OLEH:
KELOMPOK VI
Afif Mastur NIM. D1101131021
Elsa Megawati Sakong NIM. D1101131023
Geri Panjaitan NIM. D1101131028
Beatha Catur Debby Brigitha NIM. D1101131030
Riski Suryadi NIM. D1101131038
Swisma Feermanda NIM. D1101141016
Ichsannudin NIM. D1101141021
Istanyia Yensella Siahaan NIM. D1101141025
Arie Meidiyanto NIM. D1101141036
Muhammad Syarif Hidayatullah NIM. D1101141039
2. Bapak Budhi Purwoko S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi
yang turut mendampingi kami dalam kegiatan ekskursi 2009.
3. Peserta Ekskursi 2016 angkatan 2013 dan 2014, Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Untan, terima kasih atas segala bantuan
dan dukungan yang diberikan serta kerja samanya yang baik selama
kegiatan ekskursi berlangsung.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.7. Geologi...................................................................................... 5
3
2.2.1. Tahapan Kegiatan Penambangan PT. Aneka Tambang Tbk......................12
3.1.1.Pengolahan Bauksit......................................................................16
3.1.3.Pengolahan Ballclay.....................................................................21
4.1.3. Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan di PT. Clayindo Cakra Jaya.....33
6.1. Lingkungan............................................................................... 45
4
BAB VII KESIMPULAN............................................................................ 52
7.1. Kesimpulan............................................................................... 52
7.2. Saran....................................................................................... 52
LAMPIRAN............................................................................................ 54
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu :
7
Secara geografis, PT. ANTAM UBPB Tayan terletak pada 392429.612
sampai 417468.168 dan 6694073.186 sampai 9995394.009. Saat ini PT.
ANTAM UBPB Tayan memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas
36222170.604 m2.
Lokasi ketiga adalah PT. Clayindo Cakra Jaya yang terletak di Desa
Pawangi, Kecamatan Capkala, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Secara geografis, Kecamatan Capkala terletak pada 0 34 19-0 42 02
Lintang Utara. 108 17 74-109 06 21 Bujur Timur. Secara administratif,
Kecamatan Capkala adalah :
8
1.5. Kesampaian Lokasi
Lokasi PT. Aneka Tambang, Tbk. UBPB Tayan berada lebih kurang
105 km di sebelah timur dari Kota Pontianak, untuk mencapai lokasi
tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2 jam 15 menit dengan
menggunakan transportasi roda empat seperti bus dan mobil.
Lokasi IUP CV. Mega Makmur berada 49,3 km dari Kota Pontianak,
untuk bisa lokasi tersebut dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 10 menit
dengan menggunakan transportasi roda empat seperti mobil dan bus.
9
dilalui. Kondisi tanah di sekitar area lokasi keras bebatuan dan aktivitas
kegiatan padat dan berisik.
1.7. Geologi
10
metasedimen yang terbentang dari Mempawah, Bengkayang, Sukadana,
Ketapang timur, dan Nangapinoh. Sedangkan dataran perbukitan
menempati wilayah Kalimantan Barat bagian utara yang membentang
dari Bengkayang timur, Sanggau, Meliau hingga Kapuas Hulu.
11
- Batuan Gunungapi Serantak (Tes), berumur Eosen, terdiri dari tufa
dasitan halus, tufa lapili, tufa kristal, tufa litos, breksi tufaan, riodasit.
- Dasit Bawang (Teb), berumur Eosen, terdiri dari dasit porfiritik
dengan fenokris plagioklas dan kuarsa, sedikit tonalit.
- Formasi Hamisan (Toh), berumur Oligosen, terdiri dari arenit kuarsa,
arenit litos, konglomerat aneka bahan.
- Batuan Terobosan Sintang (Toms), berumur Oligosen, terdiri dari
diorit, mikrodiorit, granodiorit, diorit kuarsa, gabro kuarsa, tonalit.
- Batuan Gunungapi Niut (Tpn), ber-umur Pliosen, terdiri dari basal
porfiritik, andesit.
