Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA III
UJI KUAT TEKAN

Disusun Oleh :

Mahdum Afdha Sakhi

7100190145

Pelaksanaan Praktikum :

Hari/Tanggal : Selasa/20 Oktober 2020


Sesi / Jam : 1/19.00 – 20.00
Asisten : Meylo Satria Sukma D

LABORATORIUM MEKANIKA BATUAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA III
UJI KUAT TEKAN

Disusun Oleh :
Mahdum Afdha Sakhi
7100190145

Disetujui untuk Laboratorium Mekanika Batuan


Program Studi teknik Pertambangan
Institut Teknilogi Nasional
Yogyakarta

Tanggal, Oktober 2020


Asisten

Meylo Satria Sukma D


NIM 710016135
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan
ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Mekanika Batuan
beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan.
Dengan telah tersusunnya laporan Praktikum Mekanika Batuan ini, maka saya
selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. R. Andy Erwin Wijaya, M.T. selaku Kepala Laboratorium
Mekanika Batuan TA. 2018/2019, dan selaku dosen matakuliah
Mekanika Batuan, Program Sudi Teknik Pertambangan, Intituut
Teknologi Nasional Yogyakarta.
2. Meylo Satria Sukma D, selaku Asisten Laboratorium Mekanika
Batuan Yang telah memberikan bimbingan dan arahan
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan menharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan kedepan. Akhir kata, semoga laporan in dapat bermanfaat dan
memberikan ilmu bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Oktober 2020


Penyusun

Mahdum Afdha Sakhi

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 iii


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................v

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii

BAB ...........................................................................................................1

I PENDAHULUAN ..............................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................2

II LANDASAN TEORI ..........................................................................3

2.1 Dasar Teori ..................................................................................3

2.2 Faktor Mempengaruhi..................................................................7

III Pelaksanaan Praktikum .......................................................................8

3.1 Peralatan Dan Perlengkapan ........................................................8

3.2 Prosedur Praktikum......................................................................8

3.3 Gambar Praktikum .......................................................................9

IV Hasil Praktikum ................................................................................12

4.1 Tabulas Data..............................................................................12

4.2 Perhitungan................................................................................12

V PEMBAHASAN ...............................................................................22

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 iv


5.1 Analisa Data........................................................................22

5.2 Aplikasi................................................................................22

VI PENUTUP................................................................................. 23

6.1 Kesimpulan..........................................................................23

6.2 Saran....................................................................................23

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 v


DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Perubahan Sampel............................................................................4

2.2 Kurva Tegangan-Regangan...............................................6

2.3 Kurva Pengambilan Nilai 𝜎 dan a...........................................6

3.1 Mesin Uji Kuat Tekan.....................................................................10

3.2 Dial Gauge......................................................................................10

3.3 Jangka Sorong................................................................................11

4.1 Grafik Tegangan-regangan............................................................21

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 vi


DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Kurva Tegangan-regangan .............................................................. 21

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 vii


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN
A. LAMPIRAN SEMENTARA
B. FOTO
C. TUGAS
D. LEMBAR KONSULTASI

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 viii


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berada dimana

tidak mempunyai komposisi kimia tetap. Batuan terdiri dari bagian yang padat

baik berupa kristal maupun yang tidak mempunyai bentuk tertentu dan bagian

kosong seperti pori – pori, fissure, crack, joint dan lain – lain. Dari definisi

tersebut dapat disimpulkan batuan tidak sama dengan tana. Tanah dikenal

dengan material mobile, rapuh dan letaknya dekat denganp permukaan bumi.

Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuanya untuk

mempelajari prilaku batuan di tempat asalaanya untuk dapat mengendalikan

pekerjaan – pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut. Dan untuk mengetahui

karakteristik pada sebuah batuan diperlukan sebuah pengujjian. Perti kegiatan

pemboram timgkat lanjut, mengetahui karakteristik batuan formasi merupakan

hal yang penting yang mesti dilakukan. Dengan mengetahui hal tersebut, tingkat

effesiensi mampu terlaksanadan tingkat kerugian mampu ditekan.

Pengujian mekanik batuan contoh sampel formasi bertujuan untu

mengetahui dan mencari berbagai parameter yang perlu untuk proses tingkat

lanjut. Metode unaksial merupakan salah satu metode mekanika batuan yang

bertujuan untuk mengetahui nilai elastisitas batuan, nilai poisson’s rasio dann

nilaitekan. Metode ini dilakukan dengan cara memotng sampel core berukuran

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 1


tabung yang ditekan menggunakan compressing machinr hingga batuan

tersebut mengalami keruntuhan atau fracture.

Pengujian ini juga dapat digunakan dalam perencananaan stimulasi sumur

menggunakan hydraulic fracturing. Hasil penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui secara sistematis kekuatan formasi ketika diberi tekanan tertentu

sebelum formasi tersebut mengalami keruntuhan.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujjuan praktikum acara ke-3 uji kuat tekan antara lain :

1. Mengetahui nilai elastisitas pada batuan.

2. Menegetahui karakteristik batuan

3. Memahami Konsep, beban, tegangan dan regangan.

4. Mengetahui pengaplikasian dan parameter berdasarkan data yang

dihasilkan dari pengujian kuat tekan unaksial.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 2


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar

Uji kuat tekan unaksial merupakan uji sifat fisik mekanik yang apaling

banyak dilakukan terhadap suatu contoh batuan. Uji kuat tekan

uniaksialdilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan (σc), Modulus Young

(E),Poisson’s ratio (υ), dan kurva tegangan-regangan Uji kuat tekan unaksial

Uji ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan

sampel batuan yang berbentuk silinder dari satu arah (uniaxial). Penyebaran

tegangan di dalam sampel batuan secara teoritis adalah searah dengan gaya

yang dikenakan pada sampel tersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah

tegangan tidak searah dengan gaya yang dikenakan pada sampel tersebut

karena ada pengaruh dari plat penekan mesin tekan yang menghimpit sampel,

sehingga bentuk pecahan tidak terbentuk bidang pecah yang searah dengan

gaya melainkan berbentuk kerucut cone.

Perbandingan antara tinggi dan diameter sampel (l/d) mempengaruhi

nilai kuat tekan batuan. Untuk pengujian kuat tekan digunakan yaitu 2 < l/d <

2,5. Semakin besar maka kuat tekannya bertambah kecil seperti ditunjukkan

oleh persamaaan dibawah ini.

a) Menurut ASTM : C (l = d) = C ............................(2.11.)


