Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI LUQYIANA NABILA

NIM : 21029121
KELAS : PENDIDIKAN MATEMATIKA (A)
MATKUL : PENGANTAR KEWIRAUSAAN

ETIKA BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN


1. Contoh kasus
2. Penjelasan kasus

Pelanggaran Etika Bisnis PT Megasari Makmur


PT Megasari Makmur adalah perusahaan yang cukup terkenal dengan salah satu
produknya berupa obat nyamuk dengan merek “HIT”. Namun, belakangan diketahui
jika produk tersebut telah melanggar etika bisnis.
Banyak masyarakat telah mengenal produk ini sebagai obat nyamuk yang murah
tetapi sangat efektif. Sayangnya, merek itu pada akhirnya harus menarik diri dari
peredaran karena mengandung zat aktif propoxur dan diklorvos yang merupakan
salah satu bentuk pestisida.
Pihak kesehatan menilai bahwa zat tersebut sangat berbahaya untuk sistem
kesehatan manusia. Bahkan, lebih parahnya lagi bisa menyebabkan keracunan pada
darah apabila terlalu banyak menghirup udara yang telah bercampur dengan produk
HIT.

Analisis Permasalahan
Dalam berbisnis, moral dan kejujuran adalah nomor satu. Sehubungan dengan
studi kasus produk HIT, kesalahan yang telah mereka lakukan memang cukup fatal
sehingga harus menarik penjualan. Adapun analisis permasalahan selengkapnya dapat
Anda simak di bawah ini:

1. Siapa yang Salah?


Apabila melakukan kesalahan, maka yang bertanggung jawab adalah
kelompok atau perusahaan tersebut, apalagi ini merupakan bentuk tindakan secara
sadar dan bersama-sama. Walaupun begitu, pihak karyawan tidak dapat
disalahkan karena dalam sebuah birokrasi besar mereka memiliki faktor
ketidaktahuan dan ketidakmampuan.
2. Mengapa Bisa Terjadi?
Perusahaan pada hakikatnya tersusun atas birokrasi atau sistem yang runut
dan sistematis, sehingga dalam sebuah keputusan tidak mungkin dilakukan oleh
seorang diri. Jadi, sudah pasti bentuk pelanggaran ini merupakan kesalahan
bersama.
Jika mereka lebih peduli dan tidak hanya berorientasi pada keuntungan,
tidak mungkin pelanggaran moral semacam ini akan terjadi. Oleh sebab itu, tidak
ada alasan bahwa mereka kurang paham terkait zat-zat kimia.
3. Pelanggaran Etika
Etika dalam berbisnis adalah standar formal dan normal. Hanya saja
tergantung dari pelaku usaha itu sendiri bagaimana cara menerapkannya pada
organisasi. Faktanya, PT Megasari Makmur telah gagal mengaplikasikan moral
tersebut, sehingga secara sadar melanggar prinsip kejujuran.
Hanya berasumsi berdasarkan keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya
produksi minimal, bukan berarti bisa mengabaikan begitu saja dampak
negatifnya. Meskipun pada akhirnya sudah meminta maaf, akan tetapi seharusnya
mereka bisa berpikir lebih cerdas mengenai efek jangka panjang.
4. Pelanggaran Tertulis
Pada dasarnya, perusahaan tersebut telah melanggar banyak peraturan dan
dikenai pasal berlapis. Hal ini berdasarkan penetapan regulasi dalam UUD.
Berikut ini pemaparannya:
 Pasal 4 tentang hak konsumen
 Pasal 7 tentang kewajiban pelaku usaha
 Pasal 8 tentang larangan pengusaha melanggar standar bahan baku
 Pasal 19 tentang pengusaha yang harus ganti rugi atas tindakannya
yang keliru

3. Upaya yang harus dilakukan supaya tidak terjadi lagi penyimpangan dalam
etika berbisnis
Sebagai bentuk hukuman dan tanggung jawab dari pihak produsen, mereka bukan
hanya sekedar meminta maaf tetapi juga bersedia untuk menarik seluruh produk obat
nyamuk tersebut dari pasaran. Setelah itu, mereka mengajukan surat perizinan untuk
memproduksi lagi.
Namun, produk kali ini harus dipastikan sesuai dengan regulasi. HIT aerosol yang
baru oleh produsen diciptakan menggunakan formula yang berbeda dan tentunya
bebas dari zat berbahaya seperti pada pelanggaran sebelumnya.
Bahkan, setiap zat yang akan mereka campurkan telah melalui proses uji yang
panjang dan lolos dari izin pemerintah. Barulah pada tanggal 22 September 2006,
produk HIT Aerosol yang baru benar-benar memperoleh perizinan untuk
mengedarkan produknya secara resmi.
Demikianlah pembahasan tentang contoh kasus pelanggaran etika bisnis PT
Megasari Makmur. Pelanggaran etika bisnis ini memang cukup merugikan banyak
pihak, sehingga perusahaan tersebut sama saja dengan bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai