EFRIKO RAMADON
15137085
I. Data Diri:
Nama Lengkap : Efriko Ramadon
Tempat Tanggal Lahir : Lubuk linggau, 27 Februari 1993
BP/NIM : 2015/15137085
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Bapak : Ermas Junaidi
Nama Ibu : Sri Rahayu
Jumlah Saudara : 3 (tiga)
Alamat Tetap : Blok E Nomor 138 Perumnas Tanjung Aman,
Kecamatan Lubuk linggau Barat II, Kota
Lubuk linggau, Sumatera Selatan.
(Efriko Ramadon)
2015/15137085
v
ABSTRAK
Analisis Debit Air Limpasan Pada Penyaliran Tambang Batubara Pada Pit T4U
PT. Saptaindra Sejati Jobsite Sambarata PT.Berau Coal Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur
vi
ABSTRACT
Analisis Debit Air Limpasan Pada Penyaliran Tambang Batubara Pada Pit T4U
PT. Saptaindra Sejati Jobsite Sambarata PT.Berau Coal Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur
High rainfall at the planned mine site can hamper mining operations in
achieving the production target of 1.120.000 MT/month. Planning of a mine drainage
system is needed which is well reviewed technically and also the costs arising from
the making of the mine drainage system. Analysis of daily rainfall data in research
locations in 2010-2019 by using, the gumbel distribution, obtained olanned rainfal of
85,3 mm/day for the 2-year return period. Based on the results of the study, it was
3
found that runoff discharge entering the mine was 1,42 m /second. The incoming
water is accumulated into the sump which is then pumped out towards the open
channel. Based on the total pump head of 92,824 and the ideal pumping capability,
the type of pump used in Multiflo MF-420 with the recommended operating speed of
1300 RPM resulting in a discharge of form of trapeziom because it is easier to make
and maintain. Settling pond that will be made in zigzag shape with a length of 75 m,
width 35 m and depth of 5 m.
Keywords: Production,Rainfall,drainage,Pump,budgeted.
vii
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis ucapakan kepada Allah SWT yang telah memberikan
“Kajian Teknis Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pada Pit T4U PT.
dan salam penulis ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga,
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan kuliah
pada Program Studi Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik Pertambangan,
banyak atas semua fasilitas, bantuan, bimbingan dan saran yang telah penulis terima
kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk dan kesehatan kepada penulis
2. Teristimewa untuk kedua Orang Tua dan keluarga besar yang telah
viii
4. Bapak Dr. Mulya Gusman, ST, M.T selaku dosen pembimbing Skripsi, yang
5. Ibu Dr. Fadhilah S.Pd, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
6. Bapak Drs. Rusli HAR, M.T selaku Penguji Skripsi yang telah banyak
7. Bapak Heri Prabowo ST, M.T selaku Penguji Skripsi dan Pembimbing
Padang.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu penulis menerima saran dan kritikan dari berbagai pihak demi
perbaikan di masa-masa datang. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
Efriko Ramadon
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI......................................... iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT....................................... iv
BIODATA................................................................................................ v
ABSTRAK................................................................................................ vi
ABSTRACT............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR.............................................................................viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...............................................................................xii
DAFTAR TABEL....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................. 2
C. Batasan Masalah................................................................... 2
D. Rumusan Masalah................................................................ 3
E. Tujuan Penelitian..................................................................3
F. Manfaat Penelitian................................................................4
x
4. Iklim dan Curah Hujan.....................................................19
5. Cadangan Batubara .........................................................19
B. Dasar Teori...........................................................................21
1. Sistem Penyaliran Tambang.............................................21
2. Siklus Hidrologi...............................................................22
3. Metode Penyaliran Tambang............................................25
4. Faktor-faktor Dalam Sistem Penyaliran Tambang...........30
5. Saluran Terbuka dan Sumuran (Sump).............................39
6. Pompa dan Pipa................................................................ 44
7. Kolam Pengendapan......................................................... 50
C. Penelitian yang Relevan....................................................... 56
D. Kereangkat Konseptual......................................................... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian..................................................................... 64
B. Objek Penelitian...................................................................6 6
C. Waktu Penelitian...................................................................66
D. Jenis dan Sumber Data Penelitian........................................67
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................67
F. Teknik Analisis Data............................................................68
G Diagram Alir Penelitian........................................................69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Daerah Tangkapan Hujan (Catchtment Area).....................70
B. Koefisien Limpasan.............................................................71
C. Curah Hujan dan Intensitas Hujan Rencana.......................71
D. Debit Air Limpasan Permukaan..........................................87
E. Perhitungan Debit Air Tanah..............................................88
F. Debit Total...........................................................................88
G. Pompa...................................................................................89
H. Perencanaan Sump...............................................................99
I. Kolam Pengendapan Lumpur .............................................105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
xi
A. Kesimpulan .........................................................................114
B. Saran.....................................................................................116
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 1 1 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Peta Geologi Regional daerah Berau Coal dan Sekitarnya . .15
xii
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel 20. Perhitungan Nilai X2 Distribusi Gumbel..............................82
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
2
BAB I
PENDAHULUAN
salah satunya adalah air. Air yang masuk kelokasi penambangan sebagian
besar berasal dari air hujan. Pada saat kondisi curah hujan yang tinggi dapat
terhambatnya produksi.
Masalah yang sering terjadi pada sistem penyaliran tambang yaitu tidak
yang tinggi membuat beberapa unit PC harus pindah ke lokasi loading yang baru
dan tidak di posisi inventory material blasting, sehingga PC 2000 tidak tercapai
3
karena harus free diging. Karena sump yang tidak bisa menampung dan harus
dengan judul “Analisis Debit Air Limpasan di Permukaan (Run Off) pada
DAS Batang Kandih dan DAS Air Dingin Sebagai Penyebab Terjadinya
B. Identifikasi Masalah
masalah tersebut dapat terurut dengan baik, dalam judul ini masalah dapat
dikelompokkan:
4. Terjadi luapan pada sump akibat intensitas curah hujan yang tinggi.
sedimen.
C. Batasan Masalah
3
4
kolam pengendapan.
teknis.
D. Perumusan Masalah
diuraikan di atas maka untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka penulis
1. Berapakah besar debit air limpasan yang masuk ke Pit T4U PT. Saptaindra
Sejati?
efektif untuk mengeluarkan air di sump di Pit T4U PT. Saptaindra Sejati?