0,222
0,788 + l / d …………………...(2.12.)

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 3


b) Menurut Proto Diakonov : C (l = 2d) = C………………..….(2.13.)
8 C
2
7+
l / d …………………………(2.14.)

Dengan C kuat tekan batuan.


l
Makin besar d , maka kuat tekannya akan bertambah kecil.

Gambar 2.1
Perubahan Sampel (Eucalypto)

Keterangan :

D = Diameter (m)

l = Panjang (m)

 = Tegangan (N/m2)

F = Besarnya gaya yang bekerja pada percontohan batuan pada saat terjadi

keruntuhan (failure) sehingga pada grafik merupakan keadaan

yang paling puncak (N).

A = Luas penampang percontohan batuan yang diuji (m2)

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 4


Plastisitas adalah karakteristik batuan yang membuat regangan

(deformasi) permanen yang besar sebelum batuan tersebut hancur (failure).

Perilaku batuan dikatakan elastis (linier maupun non linier) jika tidak terjadi

deformasi permanen jika suatu tegangan dibuat nol.

Pada tahap awal batuan dikenakan gaya. Kurva berbentuk landai dan

tidak linier yang berarti bahwa gaya yang diterima oleh batuan dipergunakan

untuk menutup rekahan awal (pre exiting cracks) yang terdapat di dalam

batuan. Sesudah itu kurva menjadi linier sampai batas tegangan tertentu, yang

kita kenal dengan batas elastis lalu terbentuk rekahan baru dengan batas

elastis perambatan stabil sehingga kurva tetap linier. Sesudah batas elastis

dilewati maka perambatan rekahan menjadi tidak stabil, kurva tidak linier lagi

dan tidak berapa lama kemudian batuan akan hancur. Titik hancur ini

menyatakan kekuatan batuan.

Harga batas elastis dinotasikan dengan C dimana pada grafik diukur

pada saat grafik regangan aksial meninggalkan keadaan linier pada suatu titik

tertentu, Titik ini dapat ditentukan dengan membuat sebuah garis singgung

pada daerah linier dengan kelengkungan tertentu hingga mencapai puncak

(peak). Pada titik tersebut diproyeksikan tegak lurus ke sumbu tegangan

aksial sehingga didapat nilai batas elastis C.

Harga batas elastis dinotasikan dengan C pada grafik diukur pada saat

grafik regangan aksial meninggalkan keadaan linear pada suatu titik tertentu

hingga mencapai puncak (Peak). Pada saat titik tersebut diproyeksikan tegak

lurus kesumbu tegangan aksial sehingga didapat nilai batas elastis C.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 5


τ

τc
l
τE a

τl d

a
l a
li ai

Gambar 2.2
Kurva Tegangan-Regangan (Rasidah,2010)

Harga dari Modulus Young dapat ditentukan sebagai perbandingan antara

selisih tegangan aksial (τ) dengan selisih tegangan aksial (o), yangdiambil

pada perbandingan tertentu pada grafis regangan aksial dihitung pada rata-

rata kemiringan kurva dalam kondisi linier, atau bagian linier yang terbesar

di kurva sehingga didapat nilai Modulus Young rata-rata dalam hubungan

sebagai berikut :

Gambar 2.3
Kurva Pengambilan Nilai 𝜎 dan a (Penunntun Mekanika batuan,
2014: hal 12)

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 6


2.2 Faktor Yang Mempengaruhi
a. Kondisi Plat Penekan
Pengujian kuat tekan harus memenuhi beberapa persyaratan seperti
karakteristik alat penenkan yaitu kekerasan tebal, diameter. Diameter alat
penekan akan mempengaruhi distribusi tegangan di dalam contoh batuan. Jika
diamter plat penekan melebihi batas yang ditentukan maka akan terjadi yang
disebut pembatas gesek antara plat penekan dan contoh batuan dan akhirnya
sisi contoh batuan yang berdekatan dengan plat penekan akan mengalami efek
pengukungan yang akhirnya akan memberikan nilai kuat tekan murni.
b. Kekuatan Mesin Tekan
Kekuatan alat penekan akan mempengaruhi proses runtuh batuan dalam uji
kuat tekan, apakah akan mengalami runtuh atau tudak. Perbedaanya dicirikan
oleh post failure behavior.
c. Kondisi Lingkungan Contoh Batuan
Kandungan air pada batuan akan menentukan nilai kuat tekan batuan tersebut.
Semakin jenuh batuan tersebut, semakin lemah nilai kuat tekanya.
d. temperature
temperatur akan mempengaruhi hasil uji kuat tekan unaksial batuan. Terutam
nilai modulua young.semakin tinggi temperatur, pengujian semakin rendah
nilai modulus young yang didapat. Sebaliknya semakin rendah temperatur
pengujian, maka osulus young yang didapatkan semakin besar.
e. Laju Pembelahan
Secara umum kuat tekan batuan dan modulus elastis akan naik seiring laju
penekanan. Aspek dalam teori elastisitas adalah tidak adanya komponen waktu
dan seluruh energi pereganngan dapat dikembalikan, sehingga seluruh energi
peregangan yang dikenakan kepada suatu benda pembeban dapat kembali
dibebaskan saat pembebanan dihentikan dan dikurangi.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 7


BAB III
PELKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Peralatan dan perlengkapan

Peraltan dan perlengkapaan yang diperlukan dalam penentuan uji kuat tekan

pada batuan adalah :

a. Mesin kuat tekan unaksial

b. Dial Gauge untuk mengukur deformasi batuan.

c. Jangka sorong

d. Amplas untuk menghaluskan permukaan percontohan batuan.

e. Sampel/percontohan batuan.

3.2 Prosedur Praktikum

Tata cara melakukan uji tekan unaksial antara lain

1. Melakukan preparasi percontoh batuan yang akan diuji.

2. Mengukur diameter contoh batuan, dilakukan dua kali pengukuran.

pengukuran pertama dilakukan pada penampang atas, sedangkan

pengukuran kedua dilakukan pada penampang bawah, masing-

masing dalam keadaan yang tegak lurus.

3. Mengukur tinggi percontoh, dilakukan dua kali, masing-masing

sejajar sumbu aksial dan saling tegak lurus. Tinggi percontoh sekitar

berukuran 2 - 2,5 kali diameter. Apabila tidak sesuai, maka nilai kuat

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 8


tekan harus dikoreksi.