- Endapan Aluvial Tertoreh (Qat), berumur Kuarter, terdiri dari kerikil,
padat, pasir, Lumpur.
- Endapan Litoral (Qc) berumur Kuarter, terdiri dari Lumpur, pasir,
kerikil.
- Endapan Aluvial dan Rawa (Qa), berumur Kuarter, terdiri dari lumpur,
pasir, kerikil, dan sisa tumbuhan.
12
bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi
kedudukannya di kedalaman tertentu.
13
dengan sifat mineral lempung yang berbutir halus menyebabkan ballclay
bersifat sangat plastis dan mempunyai kuat fisik yang lebih baik
dibandingkan dengan kaolin.
Bassement (pasir)
14
Kendawangan, laterit alumina terdapat di dekat pantai. Sumber daya yang
ditemukan cukup besar seperti di daerah lainya. Di daerah Sandai-Jago,
walaupun eksplorasi tidak dilanjutkan, sumber daya yang terbukti
menunjukkan bahwa daerah ini merupakan sumber laterit alumina cukup
tinggi untuk ditambang secara besar-besaran.
15
a) Tayan dan sekitarnya, Tipe endapan laterit, kadar Al2O3 = 27-30 %
b) Sandai, Tipe endapan laterit, kadar Al2O3 = 29.4 %
c) Air Upas & Riam, Tipe endapan laterit, kadar Al2O3 = 28-35 %
d) Kendawangan, Tipe endapan laterit, kadar Al2O3 = 31 %
e) Kab. Sambas, Kec. Sei Raya, kadar AL2O3 = 47-53%
f) Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sanggau , Mungguk Pasir, Kusik,
Simpang Dua, Pulau Kunyit, Balai Bekuak, Pantah, Sungai Dawak,
Sungai Semandang dengan deposit terdapat pada kedalaman 2 m
dengan ketebalan antara 1,5 - 2 m.
16
BAB II
RENCANA PENAMBANGAN
17
penambangannya dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan
bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas.
Penambangan bauksit diawali dengan land clearing. Setelah pepohonan dan
semak di bersihkan dengan bulldozer, kemudian dilakukan pengupasan
tanah penutup (top soil). Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan
shovel loader yang sekaligus memuat bijih tersebut ke dalam dumptruck
untuk diangkut ke instalansi pencucian. Diagram berikut ini menjelaskan
tahap penambangan bauksit di PT.ANTAM Tbk.
18
2.2.2. Tahapan Kegiatan Penambangan CV. Mega Makmur
19
Tahapan penambangan dimulai dengan tahap pembersihan lahan (land
clearing) sekaligus pengupasan dan pemindahan tanah penutup (stripping).
Operasi pembersihan lahan yang dilakukan antara lain pembabatan semak
dan perdu menggunakan excavator kemudian dibuang ke daerah-daerah
pembuangan, penebangan pohon dan pemotongan kayu serta operasi
pemindahan lapisan material penutup yaitu top soil yang banyak
mengandung bahan-bahan organik hasil pelapukan yang menyuburkan
tanah. Lapisan top soil ini digali dengan menggunakan excavator dan
dimuat kemudian diangkut dengan dump truck ke tempat penyimpanan top
soil (bank soil). Timbunan tanah subur ini, nantinya dimanfaatkan pada saat
melakukan pekerjaan reklamasi.
20
BAB III
RENCANA PENGOLAHAN
3.1.1.Pengolahan Bauksit
21
Gambar 5. Rangkaian proses ekstraksi alumina dari bauksit
(Proses Bayer)
Ekstraksi Bauksit
22
dengan larutan soda kaustik dan dipompa ke dalam bejana bertekanan
(autoclave). Alumina hidrat terlarutkan secara selektif dari material yang
tidak larut (insoluble) menjadi senyawa sodium aluminat. Terjadi reaksi
kimia antara Al2O3 dengan NaOH dengan reaksi sebagai berikut :
23
Dekomposisi
24
Penambahan seed alumina ke dalam tangki presipitasi bertujuan untuk
mengendalikan pembentukan alumina. Filter vakum digunakan untuk
memisahkan endapan hidroksida, yang kemudian dibasuh dengan air
destilasi.
