Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG

KE PT. ANEKA TAMBANG TBk., CV. MEGA MAKMUR DAN


PT. CLAYINDO CAKRA JAYA
30 31 Mei 2016

OLEH:
KELOMPOK VI
Afif Mastur NIM. D1101131021
Elsa Megawati Sakong NIM. D1101131023
Geri Panjaitan NIM. D1101131028
Beatha Catur Debby Brigitha NIM. D1101131030
Riski Suryadi NIM. D1101131038
Swisma Feermanda NIM. D1101141016
Ichsannudin NIM. D1101141021
Istanyia Yensella Siahaan NIM. D1101141025
Arie Meidiyanto NIM. D1101141036
Muhammad Syarif Hidayatullah NIM. D1101141039

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Ekskursi Industri Tambang ke
PT. Aneka Tambang Tbk., CV. Mega Makmur dan PT. Clayindo Cakra Jaya dapat
terselesaikan tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk yang sederhana.

Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Ucapan
terima kasih ini penyusun sampaikan kepada :

1. Bapak Khalid Syafrianto S.T., M.T. selaku dosen pembimbing pada


matakuliah ini. Terima kasih atas segala dalam mendampingi kami selama
mengikuti kegiatan ekskursi.

2. Bapak Budhi Purwoko S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi
yang turut mendampingi kami dalam kegiatan ekskursi 2009.

3. Peserta Ekskursi 2016 angkatan 2013 dan 2014, Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Untan, terima kasih atas segala bantuan
dan dukungan yang diberikan serta kerja samanya yang baik selama
kegiatan ekskursi berlangsung.

Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di harapkan demi


penyempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Akhir kata, mohon maaf
jika terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penyusunan laporan ini . Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan mengenai dunia
pertambangan terutama bagi para pembacanya. Amin.

Pontianak, Juli 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang............................................................................. 1

1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................1

1.3. Jadwal Kunjungan dan Lokasi..........................................................2

1.4. Lokasi Pertambangan.....................................................................2

1.5. Kesampaian Lokasi........................................................................4

1.5.1. Kesampaian Lokasi di PT. Aneka Tambang Tbk.....................................4

1.5.2. Kesampaian Lokasi di CV. Mega Makmur...........................................4

1.5.3. Kesampaian Lokasi di PT. Clayindo Cakra Jaya....................................4

1.5. Keadaan Daerah............................................................................4

1.6.1. Keadaan Daerah PT. Aneka Tambang Tbk............................................4

1.6.2. Keadaan Daerah CV. Mega Makmur...................................................4

1.6.3. Keadaan Daerah PT. Clayindo Cakra Jaya............................................5

1.7. Geologi...................................................................................... 5

1.7.1. Keadaan Geologi Kabupaten Sanggau.................................................5

1.7.2. Keadaan Geologi Kabupaten Mempawah.............................................5

1.7.3. Keadaan Geologi Kabupaten Capkala.................................................6

1.8. Ganesa Bahan Galian.....................................................................7

1.8.1. Ganesa Bauksit............................................................................. 7

1.8.2. Ganesa Batu Granit........................................................................8

1.8.3. Ganesa Ballclay............................................................................ 8

1.9. Sumber Daya............................................................................... 9

BAB II RENCANA PENAMBANGAN..........................................................12

2.1.1. Metode Penambangan...................................................................12

2.2. Tahapan Kegiatan Penambangan.....................................................12

3
2.2.1. Tahapan Kegiatan Penambangan PT. Aneka Tambang Tbk......................12

2.2.2. Tahapan Kegiatan Penambangan CV. Mega Makmur............................14

2.2.3. Tahapan Kegiatan Penambangan PT. Clayindo Cakra Jaya......................14

BAB III RENCANA PENGOLAHAN............................................................16

3.1. Pengolahan Bahan Galian..............................................................16

3.1.1.Pengolahan Bauksit......................................................................16

3.1.2.Pengolahan Batu Granit.................................................................20

3.1.3.Pengolahan Ballclay.....................................................................21

3.2. Pengolahan Limbah.....................................................................21

BAB IV PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN..........................................23

4.1. Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan..........................................23

4.1.1.Tata Cara Pengangkutan di PT. Aneka Tambang Tbk.............................23

4.1.2. Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan di CV. Mega Makmur............33

4.1.3. Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan di PT. Clayindo Cakra Jaya.....33

4.2. Penimbunan dan Pemuatan................................................................33

4.2.1.Penimbunan dan Pemuatan di PT. Aneka Tambang Tbk.........................33

4.2.2.Penimbunan dan Pemuatan di CV. Mega Makmur................................34

4.2.3.Penimbunan dan Pemuatan di PT. Clayindo Cakra Jaya..........................35

BAB V ORGANISASI DAN TENAGA KERJA................................................36

5.1. Sistem Organisasi........................................................................36

5.1.1. Struktur Organisasi PT. Aneka Tambang Tbk......................................36

5.1.2. Struktur Organisasi CV. Mega Makmur.............................................37

5.1.3. Struktur Organisasi PT. Clayindo Cakra Jaya.....................................38

5.2. Sumber Daya Manusia..................................................................39

5.2.1.Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja.....................................................39

5.2.2.Sistem Gaji dan Upah....................................................................44

BAB VI LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN TENAGA KERJA. 45

6.1. Lingkungan............................................................................... 45

6.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja...................................................45