4. Meletakkan Conto pada alat uji kuat tekan uniaksial.

5. Memasang dial gauge pada kondisi sempurna, sehingga pembacaaan

awal kedudukannya tetap dalam keadaan yang benar. Dua dial

digunakan untuk mengukur deformasi lateral dan satu buah dial

digunakan untuk mengukur deformasi aksial.

6. Memutar engkol pada mesin kuat tekan sampai mengenai percontoh.

7. Mengatur angka pada dial untuk dial beban dan aksial digunakan

koreksinol. Sedangkan pada dial lateral digunakan koreksi masing-

masing 5 kali.

8. Dalam pembacaan dial, satu orang membaca dial beban satu orang

membaca dial deformasi aksial dan dua orang membaca dial

deformasi lateral.

9. Memutar engkol mesin kuat tekan uniaksial serta melakukan

pembacaan masing-masing dial.

10. Pengujian dihentikan sampai batuan tersebut failure

11. Mengamati bentuk failure yang ditimbulkan akibat pembebanan

3.3 Gambar Perlengkapan dan Peralatan

Berikut adalah gambar – gambar perlengkapan dan peralatan yang digunakan

untuk melakukan uji sifat fisik.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 9


Gambar 3.1 Mesin Kuat Tekan Unaksial
(https://tambangunp.blogspot.com)

Gambar 3.2 Dial Gauge.


(https://autoexpose.org)

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 10


Gambar 3.3 Jangka Sorong
( https://www.yuksinau.id/jangka-sorong )

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 11


BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1 Tabulasi Data

1. Nama Sampel : XXX

2. No. Sampel : YYY-XYZ

3. Kedalaman : Bongkah

4. Jenis Batuan : Andesit

Tabel 4.1 Uji Kuat Tekan


Pembacaan dial
Regangan (x 0.001 cm )
Beban Tegangan gauge (x 0.001 cm)
(kg) (Mpa) aksial Lateral aksal lateral volume
∆l ∆d1 ∆d2 ∆d Ꜫa Ꜫl Ꜫv
0 0 0 0 0 0 0 0 0
502,75 2,667413 10,2 -1,2 -0,2 -1 0,00098077 -0,00028571 0,0004093
1003,5 5,3242147 11,2 -1,2 -0,2 -1 0,00107692 -0,00028571 0,0005055
1504,25 7,9810164 12,2 -1,2 -0,2 -1 0,00117308 -0,00028571 0,0006016
2005 10,637818 13,2 -2,2 0,2 -2 0,00126923 -0,00040816 0,0004529
2505,75 13,29462 15,2 -2,2 0,2 -2 0,00146154 -0,00040816 0,0006452
3006,5 15,951422 19,2 -2,2 0,2 -2 0,00184615 -0,00040816 0,0010298
3507,25 18,608223 22,2 -2,2 0,2 -2 0,00213462 -0,00040816 0,0013183
4008 21,265025 25,2 -2,2 0,2 -2 0,00242308 -0,00040816 0,0016068
4508,75 23,921827 27,2 -2,2 0,2 -2 0,00261538 -0,00040816 0,0017991
5009,5 26,578628 29,2 -2,2 0,2 -2 0,00280769 -0,00040816 0,0019914
5510,25 29,23543 33,2 -3,2 0,2 -3 0,00319231 -0,00061224 0,0019678
6011 31,892232 35,2 -3,2 0,2 -3 0,00338462 -0,00061224 0,0021601
6511,75 34,549033 38,2 -2,2 0,2 -2 0,00367308 -0,00040816 0,0028568
7012,5 37,205835 44,2 0,2 1,2 1,4 0,00425 0,00028571 0,0048214

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 12


7513,25 39,862637 48,2 1,2 1,2 2,4 0,00463462 0,0004898 0,0056142
8013 42,514133 51,2 3,2 -3,2 0 0,00492308 0 0,0049231
8513,75 45,170935 53,2 4,2 -2,2 2 0,00511538 0,00040816 0,0059317
9014,5 47,827736 55,2 2,2 -2,2 0 0,00530769 0 0,0053077
9515,25 50,484538 57,2 2,2 -2,2 0 0,0055 0 0,0055
10016 53,14134 58,2 2,2 -2,2 0 0,00559615 0 0,0055962
10516,8 55,798141 60,2 3,2 -2,2 1 0,00578846 0,00020408 0,0061966