Saptaindra Sejati.
E. Tujuan penelitian
1. Menghitung debit air tambang, yang berasal dari hujan dan air limpasan di
4
5
F. Manfaat Penelitian
berikut:
pertambangan.
penambangan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Perusahaan
Ha. Lokasi wilayah PKP2B PT. Berau Coal secara administratif terletak
hektar yang juga terdiri dari 3 lokasi yang beroperasi, yaitu Binungan Blok
produksi, yaitu :
5
6
20 menit.
7
PT. Berau Coal dapat dijangkau dari Padang melalui jalur udara
Area PKP2B PT. Berau Coal dengan luas 118.400 Ha berada pada
bagian tengah daerah kabupaten Berau. Wilayah PT. Berau Coal dibatasi
sebelah Barat adalah Binungan blok 9-10. Secara umum bentuk lahan
sesuai Tabel 1.
kasar. Morfologi di seluruh areal PT. Berau Coal disusun oleh material
batuan sedimen yang terdiri dari batupasir halus sampai gravel, batu
cukup curam, dan struktur geologi yang tidak terlalu berkembang akan
berkisar antara ≤ 17°. Area ini tidak terlalu dikontrol oleh struktur
110 m diatas permukaan laut yang tersusun oleh material alluvial (area
struktur geologi di area ini cukup kuat dengan kemiringan batuan berkisar
15o – 65o, diperkirankan terdapat sesar berarah relatif utara – selatan dan
oleh morfologi yang lebih curam dibagian selatannya yang tersusun oleh
batugamping.
yang berelief kasar. Morofologi area lati disusun material alluvial (area
minor berkembang disayap barat sinklin Lati yaang berarah relatif barat
area Sambarata blok B-C tersusun oleh material alluvial (area rawa),
diperkiran terdapat sesar yang memanjang relatif barat daya – timur laut.
3. Keadaan Geologi
a. Geologi Regional
Pliocene
Miocene
Eocene
pantai dan terisi oleh sekuen tebal sedimen darat Akhir Miosen
karbonat.
b. Fisiografi
Tarakan, yang terletak pada pantai timur laut Kalimantan Utara dan
c. Stratigrafi
dan
Miosen.
17
Miosen Tengah.
dari 40 m.
d) Struktur Geologi
termasuk tipe iklim A (sangat basah) dengan jenis vegetasinya hutan hujan
udara 88%, , dan kecepatan angin 5-7 knot. Curah hujan berdasarkan data
curah hujan periode tahun 2009 sampai tahun 2017 curah hujan rata-rata
mm/bulan yang terjadi pada bulan Desember 2013, dan curah hujan
minimum adalah 5,50 mm/bulan yang terjadi pada bulan Juli 2015 (Lihat
lampiran A).
5. Cadangan Batubara
estimasi.
469,77 juta ton dengan 236,53 juta ton diklasifikasikan sebagai cadangan
Sumber: Dokumen Mine Plan Control Department PT. Berau Coal (2015)
Keterangan : Adb : Air Dry Based (Pengujian dilakukan dalam kondisi bebas air
permukaan)
Ar : As Received
Gar : Gross As Received
CV : Calorific Value (Nilai Kalori)
TS : Total Sulfur (Kandungan Sulfur)
TM : Total Moisture (Kandungan Air Total)
B. Dasar Teori
untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air
permukaan.
hujan.
2. Siklus Hidrologi
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tapi dapat berubah wujud, begitu
juga dengan air. Air di bumi volumenya selalu tetap dari waktu ke waktu,
namun dapat berubah wujud sesuai dengan kondisi lingkungan dimana dia
lagi ke laut yang tidak pernah habis, air tersebut akan tertahan sementara
Tahapan siklus hidrologi dimulai dari penguapan air di laut dan badan-
badan air lainya. Perubahan air menjadi uap ini disebabkan oleh energi panas
matahari. Uap air yang terkondensasi tersebut akan terbawa oleh angin
atmosfer memungkinkan, sebagian dari uap air tersebut akan turun menjadi
hujan maupun salju. Sebelum mencapai permukaan tanah, air tersebut akan
tertahan oleh tajuk vegetasi. Sebagian dari air hujan tersebut akan tersimpan
24
masuk terserap ke dalam tanah. Sedangkan air hujan yang tidak terserap
yang lebih rendah (run off), untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air
infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya
cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan
hujan yang masuk kedalam tanah tersebut akan bergerak vertikal ke tanah
yang lebih dalam dan menjadi bagian dari air tanah. Air tanah tersebut,
Tidak semua air akan terinfiltrasi masuk ke dalam tanah lalu mengalir
ke sungai atau danau, melainkan ada sebagian air yang terinfiltrasi akan
tetap tinggal dalam lapisan tanah bagian atas untuk kemudian di uapkan
25
air permukaan tanah maupun air bawah tanah. Air permukaan merupakan
air yang terdapat dan mengalir di permukaan tanah, meliputi air limpasan
permukaan, air sungai, rawa atau danau yang terdapat di daerah tersebut,
air buangan (limbah), dan mata air. Sedangkan air bawah tanah merupakan
air yang terdapat dan mengalir di bawah permukaan tanah meliputi air
tanah dan air rembesan. Penanganan masalah air dalam suatu tambang
a. Mine Drainage
tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan, tindakan ini
berikut:
1) Metode Siemens
lubang bor 50 - 60 m.
elemen- elemen dialiri arus listrik maka air pori akan mengalir
lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan
lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara
pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam
lubang bor.
b. Mine Dewatering
kedalaman penggalian.