4
BAB VII KESIMPULAN............................................................................ 52

7.1. Kesimpulan............................................................................... 52

7.2. Saran....................................................................................... 52

LAMPIRAN............................................................................................ 54

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri tambang tentunya menjadi perhatian penting


bagi orang-orang yang bekerja di sektor pertambangan, khususnya
mahasiswa program studi teknik pertambangan yang akan menjadi penerus
perkembangan tersebut.
Ilmu pengetahuan yang diperoleh di masa perkuliahan tentunya tidak
lengkap apabila tidak ada kunjungan langsung ke lapangan. Kunjungan ini
berupa melihat secara langsung proses penambangan mineral dan proses
pengolahannya hingga menjadi produk akhir yang siap dijual ke konsumen.
Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini, mahasiswa program studi Teknik
Pertambangan Universitas Tanjungpura mengadakan ekskursi industri
tambang ke tiga lokasi, yaitu PT. Aneka Tambang Tbk di Kabupaten
Sanggau (pertambangan bauksit), CV. Mega Makmur di Kabupaten
Mempawah (pertambangan granit), dan PT. Clayindo Cakra Jaya di
Kabupaten Bengkayang (pertambangan ballclay).
Ekskursi industri tambang ini diselenggarakan guna melengkapi ilmu
yang sebelumnya telah didapat di bangku perkuliahan. Selain itu, ekskursi
industri tambang juga termasuk dalam salah satu mata kuliah program studi
teknik pertambangan, sehingga penyelesaian laporan ekskursi ini sangat
penting untuk bisa lulus mata kuliah tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya ekskursi industri tambang ini adalah sebagai


upaya peningkatan wawasan mahasiswa terhadap industri pertambangan
khususnya di Indonesia. Dengan wawasan tersebut diharapkan berguna bagi
mahasiswa dalam mendukung kegiatan perkuliahan.

6
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu :

Meningkatkan pemahaman mahasiswa program studi Teknik


Pertambangan Universitas Tanjungpura terhadap perkembangan industri
tambang khususnya di Kalimantan Barat.
Mengetahui metode dan tahapan kegiatan penambangan yang
digunakan masing-masing perusahaan tambang
Mengetahui sumber daya dan cadangan yang terdapat di tiap-tiap lokasi
ekskursi.
Memahami proses penambangan dan pengolahan, sistem dan tatacara
yang diaplikasikan untuk masing-masing bahan galian.
Mengetahui wawasan tentang cakupan lingkungan kerja di perusahaan
tambang
Memahami kerangka dasar manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.

1.3. Jadwal Kunjungan dan Lokasi

Kegiatan ekskursi industri tambang dilaksanakan dalam dua hari,


dimulai dari hari Senin, 30 Mei 2016 hingga Selasa, 31 Mei 2016. Pada hari
Senin, 30 Mei 2016, peserta ekskursi menuju ke PT. Aneka Tambang Tbk di
daerah Tayan dan kembali ke Universitas Tanjungpura Pontianak pada
malam hari. Esoknya pada hari Selasa, 31 Mei 2016, peserta ekskursi
menuju ke CV. Mega Makmur di daerah Peniraman hingga tengah hari,
dilanjutkan ke PT. Clayindo Cakra Jaya di daerah Capkala hingga sore hari,
dan kembali lagi ke Universitas Tanjungpura Pontianak pada malam hari.

1.4. Lokasi Pertambangan

Tempat pelaksanaan kegiatan ekskursi tahun 2016 berlokasi di tiga


area penambangan yaitu di PT. Aneka Tambang Tbk., CV.Mega Makmur
dan PT. Clayindo Cakra Jaya.

Lokasi pertama yaitu PT. Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis


Pertambangan Bauksit (UBPB) Tayan yang terletak di Dusun Piasak, Desa
Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

7
Secara geografis, PT. ANTAM UBPB Tayan terletak pada 392429.612
sampai 417468.168 dan 6694073.186 sampai 9995394.009. Saat ini PT.
ANTAM UBPB Tayan memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas
36222170.604 m2.

Lokasi kedua yaitu CV. Mega Makmur yang berada di Desa


Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Kalimantan
Barat.

Lokasi ketiga adalah PT. Clayindo Cakra Jaya yang terletak di Desa
Pawangi, Kecamatan Capkala, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Secara geografis, Kecamatan Capkala terletak pada 0 34 19-0 42 02
Lintang Utara. 108 17 74-109 06 21 Bujur Timur. Secara administratif,
Kecamatan Capkala adalah :

Utara : Kecamatan Sungai Raya Kepulauan


Selatan : Kabupaten Pontianak
Timur : Kabupaten Monterado
Barat : Kecamatan Sungai Raya

Gambar 1. Lokasi UBP Bauksit Tayan PT. Aneka Tambang Tbk.

8
1.5. Kesampaian Lokasi

1.5.1. Kesampaian Lokasi di PT. Aneka Tambang Tbk.

Lokasi PT. Aneka Tambang, Tbk. UBPB Tayan berada lebih kurang
105 km di sebelah timur dari Kota Pontianak, untuk mencapai lokasi
tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2 jam 15 menit dengan
menggunakan transportasi roda empat seperti bus dan mobil.

1.5.2. Kesampaian Lokasi di CV. Mega Makmur

Lokasi IUP CV. Mega Makmur berada 49,3 km dari Kota Pontianak,
untuk bisa lokasi tersebut dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 10 menit
dengan menggunakan transportasi roda empat seperti mobil dan bus.