4.2 Perhitungan Data Uji Kuat Tekan :

1. Tegangan (Mpa)

• (Luas Penampang/Beban) x 0,1

- Data 1 = (18,84785/0) x 0,1 =0

- Data 2 = (18,84785/502,7) x 0,1 = 2,667412994

- Data 3 = (18,84785/1003,5) x 0,1 = 5,324214698

- Data 4 = (18,84785/1504,25)x 0,1 = 7,981016402

- Data 5 = (18,84785/2005) x 0,1 = 10,63781811

- Data 6 = (18,84785/2505,75) x 0,1 = 13,29461981

- Data 7 = (18,84785/3006,5) x 0,1 = 18,60822322

- Data 8 = (18,84785/3507,25) x 0,1 = 18,60822322

- Data 9 = (18,84785/4008) x 0,1 = 21,26502492

- Data 10 = (18,84785/4508,75) x 0,1 = 23,92182663

- Data 11 = (18,84785/5009,5) x 0,1 = 26,57862833

- Data 12 = (18,84785/5510,25) x 0,1 = 29,23543004

- Data 13 = (18,84785/6011) x 0,1 = 31,89223174

- Data 14 = (18,84785/6511,75) x 0,1 = 34,54903344

- Data 15 = (18,84785/7012,5) x 0,1 = 37,20583515

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 13


- Data 16 = (18,84785/7513,25) 0,1 = 39,86263685

- Data 17 = (18,84785/8013) x 0,1 = 42,51413291

- Data 18 = (18,84785/8513,75) x 0,1 = 45,17093462

- Data 19 = (18,84785/9014,5) x 0,1 = 47,82772632

- Data 20 = (18,84785/9515,25) x 0,1 = 50,48453802

- Data 21 = (18,84785/10016) x 0,1 = 53,14133973

- Data 22 = (18,84785/10516,75) x 0,1= 55,79814143

2. ∆d = ∆d1 + ∆d2

- Data 1 = 0 + 0 = 0

- Data 2 = -1,2 + (-0,2) = -1,4

- Data 3 = -1,2 + (-0,2) = -1,4

- Data 4 = -1,2 + (-0,2) = -1,4

- Data 5 = -2,2 + (0,2) = -2

- Data 6 = -2,2 + (0,2) = -2

- Data 7 = -2,2 + (0,2) = -2

- Data 8 = -2,2 + (0,2) = -2

- Data 9 = -2,2 + (0,2) = -2

- Data 10 = -2,2 + (0,2) = -2

- Data 11 = -2,2 + (0,2) = -2

- Data 12 = -3,2 + (0,2) = -3

- Data 13 = -3,2 + (0,2) = -3

- Data 14 = -3,2 + (0,2) = -3

- Data 15 = -2,2 + (0,2) = -2

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 14


- Data 16 = 0,2 + ( 1,2) = 1,4

- Data 17 = 1,2 + 1,2 = 2,4

- Data 18 = 3,2 + (-3,2) = 0

- Data 19 = 4,2 + (-2,2) = 2

- Data 20 = 2,2 + (-2,2) = 0

- Data 21 = 2,2 + (-2,2) = 0

- Data 22 = 3,2 + (-2,2) = 1

3. Regangan

• Aksial (Ꜫa) = ∆l x 0,001/tinggi sampel

- Data 1 = 0 x 0,001/10,4 = 0

- Data 2 = 10,2 x 0,001/10,4 = 0,000980769

- Data 3 = 11,2 x 0,001/10,4 = 0,001076923

- Data 4 = 12,2 x 0,001/10,4 = 0,001173077

- Data 5 = 13,2 x 0,001/10,4 = 0,001269231

- Data 6 = 15,2 x 0,001/10,4 = 0,001461538

- Data 7 = 19,2 x 0,001/10,4 = 0,001846154

- Data 8 = 22,2 x 0,001/10,4 = 0,002134615

- Data 9 = 25,2 x 0,001/10,4 = 0,002423077

- Data 10 = 27,2 x 0,001/10,4 = 0,002615385

- Data 11 = 29,2 x 0,001/10,4 = 0,002807692

- Data 12 = 33,2 x 0,001/10,4 = 0,003192308

- Data 13 = 35,2 x 0,001/10,4 = 0,003384615

- Data 14 = 38,2 x 0,001/10,4 = 0,003673077

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 15


- Data 15 = 44,2 x 0,001/10,4 = 0,00425

- Data 16 = 48,2 x 0,001/10,4 = 0,004634615

- Data 17 = 51,2 x 0,001/10,4 = 0,004923077

- Data 18 = 53,2 x 0,001/10,4 = 0,005115385

- Data 19 = 55,2 x 0,001/10,4 = 0,005307692

- Data 20 = 57,2 x 0,001/10,4 = 0,0055

- Data 21 = 58,2 x 0,001/10,4 = 0,005596154

- Data 22 = 60,2 x 0,001/10,4 = 0,005788462

• Lateral (Ꜫl) = ∆d x 0,001/Lebar

- Data 1 = 0 x 0,001/4,9 =0

- Data 2 = -1,4 x 0,001/ 4,9 = -0,000285714

- Data 3 = -1,4 x 0,001/ 4,9 = -0,000285714

- Data 4 = -1,4 x 0,001/ 4,9 = -0,000285714

- Data 5 = -2 x 0,001/ 4,9 = 0,000408163

- Data 6 = -2 x 0,001/ 4,9 = 0,000408163

- Data 7 = -2 x 0,001/ 4,9 = 0,000408163

- Data 8 = -2 x 0,001/ 4,9 = 0,000408163

- Data 9 = -2 x 0,001/ 4,9 = 0,000408163

- Data 10 = -2 x 0,001/ 4,9 = 0,000408163

- Data 11 = -2 x 0,001/ 4,9 = 0,000408163

- Data 12 = -3 x 0,001/4,9 = -0,00612245

- Data 13 = -3 x 0,001/4,9 = -0,00612245

- Data 14 = -2 x 0,001/ 4,9 = 0,000408163

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 16


- Data 15= 1,4 x 0,001/ 4,9 = 0,000285714

- Data 16 = 2,4 x 0,001/4,9 = 0,00489796

- Data 17 = 0 x 0,001/4,9 =0

- Data 18 = 2 x 0,001/4,9 = 0,000408163

- Data 19 = 0 x 0,001/4,9 =0

- Data 20 = 0 x 0,001/4,9 =0

- Data 21 = 0 x 0,001/4,9 =0

- Data 22 = 1 x 0,001/4,9 = 0,00204082

• Volumtrik (Ꜫv) = Ꜫa + (2 x Ꜫl)

- Data 1 = 0 + (2 x 0) =0

- Data 2 = 0,000980 + (2 x -0,000285714) = 0,000409341

- Data 3 = 0,001076923 + (2 x -0,00285714) = 0,0005055495

- Data 4 = 0,001173077 + (2 x -0,000285714) = 0,000601648

- Data 5 = 0,001269231 + (2 x -0,000408163) = 0,000452904

- Data 6 = 0,001461538 + (2 x -0,000408163) = 0,000645212

- Data 7 = 0,001846154 + (2 x -0,000408163) = 0,001029827

- Data 8 = 0,002134615 + (2 x -0,000408163) = 0,001318289

- Data 9 = 0,002423077 + (2 x -0,000408163) = 0,00160675

- Data 10 = 0,002615385 + (2 x -0,000408163) = 0,001799058

- Data 11 = 0,002807692 + (2 x -0,000408163) = 0,001991366

- Data 12 = 0,003192308 + (2 x -0,000612245) = 0,001967818

- Data 13 = 0,003384615 + (2 x -0,000612245) = 0,002160126

- Data 14 = 0,003673077 + (2 x -0,000408163) = 0,00285675

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 17


- Data 15 = 0,00425 + (2 x -0,000285714) = 0,004821429

- Data 16 = 0,004634615 + (2 x 0,000489796) = 0,005614207

- Data 17 = 0,004923077 + (2 x 0 ) = 0,0049233077

- Data 18 = 0,005115385 + (2 x 0,000408163) = 0,005931711

- Data 19 = 0,005307692 + (2 x 0) = 0,005307692

- Data 20 = 0,0055 + (2 x 0 ) = 0,0055

- Data 21 = 0,005596154 + (2 x 0) = 0,005596154

- Data 22 = 0,005788462 + (2 x 0,000204082) = 0,006196625

4. Modulus Young (E)

•E = ∆tegangan/∆regangan

= (23,921827 – 18,608223)/( 0,00242308 – 0,00184615)

