TUGAS AKHIR
OLEH :
DONI SAPUTRA
NIM. 302 2018 423
OLEH :
DONI SAPUTRA
NIM. 302 2018 423
OLEH :
DONI SAPUTRA
NIM. 304 2018 423
Tugas Akhir Ini Telah Diterima dan Disahkan Sebagai Salah satu Persyaratan
untuk Menyelesaikan Program Studi Pendidikan Diploma 3
pada Jurusan Teknik Pertambangan
Politeknik Negeri Ketapang
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui, Disahkan,
Direktur Ketua Jurusan
Yang bertanda tangan dibawah ini, Dosen penguji Tugas Akhir pada Jurusan Teknik
Pertambangan Politeknik Negeri Ketapang menyatakan bahwa Tugas Akhir atas
nama:
Nama : Doni saputra
NIM : 203 2018 423
Judul : Analisis Waktu Penggunaan Alat Gali Muat Pada Pengupasan Tanah
Penutup (Overburden) Tambang Bauksit PT. Anugerah Borneo Maruya Persada
Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang
Telah diuji dalam Sidang Tugas Akhir pada tanggal 19 Agustus 2021.
Disetujui Oleh:
Penguji I Penguji II
Pendidikan Formal :
Penulis
ANALISA PRODUKTIVITAS DAN WAKTU PENGGUNAAN
ALAT BERAT EXCAVATOR PADA PENGUPASAN TANAH
PENUTUP (OVEERBURDEN)
ABSTRAK
Pada kesempata ini penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Atas ke hadiratnya sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
akhir oleh mahasiswa jurusan Teknik Pertambangan pada semester VI (enam).
Tujuan dari penelitian yang dilakukan di PT. Anugerah Borneo Maruya Persada
yaitu, untuk Mengetahui kemampuan produktivitas alat berat pada pengupasan tanah
penutup (overburden) dan lama waktu penggunaan alat berat.
Penulis berharap tugas akhir ini dapat menambah wawasan mahasiswa
khususnya jurusan Teknik Pertambangan mengenai pengupasan tanah penutup
(overburden) pada tambang bauksit. Pada penulisan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan terutama dari keterbatasan pada jurnal yang ada mengenai pengupasan
tanah penutup (overburden) pada tambang bauksit. Tetapi berkat bantuan dari
berbagai pihak maka laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Untuk itu tak lupa pula penulis sampaikan banyak terima kasih dan mengungkapkan
rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Endang Kusmana, S.E.,M.M.,AK.C.A, selaku Direktur Politeknik
Negeri Ketapang.
2. Bapak Herman, S.Si., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan dan
Dosen Pembimbing II.
3. Bapak Firman, S.Pd., M.P.Fis selaku ketua prodi Teknik Pertambangan.
4. Ibu Syarifah Aqla, S.Pd.M.T selaku Dosen Pembimbing I.
5. Ibu Sartika selaku dosen penguji I yang telah banyak memberi saran dan
masukan dalam penulisan laporan ini.
6. Pak Idris Herkan, selaku dosen penguji II yang dimana telah banyak
memberi saran dan masukan dalam penulisan laporan ini
7. Bapak Slamet Mulyono selaku General manager di PT. ABMP Site Limus.
8. Bapak Agus Haryadi selaku Mine Supervisor sekaligus pembimbing
lapangan.
9. Bapak Agus haryadi selaku pembimbing lapangan.
10. Seluruh karyawan PT. Anugrah Borneo Maruya Persada
11. Kedua orang tua yang senantiasa selalu memberikan dukungan serta doa
yang amat tulus dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Teman-teman seperjuangan yang telah bekerja sama dengan baik selama
proses penyelesaian tugas akhir.
Penulis menyadari dalam proses pembuatan tugas akhir ini masih jauh dari kata
sempurna oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan, guna perbaikan di masa yang akan mendatang.