1.5.3. Kesampaian Lokasi di PT. Clayindo Cakra Jaya

Lokasi IUP PT. Clayindo Cakra Jaya berada 119,3 km dari


Pontianak, untuk mencapai lokasi tersebut perjalanan dapat dilakukan mulai
dari Pontianak dengan menggunakan transportasi roda empat berupa bus
dan mobil ke Kecamatan Capkala selama 2 jam, kemudian dilanjutkan
menuju lokasi penambangan di Desa Pawangi selama 35 menit.

1.5. Keadaan Daerah

1.6.1. Keadaan Daerah PT. Aneka Tambang Tbk.

Keadaan daerah di PT. Aneka Tambang Tbk. UBPB Tayan saat


dilaksanakannya kegiatan ekskursi pada tanggal 30 Mei 2016 pukul 09.40
WIB yaitu cuaca cerah dan panas, serta jalan akses mudah dilalui. Kondisi
tanah / akses jalan ekskursi yang dilalui memadai, dominan tanah yang
ditemui berwarna kuning kemerahan.

1.6.2. Keadaan Daerah CV. Mega Makmur

Keadaan daerah kedua di CV. Mega Makmur saat dilaksanakannya


kegiatan ekskursi pada tanggal 31 Mei 2016 sekitar pukul 08.30 WIB yaitu
cuaca sedikit mendung dan jalan akses menuju ke lokasi sangat mudah

9
dilalui. Kondisi tanah di sekitar area lokasi keras bebatuan dan aktivitas
kegiatan padat dan berisik.

1.6.3. Keadaan Daerah PT. Clayindo Cakra Jaya

Keadaan daerah di PT. Clayindo Cakra Jaya saat dilaksanakannya


ekskursi pada tanggal 31 Mei 2016 pukul 15.17 WIB yaitu permukaan tanah
becek, licin dan lengket. Kondisi cuaca mendung dan sedikit hujan.
Permukaan tanah banyak ditutupi oleh tanah lempung berwarna putih
keabuan, bersifat lengket dan plastis. Terdapat beberapa timbunan stockpile
di lapangan beserta plang/simbol sebagai pembeda antar clay. Ada juga
kolam pengendapan tambang ang dialihfungsikan sebagai kolam ikan.

1.7. Geologi

1.7.1. Keadaan Geologi Kabupaten Sanggau

Formasi geologi yang terdapat di daerah Kecamatan Tayan Hilir,


antara lain adalah Formasi Kwartir, Kapur, Trias, Pistosen, Intruksif dan
Plutonik Asam, Sekis Hablur, Intruksif dan Plutonik Basa, Lapisan Batu,
dan Permo Karbon. Pada umumnya lapisan tanah Pistosen hampir terdapat
di seluruh desa.

PT. Antam terletak di kabupaten Sanggau yang meliputi 3 kecamatan


yaitu: kecamatan tayan hilir, kecamatan tayan hulu dan kecamatan toba
dengan formasi geologi berikut.

1.7.2. Keadaan Geologi Kabupaten Mempawah

Geomorfologi Kalimantan Barat terbagi menjadi tiga yaitu dataran


rendah, dataran tinggi dan dataran perbukitan. Dataran rendah ditempati
sebagian wilayah pantai didominasi endapan aluvium, pasir dan batuan
granit terbentang dari Sambas, Singkawang, Pontianak hingga
Ketapang barat yaitu Sukadana dan Kendawangan. Dataran tinggi
menempati bagian tengah terdiri dari batuan sedimen, batuan terobosan dan

10
metasedimen yang terbentang dari Mempawah, Bengkayang, Sukadana,
Ketapang timur, dan Nangapinoh. Sedangkan dataran perbukitan
menempati wilayah Kalimantan Barat bagian utara yang membentang
dari Bengkayang timur, Sanggau, Meliau hingga Kapuas Hulu.

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Mempawah berupa tanah


organosal, alluvial dan low humic clay. Tanah organosal terdapat di daerah
yang terluas, yakni meliputi kecamatan Sungai Kunyit, Mempawah Hilir,
Sungai Pinyuh, Siantan, Sungai Raya, Sungai Kakap, Sungai Ambawang
dan Toho. Tanah alluvial yang sebagian besar dipergunakan untuk sawah
tadah hujan dan kebun kelapa terdapat di daerah pantai, antara lain
kecamatan Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh, Mempawah Hilir, Siantan, Telok
Pakedai dan Batu Ampar. Tanah lowhumic clay terdapat sedikit di
kecamatan Sungai Kunyit dan Toho

1.7.3. Keadaan Geologi Kabupaten Capkala

Geologi daerah Sungai Raya ber-dasarkan Peta Geologi Lembar


Singkawang Skala 1 : 250.000 yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi (Suwarna, N. dkk., 1993) terdiri dari beberapa
formasi batuan sedimen, gunungapi dan terobosan yang berumur dari Kapur
hingga Kuarter.

Formasi-formasi batuan yang terdapat di daerah kegiatan ekskursi


berturut-turut dari tua ke muda sebagai berikut :

- Formasi Banan (Trub), berumur Trias, merupakan batuan tertua di


daerah penyelidikan, terdiri dari batupasir kasar hingga menengah,
berwarna kelabu coklat hingga terang, berkonglomerat alas, pejal
hingga berlapis tebal.
- Formasi Sungaibetung (Jls), berumur Yura, terdiri dari selang seling
antara batupasir, batulumpur dan batulanau.
- Batuan Gunungapi Raya (Klr), berumur Kapur, terdiri dari andesit,
dasit, basal.
- Granodiorit Mensibau (Klm), berumur Kapur, terdiri dari granodiorit,
granit, diorit kuarsa, diorit, adamelit dan tonalit.