= 5,313604 / 0,00057693

= 9210,1364

Gambar 4.1 Kurva Tegangan-rengangan


60

50

40

30
Δσ
20

10

0 Δε
-0,002 0 0,002 0,004 0,006 0,008

axial lateral volumetrik

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 18


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisis Data


Dalam pengujian kuat tekan unaksial ini adalah menentukan nilai kuat
unaksial batas elastis, modulus elastis. Selain dengan pengujian kuat tekan
unaksial untuk menentukan nilai secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pengujian beban titik dan schmidt hammer. Faktor yang mempengaruhi dalam
uji kuat tekan ini adlah kondisi plat penekan, kekuatan mesin tekan, kondisi
lingkunagn, temperatur dan laju pembelahan.
Dalam pengujian kuat tekan unaksial batuan pada sampel Dari Pengujian
uji kuat tekan uniaksial batuan pada sampel beban 502,75 Kg diperoleh
tegangan sebesar 2,66 Mpa, regangan aksial 0,00098 lateral -0,00028 dan
volumetrik 0,00040. Beban 1003,5 Kg diperoleh tegangan sebesar 5,32 Mpa,
dan regangan aksial 0,0011, lateral -0,00028, volumetric 0,00060. Beban
1504,75 Kg diperoleh tegangan sebesar 7,98 Mpa, dan regangan aksial 0,0011,
lateral -0,00028, volumetrik 0,00060. Beban 2005 Kg diperoleh tegangan
sebesar 10,63 Mpa, dan regangan aksial 0,0012, lateral -0,00040, volumetrik
0,00045. Beban 2505,75 Kg diperoleh tegangan sebesar 13,29 Mpa, dan
regangan aksial 0,0014, lateral -0,0040, volumetrik 0,0064. Beban 3006,5 Kg
diperoleh tegangan sebesar 15,94 Mpa, dan regangan aksial 0,0018, lateral -
0,00040, volumetrik 0,00010. Beban 3507,25 Kg diperoleh tegangan sebesar
18,60 Mpa, dan regangan aksial 0,0021, lateral -0,00040, volumetrik 0,0013.
Beban 4008 Kg diperoleh tegangan sebesar 21.26 Mpa, dan regangan aksial
0,0024, lateral -0,00040, volumetrik 0,0016. Beban 4508,75 Kg diperoleh
tegangan sebesar 23,92 Mpa, dan regangan aksial 0,0026, lateral -0,00040,
volumetrik 0,0017. Beban 5009,5 Kg diperoleh tegangan sebesar 26,57 Mpa,
dan regangan aksial 0,0028, lateral -0,00040, volumetrik 0,0019.Beban

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 19


5510,25 Kg diperoleh tegangan sebesar 29,22 Mpa, dan regangan aksial 0,0031,
lateral -0,00061, volumetrik 0,0019. Beban 6011 Kg diperoleh tegangan
sebesar 31,88 Mpa, dan regangan aksial 0,0046, lateral 0,00061, volumetrik
0,0021. Beban 6511,75 Kg diperoleh tegangan sebesar 34,54 Mpa, dan
regangan aksial 0,0036, lateral -0,00040, volumetrik 0,0028.Beban 7012,5 Kg
diperoleh tegangan sebesar 37,20 Mpa, dan regangan aksial 0,0042, lateral
0,00028, volumetrik 0,0048. Beban 7513,25 Kg diperoleh tegangan sebesar
39,85 Mpa, dan regangan aksial 0,0046, lateral 0,00048, volumetrik 0,0056.
Beban 8013 Kg diperoleh tegangan sebesar 42,51 Mpa, dan regangan aksial
0,0049, lateral 0, volumetrik 0,0049. Beban 8513,75 Kg diperoleh tegangan
sebesar 45.17 Mpa, dan regangan aksial 0,0051, lateral 0,00040, volumetrik
0,0059. Beban 9014,5 Kg diperoleh tegangan sebesar 47,82 Mpa, dan regangan
aksial 0,0053, lateral 0, volumetrik 0,0053. Beban 9515,25 Kg diperoleh
tegangan sebesar 50,48 Mpa, dan regangan aksial 0,0055, lateral 0, volumetrik
0,0055. Beban 10016 Kg diperoleh tegangan sebesar 53,14 Mpa, dan regangan
aksial 0,0055, lateral 0, volumetrik 0,0055. Beban 10516,75 Kg diperoleh
tegangan sebesar 55,79 Mpa, dan regangan aksial 0,005, lateral 0,00020,
volumetrik 0,0061. Jadi semakin bebannya maka tegangan yang dihasilkan
semakin besar juga.

5.2 Pengaplikasian
Pengaplikasian dari uji kuat tekan (UCS) yaitu:

1. Untuk menentukan metode penggalian

2. Menentukan kriteria gigi gali

3. Menentukan jenis material/mineral yang terdapat pada batu

4. Menentukan kualitas batuan

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 20


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Hasil pengukuran dan perhitungan dari 22 data tersebut dapat di ambil
kesimpulan adalah uji kuat tekan unaksial merupakan pengujian merusak
(destrucktuf test) sehingga percontoh batu hancur modulus young atau modulus
elastisitas mengevaluasi deformasi batuan pada kondisi pembebanan yang
bervariasi, sifat mekanika batuan kuat tarik batuan, uji kecepatan rambat
gelobang ultrsonik menentukan cepat rambat gelombang ultrasonik yang
merambat. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari batu secara
tidak lanngsung dilapangan.
Parsmeter yang didapatka pada uji kuat tekan unaksial kali ini adalah tegangan
(Mpa), regangan aksial, regangan lateral, dan regangan volumetrik.

6.2 Saran

Karena praktikum kali ini online diharapkan asisiten menyiapan berupa video

uji kuat tekan unaksial. Agar praktikan lebih paham.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 21


DAFTAR PUSTAKA

Made Astawa Rai, Suseno Kramadibrata, Ridho KresnaWattimena.2014. Mekanika


Batuan.. Bandung: Penerbit ITB.
Rahman Arif, Mulyiddin Fajar N. Uji Laboratorium Menggunakan Metode
Unconfined Compressive Strength (UCS) Pada Batuan Inti (Core) Batupasir.
Progran Studi Teknik Perminyakan, Diploma III Akademi Minyak dan Gas
Balongan Indramayu.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 22