Doni saputra
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah............................................................................. 2
1.5 Metodologi Penelitian..................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan..................................................................... 4
BAB II GEOLOGI REGIONAL...................................................................... 6
2.1 Geologi regional............................................................................. 6
2.2 Statigrafi Regional.......................................................................... 7
2.3 Geomorfologi.................................................................................. 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 12
3.1 Bauksit............................................................................................ 12
3.2 Tanah Penutup (overburden).......................................................... 13
3.3 Waktu Kerja effektif....................................................................... 14
3.4 Efisiensi Kerja Alat......................................................................... 16
3.5 Produktivitas Alat Gali Muat.......................................................... 16
3. Produktivitas Alat Gali Muat................................................................. 18
BAB IV METODE PENELITIAN................................................................... 20
4.1 Jenis Penelitian............................................................................... 20
4.2 Lokasi Penelitian............................................................................ 20
4.3 Prosedur Pengumpulan Data........................................................... 20
4.4 Prosedur Penelitian......................................................................... 21
BAB V HASIL PENELITIAN......................................................................... 22
5.1 Hasil................................................................................................ 22
5.2 Pembahasan.................................................................................... 23
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 24
6.1. Kesimpulan..................................................................................... 24
6.2. Saran............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 25
LAMPIRAN .................................................................................................... 26
DAFTAR TABEL
Stratigrafi adalah studi batuan untuk menentukan urutan dan waktu kejadian
dalam sejarah bumi sedangkan regional berarti suatu wilayah. Maka stratigrafi
regional berarti studi batuan untuk menentukan urutan dan waktu kejadian dalam
sejarah bumi di suatu wilayah. Secara regional di daerah penyelidikan termasuk
dalam Peta Geologi Bersistem Lembar Ketapang, di mana formasi batuan penyusun
dari muda ke tua adalah sebagai berikut E.Rustandi (GRDC) & F. De Keyser
(AGSO), (1993):
a. Endapan Aluvium (Qa)
Merupakan endapan permukaan Kuarter yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau,
kadang-kadang gambut. Bersifat lepas. Umumnya mengisi daerah pantai dan daerah
aliran sungai besar.
b. Formasi Granit Sukadana (Kus)
Merupakan batuan pluton banyak mempunyai banyak jenis / tingkatan
Monzonit Kuarsa, Monzogranit, Syenogranit dan Granit Alkali-Feldspar, sedikit
Syenit kuarsa, Monzodiorit Kuarsa dan Diorit kuarsa dan syenogranit, langka diorit
dan gabro, beberapa mengandung olivin retas dan urat aplit tingkat akhir bersifat
lokal; Macam-macam tingkatan kuarsa feldspar alkali (umumnya pertit atau
mikropertit) plagioklas (biasanya berlajur) biotit, hornblenda, klinopiroksen,
ortopiroksen, dan hasil ubahannya yang umum berupa granit alkali-felspar
mengandung ribekit dan atau arsvendosit; K-felspar setempat-setempat
terkaolinisasikan, terutama syenit kuarsa, dan granit alkali felspar. Metasomatis potas
tingkat lanjut diperlihatkan oleh munculnya K-felsfar dari dua generasi dalam
beberapa batuan (satu yang terkaolinisasi lebih tua, dan yang muda yang lebih segar
yang setempat-setempat mengandung mineral mafik dan mineral-mineral lainnya);
Mineral mafik umumnya dalam gumpalan, dan jelas adanya macam-macam
kandungan mineral dalam satu singkapan memberikan dugaan bahwa satuan ini
berasal dari pencampuran susunan magma.
