PASCATAMBANG
MK. Lingkungan Tambang
Pertemuan 10
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, Penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
Pascatambang.
TEKNIK
ARSIP DEVELOPMEN
LINGKUNGAN
EKONOMI IUP
KP EKSPLOITASI Operasi-
PERUNDANGAN
Produksi
KP PENGOLAHAN
KP PEMURNIAN
KP PEMASARAN
1. Penatagunaan Lahan
a. Penataan permukaan tanah,
b. Penimbunan kembali lahan bekas tambang,
c. Penebaran tanah zona perakaran,
d. Pengendalian erosi dan pengelolaan air.
2. Revegetasi
Kegia a. Penanaman, meliputi:
1). Luas area penanaman,
tan
2). Pertumbuhan tanaman.
Rekla b. Pengelolaan material pembangkit air asam tambang
masi
3. Penyelesaian Akhir
a. Penutupan Tajuk
b. Pemeliharaan
Kegiatan Pascatambang
LAHAN BEKAS
TAMBANG
4. TANDUS/GUNDUL
DIPERLUKAN UPAYA REKLAMASI
TUJUAN REKLAMASI:
1. Mencegah erosi/mengurangi kecepatan aliran air limpasan
2. Menjaga lahan agar tdk labil dan lebih produktif
3. Akhirnya reklamasi diharapkan menghasilkan nilai tambah
bagi lingkungan dan menciptakan keadaan yg jauh lebih baik
daripada keadaan sebelumnya
Bentuk permukaan wilayah bekas tambang
pada umumnya tidak teratur
sebagian besar berupa morfologi terjal
● Penentuan tataguna lahan pasca tambang sangat tergantung pada
berbagai faktor antara lain potensi ekologis lokasi tambang dan
keinginan masyarakat serta pemerintah. Bekas lokasi tambang yang
telah direhabilitasi harus dipertahankan agar tetap terintegrasi dengan
ekosistem bentang alam sekitarnya.
Buangan (waste) pd bekas tambang emas timika dan timah di Belitung
Tailing tambang timah
yang telah
direklamasi, kembali
ditambang oleh
masyarakat,
Belitung (Widhiyatna
dkk., 2006).
Lahan bekas tambang sebagai ekosistem rusak
Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklim setempat
tetapi tidak untuk kondisi tanah. Untuk itu diperlukan pemilihan spesies yang
cocok dengan kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenis yang cepat tumbuh
misalnya sengon, yang telah terbukti adaptif untuk tambang. Dengan dilakukannya
penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro pada lahan bekas
tambang tersebut.
PENANGANAN POTENSI AIR ASAM
TAMBANG
Pembentukan air asam cenderung intensif terjadi pada daerah
penambangan, hal ini dapat dicegah dengan menghindari terpaparnya
bahan mengandung sulfida pada udara bebas.
● Secara kimia kecepatan pembentukan asam tergantung pada pH, suhu,
kadar oksigen udara dan air, kejenuhan air, aktifitas kimia Fe3+, dan luas
permukaan dari mineral sulfida yang terpapar pada udara.
● Sementara kondisi fisika yang mempengaruhi kecepatan pembentukan
asam, yaitu cuaca, permeabilitas dari batuan, pori-pori batuan, tekanan air
pori, dan kondisi hidrologi
Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir sebaran
mineral sulfida sebagai bahan potensial pembentuk air asam dan
menghindarkan agar tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran sulfida
ditutup dengan bahan
impermeable antara lain lempung, serta dihindari
terjadinya proses pelarutan, baik oleh air permukaan maupun air tanah
Penanganan selanjutnya dpt menggunakan kapur unt menaikkan pH
Bekas tambang emas diurug dan direvegetasi/dihutankan kembali di Halmahera
Utara, MalukuUtara
TATAGUNA LAHAN PASCA TAMBANG
2. Perkebunan
Potensi tanaman sebagai BIOENERGI
Terkait dg perkembangan harga minyak bumi akhir - akhir ini,
dikembangkan penanaman tanaman berpotensi sbg pengganti
BBM, seperti JARAK PAGAR (Acras zapota)
Kelebihan jarak pagar, mampu mereklamasi lahan bekas
tambang dlm wkt relatif singkat serta menghasilkan biodiesel
Reklamasi lahan bekas tambang bauksit
untuk pemukiman dan pengembangan kota,
Tanjungpinang, Bintan (Rohmana dkk., 2007)