LAMPIRAN

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 23


LAMPIRAN A
LAMPIRAN SEMENTARA

Pembacaan dial
Regangan (x 0.001 cm )
Beban Tegangan gauge (x 0.001 cm)
(kg) (Mpa) aksial lateral aksal lateral volume
∆l ∆d1 ∆d2 ∆d Ꜫa Ꜫl Ꜫv
0 0 0 0 0 0 0 0 0
502,75 2,667413 10,2 -1,2 -0,2 -1 0,00098077 -0,00028571 0,0004093
1003,5 5,3242147 11,2 -1,2 -0,2 -1 0,00107692 -0,00028571 0,0005055
1504,25 7,9810164 12,2 -1,2 -0,2 -1 0,00117308 -0,00028571 0,0006016
2005 10,637818 13,2 -2,2 0,2 -2 0,00126923 -0,00040816 0,0004529
2505,75 13,29462 15,2 -2,2 0,2 -2 0,00146154 -0,00040816 0,0006452
3006,5 15,951422 19,2 -2,2 0,2 -2 0,00184615 -0,00040816 0,0010298
3507,25 18,608223 22,2 -2,2 0,2 -2 0,00213462 -0,00040816 0,0013183
4008 21,265025 25,2 -2,2 0,2 -2 0,00242308 -0,00040816 0,0016068
4508,75 23,921827 27,2 -2,2 0,2 -2 0,00261538 -0,00040816 0,0017991
5009,5 26,578628 29,2 -2,2 0,2 -2 0,00280769 -0,00040816 0,0019914
5510,25 29,23543 33,2 -3,2 0,2 -3 0,00319231 -0,00061224 0,0019678
6011 31,892232 35,2 -3,2 0,2 -3 0,00338462 -0,00061224 0,0021601
6511,75 34,549033 38,2 -2,2 0,2 -2 0,00367308 -0,00040816 0,0028568
7012,5 37,205835 44,2 0,2 1,2 1,4 0,00425 0,00028571 0,0048214
7513,25 39,862637 48,2 1,2 1,2 2,4 0,00463462 0,0004898 0,0056142
8013 42,514133 51,2 3,2 -3,2 0 0,00492308 0 0,0049231
8513,75 45,170935 53,2 4,2 -2,2 2 0,00511538 0,00040816 0,0059317
9014,5 47,827736 55,2 2,2 -2,2 0 0,00530769 0 0,0053077
9515,25 50,484538 57,2 2,2 -2,2 0 0,0055 0 0,0055
10016 53,14134 58,2 2,2 -2,2 0 0,00559615 0 0,0055962
10516,8 55,798141 60,2 3,2 -2,2 1 0,00578846 0,00020408 0,0061966

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 24


LAMPIRAN B
FOTO

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 25


60

50

40

30

20

10

0
-0,002 0 0,002 0,004 0,006 0,008

axial lateral volumetrik

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 26


LAMPIRAN C
TUGAS

1. Sebutkan jenis-jenis uji sifat mekanik dilaboratorium beserta parameter

yang diperoleh dan penggunaan parameter hasil ujinya menggunakan tabel

Jawab :

a. Uji Kuat Tekan, paarameter yang diperoleh adalah kuat tekan batas

elastis modulus young dan nisbah poisson. Ujia ini digunakan untuk

rancangan pilar, kemantapan lubang bukaan, kemantapaan pondasi, dan

kemantapan lereng.

b. Uji Kuat Tarik tak Langsung, parameter yang diperoleh adalah kuat tarik.

Uji ini digunakan dalam rancangan penguatan atap terowongan

peledakan.

c. Uji Point Load, parameter yang diperoleh adalah Indeks point load kuat

tekan. Uji ini digunakan untuk mengetahui kekuatan batuan secara cepat.

d. Uji triaksial, parameter yang diperoleh adalah selubung kekuatan batuan

kohesi suudut geser dalam. Dan pengapliakasianya untuk kemantapan

lereng, kemanntapan fondasi, dan kemantapan lubang bukaan.

e. Uji punch shear, parameter yanga diperoleh adalah kuat geser.

Penggunaan uji ini untuk kemantapan lereng, dan kemantapan bedungan.

f. Uji geser langsung, parammeter yang diperoleh adalah garis kuat geser

couloumb kohesi sudut geser dalam. Penggunaan uji ini untuk

kemnatpan lereng, kemantapan fondasi, dan kemantapan lubang bukaan.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 27


g. Uji kecepatan rambat gelombang ultrasonik, parameter ynng diperoleh

antara lain kecepatan rambat gelombang tekan, kecepatan rambat

gelombang geser, modulus elastis dinamik, dan nisbah poisson dinamik.

2. Carilah gambar alat uji kuat tekan/UCS ( Uniaxial Compressive Strength ),

tulis dan jelaskan fungsi bagian-bagian yang ada pada alat tersebut

Jawab :

Manometer

Beban

Sampel Batuan

Plat
Mesin Tekan

Bagian-bagian alat UCS :

1. Manometer berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang

tertutup

2. Mesin tekan berfungsi untuk menggerakkan beban agar memberikan

tekanan pada sampel

3. Beban berfungsi untuk memberikan berat tekanan kepada sampel

4. Sampel batuan berfungsi sebagai bahan yang diuji/diberikan tekanan

5. Plat berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sampel batuan

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 28


3. Analisis dan jelaskan grafik kriteria penggalian kolleth berdasarkan uji kuat

tekan (nilai ucs)!

Jawab :

Kolleth (1990) telah membuat suatu pendekatan untuk menganalisis suatu


batuan dapat digali dengan menggunakan peralatan tertentu berdasarkan pada
nlai UCS. Terdapat empat macam peralatan yang telah diamati, yaitu :Dragline,
Shovel, Backhoe, Scraper, Surface Miner, Bucket Wheel Excavator.
Hasil nilai rata – rata nilai UCS kali ini adalah 27,9, ketika di plotkan ke
diagram tersebut, dapat dibaca bahwa kegiatan penggalian direkomendasikan
memakain dragline, shovel, dan backhoe atau surface miner hal ini dikarenakan
kekerasan material hanya bisa digali/digaru dengan alat tersebut. Bisa dilihat di
diagram bahwa garis plot hanya mengeneai batang nomor 1 dan 4 yang
menyarankan untuk menggunakan alat yang sudah disebutkan sebelumnya.