HOOPER
FEEDER
PRIMARY CRUSHER
SECONDARY CRUSHER
25
Peremukan/kominusisehingga ukuran butir menjadi lebih kecil dari
ukuran semula dengan menggunakanprimary crusher yaitu jaw
crusher yang dilanjutkan ke secondary crusher;
Pengangkutan dengan menggunakan ban berjalan (belt conveyor);
Penghalus ukuran dengan menggunakan cone crusher;
3.1.3.Pengolahan Ballclay
Ballclay yang telah ditambang tidak dapat langsung diolah. Hal ini
disebabkan karena ballclay masih mengandung air. Ballclay dan bondclay
yang berasal dari daerah penambangan tercampur dengan mineral/ bahan
organik pengotor. Oleh karenanya terlebih dahulu bahan galian ini
dibersihkan dari kotoran dengan handsorting terutama mineral yang
berwarna (pada umumnya oksida besi). Atau dapat pula dibersihkan (dicuci)
atau disaring dengan air dengan menggunakan "filter". Kemudian
dilanjutkan dengan proses floatation untuk memisahkan dari butiran yang
lebih kasar atau dari pengotor zat organik, sesudah terlebih dahulu
dilakukan proses grinding. Dalam proses floatation diperlukan air dalam
jumlah banyak dan ini dapat dilakukan dengan sistem pengendapan dan
sirkulasi. Lempung tersebut kemudian dicampur dengan air dalam
"pugmill", dikeringkan diudara terbuka, dan dicetak dalam bentuk, setelah
kering dimasukkan dalam oven, dimana temperatur meningkat secara
bertahap sampai titik yang diinginkan
26
penggunaan untuk red mud, belum ada yang teraplikasi massal dan
mempunyai nilai komersial. Menambahkan soda lemah ke dalam red mud
bertujuan untuk melarutkan natrium aluminat dan didinginkan hingga
100C. Dengan pengadukan dan pendinginan hingga 60 C, aluminium
hidroksida Al(OH)3 (hydrargillite) mengendap.
Limbah non-B3
logam-logam bekas - didaur ulang menjadi liner.
Limbah Rumah Tangga - didaur ulang menjadi kompos untuk keperluan
reklamasi
Limbah B3
Oli bekas digunakan untuk peledakan
Abu batu digunakan kembali sebagai bahan dasar campuran aspal
Bateri bekas dikelola
27
BAB IV
Keterangan
L = Lebar jalan angkut minimum (m)
n = Jumlah jalur
28
Gambar 6. Lebar Jalan Angkut Lurus Dua Jalur
Lebar jalan angkut pada tikungan harus Iebih besar daripada lebar
jalan lurus (lihat Gambar 7). Lebar jalan minimum untuk jalur ganda
dihitung berdasarkan pada:
Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
belakang pada saat membelok.