11
- Batuan Gunungapi Serantak (Tes), berumur Eosen, terdiri dari tufa
dasitan halus, tufa lapili, tufa kristal, tufa litos, breksi tufaan, riodasit.
- Dasit Bawang (Teb), berumur Eosen, terdiri dari dasit porfiritik
dengan fenokris plagioklas dan kuarsa, sedikit tonalit.
- Formasi Hamisan (Toh), berumur Oligosen, terdiri dari arenit kuarsa,
arenit litos, konglomerat aneka bahan.
- Batuan Terobosan Sintang (Toms), berumur Oligosen, terdiri dari
diorit, mikrodiorit, granodiorit, diorit kuarsa, gabro kuarsa, tonalit.
- Batuan Gunungapi Niut (Tpn), ber-umur Pliosen, terdiri dari basal
porfiritik, andesit.
- Endapan Aluvial Tertoreh (Qat), berumur Kuarter, terdiri dari kerikil,
padat, pasir, Lumpur.
- Endapan Litoral (Qc) berumur Kuarter, terdiri dari Lumpur, pasir,
kerikil.
- Endapan Aluvial dan Rawa (Qa), berumur Kuarter, terdiri dari lumpur,
pasir, kerikil, dan sisa tumbuhan.

Struktur geologi yang berkembang berdasarkan Peta Geologi Lembar


Singkawang (N. Suwarna dkk, 1993) adalah berupa sesar dan kelurusan
pada batuan gunungapi dan plutonik yang umumnya berarah utara
baratdaya, serta sekumpulan retakan yang berarah utara timur laut.
Struktur geologi ini sangat dipengaruhi oleh adanya batolit singkawang
yang cenderung merupakan tanjung bagian barat laut.

1.8. Ganesa Bahan Galian

1.8.1. Ganesa Bauksit

Bauksit terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk,erat


kaitannya dengan penyebaran granit dan bochmit. bauksit terjadi di daerah
tropika dan subtropika serta membentuk perbukitan yang landai dengan
memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan
sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar
kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali.
(misalnya sienit dan nefelin) yang berasal dari batuan beku, batu lempung-
lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses
lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi

12
bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi
kedudukannya di kedalaman tertentu.

Profil Tanah (Bauksit)

Tanah penutup; hingga kedalaman 2,5 meter

Bijih bauksit; kedalaman 3 5 meter

Bassement (clay / fresh)

1.8.2. Ganesa Batu Granit

1.8.3. Ganesa Ballclay

Ballclay merupakan sejenis lempung yang mempunyai sifat sangat


plastis dan sebagian besar terdiri dari mineral kaolinit tidak sempurna
(disordered kaolinite). Nama ballclay berasal dari negara Inggris yang
dahulu menambang lempung jenis ini dengan cara memotong menjadi blok
lempung seukuran 1 kaki kubik yang kemudian dapat dibentuk membundar
seperti bola. Umumnya ballclay terdiri dari campuran sekitar 70%
disordered kaolinite dengan illit, kuarsa, monmorilonit, klorit dan sejumlah
kecil material organik. Zat organik dapat menyebabkan ballclay berwarna
agak gelap, abu-abu tua atau kecoklatan. Kandungan organik bersama-sama

13
dengan sifat mineral lempung yang berbutir halus menyebabkan ballclay
bersifat sangat plastis dan mempunyai kuat fisik yang lebih baik
dibandingkan dengan kaolin.

Endapan ballclay di daerah ini memiliki sifat-sifat fisik dan keadaan


ballclay antara lain memiki ukuran partikel yang halus, sifat plastis yang
tinggi, memiliki kekuatan kering yang tinggi, penyusutan pada saat
pengeringan. Warna ballclay abu-abu muda karena unsur besinya lebih
tinggi dibanding kaolin. Sebaran endapan ballclay di wilayah IUP
PT.Clayindo Cakra Jaya seluas 145,5 hektar

Profil Tanah (Clay)

Tanah penutup; hingga kedalaman 2,5 meter

Clay; kedalaman 3 4 meter

Bassement (pasir)

1.9. Sumber Daya

Sumber daya bauksit di Kalimantan Barat telah diselidiki dan meliputi


beberapa daerah, yaitu Kendawangan, Air Upas, Sandai-Jago dan Sungai
Kapuas (Tayan, Munggu Pasir, Pantas, Simpang Dua). Di daerah

14
Kendawangan, laterit alumina terdapat di dekat pantai. Sumber daya yang
ditemukan cukup besar seperti di daerah lainya. Di daerah Sandai-Jago,
walaupun eksplorasi tidak dilanjutkan, sumber daya yang terbukti
menunjukkan bahwa daerah ini merupakan sumber laterit alumina cukup
tinggi untuk ditambang secara besar-besaran.

Berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi


Kalimantan Barat tahun 2014, jumlah sumber daya bauksit di Kalimantan
Barat sebesar 1.079.647.366 ton bijih dan 524.901.907 ton logam dengan
cadangan sebesar 495.797.359 ton bijih dan 216.197.026 ton logam. Untuk
cadangan yang cukup besar ditemukan di daerah Sungai Kapuas. Endapan
batuan di daerah ini berserakan di bukit-bukit setinggi 30 - 40 meter dan
merupakan sisa erosi yang memiliki lerenglereng landai. Hasil penelitian
terbaru menunjukkan bahwa cadangan bauksit di daerah Kalimantan berupa
cadangan tereka dan cadangan terbukti cukup besar.

Jumlah sumber daya bauksit di Kalimantan Barat diperkirakan cukup


besar, yang terkonsentrasi di daerah Sanggau, Ketapang, dan lokasi yang
berada di perbatasan dua kabupaten ini.

Gambar 2. Peta Daerah Potensi Bauksit di Kalimantan Barat

15
a) Tayan dan sekitarnya, Tipe endapan laterit, kadar Al2O3 = 27-30 %
b) Sandai, Tipe endapan laterit, kadar Al2O3 = 29.4 %
c) Air Upas & Riam, Tipe endapan laterit, kadar Al2O3 = 28-35 %
d) Kendawangan, Tipe endapan laterit, kadar Al2O3 = 31 %
e) Kab. Sambas, Kec. Sei Raya, kadar AL2O3 = 47-53%
f) Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sanggau , Mungguk Pasir, Kusik,
Simpang Dua, Pulau Kunyit, Balai Bekuak, Pantah, Sungai Dawak,
Sungai Semandang dengan deposit terdapat pada kedalaman 2 m
dengan ketebalan antara 1,5 - 2 m.

16
BAB II

RENCANA PENAMBANGAN

2.1.1. Metode Penambangan

Berdasarkan klasifikasi metode pertambangan dibedakan menjadi tiga


macam yaitu penambangan terbuka (surface mining), penambangan bawah
tanah (underground mining) dan penambangan bawah air (underwater
mining). Metode penambangan yang dipakai oleh ketiga perusahaan
tambang di lokasi ekskursi adalah metode penambangan terbuka dengan
jenis open pit. Tambang terbuka merupakan metoda penambangan yang
segala aktivitas penambangannya dilakukan diatas atau relatif dekat dengan
permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara
bebas. Disebut open pit karena penambanganya dilakukan dari permukaan
relatif datar menuju ke arah bawah dimana endapan bijih tersebut berada.

Penambangan diawali dengan pembersihan lahan asli (land clearing).


Setelah pepohonan dan semak di bersihkan dengan bulldozer, kemudian
dilakukan pengupasan tanah penutup (top soil). Lapisan bijih tambang
kemudian digali dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih tersebut
ke dalam dumptruck untuk diangkut ke instalansi pencucian. Sedikit
berbeda dengan tambang batu granit di CV. Mega Makmur,
penambangannya dilakukan dengan sistem quarry yaitu penambangan
bahan galian di daerah yang berbukit-bukit.

2.2. Tahapan Kegiatan Penambangan

2.2.1. Tahapan Kegiatan Penambangan PT. Aneka Tambang Tbk.

Sistem penambangan pada PT. Aneka Tambang Tbk. menggunakan


sistem penambangan dengan metode tambang terbuka (open pit). Tambang
terbuka merupakan metoda penambangan yang segala aktivitas

17
penambangannya dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan
bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas.
Penambangan bauksit diawali dengan land clearing. Setelah pepohonan dan
semak di bersihkan dengan bulldozer, kemudian dilakukan pengupasan
tanah penutup (top soil). Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan
shovel loader yang sekaligus memuat bijih tersebut ke dalam dumptruck
untuk diangkut ke instalansi pencucian. Diagram berikut ini menjelaskan
tahap penambangan bauksit di PT.ANTAM Tbk.

Gambar 3. Tahap Penambangan PT. ANTAM Tbk.

18
2.2.2. Tahapan Kegiatan Penambangan CV. Mega Makmur

Penambangan granit dimulai dari tahap pembersihan lahan sekaligus


pengupasan dan pemindahan tanah penutup. Operasi pembersihan lahan
yang dilakukan antara lain pembabatan semak dan perdu menggunakan
excavator kemudian dibuang ke daerah-daerah pembuangan, penebangan
pohon dan pemotongan kayu serta operasi pemindahan lapisan material
penutup yaitu top soil yang banyak mengandung bahan-bahan organik hasil
pelapukan yang menyuburkan tanah. Lapisan top soil ini digali dengan
menggunakan excavator dan dimuat kemudian diangkut dengan dump truck
ke tempat penyimpanan top soil (bank soil). Timbunan tanah subur ini,
nantinya dimanfaatkan pada saat melakukan pekerjaan reklamasi.

Pekerjaan selanjutnya dalam tahapan penambangan granit adalah


pembongkaran batuan granit dari batuan induknya. Kegiatan yang termasuk
dalam tahapan ini adalah pemboran dan peledakan. Dalam kegiatan
pemboran perlu ditentukan geometri lubang tembak yang meliputi
kedalaman, spasi, burden, dan lain sebagainya. Peralatan yang digunakan
dalam kegiatan pemboran adalah Crawler Rock Drill (CRD) dan kompresor.
Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak ANFO,
dinamit dan detonator.

Pekerjaan pemuatan dan pengangkutan dilakukan setelah kegiatan


pembongkaran batuan granit selesai. Hasil peledakan diangkut
menggunakan wheel loader dan excavatorkemudian dimuat ke dalam dump
truck untuk diangkut menuju lokasi crushing plant.

2.2.3. Tahapan Kegiatan Penambangan PT. Clayindo Cakra Jaya

Ballclay dan bondclay merupakan bahan galian yang lunak dapat


dijumpai dekat permukaan atau agak dalam dari permukaan, penambangan
dilakukan dengan sistem surface mining (tambang terbuka), lebih rincinya
yaitu open pit.