4. Buatlah resum buku mekanika batuan oleh made Astawa dkk, halaman 72 –
103 !
Jawab :
1. Penentuan Sifat mekanik Batuan Laboratorium
a. Uji Kuat Tekan Unaksial (Uncofined Compresive Strength Test-UCS Test)
adalah untuk mengukur kuat tekan unaksial sebuah contoh batuan dalam
geometri yang beraturan, baik dala bentuk silinder, balok atau prisma dalam
satu arah (Unkasial). tujuan utamanya uji ini adalah untukklasifikasi
kekuatan dan karakterisasi batuan utuh. Hasil uji ini menghasilkan beberapa
informasi yaitu kurva tegangan regangan, kuat tekan uniaksial, Modulus

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 29


Young, Nisbah Poisson, Fraktur Energi dan Spesifik Fraktur Energi. Uji ini
menggunakan mesin tekan (compression machine) dan dalam
pembebaanannya mengikuti standard dari International Society Rock
Mechanics (ISRM, 1981). Laju Tegangan didefinsikan sebagai perkalian
antara Laju Regangan dengan Modulus Young (konstanta elastik), dan
menurut standard Laju Tegangan adalah antara 0,5 – 1,0 MPa/detik. Uji kuat
tekan terhadap batuan kuat dan getas (brittle) dalam waktu singkat
cenderungmenghasilkan nilai yang besar.
Pengukuran gaya tekan melalui pembacaan manometer gauge atau
load cell atau pressure transducer, sedangkan pengukuran perpindahan
aksial dan lateral bisa dilakukan dengan masing-masing memasang dial
gauge secara vertikal dan horizontal. Selain dengan dial gauge, pasangan
Linear Variabel Differential Transducer (LVDT) atau electrical strain
gauges juga dapat digunakan.

b. Persyaratan Kualitas Contoh Batu Uji UCS dan Uji Triaksial.


Menurut ISRM (1981), contoh batu uji berbentuk silinder dengan L/D
bervariasi dari 2,5 hingga 3,0, dan sebaiknya diameter (D) contoh batu uji
paling tidak berukuran tidak kurang dari ukuran NX, kurang lebih 54 mm.
Dianjurkan juga bahwa diameter contoh batu uji berhubungan dengan
ukuran butir terbesar yang ada di dalamnya dengan perbandingan paling
tidak 10 : 1. Ketika penekanan dilakukan terhadap contoh batu uji maka
contoh batu akan mengalami pemendekan pada sisi aksial dan
penggelembungan pada sisi lateral. Penggunaan material perekat atau
perlakuan seperti penambahan belerang pada kedua ujung tidak
diperbolehkan. Contoh batu uji harus disimpan tidak lebih lama daripada
30 hari, dan harus diupayakan agar kandungan airnya tidak berubah
sampai waktu pengujian dilakukan.
c. Persyaratan Susunan Contoh Uji dengan Plat Tekan.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 30


maka trajektori tegangan vertikal hams selalu diupayakan tegak
lurusterhadap plat penekan. Selain mengadopsi kerataan dan parallel
kedua muka contoh batu uji, maka sebuah spherical seat diperlukan untuk
diletakkan disisi antara plat penekan dengan contoh batu uji. maka
trajektori tegangan vertikal hams selalu diupayakan tegak lurus terhadap
plat penekan. Selain mengadopsi kerataan dan parallel kedua muka contoh
batu uji, maka sebuah spherical seat diperlukan untuk diletakkan disisi
antara plat penekan dengan contoh batu uji. Ketebalan pelat baja penekan
paling tidak 15 mm atau sama dengan D/3. Kedua muka pelat baja penekan
harus halus dan rata dengan kekasaran tidak lebih besar daripada 0,005
mm. Salah satu pelat baja penekan harus disambung susun dengan
spherical seat yang dipasangkan di bagian atas contoh batu uji. Pasangan
sphericalseat sebaiknya diberi sedikit pelumas mineral sehingga dapat
menguncisetelah beratnya sisi atas spherical seat duduk tepat diatas
pasangannya yang cembung. Pasangan susunan pelat baja penekan dan
spherical seat harus diatur sedemikian rupa hingga lurus dan berada
ditengah titik pembebanan dari mesin tekan. Pusat lengkungan spherical
seat harus menyentuh titik pusat bagian atas dari contoh batu uji.
d. Mekanisme Pecah Contoh Batu Uji dan Distribusi tegangan pada
Contoh Batu Uji.
Mekanisme pecahnya batuan getas dengan kondisi kekakuan mesin
tekan yang tidak terlalu besar akan bersifat violent dan disebut sebagai
fraktur getas (brittle fracture). Menurut Griffith (1921) bahwa arah retakan
dari sebuah material getas akan sesuai dengan tegangan utama
maksimumnya. Sehingga bila persyaratan kondisi ideal pengujian telah
dipenuhi maka contoh uji batuan getas akan pecah secara vertikal yang
searah dengan pembebanan maksimumnya, yaitu tegangan aksial dan
mekanisme pecahnya bersifat fraktur getas.
Secara umum, ada tiga tipe pecah batuan yang sering terjadi pada uji
kuat tekan uniaksial, yaitu shear failure, axial splitting, dan multiple
cracking. Shear failure terjadi ketika rekahan tunggal atau beberapa

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 31


rekahan mempropagasi ke seluruh contoh batuan, sehingga terjadi
pergeseran sepanjang rekahan yang terbentuk. Axial splitting terbentuk
jika rekahan yang terjadi searah atau pararel dengan arah tegangan aksial.
Sedang multiple cracking terjadi ketika contoh pecah sepanjang banyak
bidang pada arah yang tidak beraturan. Ini merupakan kombinasi dari
runtuhan geser dan axial splitting.
e. Modulus Young.
Modulus Young atau modulus elastisitas adalah kemampuan batuan
untuk mempertahankan kondisi elastisnya. Pada uji kuat tekan uniaksial,
contoh batuan yang diberi tekanan akan mengalami beberapa tahap
deformasi yakni deformasi elastik dan deformasi plastik. Nilai Modulus
Young diturunkan dari kemiringan kurva tegangan -regangan pada bagian
yang linear karena pada saat inilah contoh mengalami deformasi elastis.
Persamaan untuk mencari nilai Modulus Young adalah :

E = Δσ/ Δεa
Keterangan :
E = Modulus Ypung (MPa)
Δσ = Beda tegangan (MPa)
Δεa = beda regangan aksial (%)

Dalam menentuka Modulus Young, terdapat 3 cara yaitu :


1. Modulus Young sekan (Es) adalah modulus yang diukur dari tegangan
= 0 sampai nilai tegangan tertentu yang biasanya 50% σc
2. Modulus Young Tangen (Et) adalah modulus young yang diukur pada
tingkat tegangan = 50% σc
3. Modulus Young rata – rata (Eav) adalah modulus young yang diukur dari
rata – rata kemiringan kurva atau bagian linear yang terbesar dari kurva.
f. Nisbah Poisson