29
Gambar 7. Lebar Jalan Angkut Untuk Dua Jalur Pada Tikungan
W= n (U + Fa + Fb +Z)+ C
C ZY2(U+Fa+Fb)
Fa = Ad x sin a
Fb = Ab x sin a
Keterangan :
W = lebar jalan angkut pada tikungan, m
n = jumlah jalur
Fa = lebar juntai depan, m (dikoreksi dengan sin sudut belok roda depan)
Fb =lebar juntai belakang,m (dikoreksi dengan sin sudut belok roda depan)
30
Kemampuan alat angkut berjalan untuk melewati tikungan kecepatan
nya terbatas, maka dalam pembuatan tikungan harus memperhatikan
besarnya jalan jalan tikungan, kecepatan laju truck dan superelevasi jalan
tikungan. Dalam pembuatan jalan menikung, jari - jari tikungan harus dibuat
lebih besar dan jari - jari lintasan alat angkut atau minimal sama. Jari - jari
tikungan jalan angkut juga harus memenuhi keselamatan kerja di tambang
atau memenuhi faktor keamanan yaitu jarak pandang bagi pengemudi di
tikungan, baik honisontal maupun vertikal terhadap kedudukan suatu
penghalang pada jalan tersebut yang diukur dan mata pengemudi. Besarnya
jari - jari tikungan minimum pada jalan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai beriikut:
2
V
R= (e+f )
127
Keterangan:
e = Superelevasi, rn/rn
f = friction factor
4 Superelevasi
31
terguling. Semakin besar superelevasi semakin besar pula komponen berat
kendaraan yang diperoleh (lihat Tabel 8.1). Untuk menghitung besar nilai
superelevasi, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
V2
e+ f =
127 R
Keterangan:
e = Superelevasi, m/m
f = friction factor
R = Jari-jari tikungan, m
(m) lebih
15 004 0,04
32
Keadaan topografi daerah yang akan dijadikan jalan angkut harus
memiliki kemiringan yang relatif kecil. Kemiringan jalan angkut adalah
besarnya sudut yang dibentuk antara jarak jalan miring karena perbedaan
elevasi. Kalau jalan itu naik disebut kemiringan positif dan bila jalan itu
turun disebut kemiringan negatif. Besarnya kemiringan biasanya dinyatakan
dalam persen (%). Kemiringan 1 % berarti jalan itu naik atau turun 1 meter
untuk jarak mendatar sebesar 100 meter. Kemiringan maksimum dapat
dengan balk dilalui oleh alat angkut (dump truck) antara 10 - 18 %, akan
tetapi untuk jalan naik maupun turun pada perbukitan lebih aman
menggunakan kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % atau 4,50.
Grade xlOO% Ax
Keterangan:
h = beda tinggi antara 2 titik yang diukur, m
Kecepatan(mph)
33
b Rimpull yang diperlukan
Keterangan:
RP I = rimpull untuk mengatasi tanjakan, lb
Rpt = 20 lb/tonl%
G = kemiringan, %
RP2 = w x RR
Keterangan:
RP2 = Rimpull untuk mengatasi tahanan guling, lb
34
Macam jalan lb/ton Kg/ton
Saiju : packed 50
45
Loose 90
200 100 -
Lembek, berlumpur, tidak terawat.
400 200
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horisontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang seperti kerucut. (lihat Gambar 8) Pembuatan cross
slope dimaksudkan agar saat turun hujan air tidak menggenangi badan jalan
dan segera masuk ke dalam pant yang berada di samping kin dan kanan
jalan, karena air yang menggenang pada permukaan jalan menyebabkan
jalan menjadi becek dan akan mempercepat kerusakan jalan. Selain itu juga
dapat membahayakan kendaraan yang melewatinya.
35
keminingan mehntang (cross slope) yang direkomendaSikan adalah sebesar
20 - 40 mm/rn jarak bagian tepi jalan ke bagian tengah atau pusat jalan dan
disesualkan dengan kondisi yang ada.
36
Stockpile ini digunakan untuk menampung sementara bauksit dari
hasil operasi pertambangan, sebelum bauksit tersebut diumpankan dalam
proses pengolahan. Stockpile ini juga bermanfaat untuk menghindari
berhentinya operasi di unit pengolahan akibat terganggunya operasi
penambangan. Stockpile dibuat pada area seluas 200 m x 100 m (2 ha)
dengan tinggi tumpukan bauksit sekitar 5 meter dari sudut kemiringan
bauksit diperkirakan sebesar 35 derajat. Kapasitas tampung sekitar 16,667
ton bauksit.
37
Gambar 10. Geometri Washed Bauxite Stockpile
38
4.2. Penimbunan dan Pemuatan
1. Program Pemantauan
39
2. Parameter yang dipantau
3. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan untuk mengetahui adanya erosi pada timbunan
material penutup sehingga dapat diambil segera langkah langkah
pencegahan dan penanggulangan.
4. Metode Pemantauan
Dengan melakukan pengamatan visual terhadap adanya jejak-jejak
larian air limpasan pada permukaan timbunan material penutup.
5. Lokasi Pemantauan
Dilokasi penimbunan tanah penutup dan tanah pucuk.