Formasi ini menerobos dan secara termal mengubah Malihan Pinoh dan
Komplek Ketapang; dianggap menerobos Granit Belaban; menerobos dan menindih
batuan Gunung api Kerabai, dengan mana kelihatannya berkerabat; diterobos oleh
granit Sangiyang dan oleh retas–retas dan sill–sill mafik sampai felsik, ditindih oleh
Basal Bunga. Formasi ini terbentuk pada Kapur Akhir. Batuan terobosan metalumina
yang mengandung cukup soda dengan sedikit kandungan paralumina dan jarang
perakalin. Batuan Terobosan setelah penunjaman. Jenis 1 kemungkian terjadi akibat
leburan sumber batuan beku basa yang terpecah di bagian bawah kerak.
Penyebarannya meliputi perbukitan dan rangkaian perbukitan di seluruh wilayah
lembar peta termaksuk kepulauan-kepulauan di sekitarnya.
c. Formasi Granit Laur (Kll)
Tersusun dari batuan monzogranit biotit-hornblenda, sedikit syeno-granit biotit
dan granodiolit hornblenda biotit.
d. Formasi Gunung api Kerabai (Kuk)
Tersusun dari batuan piroklastik (abu, lapili, kristal, tufa kristal dan litik, breksi
gunung api dan aglomerat) umumnya berkomposisi Basaltik dan Andesitik;
mengandung mineral dolerit, trakhiandesit, krotofir kuarsa; Beberapa berkomposisi
dasitik, riodasitik dan riolitik umumnya terdapat setempat-setempat; Terdapat
terobosan dan lava porfiritik, umumnya pecah-pecah, terubah secara hidrotermal dan
terpotong oleh urat-urat klorit - epidot. Susunan piroklastik tufa berwarna fresh hijau
sampai kelabu, di mana umumnya dalam keadaan lapuk memberikan bermacam-
macam warna yaitu coklat, merah dan kuning, terdapat mineral-mineral pofiroklas
dari felspar yang tersausuritisasi, hornblenda, augit, sedikit kuarsa, hipersten dan
biotit, sedikit olivin, fragmen batuan daripada batuan gunung api berbutir halus.
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas dan setempat-setempat berjemari
dengan Komplek Ketapang; tidak selaras dengan Formasi Granit Laur, diterobos dan
menindih Formasi Granit Sukadana yang terlihat berkerabat; diterobos Granit
Sangiyang; ditindih oleh Basal Bunga. Sebagian sama dengan Basal Bunga.
e. Komplek Ketapang (JKke)
Tersusun dari Batuan pesamit dan terlapis secara pelitik, terlapis sedang sampai
tipis, terubah secara beraneka ragam oleh malihan termal dan ubahan hidrotermal:
batulempung, batupasir halus-kasar dan lepungan yang serisitan (setempat-setempat
lanauan dan bersilang siur), arenit litik (Beberapa tufaan atau mengandung pecahan
batuan gunung api hasil ‘rework’). Serpih (setempat-setempat pasiran), dan
batusabak; Kadang-kadang gampingan membentuk batuan kalk-silikat. Batuan
terangkat dan terlipat, umumnya dengan kemiringan antara 30 derajat sampai tegak.
Terdapat fosil Mikroflora Lanjut Caytonipollenites (Muller,1968; Albian Akhir-
Cenomanian), dan satu conto terlihat kaya akan sepon litistid yang mungkin berumur
Jura. Satuan ini terbentuk secara tidak selaras di atas Malihan Pinoh tetapi tak terlihat
kontaknya; Tidak selaras dan setempat-setempat berjemari dengan batuan Gunugapi
Kerabai; Tidak selaras di bawah Basal Bunga; Diterobos oleh Granit Sukadana dan
Granit Sangiyang; kontak dengan Granit Belaban tidak terlihat. Mungkin dapat
disebandingkan dengan batupasir Kempari di Ngataman. Berumur Jura- Kapur Akhir.
Ketebalan tidak diketahui; Penyebarannya meliputi wilayah tanah rendah yang secara
topografi tidak jelas bentuknya, tersebar di banyak wilayah lembar peta, termasuk
Pulau Cempedak, (van Bemmelen,1939; de Keyser & Rustandi,1989).