19
Tahapan penambangan dimulai dengan tahap pembersihan lahan (land
clearing) sekaligus pengupasan dan pemindahan tanah penutup (stripping).
Operasi pembersihan lahan yang dilakukan antara lain pembabatan semak
dan perdu menggunakan excavator kemudian dibuang ke daerah-daerah
pembuangan, penebangan pohon dan pemotongan kayu serta operasi
pemindahan lapisan material penutup yaitu top soil yang banyak
mengandung bahan-bahan organik hasil pelapukan yang menyuburkan
tanah. Lapisan top soil ini digali dengan menggunakan excavator dan
dimuat kemudian diangkut dengan dump truck ke tempat penyimpanan top
soil (bank soil). Timbunan tanah subur ini, nantinya dimanfaatkan pada saat
melakukan pekerjaan reklamasi.

Pemindahan overburden yang kira-kira setebal 50 sentimeter sampai 1


meter ini dilanjutkan dengan tahap selanjutnya yaitu penambangan ball
clay. Penambangan dimulai dengan penggalian lapisan ball clay yang
memiliki ketebalan kurang lebih 3 sampai 4 meter. Penambangan dilakukan
dengan excavator dan selanjutnya dimuat ke dump truck untuk selanjutnya
diangkut ke lokasi penimbunan.

20
BAB III

RENCANA PENGOLAHAN

3.1. Pengolahan Bahan Galian

3.1.1.Pengolahan Bauksit

Bauksit ditambang sebagian dikonversi menjadi alumina untuk


produksi logam aluminium, dan sebagian kecil digunakan untuk produk
non-logam menggunakan dalam berbagai bentuk alumina khusus,
sedangkan sisanya digunakan untuk non-metalurgi aplikasi bauksit.

Gambar 4. Bauksit (Al2O3.nH2O)

Bahan baku untuk elektrolisis garam lebur aluminium adalah


aluminium oksida dengan spesifikasi yang tinggi Al2O3 dan kandungan
pengotor yang rendah, yaitu nhidrat oksida (Al2O3), alumina. Alumina
diperoleh dari proses ekstraksi bauksit dengan menggunakan proses Bayer,
ditemukan di abad ke-19, yang merupakan proses yang utama dalam
ekstraksi bauksit menjadi alumina selain proses lain seperti proses intering
bijih bauksit dengan kapur dan dilarutkan menggunakan pelarut asam encer.

21
Gambar 5. Rangkaian proses ekstraksi alumina dari bauksit
(Proses Bayer)

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa pembuatan alumina merupakan


rangkaian proses kimiawi yang sangat komplek. Kandungan Al 2O3 dalam
bauksit bervariasi dari satu deposit ke deposit lainnya. Sehingga pabrik
alumina harus dirancang dan dibuat sesuai dengan karakteristik bijih bauksit

Ekstraksi Bauksit

Pada dasarnya proses ekstraksi bauksit terdiri atas tahapan, produk


tambang hancur dicuci dan di ayak + 2 mm untuk memisahkan bijih bauksit
dan menurunkan kandungan silika reaktif. Mineral pengotor terdapat di
dalam bauksit berukuran 2 mm. Hasil pencucian dengan vibrating
kemudian dihaluskan/dilumatkan dalam ball mill. Melalui proses
penggilingan diharapkan produk lolos berukuran p80 100 m dan dicampur

22
dengan larutan soda kaustik dan dipompa ke dalam bejana bertekanan
(autoclave). Alumina hidrat terlarutkan secara selektif dari material yang
tidak larut (insoluble) menjadi senyawa sodium aluminat. Terjadi reaksi
kimia antara Al2O3 dengan NaOH dengan reaksi sebagai berikut :

Al2O3xH2O + NaOH2NaAlO2 + (x+1)H2O

Sistem crushing plant bauksit terintegrasi dengan sistem washing


plant yang dapat berlangsung dalam beberapa tahap untuk bijih bauksit
Tayan seperti yang dilaksanakan oleh PT ICA, bijih bauksit di crushing
plant berlangsung satu tahap kemudian di cuci dalam trommol screen untuk
menghasilkan ukuran +2mm. Produk ayakan berukuran 2 mm dijadikan
sebagai umpan dalam proses milling yang merupakan rangkaian tertutup
antara ball mill dan siklon sebagai alat klasifikasi di mana bijih bauksit yang
masih berukuran kasar +150 mesh dikembalikan kembali ke dalam ball mill.
Sedangkan bijih bauksit yang sudah halus dicampurkan dengan larutan soda
kaustik (NaOH) di dalam bejana bertekanan (vessel/autoclave) yang
dipanaskan oleh steam dalam jumlah besar. Bejana bertekanan ini dalam
proses ekstraksi bauksit lebih di kenal dengan nama digester. Digester
disusun secara seri, PT ICA menempatkan digester sebanyak 4 (empat) unit
berukuran 8x75 m, beberapa jenis bauksit juga dilakukan penambahan
kapur sebanyak 2,5-5% ke dalam larutan.

Kondisi dalam digester seperti konsentrasi NaOH, suhu dan tekanan


sangat tergantung dari jenis bauksit yang akan diolah. Untuk bijih bauksit
berupa mineral bauksit proses digesting berlangsung padasuhu sekitar 145C
dengan konsentrasi NaOH 135 g/l dan berlangsung pada tekanan yang
terlalu tinggi. Bijih bauksit yang diolah oleh PT ICA merupakan mineral
bauksit gibsit dan sedikit mineral buhmit. Mineral buhmit dan dispore
membutuhkan suhu yang lebih tinggi 200-240C dan berlangsung 2-8 jam.
Bahkan ekstraksi bijih bauksit dispore proses digesting berlangsung dalam
dua tahap.