6. Pelaksanaan Pemantauan
Pelaksana Pemantauan Lingkungan, akan dilakukan oleh pihak
perusahaan dari departemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L).Pengawasan Pemantauan Lingkungan, dilakukan dan dikoordinasi
oleh Badan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pontianak serta instansi teknis lainnya, seperti : Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, Pertambangan dan Energi Kab.
Pontianak.
40
3. Clay yang gradenya sama di timbun dalam satu tumpukan, sedangkan
clay yang gradenya berbeda ditumpuk dalam tupukan lainnya yang
sesuai.
BAB V
41
Usaha pertambangan bijih bauksit PT. Aneka Tambang,Tbk ini akan
dilaksanakan oleh unit pelaksana yang meliputi bagian Mine Planning,
Infrastructur Contruction, Mining, Health Safety Enviroment, General &
Admin dan ComDev & LA. Semua bagian tersebut berada di bawah
pimpinan seorang Site Manager/Kepala Tambang yang secara struktural
berada dibawah manajemen pusat PT. Aneka Tambang,Tbk.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi unit pelaksana pertambangan
dapat dilihat pada garnbar berikut ini :
42
Kepala Teknik Tambang (KTT) dan direktur keuangan. KTT membawahi
kepala produksi, kepala gudang dan juru ledak. Sementara direktur
keuangan membawahi bagian administrasi, penjualan (marketing) dan
logistik. Kepala produksi bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan operasi produksi seperti crusher, generator/genset,
bengkel/workshop, kendaraan dan alat-alat berat.
K
K
D
T
io
Tio
T m
r
a
e
n
k
d
t
i
u
t
r
e
r
Gambar 12. Struktur Organisasi CV. Mega Makmur
43
5.1.3. Struktur Organisasi PT. Clayindo Cakra Jaya
K
K
D
T
io
Tm
r
a
e
n
k
td
i
u
t
r
e
r
Gambar 13. Struktur Organisasi PT.Clayindo Cakra Jaya
44
Penerimaan personil dilakukan secara terbuka/transparan bagi semua
pihak yang memenuhi persyaratan, baik tenaga kerja lokal maupun dari luar
daerah. Namun dalam kondisi dimana terdapat tenaga kerja lokal yang
memenuhi persyaratan, maka prioritas akan diberikan kepada tenaga kerja
lokal. Kebijakan keberpihakan kepada tenaga kerja lokal diterapkan
sepenuhnya untuk penerimaan tenaga kerja operasional non skill. Hak-hak
tenega kerja diberlakukan sesuai dengan ketentuan yang ada, baik ketentuan
daerah maupun pusat.
Site
1. Manager/Kepala 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
Tambang
2. Secretary
Secretary 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
3. Mine Planning
45
TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8
MP Manager 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
Drafter 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan
Admin 1 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan
3A. Development
3C. Laboratory
Analisis 2 2 2 2 2 2 Keahlian
AsistenAnalisis 4 4 4 4 4 4 Ketrampilan
4. Mining
Admin 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan
4A. Pit
46
TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8
Operator 2 6 8 10 10 10 Ketrampilan
4C. Port
Health Safety
5.
Enviroment
GA Manager 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
47
TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8
Asisten
1 1 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan
Administration
Security 6 6 6 6 6 6 6 6 Ketrampilan
Cooker 4 4 4 4 4 4 4 4 Ketrampilan
Vehicle &
6B.
Equipment
Mechanic 6 6 6 6 6 6 6 6 Ketrampilan
Operator Heavy
5 24 24 24 24 24 24 24 Ketrampilan
Equipment
7. ComDev& LA
Manager
1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
ComDev& LA
48
TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8
Land Aquistion.
1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
Spt.
Land Aquisition.
2 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan
Officer
Admin 1 1 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan
22 23 24 24 24 24 16
Jumlah 92
0 4 1 8 8 8 4
Sumber : Data perencanaan tambang, 2013
Sistem kerja ini perlu direncanakan untuk tenaga kerja tetap maupun
tidak tetap. Karyawan tidak tetap, masa kerja dan kompensasinya
merupakan fungsi dari kinerja kegiatannya. Dengan demikian, untuk tenaga
kerja tidak tetap akan di kontrak selama waktu tertentu untuk melakukan
pekerjaan tertentu.