2) Cara Paritan
29
3) Sistem Adit
shaft.
a. Curah Hujan
merupakan uap air di atmosfir yang terkondensasi dan jatuh dalam bentuk
tetesan air. Sistem penyaliran tambang dewasa ini lebih ditujukan pada
penanganan air permukaan, ini karena air yang masuk ke dalam lokasi
atau dialirkan ke luar lokasi tambang atau ke sungai terdekat dan lumpur
Curah Hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh
pada satu satuan luas, dinyatakan dalam satuan mm. 1 mm berarti pada
2
luasan 1 m jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 Liter. Sumber
utama air permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air hujan.
curah hujan dapat dinyatakan sebagai volume air hujan yang jatuh
pada suatu areal tertentum, oleh karena itu besarnya curah hujan dapat
Sx = √ ∑
2
( X −X ) i r ………………………………………………..
n−1
(3)
Cs = ∑ n× ¿ ¿ ¿ ………………………………...……....(4)
1
Ck = ∑ ׿ ¿ ¿ …………………………….……………….(5)
n
Sx
Cv = …………………………………………………….…….(6)
Xr
Xt = Xr + K × Sx …………………………………………………...(7)
Sx
Xt = Xr + x (Yt – Yr)…………………………….…….………..(8)
Sn
Σ Xi
Xr = ………………………………………..….…...….………..(9)
n
√
2
Σ ( X i −X r )
Sx = ……………………….……………………..(10)
n−1
√
2
Σ ( Y n−Y r )
Sn = …………………………...…….....…….…..(11)
n−1
Yn = [ n+1 }]…………………………...………....……..
{
-In −¿
n+1−m
(12)
ΣYn
Yr = ………………………………………………...………..(13)
n
Yt = [ { }]
-In −¿
T −1
T
…………………………………………….…..
(14)
34
Y t−Y r
k = ………………………………………….....................…..
Sn
(15)
data curah hujan dari besar ke kecil, Yr adalah Reduced Mean rata-rata
untuk menguji apakah jenis distribusi yang dipilih sesuai dengan data
(X2cr)
d. Intensitas Hujan
dalam tinggi hujan atau volume hujan dalam satuan waktu. Nilai
intensitas hujan tergantung lama curah hujan dan frekuensi hujan dan
hujan yang terjadi. Salah satu metode yang banyak dipakai adalah
( )( )
Xt 2
24
I= 3
……………………...….…...….…………...…(18)
24 Tc
e. Waktu Kosentrasi
dan saat pada seluruh areal, daerah aliran ikut berperan pada
pengaliran sungai atau waktu yang diperlukan oleh hujan yang jatuh di
titik terjauh dari daerah pengaliran untuk mencapai titik yang di tinjau.
f. Run Off
Run Off atau air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang
g. Koefisien Limpasan
Σ C i Ai
Crata-rata = …………………………….…………....…..……(20)
Ai
terjadi hujan, maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang
sebagian ditahan oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan mengisi liku-
rendah.
pada peta kontur, yaitu dengan menarik hubungan dari titik-titik yang
2
sehingga didapatkan luas daerah tangkapan hujan dalam m . 3.4.5 Air
Limpasan
atas permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi
hujan
Q = 0,278 . C . I . A
Keterangan:
3
Q = Debit air limpasan maksimum (m /detik)
C = Koefisien limpasan
tidak menurun. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan air limpasan yang
a. Saluran Terbuka
air utama pada tambang terbuka adalah air hujan, walaupun kadang
debit air.
dari penyesuaian dengan bentuk topografi dan jenis tanah. Bentuk dan
2
Luas penampang basah (A) = 2d
2) Bentuk segitiga
3) Bentuk trapesium
42
rumus manning.
1/2 2/3
Qmax = 1/n . S . R . A
Keterangan:
Qmax = Debit air yang akan dialirkan (m3/s)
b. Sumuran (Sump)
(floor) dan lapisan batubara serta jenis tanah atau batuan di bukaan
a. Pompa
1) Reciprocating Pump
perawatan yang teliti. Pompa jenis ini kurang sesuai untuk air
46
berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh karena itu
2) Centrifugal Pump
pompa. Air yang masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya
3) Axial Pump
Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar
b. Pipa
suatu tempat menuju tempat lainnya. Zat cair yang mengalir dalam
pipa akan mengalami gesekan pada dinding sebelah dalam pipa. Besar
47
kecilnya gesekan yang terjadi dipengaruhi oleh jenis zat cair yang
Semakin besar debit air yang dipompa, maka head juga akan semakin
besar. Head total pompa untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang
sebagai berikut:
hfs = head Katup isap (kerugian karena katup isap pada pipa) (m)
hs h2 h1
Keterangan :
Keterangan :
2
g = kecepatan gravitasi bumi (m/detik )
3) Head gesekan (hf1)
Keterangan :
Keterangan :
v = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
2
g = Kecepatan gravitasi bumi (m/detik )
R = jari-jari lengkung belokan (m)
Keterangan :
f = koefisien kerugian pada katup isap (lihat Tabel 11)
v = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
2
g = Kecepatan gravitasi bumi (m/detik )
50
3
- Cubic meter per hour (m /hr)
tempat pemasangan.
7. Kolam Pengendapan
sebagai tempat pengontrol kualitas dari air yang akan dialirkan keluar
adanya penambangan ini, tidak ada komplain dari masyarakat dan juga
Prodjosumarto, 1994)
1) Zona masukan
2) Zona Pengendapan
4) Zona Keluaran
-6
tidak boleh lebih dari 9 x 10 m, karena akan menyebabkan
2) Kekentalan air
(Suripin,2004):
A = Qtotal / V
Keterangan:
2
A = luas kolam pengendapan (m )
Keterangan:
memerlukan data-data antara lain persen (%) padatan dan persen (%)
pengendapan:
Keterangan:
55
tv = h/v (detik)
keterangan:
Keterangan :
3
P = Debit aliran yang masuk ke kolam pengendapan ( m /detik)
2
A = Luas permukaan saluran (m )
th = P/vh (detik)
Keterangan:
baik jika tv tidak lebih besar dari th, sebab jika waktu yang diperlukan
untuk mengendap lebih kecil dari waktu yang diperlukan untuk mengalir
ke luar kolam atau dengan kata lain proses pengendapan lebih cepat dari
pengendapan, yaitu:
Keterangan:
limpasan dari luar pit adalah metode paritan, karena metode ini yang
menjadi efektif. Dari hasil pengolahan data, diperoleh debit air limpasan
panjang sisi dari dasar saluran 1,89 m, lebar permukaan air 2,87 m. Pada
beberapa titik di bagian tengah dan hilir paritan masih perlu dilebarkan
luas total 1070,55, serta volume 2141 sedangkan luas yang ideal
58
air yang masuk ke sediment pond selama 425,23 detik adalah 1761,69,
air limpasan serta mengendapkan material yang dibawa pada saat debit air
maksimum.