2.3 Geomorfologi
3.1 Bauksit
Bauksit adalah material yang berupa tanah atau batuan yang tersusun
dari satu atau lebih mineral-mineral aluminium oksida terhidrasi. Ada tiga
jenis mineral aluminium hidroksida yang terdapat dalam bijih bauksit, yaitu
gibbsite (Al2O3.3H2O ) , bohmite (Al2O3.H2O), dan diaspore (Al2O3.H2O).
Selain itu juga terdapat mineral pengotor atau mineral gangue seperti oksida
besi, kuarsa, titanium, mineral lempung, dan air yang umumnya hadir pada
bauksit. (Gow dan Gian, 1993).
Bauksit sebagai bahan baku untuk pembuatan alumina yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan pembuatan logam aluminium memiliki persyaratan
alumina diatas 51% Al2O3, maksimum 3% SiO2, dan maksimum 7% Fe2O3,
untuk bahan baku kimia (chemical) kandungan alumina lebih dari58%,
kandungan oksida besi serendah mungkin (Husaini dkk, 2014, dalam.
Cahyono dkk, 2019).
2. Common Soil
Common soil merupakan material yang sifatnya agak keras dan agak sulit
digali, sehingga penggaliannya tidak dapat menggunakan excavator, melainkan
terlebih dahulu harus di-ripping menggunakan bulldozer. Material yang termasuk
common soil adalah shale, sillsstone, clay, dan lain-lain.
3. Rock
Rock merupakan material yang sangat keras dan sulit digali dengan
menggunakan alat berat sehingga untuk melepaskan material rock yaitu dengan
peledakan. Material yang termasuk rock adalah granit, andesit, sandstone dan
lain-lain.
Menurut Jenius (2019) Pada pengupasan overburden ada beberapa cara pengupasan
yang bisa diterapkan, antara lain:
1. In fit dump
In fit dump adalah metode penambangan dengan cara mengupas tanah
penutup kemudian disimpan ke sisi kiri dan ke sisi kanan
2. Benching system
Aktifitas pengupasan dilakukan oleh alat mekanis dengan posisi alat dapat
berada dibagian atasatau bagian bawah, tergantung dari metode penggalian
yang diterapkan.
Penggalian dilakukan dengan membentuk jenjang (Bench) dan material yang
telah dikupas dipindahkan ketempat lain
3. Back Filling Digging System
Pada sistem ini overburden yang dikupas dibuang ketempat dimana
bijih/bahan galiannya sudah diambil. Pada metode ini pekerjaan penggalian
dan penimbunantanahnya sangat baik menggunakan Dragline karena
boomnya lebih Panjang dibandingkan dengan Power Shovel. Untuk
penerapannya, metode “Back Filling” diterapkan pada material yang lunak
yang tidak menbutuhkan peledakan dan umumnya endapan horizontal.
Faktor penghambat waktu efisiensi kerja yang tidak dapat dihindari adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan awal kerja, seperti memanaskan dan mengecek kesiapan agar dapat
mengetahui kelayakan alat-alat mekanis yang akan digunakan untuk melakukan
pekerjaan.
2. Pengisian bahan bakar, waktu yang digunakaan saat mengisi bahan bakar
kendaraan menggunakan waktu saat bekerja.
3. Kegiatan P5M (Pembicaraan Lima Menit) yang dilakukan setiap hari dipagi
hari untuk memberikan arahan kepada karyawan sebelum kerja setelah
pergantian shift untuk memberikan pemberitahuan kerja kepada shift
selanjutnya.
4. Faktor cuaca seperti hujan yang menyebabkan jalan licin sehingga pekerjaan
dihentikan sementara waktu.