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 32


Nisbah Poisson (υ) adalah nilai mutlak dari perbandingan antara
regangan lateral terhadap regangan aksial. Jika suatu material di regangkan
pada satu arah, maka material tersebut cenderung mengkerut (dan jarang,
mengembang) pada dua arah lainnya. Sebaliknya, jika suatu material
ditekan, maka materialtersebut akan mengembang (dan jarang, mengkerut)
pada dua arah lainnyavpula.
Persamaan untuk mencari nilai Nisbah Poisson yaitu :
υ = εlateral/ εaksial
Keterangan :
υ = Nisbah Poisson
εl = regangan lateral (mm)
εa = regangan aksial (mm)
Nisbah Poisson sangat bergantung pada tingkat tegangan dan dipengamhi
oleh pembukaan dan penutupan rekahan dalam batuan saat pengujian
dilakukan. Nisbah Poisson nilainya bervariasi sesuai dengan deformasi
yang dialami batuan tersebut.
Bila sebuah contoh batu diuji dengan laju pembebanan konstan, pada
umumnya akan terjadi violent failure saat tegangan puncak tercapai.
Manakala uji dilakukan dengan kontrol yang tidak sesuai, maka contoh
batu akan failviolently pada saat atau sesaat setelah puncak tegangan
dicapai. Hal ini tidak saja dipengaruhi oleh sifat inherent material, tetapi
juga oleh sejumlah energi. yang disimpan di dalam mesin uji dan contoh
batu. Namun demikan jika,perpindahan atau regangan dianggap sebagai
variable independent, keruntuhan batuan dapat dikontrol dan dapat
diamati dengan baik jika menggunakan sebuah rangka mesin tekan kaku
yang dilengkapi dengan electronic servo control.
• Geometrik dan bentuk contoh batuan
Geometrik contoh batuan apakah berbentuk silindir, kubus atau persegi
panjang akan mempengaruhi hasil uji kuat tekan dan triaksial. Jika
memang akan digunakan contoh berbentuk silinder atau persegi panjang,
maka faktor nisbah panjang dan diameter juga akan mempengarnhi hasil

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 33


uji kuat tekan.
• Kondisi pelat penekan
Diameter plat penekan mempengaruhi distribusi tegangan didalam
contoh batuan. Jika diameter pelat penekan melebih batas yang
ditentukan maka akan terjadi yang disebut pembatas gesek antara plat
penekan dan contoh batuan dan akhimya sisi contoh batu yang
berdekatan dengan pelat penekan akan mengalami efek pengungkungan
yang akhimya akan memberikan nilai kuat tekan yang tidak murni.
• Kekakuan mesin tekan
Kekakuan mesin tekan akan mempengaruhi proses runtuh batuan dalam
uji kuat tekan, apakah akan runtuh secara violently atau tidak.
Perbedaannya dicirikan oleh post failure behaviour yang dibagi dalam
dua bagian yaitu, Kelas Batuan I dan II.
• Kondisi lingkungan contoh batuan – kandungan air
Kandungan air yang terkandung pada batuan akan menentukan nilai kuat
tekan batuan tersebut. Semakin jenuh batuan tersebut, semakin lemah
nilai kuat tekannya. Hal ini karena ikatan antar partikel pada batuan akan
melemah seiring dengan meningkatnya kadar air yang terkandung pada
batuan tersebut.
• Temperature
Temperatur akan mempengaruhi hasil uji kuat tekan uniaksial batuan,
terutama nilai Modulus Young (E). Semakin tinggi temperatur pengujian,
semakin rendah nilai Modulus Young yang didapat. Sebaliknya, semakin
rendah temperatur pengujian, maka nilai Modulus Young yang didapat
akan semakin besar. Dan secara umum, kenaikan temperatur dapat
membuat batuan semakin duktil sehingga mengurangi kekuatan batuan
• Bobot isi, kandungan mineral, ukuran butir dan sifat isotropic
Bobot isi menunjukkan kerapatan suatu benda, sehingga semakin besar
nilai bobot isinya maka semakin padat benda tersebut. Dan semakin
padat suatu batuan, semakin besar pula nilai kuat tekannya. Kekerasan
batuan sangat ditentukan dari mineral pembentuk batuan tersebut.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 34


Semakin keras mineral pembentuknya maka, semakin keras pula batuan
tersebut, dan akan menghasilkan nilai kuat tekan (GC) yang semakin
besar juga. Bidang lemah akan memperlemah kondisi suatu batuan,
sehingga pada pengujian kuat tekan uniaksial, akan semakin
memperkecil nilai kuat tekan batuan tersebut. Demikian juga dengan sifat
anisotrop batuan akan membuat hasil uji kuat tekan uniaksial dari batuan
akan berbeda satu dengan yang lain meskipun batuan tersebut berjenis
sama.
Secara umum kuat tekan batuan dan modulus elastisitas akan naik
seiring
dengan kenaikan laju penekanan (pembebanan). Salah satu aspek dalam
teori elastisitas adalah tidak adanya komponen waktu dan seluruh energy
peregangan dapat dikembalikan, sehingga seluruh energy peregangan
yang dikenakan kepada suatu benda saat pembebanan dapat kembali
dibebaskan saat pembebanan dihentikan dan dikurangi. Disisi lain, saat
waktu diikutsertakan,selalu ada histeris dalam kurva tegangan –
regangan untuk pembebanan – pelepasan beban.

Kuat tekan biasanya bertambah seiring dengan pertambahan laju deformasi.


Kekuatan puncak akan mengalami kenaikan sebesar 10% untuk setiap
kenaikan laju deformasi sebesar 10 – 3 /s. Penelitian pengaruh anisotropic
terhadap kuat tekan uniaksial yang dilakukan oleh Brown dkk (1977) dan
Salcedo (19830 pada batuan Devonian Slate & Graphitic Phyllite menemukan
bahwa kuat tekan minimum terjadi disekitas 30° hingga 50°.

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 35


LAMPIRAN D
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Mahdum Afdha Sakhi


NIM : 7100190145
Acara : 01 Uji Sifat Fisik Pada Batuan
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 13 oktober 2020
Sesi :1
Asisten : Meylo Satria Sukma D

TANDA
NO HARI/TANGGAL MATERI TANGAN
ASISTEN
1. Jum’at, 23 oktober Perhitungan Uji
2020 Kuat Tekan
Unaksial (UCS)

2. Senin, 26 Oktober 2020 Laporan Uji Kuat


Teekan Unaksial
(UCS)

Mahdum Afdha Sakhi/7100190145 36

Anda mungkin juga menyukai