Sistem Penyaliran Tambang di Pit Blok 4 PT. Inti Bara Perdana oleh
tambang. Salah satu metode pengelolaan air asam tambang yang umum
Indonesia.
memenuhi Keputusan Menteri Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku Mutu
luas masing – masing 32,4 dan 49,6 hektar. Debit rancangan limpasan
59
permukaan dan air tanah yang telah dihitung adalah sebesar 1,199
unit, yang akan dialirkan menuju salah satu dari open channel yang
59808 dengan debit pada model sebesar 19,7 cm3/s. Berdasarkan hasil
untuk material dolomit dan kapur tohor, dan regresi linier berganda untuk
material campuran.
Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim
Sumatera Selatan untuk Tahun 2016 oleh Intan Agra Siwi (2015),
tahun 1980 dan kantor pusat yang berada di Tanjung Enim, Sumatera
Asam adalah sistem mine dewatering dan sistem mine drainage. Air yang
60
masuk ke lokasi penambangan sebagian besar berasal dari air hujan, yang
mana pada saat musim curah hujan tinggi menyebabkan adanya genangan
itu diperlukan juga perhitungan kebutuhan pompa dan pipa serta dimensi
dimensi saluran terbuka serta dimensi KPL. Daerah tangkapan hujan pada
Tambang Batubara Banko Barat pit 3 Barat PT Bukit Asam (Persero) Tbk
maksimum 152 meter serta debit pompa maksimum sebesar 370 liter/detik
(KPL) dengan volume maksimum KPL sebesar 28060 m3. KPL berfungsi
61
dilapangan terlihat adanya catchment area yang luas dan air pada main
sump yang meluap ke badan jalan hauling dikarenakan hujan lebat dengan
intensitas 10,94 mm/jam selama 7,77 jam, total lost time 11,77 jam
kemampuan pompa dan kapasitas sump yang ada serta untuk mengetahui
solusi agar air pada main sump tidak meluap kembali. Setelah dilakukan
analisis diperoleh luasan catchment area yang terbagi tiga, catchment area
I sebesar 111,558 Ha, catchment area II sebesar 127,76 Ha, dan catchment
mm/hari, curah hujan rencana diambil periode ulang dua tahun sebesar
97,33 mm/hari dan intensitas hujan terbesar adalah 33,742 mm/jam. Debit
untuk seluruh catchment area. Debit pompa sebesar 695,48 m3/jam untuk
pompa nomer unit 771, 466,933 m3/jam untuk 731, dan 340,8175 m3/jam
62
untuk pompa nomer unit 728. Head total yang harus diatasi pompa lebih
kecil dari head maksimal yang dapat diatasi pompa tetapi pompa tidak
beroperasi pada titik efisiensi terbaik. Pada lokasi penelitian terdapat satu
sump temporary (sump A7), satu sump transit (sump A6) dan main sump
(sump A5), dari hasil analisis sump A7 belum mampu menampung volume
3 pompa dan 1 pompa. Solusi agar air pada main sump tidak meluap
dengan syarat elevasi air tidak lebih dari +17,00 pada saat terjadi hujan.
5. Kajian Teknis Sistem penyaliran Tambang pada Pit Limit Bukit Karang
Putih PT. Semen Padang oleh Fania Yulia Putri (2010) Universitas Negeri
Padang.
penambangan Pit Limit membutuhkan dua buah saluran yang terletak pada
Pit Limit Daerah 1 dan Dearah 2. Pada Pit Limit Daerah 1 terbagi lagi
mm/hari.
limpasan (Q) sebesar 0,15 /detik dengan intensitas curah hujan (It) 299,67
63
dasar saluran (b) 0,2 meter, kedalaman saluran (h) 0,2 meter dan luas
penampang saluran (A) 0,066 dengan kemiringan saluran (S) 0,15/ daerah
saluran tambang yang dibutuhkan yaitu b=0,3 meter, h=0,3 meter dan A=
tambang yang dibutuhkan pada daerah ini adalah dengan b=0,7 m, h=0,7m
j. Kerangka Konseptual
Input
Data Primer
1. Dimensi sistem penyaliran awal
2. Luas daerah tampungan hujan (catcment area)
Data Sekunder
1. Peta topografi
2. Data curah hujan
3. Data spesifikasi pompa
Proses
Output
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
teori dan data lapangan untuk pemecahan masalah. Data yang akan
ditampilkan pada tugas akhir ini adalah data kuantitatif (berupa angka-angka).
langsung dari lapangan dari lapangan, seperti data tangkapan hujan (catchment
area), debit air yang masuk ke dalam tambang dan lain-lain. Data sekunder
1. Studi Literatur
2. Orientasi di Lapangan
64
65
3. Pengambilan Data
orientasi lapangan. Data yang diambil berupa data primer dan data
a. Data primer yang berupa dimensi sistem penyaliran awal, luas daerah
(settling pond).
b. Data sekunder berupa data curah hujan, spesifikasi pompa, dan peta
kesampaian daerah.
4. Pengolahan Data
tambang dari peta kemajuan tambang, data curah hujan dan data
tepat guna.
66
B. Objek Penelitian
masuk kedalam Pit T4U, PT. Saptaindra Sejati baik air yang berasal dari air
air yang masuk ke dalam pit, maka perlu dibuat perencanaan dalam
C. Waktu Penelitian
April s/d 20 Juni 2020. Uraian kegiatan dan waktu pelaksanaan skripsi dapat
Minggu Ke-
No Kegiatan
I II III IV V VI VII VI
Studi Literatur
1
Observasi Lapangan
2
Pengambilan data
3
lapangan, meliputi:
c. Debit pompa.
2. Data sekunder: merupakan data yang telah ada berasal dari perusahaan
1. Studi literatur
2. Observasi Lapangan
3. Pengumpulan Data
68
a. Data primer yang meupakan data yang didapat dari hasil kegiatan
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
literatur yang ada untuk menaganalisis data, analisis data yang dilakukan
anatara lain:
rasional
6. Menentukan jumlah pompa, panjang pipa, head total yang harus diatasi
Mulai
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Pengambilan data
Pengolahan Data
1. Menghitung debit tambang, yang berasal dari hujan dan air limpasan (m³/detik).
2. Menghitung dimensi saluran terbuka dan gorong-gorong (m³).
3. Menghitung volume sump (m³).
4. Menghitung kebutuhan pompa (unit) dan spesifikasi pompa
5. Menghitung waktu untuk pengerukan material sedimentasi di kolam pengendapan
(settling pond) secara berkala (bulan).