Didalam suatu perusahaan mempunyai standar klasifikasi efisiensi kerja,
sehingga apa bila dilakukan perhitungan waktu kerja suatu alat mekanis akan
diketahui berapa efisiensi waktu keja yang telah dilakukan. Berikut klasifikasi
efisiensi waktu kerja dan faktor efisiensi kerja alat yang dapat dilihat pada tabel 3.1
dan table 3.2
Pemeliharaan alat
Kondisi operasi
alat Bai Buru
Baik sekali k Sedang k Buruk sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,50
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk 0,52 0,5 0,47 0,42 0,32
Sumber : Kapasitas dan produksi alat-alat berat (Komatsu Spesifications
and application handbook edition-7 table 1-job effecienny : 5-6)
3.4 Efisiensi Kerja Alat
Efisiensi merupakan hubungan atau perbandingan antara keluaran (output) atau
hasil barang dan jasa yang dihasilkan dengan masukan (input) yang langka dalam
satuan unit kerja atau ketetapan cara (usaha, kerja) dalam melakukan sesuatu (tidak
membuang-buang waktu, tenaga dan biaya). Efisiensi Pengupasan Tanah Penutup ini
merupakan suatu tingkat keberhasilan dalam menggunakan waktu kerja yang
diperlihatkan dalam bentuk nilai.
Untuk melakukan perhitungan mengenai waktu kerja para pekerja dan alat
pencucian material, rumus perhitungan yang digunakan untuk mengetahui
keefisiensian dalam penggunaannya adalah, Effective Utilization (EU).
Effective utilization menunjukan beberapa persen dari seluruh waktu kerja yang
tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produksi. Effective utilization sebenarnya
sama dengan pengertian efisiensi kerja. Berikut rumus yang digunakan untuk
melakukan perhitungan Effective utilization (EU):
W
EU = x 100 %
W + R+ S
Keterangan:
Ijin Usaha Jasa Pertambangan untuk melakukan usaha pertambangan. Yang mana PT.
BBS mempunyai ijin kuasa pertambangan dengan luas konsensi seluas 22.500 Ha.
Lokasi penambangan terdapat di Dusun Limus Desa Tapan Jaya Kecamatan Jelai
Hulu Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Akses untuk menuju lokasi bisa di
tempuh melewati jalan darat dari Ketapang selama + 5 jam perjalanan. Lokasi Kuasa
penambangan (KP) berada di kawasan hutan dengan status Area Pengunaan Lain.
Dengan status area pengunaan lain pastinya ada perusahaan dengan ijin lain juga
mengunakan area atau lokasi di mana ijin Kuasa penambangan (KP) PT. BBS berada.
kerjasama yang bagus dan sinergi dalam perencanaan kerja masing – masing. Dalam
pelaksanaan pekerjaan operasi tambang PT. ABMP memiliki satu sub kontraktor
Hasil pada penelitian ini berupa waktu penggunaan alat gali muat dan
produktivitas alat gali muat untuk menyelesaikan pekerjaan pengupasan tanah
penutup (overburden) PT. Anugerah Borneo Maruya Persada blok 08 site
limus yang menggunakan 2 unit alat gali muat yaitu Excavator Komatsu Pc
200-8MO dan excavator Cat 330 D2 L
1. Produktivitas alat gali muat
Penggunaaan alat Gali muat yang tepat dengan kondisi dan situasi dilapangan
akan berpengaruh pada kerugian nilai produksi dan tidak tercapainnya target
waktu penyelesaian yang telah ditentukan, berdasarkan perhitungan
produktivitas 2 unit alat gali muat yang yang diamati pada kegiatan
pengupasan yaitu sebesar 333,457 m3 /jam dan produktivitas perhari sebesar
5.502,04 m3/hari, berikut dapat dilihat pada tabel 5.1
Jadi produktivitas dari 2 unit alat gali muat pada pengupasan overburden
adalah sebesar 333,457 m3/jam
5.2 Pembahasan
Dari hasil perhitungan produktivitas alat gali muat sebesar 5.502,04 m3
dengan volume tanah penutup sebesar 138.180 m3 dan penggunaan alat
selama 25 hari maka dapat ditarik kesimpulan bahwa target waktu
penyelesaian pengupasan tanah penutup tidak tercapai yang mana target
waktu pengupasan yang telah ditentukan selama 20 hari, maka untuk
mencapai target waktu pengupasan tanah penutup diperlukan penambahan 1
unit alat gali muat excavator komatsu pc 200 sehinga dapat meningkatkan
produktivitas alat gali muat sebesar 459,054 m3/jam dan produktivitas per hari
sebesar 7.574,391 m3/hari dengan waktu penyelesaian selama 18 hari
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun saran pada laporan ini yaitu jika kedepannnya para mahasiswa Teknik
pertambangan mengambil judul yang berkaitan dengan kegiatan pengupasan
alangkah lebih efisien harus mmemperhitungkan aspek ekonomis nya juga
DAFTAR PUSTAKA
Chairil affandy. 2008. Kajian Teknis Pengupasan Tanah Penutup di Tambang banko
barat pit 3 barat PT. Bukit Asam (Persero), Tbk upite :Universitas Sriwijaya.