23
Dekomposisi

Setelah proses ekstraksi selesai larutan garam (sodium aluminat) dan


residu berupa red mud dialirkan ke unit washing dan tangki pengendap.
Tangki pengendap berukuran besar yang bekerja pada tekanan atmosferik
dan diaduk secara lambat. Sodium aluminat dipisahkan dan dialirkan ke
dalam seeding tank atau lebih dikenal dengan istilah tangki dekomposisi dan
red mud setelah pencucian akhir dialirkan ke kolam penampungan.

Serbuk alumina di tambah ke dalam larutan sodium aluminat yang


akan membentuk presipitat dengan reaksi sebagai berikut:

2NaAlO2 + 4H2O Al2O3.3H2O + 2NaOH

Silika reaktif berupa mineral lempung seperti kaolin yang terdapat


dalam bauksit bereaksi dengan natrium hidroksida membentuk natrium-
aluminium-silikat. Oksida besi serta titanium dan lainnya tidak bereaksi
dengan natrium membentuk limbah padat dikenal sebagai red mud. Red
mud kemudian difiltrasi dari filtrat yang berkandungan Al 2O3 yang tinggi
sebagai senyawa natrium aluminat, dicuci untuk menetralkan kaustik soda
kemudian dipompa thickener dan diendapkan kemudian di press dalam
bentuk bata untuk ditempatkan ke bekas-bekas tambang sebagai material
pengisi. Red mud menjadi masalah lingkungan yang akan timbul karena
volumenya yang sangat besar.

Penanganan red mud di beberapa pabrik ekstraksi alumina dilakukan


dengan membuang ke dalam laut dengan kondisi bawah permukaan laut
yang sudah dipastikan terkendali. Meskipun banyak upaya telah telah
dikeluarkan untuk mencari dan mengembangkan berbagai penggunaan
untuk red mud, belum ada yang teraplikasi massal dan mempunyai nilai
komersial. Menambahkan soda lemah ke dalam red mud bertujuan untuk
melarutkan natrium aluminat dan didinginkan hingga 100C. Dengan
pengadukan dan pendinginan hingga 60 C, aluminium hidroksida Al(OH) 3
(hydrargillite) mengendap.

24
Penambahan seed alumina ke dalam tangki presipitasi bertujuan untuk
mengendalikan pembentukan alumina. Filter vakum digunakan untuk
memisahkan endapan hidroksida, yang kemudian dibasuh dengan air
destilasi.

3.1.2.Pengolahan Batu Granit

Granit yang telah diledakkan/ dibongkar selanjutnya akan melewati


proses pengolahan sebelum sampai ke tangan konsumen. Batuan granit yang
masih berukuran kurang lebih 10x15 cm tersebut dimasukkan ke alat
crushing plant (mesin penghancur) yang dapat menghasilkan produk akhir
berupa batu split berukuran 1x1 cm, 1x2 cm, dan abu batu.

HOOPER

FEEDER

PRIMARY CRUSHER

SECONDARY CRUSHER

CONE CRUSHER VIBRATING SCREEN

1X2 1X1 DEBU BATU

Tahapan pengolahan ini meliputi:

25
Peremukan/kominusisehingga ukuran butir menjadi lebih kecil dari
ukuran semula dengan menggunakanprimary crusher yaitu jaw
crusher yang dilanjutkan ke secondary crusher;
Pengangkutan dengan menggunakan ban berjalan (belt conveyor);
Penghalus ukuran dengan menggunakan cone crusher;

Pemisahan batuan berdasarkan ukurannya (sizing) menggunakan


pengayak (vibrating screen)

3.1.3.Pengolahan Ballclay

Ballclay yang telah ditambang tidak dapat langsung diolah. Hal ini
disebabkan karena ballclay masih mengandung air. Ballclay dan bondclay
yang berasal dari daerah penambangan tercampur dengan mineral/ bahan
organik pengotor. Oleh karenanya terlebih dahulu bahan galian ini
dibersihkan dari kotoran dengan handsorting terutama mineral yang
berwarna (pada umumnya oksida besi). Atau dapat pula dibersihkan (dicuci)
atau disaring dengan air dengan menggunakan "filter". Kemudian
dilanjutkan dengan proses floatation untuk memisahkan dari butiran yang
lebih kasar atau dari pengotor zat organik, sesudah terlebih dahulu
dilakukan proses grinding. Dalam proses floatation diperlukan air dalam
jumlah banyak dan ini dapat dilakukan dengan sistem pengendapan dan
sirkulasi. Lempung tersebut kemudian dicampur dengan air dalam
"pugmill", dikeringkan diudara terbuka, dan dicetak dalam bentuk, setelah
kering dimasukkan dalam oven, dimana temperatur meningkat secara
bertahap sampai titik yang diinginkan

3.2. Pengolahan Limbah

Limbah hasil pengolahan bauksit menjadi alumina adalah red mud


atau lumpur merah. Penanganan red mud di beberapa pabrik ekstraksi
alumina dilakukan dengan membuang ke dalam laut dengan kondisi bawah
permukaan laut yang sudah dipastikan terkendali. Meskipun banyak upaya
telah telah dikeluarkan untuk mencari dan mengembangkan berbagai

26
penggunaan untuk red mud, belum ada yang teraplikasi massal dan
mempunyai nilai komersial. Menambahkan soda lemah ke dalam red mud
bertujuan untuk melarutkan natrium aluminat dan didinginkan hingga
100C. Dengan pengadukan dan pendinginan hingga 60 C, aluminium
hidroksida Al(OH)3 (hydrargillite) mengendap.