Hasil
6. Memperoleh debit air tambang, yang berasal dari hujan dan air limpasan
(m³/detik)..
7. Memperoleh dimensi saluran terbuka dan gorong-gorong (m³).
8. Memperoleh volume sump (m³).
9. Memperoleh kebutuhan pompa (unit) dan spesifikasi pompa untuk mengeluarkan
air di sump.
10. Mendapatkan waktu untuk pengerukan material sedimentasi di kolam
pengendapan (settling pond) secara berkala (bulan
mengetahui arah aliran limpasan air dan koefisien limpasan yang cocok
angka luas catchment area ini menggunakan proyeksi dari software Minescape
v4.118, dengan teknik pengambilan titik – titik tertinggi pada batas pit
tertutup. Dari garis poligon ini, dilakukan perhitungan dengan membuat opsi
Brief Detail pada garis poligon dari masing – masing catchment area. Nilai
yang didapat untuk luas daerah tangkapan hujan hasil proyeksi dari software
70
71
B. Koefisien Limpasan
hujan yang jatuh di permukaan tanah dengan yang mengalir di permukaan tanah
sebagai air limpasan dari hujan di permukaan tanah. Nilai koefisien limpasan (C)
dipengaruhi oleh tata guna lahan dan kemiringan. Dari hasil pengamatan
dilapangan kemiringan lahan > 15 %, tanpa tumbuhan, dan lahan tambang dengan
mengacu nilai koefisien pada tabel 5 diperoleh nilai koefisien limpasan sebesar
0,9.
1. Curah Hujan
harian maksimum tahun 2010 sampai 2019. Data curah hujan, jumlah hari
hujan, dan rata-rata curah hujan perbulan dalam tiap tahun disajikan dalam
mm/hari dengan periode ulang hujan 2 tahun. Data curah hujan diperoleh dari
limpasan hujan dalam kondisi dan jumlah yang maksimum. Data – data curah
hujan yang telah dikumpulkan merupakan data curah hujan maksimum yang
diambil dari tahun 2010 – 2019 (10 tahun terakhir) yang tertera pada tabel 12
dibawah ini :
untuk dapat mengestimasikan besaran hujan dengan kala ulang waktu tertentu.
Untuk analisis statistik ada beberapa parameter yang digunakan untuk dapat
Persamaan (3) :
Sx = √
∑ ( X −X ¿ ) ¿
i r
2
n−1
=
√3357,29
10−1
= 19,314
Cs = ∑ n× ¿ ¿ ¿
10×−23334,633
=
9 ×8 ×19,314 3
= -0,045
74
1
Ck = ∑ ׿ ¿ ¿
n
1
×24219621,29
= 10
19,314 4
= 1,74
Sx
Cv = X
r
19,314
=
83,5
= 0,231
Persamaan (3) :
Sx = √∑ log ( X −X ¿ ) ¿
i r
2
n−1
=√
0,195861
10−1
= 0,147
Cs = ∑ n× log ¿ ¿ ¿
10×−2,68760835
= 3
9 ×8 ×0,147
= -0,07588
1
Ck = ∑ ×log ¿ ¿ ¿
n
1
×30,13056
= 10
4
0.147
= 6452,64
LogS x
Cv =
LogX r
0,8326
=
19,086
= 0,043
Pada analisis frekuensi data curah hujan atau data debit untuk dapat
sering digunakan yaitu distribusi Normal, Gumbel, Log Normal dan Log
Pearson III. Hasil perhitungan jenis distribusi dapat dilihat pada Tabel 16.
III yang memenuhi syarat, namun perhitungan distribusi yang akan penulis
gunakan adalah Gumbel karena jenis distribusi ini digunakan untuk daerah
yang memiliki daerah dengan tingkat curah hujan yang tinggi dan dapat
diketahui Pit T4U Berau Coal merupakan salah satu dengan daerah yang
Urutan data curah hujan maksimum harian dari besar ke kecil dapat
= 1 + 3,3 log 10
= 4,3 ≈ 5 kelas
79
= 5 – (2 + 1)
=2
3) Nilai Chi Kuadrat Kritis (X2cr) dengan jumlah data (n) = 10, α = 5%
dan Dk = 2 adalah 5,9910. Nilai Chi Kuadrat Kritis dapat dilihat pada
Gambar .
Sumber : Soewarno,1995
1
1) Kelas distribusi = × 100 % = 20 %, interval distribusi adalah 20 %,
5
40 %, 60 % dan 80 %
2) Persentase 20 %
1
P(x) = 20 % diperoleh T =
Px
1
=
0,20
= 5 tahun
Hasil perhitungan persentase interval distribusi dapat dilihat pada Tabel
18.
Tabel 18. Persentase Interval Distribusi
PERSENTASE (%) T
20 5 Tahun
40 2,5 Tahun
60 1,67 Tahun
80 1,25 Tahun
Yr = 0,495
Sn = 1,001
[ { }]
Yt = -In −¿
T −1
T
[ { }]
= -In −¿
5−1
5
= -In[ 0,2231 ]
81
= 1,5
Yt−Yr
K5 =
Sn
1,5−0,495
= 1,001
= 1,004
Xr = 83,5
Sx = 19,314
Xt = Xr + Sx × K
= 102,891
19.
rencana.