Haryanto,YW. Dan Hendra, S. 1993. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya.
Keyser F. dan Rustadi E. 1995. Peta Geologi Lembar Ketapang Skala 1 : 250.000,
Pusat Penelitian Pengembangan Geologi (PPPG). Departemen Pertambangan
dan Energi, Jalan Diponegoro 75 :Bandung.
Peurifoy,L.B. 1988. Perencanaan ,peralatan dan metode pertambangan.Edisi 4
Jakarta: Erlangga,ITB.
Prodjosumarto, P. 1995. Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung :Jurusan Teknik
Pertambangan, ITB.
Widi Hartono. 2005. Pemindahan tanah mekanis,Yogyakarta :Universitas Atma
Jaya.
LAMPIRAN 1
Spesifikasi Excavator Komatsu Pc 200 - 8MO
1. Merk : Komatsu Pc 200 8MO
2. Berat operasi : 20.500 kg
3. Panjang arm : 5,7 m
4. Panjang boom : 2,9 m
5. Kecepatan swing : 12,4 rpm
6. Kapasitas bucket : 0,93 M3
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
Ct 20,70
LAMPIRAN 4
Sift Siang
Kegiatan Senin – Minggu
Masuk Kerja 07:00
Kerja Produktif 07:00 – 12:00
Istirahat 12:00 – 13:00
Kerja Produktif 13:00 – 17:00
Pulang 17:00
Sift malam
Kegiatan Senin – Minggu
Masuk Kerja 17.00
Kerja Produktif 17.00 – 23.00
Istirahat 23:00 – 00:00
Kerja Produktif 00:00 – 07:00
Pulang 07:00
Sumber : PT. Anugerah Borneo Maruya Persada
1. Terlambat masuk kerja di awal mula pekerjaan 5 menit
2. Terlambat masuk kerja setelah istirahat 5 menit
3. Istirahat keja sebelum jam istirahat yang ditentukan 5 menit
4. Persiapan dan keperluan operator 5 menit
1. Persiapan awal mula kerja seperti pengecekan alat mekanis dan memanaskan
mesin alat mekanis 15 menit
2. Pengisian bahan bakar 5 menit
3. Kegiatan P5M 5 menit
6. Pengaturan posisi kerja 5 menit
Total waktu hambatan sebesar 70 menit/perhari
Dari jadwal kerja diatas dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja produktif sebesar
8/sift dengan rotal waktu hambatan perhari sebesar 70 menit maka jam kerja yang
tersedia adalah jam kerja produktif dikurang dengan waktu hambatan berikut
perhitungan jam kerja yang tersedia
Jam kerja yang tersedia = jam kerja produktif – waktu hambatan
= 18 jam – 1,1 jam
= 16,50 jam
LAMPIRAN 6