Kualifikasi dan jumlah tenaga kerja tidak tetap yang akan dikontrak
pada masing-masing operasi bergantung pada jumlah target produksi bauksit
. Masa kontrak untuk setiap karyawan tidak tetap direncanakan per 6 bulan
49
sampai dengan 1 tahun, dan sesudahnya dapat dilakukan pembaharuan isi
kontrak. Selama masa kontrak, pegawai atau karyawan tersebut bekerja
mengikuti uraian kerja yang ditetapkan perusahaan dan berpegang pada
peraturan ketenagakerjaan.
BAB VI
6.1. Lingkungan
50
yang dilakukan pada pengunjungan yang datang, yaitu wajib melapor sebab
dan tujuan datang kepada pihak security untuk ditindak lanjuti.
51
Pengawas Keselamatan Kerja PT. Antam. Ketika menjalani Safety
Induction, yang bersangkutan akan dijelaskan mengenai apa-apa saja
peraturan yang wajib untuk diikuti ketika akan mengunjungi kawasan
pertambangan dan akan dijelaskan perlengkapan APD yang harus digunakan
seperti :
1 Safety Helmet
2 Safety Shoes
3 Safety Vest
4 ID Card / Kartu Pengunjung
Kepada Mitra Kerja PT. Antam Tbk. Tayan, Kalimantan Barat yang
telah bekerja pada wilayah Kuasa Pertambangan PT. Antam diharuskan ikut
membangun kerja sama yang baik dalam hal pelaksanaan pengawasan dan
pengamatan Keselamatan Kerja kepada tenaga kerjanya, Oleh karena itu
setiap Mitra Kerja harus menunjuk salah seorang Pengawas Keselamatan
Kerja (Kepala Jasa Pertambangan) dan salah seorang Safety officer,
Pengawas Operasional, dan Pengawas Tehnis, yang diusulkan ke Kepala
Tehnik Tambang PT. Antam untuk kemudian mendapat pengesahan dari
Kepala Tehnik Tambang. Dan orang yang ditunjuk tersebut mempunyai
kompetensi di bidang Keselamatan Kerja. Pengangkatan Pengawas
Keselamatan Kerja tersebut, merupakan pelaksanaan dari Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 1973 Tentang Pengaturan Dan Pengawasan
Keselamatan Kerja Di Bidang Pertambangan.
52
Kepala Jasa Pertambangan ( Mitra Kerja ) yang telah mendapat
pengesahan dari Kepala Tehnik Tambang PT. Antam Tbk. Tayan,
Kalimantan Barat, selanjutnya membuat Program Kerja sendiri terkait
dengan Keselamatan, kesehatan Kerja untuk tenaga kerjanya, yang telah
bekerja di wilayah Kuasa Pertambangan PT. Antam, sehingga tenaga kerja
tersebut merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Karena begitu beratnya tugas seorang Kepala Jasa Pertambangan maka
untuk merealisasikan dan mengawasi jalannya program kerja tersebut, maka
kepala Jasa Pertambangan dibantu oleh seorang Safety officer, Pengawas
Operasional, dan Pengawas Tekhnis.
53
telah dikunjungi. Hasil evaluasi temuan yang dibahas pada safety meeting,
ditindak lanjuti oleh pengawas safety PT. Antam dengan melakukan
kunjungan kembali ke lokasi kerja, kantor dan workshop mitra kerja yang
telah di patrol, untuk melakukan pengecekan kembali guna mengetahui
sudah sejauh mana tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
54
B. CV. Mega Makmur
55
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang keselamtan kerja. Setelah itu
pegawai PT.Clayindo membagikan APD seperti:
1 Safety Helmet
2 Safety Vest
3 Safety Shoes
56
BAB VII
KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ekskursi ini antara lain :
57
7.2. Saran
58
LAMPIRAN
59
LEMBAR KONSULTASI
KELOMPOK :
Dosen Pembimbing
(..........................................................)
60