Gumbel, yang harus dicari terlebih dahulu adalah curah hujan maksimum
harian rata-rata (Xr), Reduced Mean (Yn), Reduced Variate (Yt), Standard
Σ Xi
Xr =
n
83
= 83,5mm/hari
[ {
Yn = -In −¿
n+1−m
n+1 }]
[ {
Yn = -In −¿
10+1−8
10+1 }]
Yn = -0,262
Persamaan (13):
ΣYn
Yr =
n
= 0,495
Persamaan (10) :
Sx = √∑ ( X −X ¿ ) ¿
i r
2
n−1
=√
3357,29
10−1
= 19,314
√
2
Σ ( Y n−Y r )
Sn =
n−1
Sn =
√ 9,020
10−1
Sn = 1,001
Persamaan (14) dengan nilai periode ulang tahun (T) yaitu 25 tahun:
[ T }]
Yt = -In −¿{ T −1
[ 25 }]
Yt = -In −¿{ 25−1
Yt = -In[ 0,0408 ]
Yt = 3,199
Persamaan (15) :
Yt−Yr
k=
Sn
3,199−0,495
k= = 2,701
1,001
Sx
Xt = Xr + (Yt – Yr)
Sn
86
19,314
Xt = 83,5 + x (3,199 – 0,495)
1,001
Xt = 135,672 mm/hari
Perhitungan periode ulang curah hujan dapat dilihat pada tabel 22.
mencapai badan air yang tergenang. Patokan data yang digunakan yaitu data
boundary catchment area, data topografi pit penambangan, dan data elevasi
tersebut pada software Minescape, nilai panjang lintasan 1750 meter dan beda
konsentrasi :
0,77 -0,385
tc = 0,0195 x L xS
87
0,77 -0,385
tc = 0,0195 x 1750 x (50/1750)
tc = 24,07 jam
Penentuan intensitas hujan bertujuan untuk mengkonversikan curah
( )( )
Xt 2
24
I= 3
24 Tc
( )( )
2
135,672 24 3
I=
24 24,07
= 5,642mm/jam
catchment area/daerah tangkapan hujan, nilai intensitas curah hujan dan nilai
koefisien limpasan. Berdasarkan tipe lokasi di sekitar catchment area, wilayah pit
permukaan pada catchment area pit tahun 2020. Perhitungan metode rasional
Q = 0,00278 x C x I x A
3
Q = 1,42 m /detik
3
Dari perhitungan tersebut didapat nilai debit limpasan sebesar 1,42 m /detik.
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Debit air tanah di lokasi penambangan
F. Debit Total
Secara umum sumber air yang sering masuk ke bukaan tambang dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu air yang berasal dari permukaan tanah (air
sungai, air danau atau air rawa) dan airtanah (rembesan air tanah). Air permukaan
sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi dan iklim, sedangkan air tanah
Besar kecilnya debit air permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah
hujan, topografi, jenis tanah/batuan dan kondisi tutupannya. Sedangkan air tanah,
besar-kecilnya debit air tanah yang masuk kedalam bukaan tambang sangat
dipengaruhi karakteristik dari akuifer, struktur geologi dan kondisi hidrolik dari
tambang (pit) dan ditampung di sump. Debit keseluruhan yang dimaksud adalah
maka didapatkan nilai debit limpasan total air limpasan yang mengalir ke masing-
masing catchment area. Adapun perhitungan total debit air limpasan sebagai
berikut:
Catchment Pit:
3 3
= 1,42 m /detik + 0,03 m /detik
3
= 1,45 m /detik
3 3
= 1,45 m /detik x 3600 = 5,220 m /jam
G. Pompa
Pompa adalah suatu alat mekanis yang terdiri dari energi listrik yang
berasal dari suatu mesin (turbin, motor) yang berfungsi untuk mengeluarkan
air, cairan maupun fluida dari tempat yang rendah menuju ke tempat yang
lebih tinggi. Pompa yang digunakan harus mampu mengatasi total head yang
timbul. Head pompa terdiri dari perbedaan ketinggian air yang akan
dipompakan dengan ketinggian dimana air itu akan keluar dari pemompaan.
Belokan dalam perencanaan jaringan pipa dan panjang pipa juga berpengaruh
90
pada kemampuan suatu pompa untuk memompakan air dari bawah ke atas,
rencana jaringan pipa dan panjang pipa dapat dilihat pada (Lampiran E). Jika
total head yang timbul lebih besar daripada head spesifikasi pompa, maka
Pipa yang digunakan adalah jenis pipa HDPE (High Density Poly
Ethnyl) yaitu pipa HDPE diameter 8 inci untuk sisi inletdan 10 inci untuk sisi
outlet. Pipa jenis ini dikenal sebagai pipa yang mudah dalam penanganannya.
Beberapa keunggulan pipa HDPE dibandingkan dengan pipa baja antara lain:
b. Pipa HDPE terbuat dari bahan plastik, sehingga pipa tersebut tahan karat.
pemanfaatan gravitasi. Air yang dipompa keluar dari dalam pit masuk ke
pipa HDPE sepanjang 2.379 meter yang mengalirkan air dari sump ke
sediment pond.
Tahun 2020
Jumlah Unit 1
rumus:
2
1) Viskositas fluida : 0,000001 m /detik
pompa).
3 3
menghasilkan debit 900 m /jam atau 0,25 m /detik dengan melihat
Q
V=
A
Q
V= 1
4 πd ²
Q
V= 1
4 πd ²
0,25 m ³/detik
V= 1
4 3,14(0,203) ²
V = 7,728 m/detik
93
head of valve pompa pada tahun 2020 sesuai dengan posisi pompa.
