Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat menghilangkan atau
memperkecil ruang atau pori di antara butiran material. Akan tetapi batuan pecah
mempunyai bank volume yang hampir sama dengan compacted volume. Pasir dan
lempung padat tertentu bahkan mempunyai compacted volume lebih besar
daripada bank volume.
Volume tanah asli biasanya diberi satuan bank cubic meters (bcm) atau bank
cubic yards (bcy). Material yang dipindahkan (loose material) diberi satual loose
cubic meters (lcm) atau loose cubic yards (lcy). Sedangkan material yang telah
dipadatkan volumenya diberi satuan compacted cubic meters (ccm) atau compacted
cubic yards (ccy)
Sementara itu, hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah dipadatkan ditentukan oleh
factor penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan persentase penyusutan atau shrinkage
percentage (Sh), rumus yang menghubungkan kedua kondisi ini adalah:

8. Match Factor (MF)


Match factor merupakan factor keselarasan kerja antara alat gali muat dengan alat
angkut. Match factor dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
n x Nh x Cl
Fk
Nl x Ch

Dimana :
Fk = Faktor keselarasan (Match factor)
Nh = jumlah dump truck
n = Jumlah pengisian bucket
Cl = waktu edar excavator
Nl = jumlah excavator
Ch = waktu edar dump truck

Harga match factor adalah :


FK < 1 (ada waktu tunggu untuk alat gali muat)
artinya alat gali - muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali - muat karena menunggu
alat angkut yang belum datang.
FK = 1 (tidak ada waktu tunggu untuk alat gali muat dan alat angkut)
artinya alat gali - muat dan angkut bekerja 100%, sehingga tidak terjadi waktu
tunggu dari alat tersebut.
FK > 1 (ada waktu tunggu untuk alat angkut)
artinya alat gali-muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang
dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.

Contoh perhitungan dengan Coeffisien Traction (CT)

Sebuah kendaraan mempunyai jumlah berat 40.000 lbs (20 ton) yang seluruhnya
diterima oleh roda penggeraknya dan akan bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari
tanah liat yang kering dengan CT = 0,50 (50%), RR = 100 lb/ton dan kemiringan 5 %.

Jawab :

Rimpull yang dapat diberikan oleh mesin kendaraan pada macam jalan seperti diatas
sebelum selip bila beban yang diterima roda penggerak 100 % adalah sebesar :
RP/TP/TE/DBP = 40.000 lbs x 0,50 = 20.000 lbs

Sedangkan rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir adalah
sebesar :

RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x GR x kemiringan


20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs

RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x RR


20 ton x 100 = 2.000 lbs

Jumlah RP/TP/TE/DBP = 4.000 lbs

Maka kendaraan itu pada keadaan jalur jalan tersebut tidak akan selip

Seandainya kendaraan yang sama bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari pasir
lepas dengan RR 250 lbs/ton dan CT =0,20 serta kemiringan 5 % sedangkan berat
kendaraan yang diterima oleh roda penggerak 50 % yaitu :

Untuk mengatasi RR :

RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 250 lbs/ton = 5.000 lbs

Untuk mengatasi GR :

RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs

Jumlah RP/TP/TE/DBP = 7.000 lbs

Sedangkan rimpull yang dapat diterima oleh kendaraan 50 % nya adalah :


40.000 lbs x 0,20 x 50 % = 4.000 lbs,

maka kendaraan tersebut tidak akan dapat bergerak atau selip.


Contoh Perhitungan Swell factor dan Shrink factor

Anda mungkin juga menyukai