1) Head of Static
Hs = t2 - t1
Keterangan:
2) Head of Velocity
v²
Hv =
2g
Keterangan:
2
g = Gaya gravitasi bumi, 9.8 m/detik
94
Mai
n
Sum
p 7,728 9,8 3,05
2
Hp = ƒ x (v /2g)
2
ƒ = (1 – (D1/D2))
Keterangan:
2
g = Percepatan gravitasi bumi, 9.8 detik
D1 = Diameter inlet
D2 = Diameter outlet
Kecepatan aliran air (v) Gaya gravitasi D1 (m) D2 (m) Koefisien Hi (m)
(m/detik) bumi (m/detik) kerugian (f)
7,728 9,8 0,254 0,203 0,04 0,122
95
4) Head of Pressure
5,256
hpa = 10,33 (1-0,0065 x ha/288)
5,256
hpb = 10,33 (1-0,0065 x hb/288)
Keterangan :
5,256
hpa = 10,33 (1-0,0065 x -10/288) = 10,362
5,256
hpb = 10,33 (1-0,0065 x 58/288)
= 10,304
∆hp = 10,362-10,304
= 0,058
v²D
Hf 1 = f
2 gL
Keterangan :
f = Koefisien Gesekan
96
D = diameter pipa, m
L = panjang pipa, m
dahulu jenis aliran yang terjadi pada sistem perpipaan. Untuk itu
vD
R=
v
R = 1568784
v
f= €
R
D
7,728 m/ s ²
f = 0,0000015
( x 1568784 )
0,203 m
f = 0,00666
v ². L
Hf 1 = f
2g. D
7,728 m/ s ² , 240 m
Hf 1= 0,00666
2 x 9,8 x 0.203 m
Hf 1=23,99
97
15°, 25°, 34°, 60°, 65°. Maka, dapat head belokan yang
α α v²
Hf 2= ¿0,964Sin )²+ 2,047 (Sin ( ¿ ¿ ⁴ ]x
2 2 2g
Hf 2=0,05 m
(sump – open channel) yang lainnya dapat dilihat pada tabel 27:
Kecepatan Gravitasi
Elbow Jumlah Hf2
(m/detik) (m2/s)
15° 1 7,728 9,8 0,05
25° 1 7,728 9,8 0,13
334° 1 7,728 9,8 0,29
60° 2 7,728 9,8 2.20
65° 2 7,728 9,8 2,66
Total Head Belokan 5,33
98
Hf2 = 5,33 m
V²
Hf₃ = f
2. g
Keterangan:
2
g = Percepatan gravitasi bumi, 9.8 m/detik
0,09.
7 ,728²
Hf₃ = 0,09
2.9,8
Hf₃ = 0,274
8) Head Total
Keterangan:
HS = Head statis, m
HV = Head of velocity, m
l jam) (m³/
H
e detik)
a
d
Mai 9 1 1000 0,27
n 2 3
Su , 0
mp 8 0
H. Perencanaan Sump
sebelum dipompa ke luar tambang. Volume sump didapat dari perhitungan air
yang akan masuk ke bukaan tambang (pit), dengan adanya sump, air tidak
akan menggenangi pit dan terakumulasi dalam satu tempat. Jika air sudah
terakumulasi dalam satu tempat, air akan mudah dipompakan keluar pit dan
diletakkan pada lantai tambang (floor) yang paling rendah dan jenjang
disekitarnya tidak mudah longsor. Air tambang yang telah tertampung pada
air limpasan baik permukaan maupun air tanah, kapasitas pompa, volume dan
waktu pemompaan.
Volume sump yang optimum dapat dicari dari selisih antara volume
pemompaan harian.
pompa merk Multiflo MF-420. Waktu operasi pompa per hari adalah 16
b. Debit pemompaan adalah debit pompa per unit dikali banyak unit yang
beroperasi pada Main Sump. Unit yang beroperasi dan debit pompa
c. Volume air total merupakan debit air total (debit air permukaan dan air
3
Vol. Air Total (m /hari) = Vol. Limpasan Permukaan + Vol. Air
Tanah
3 3
= (5112 m /jam x 13 jam) + (108 m /jam x
24 jam)
3
= 66.456 + 2.592 = 69.048 m /hari
3 3
d. Volume pemompaan (m /hari) = debit pemompaan (m /jam x operasi
3 3
Vol. pemompaan (m /hari) = 1000 m /jam x 16 jam
3
= 16.000 m /hari
e. Volume sump yang harus dibuat adalah selisih antara volume air total
= 69.048 m3 –16.000 m3
3
= 53.048 m
sisi bawah yang lebih kecil dari panjang sisi atas. Volume sump (V)
V=( A 1+ A 2
)t
2
V=
¿
Keterangan :
3
53.048 m /hari. Ditentukan bahwa sump berbentuk trapesium, maka sudut
t
tan α =
A
5
A =
tanα
5 95
A = =
tan 60 1,72
104
A = 2,88
Karena, X = 2A + Y
X = 5,76 Y
( X ²+ Y ²)
V = 5
2
2
( ( 5,76 2+Y ) +Y ²)
V = 5
2
Volume debit limpasan harian, yaitu sebesar 53.048 m3, maka: Volume air
−b ± √b 2−4 ac
Y =
2a
Y = 99,681 m
Maka,
X = 5,76 + 99,681
X = 105,441 m
105
Sump sebesar 106 meter dan panjang sisi alas sebesar 100 meter, dengan
tinggi kolam 5 meter dan sudut kemiringan dinding kolam sebesar 60º.
Selanjutnya untuk dimensi main sump dapat dilihat pada tabel 30.
1 1
0 0 53.0
6 0 00
3
Main 5 60 m m m
Sump
Pencemaran Lingkungan
tempat pengontrol kualitas dari air yang akan dialirkan keluar kolam
harus diketahui persen (%) padatan dan persen (%) air yang terkandung
dalam air tambang yang akan dialirkan menuju kolam pengendapan. Air
yang akan masuk ke kolam pengendapan adalah debit air dari catchment
pit ditambah debit air hasil pemompaan rencana yaitu dengan debit air
pada aliran air adalah sebesar 10.228,7 gr/m3 (Sumber: Dept HSE
pengendapan adalah:
= 14115,2 gr /detik
107
Dari persamaan:
m
𝜌=
V
Diketahui:
14115,2 gr /detik
Volume padatan masuk (Vpm) = =0,0088 m ³/detik
1600000 gr /m³
Sehingga persentase padatan yang masuk terhadap total air dan padatan
adalah:
0,0088 m³ /detik
% Solid = x 100 %=0,64 %
1,38 m³ /detik
ketentuan antara lain kolam pengendapan yang akan dibuat berada di luar
berkelok – kelok supaya kecepatan air dan material yang masuk dapat
dibutuhkan oleh air dan material untuk keluar dari kolam pengendapan
108
Banyak penyekat =2
Maka:
dan b dengan panjang 32 m, lebar 5 m dan tinggi 4,5 m. Sekat ini akan
partikel padatan yang terbawa oleh air di dasar kolam, sehingga air
lingkungan.
g x D ² x ( ρs−ρa)
V=
18 μ
Diketahui:
g = 9,8 m/detik²
ρ s = 1590 kg/m³
ρ a = 1000 kg/m³
μ = 0,00000131 kg/m.detik
D = 5 x 10-6 m
Tv = h/V
(Th), partikel padatan akan mengendap dengan baik jika Tv < Th.
111
Vh = Q/A
Keterangan:
Q = 0,6 m3/detik
= 153 m2
= 0,0039 m/detik
Maka Th (waktu yang dibutuhkan air dan material terlarut keluar dari
Th = P/Vh
Keterangan:
Th = P/Vh
Dari perhitungan diatas didapatkan Tv < Th yaitu 12 menit < 662,3 menit.
yaitu:
Th
%P= × 100
(Th+Tv )
112
662,3 menit
%P= × 100=98,23 %
( 662,3menit +12 menit )
Vp = (Vpm) x (%P)
= 248,95 m3/hari
lumpur yang berupa partikel dan padatan, lumpur akan dikeruk sehingga
waktu tertentu.
8.687,25 m3
T= 3
=35 hari=±1 bulan
248,95 m /hari
18 Oktober 2021
24 November 2021
30 Desember 2021
sampel air di outlet jika air belum sesuai dengan baku mutu air sesuai
dengan perda kaltim yang berlaku yaitu (PH 6-8, TSS 300m/l) maka akan
dilakukan pengelolan. Jika pH air tidak sesuai dengan baku mutu air pH
tohor. Jika TSS tidak sesuai dengan baku mutu air maka dilakukan
penawasan untuk lebih jelas dapat dilihat instruksi kerja pada lampiran H.
Air yang telah dikelola dengan baik di settling pond yang sesuai
dengan baku mutu air akan dialirkan ke aliran sungai kecil. Karena air
sudah dikelola dan sudah dilakukan pengujian sesuai baku mutu air maka
makhluk hidup biotik dan abitoik tidak terganggu dan bisa hidup.
liar, enceng gondok, lumut, binatang seperti siput, keong, remis, kerang,
aliran sungai segah kabupaten terdapat tumbuhan lumut dan hewan ikan
ular serangga.
berbentuk benda- benda tak hidup. Namun, meski benda- benda tersebut
Dengan menjaga kualitas air yang baik sesuai dengan baku mutu
air maka ekosistem biotik dan abiotik dapat dijaga untuk terciptanya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan mengenai kajian teknis dan biaya untuk
PT. Saptaindra Sejati jobsite Sambarata PT. Berau Coal dapat disimpulkan
sebagai berikut:
luas permukaan atas sump sebesar 106 meter, luas permukaan bawah sump
Sambarata PT. Berau Coal untuk mengeluarkan air yang masuk ke pit
Multiflo MF-420. Dimana posisi dari pompa terletak pada main sump.
Banyak penyekat 2
Multiflo MF-420 dengan panjang hose HDPE total 2.379 meter dari sump
B. Saran
(RPM) pompa dengan head total yang diatasi, agar pompa bekerja pada
bukaan tambang sehingga air dapat mengalir dengan baik menuju sump
Gumbel, E.J. 1954. Statistical theory of extreme values and some practical
applications. Applied Mathematics Series 33 (1st ed.). U.S.
Department of Commerce, National Bureau of Standards. ASIN
B0007DSHG4.
118
119
Rusli, H.A.R. 2004. Studi Potensi Air Tanah di Daerah Kota Padang dan
Hubungannya Dengan Rencana Induk Kodya Padang 2003/2004.
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat.
Tahun/Bulan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Februari 38 60 72 90 32 43 48 80 65 35
Maret 25 60 96 20 40 48 44 82 62 53
April 27 55 28 52 44 34 14 50 50 55
Mei 60 44 57 45 32 40 42 30 38 56
Juni 22 29 29 56 42 46 39 43 22 34
Juli 38 27 30 53 31 38 26 57 51 36
Agustus 19 27 29 30 20 28 18 41 36 40
September 41 31 62 33 16 39 50 22 23 43
Oktober 43 55 54 49 8 39 105 46 33 49
November 26 61 49 40 39 46 38 83 44 52
Desember 41 79 65 34 47 53 64 46 76 46
LAMPIRAN B
GRAFIK PERHITUNGAN HEAD, RPM DAN DEBIT POMPA MF-420
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI POMPA MF-420
LAMPIRAN D
PETA YERLY PLAN DAN CATCHMENT AREA PIT T4U
LAMPIRAN E
PETA MONTHLY PLAN DAN PETA SUMP
LAMPIRAN F
SPESIFIKASI ALAT BERAT
LAMPIRAN G
INTRUKSI KERJA PEMBERSIHAN SETTLING POND
1.2 Gunakan Alat Pelindung Diri, pastikan Sesuaikan dengan kondisi dan lingkungan kerja
terpasang dengan baik dan tidak mudah lepas. (helm, kacamata safety, Masker, rompi pantul,
sarung tangan, sepatu safety dan pelampung)
1.3 Lakukan pemeriksaan terhadap alat dan unit Periksa peralatan unit alat muat dan angkut
yang digunakan dalam pembersihan Settling lumpur dalam keadaan baik (dump truck dan
Pond. excavator). Pastikan ceklist harian pada form
P2H unit.
1.4 Cek apakah ada longsoran disekitar Settling Pastikan ceklist harian pada Formulir
Pond. Pemeriksaan Bangunan Settling Pond.
1.7 Tempatkan excavator di tempat yang aman Pastikan manuver excavator tidak mengenai
(lantai kerja keras, terdapat area bebas untuk gudang kapur, sekat beton antar kolam dan
manuver dan area swing unit). fasilitas Settling Pond lainnya.
1.8 Matikan pompa yang masuk ke Settling Pond. Pastikan pompa air tambang yang masuk ke
Settling Pond yang akan dilakukan pembersihan
Settling Pond dihentikan sementara waktu.
2. Saat Aktivitas
Pastikan operator paham mengenai item
2.1 Ambil material lumpur di Settling Pond.
prioritas pekerjaan, tata cara dan potensi bahaya
yang timbul dari kegiatan tersebut.
2.3 Muat lumpur langsung dengan dump truck. Pastikan lumpur benar-benar tidak encer atau
keras sehingga bisa langsung dimuat ke dump
truck.
2.4 Lakukan pekerjaan tersebut sampai material Pastikan tidak terjadi ceceran pada saat proses
lumpur bersih. pengangkutan.
2.5 Lakukan pemantauan kualitas air di outlet Lakukan treatment jika selama pembersihan
secara rutin selama kegiatan pembersihan terjadi penurunan kualitas air limbah settling
berlangsung. pond.