Pengelolaan limbah baik yang tidak berbahaya maupun limbah yang


berbahaya dan beracun (B3);
Sesuai dengan program 3R perusahaan (Reuse, Recycle, Recover);
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Indonesia tentang Limbah B3.

Limbah non-B3
logam-logam bekas - didaur ulang menjadi liner.
Limbah Rumah Tangga - didaur ulang menjadi kompos untuk keperluan
reklamasi
Limbah B3
Oli bekas digunakan untuk peledakan
Abu batu digunakan kembali sebagai bahan dasar campuran aspal
Bateri bekas dikelola

27
BAB IV

PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN

4.1. Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan

4.1.1.Tata Cara Pengangkutan di PT. Aneka Tambang Tbk.

A. Pembuatan Jalan Angkut

Jalan pengangkutan penambangan bijih bauksit yaitu jalan utama


tambang, dibangun dengan ukuran lebar 10-15 meter dan kemiringan
maksimum 10 %.

Fungsi utama jalan angkut dalam usaha Pertambangan adalah untuk


menunjang kelancaran operasi tambang, terutama kegiatan pengangkutan.
Dalam rangka penggunaan jalan angkut, ada beberapa geometri yang perlu
diperhatikan dan dipenuhi supaya tidak menimbulkan gangguan dan
hambatan yang dapat mempengaruhi produksi pengangkutan. Adapun
geometri jalan tersebut adalah :

1 Lebar Jalan Angkut Lurus

Lebar jalan angkut lurus minimum (Gambar 6) dapat dipakai sebagal


jalur ganda atau lebih. Menurut AASHTO Manual Rural Highway Design
lebar pada jalur lurus adalah : L = n.Wt + (n+ 1) (1/2.Wt)

Keterangan
L = Lebar jalan angkut minimum (m)

n = Jumlah jalur

Wt = Lebar total alat angkut (m)

28
Gambar 6. Lebar Jalan Angkut Lurus Dua Jalur

2 Lebar Jalan Angkut pada Tikungan

Lebar jalan angkut pada tikungan harus Iebih besar daripada lebar
jalan lurus (lihat Gambar 7). Lebar jalan minimum untuk jalur ganda
dihitung berdasarkan pada:

Lebar jejak roda.

Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
belakang pada saat membelok.

Jarak antara alat-alat angkut pada saat bersimpangan.

Jarak (spasi) alat angkut terhadap tepi jalan.

29
Gambar 7. Lebar Jalan Angkut Untuk Dua Jalur Pada Tikungan

Rumus yang digunakan :

W= n (U + Fa + Fb +Z)+ C

C ZY2(U+Fa+Fb)

Fa = Ad x sin a

Fb = Ab x sin a

Keterangan :
W = lebar jalan angkut pada tikungan, m

n = jumlah jalur

U = lebar jejak roda (center to center tyre), m

Fa = lebar juntai depan, m (dikoreksi dengan sin sudut belok roda depan)

Fb =lebar juntai belakang,m (dikoreksi dengan sin sudut belok roda depan)

Ad = jarak as roda depan dengan bagian depan dump truck, m

Ab = jarak as roda belakang dengan bagian belakang dump truck, m

a = sudut penyimpangan (belok) roda depan

C = jarak antara dua dump truck yang akan bersimpangan, m

Z = jarak sisi luar dump truck ke tepi jal an, m

3 Jari-Jari Jalan Tikungan

30
Kemampuan alat angkut berjalan untuk melewati tikungan kecepatan
nya terbatas, maka dalam pembuatan tikungan harus memperhatikan
besarnya jalan jalan tikungan, kecepatan laju truck dan superelevasi jalan
tikungan. Dalam pembuatan jalan menikung, jari - jari tikungan harus dibuat
lebih besar dan jari - jari lintasan alat angkut atau minimal sama. Jari - jari
tikungan jalan angkut juga harus memenuhi keselamatan kerja di tambang
atau memenuhi faktor keamanan yaitu jarak pandang bagi pengemudi di
tikungan, baik honisontal maupun vertikal terhadap kedudukan suatu
penghalang pada jalan tersebut yang diukur dan mata pengemudi. Besarnya
jari - jari tikungan minimum pada jalan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai beriikut:

2
V
R= (e+f )
127

Keterangan:
e = Superelevasi, rn/rn

f = friction factor

V = Kecepatan rencana kendaraan, km/jam

R = Jari - jari tikungan, m

4 Superelevasi

Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang


terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam
karena perbedaan ketinggian. Hal mi bertujuan untuk memperoleh
komponen berat kendaraan guna mengimbangi gaya sentrifugal dan untuk
mencegah atau menghindari kendaraan tergelincir keluar jalur atau

31
terguling. Semakin besar superelevasi semakin besar pula komponen berat
kendaraan yang diperoleh (lihat Tabel 8.1). Untuk menghitung besar nilai
superelevasi, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

V2
e+ f =
127 R

Keterangan:
e = Superelevasi, m/m

f = friction factor

V = Kecepatan rencana kendaraan, km/jam

R = Jari-jari tikungan, m

Untuk kecepatan rencana <80 km/jam berlaku f = -0,00065 V-t-0,192 dan


untuk kecepatan rencana 80112 km/jam berlaku f = -0,00125 V+0,24.

Nilai Superelevasi Yang Diijinkan (rn/rn) (Kaufman & Ault, 1977)

Radius Kecepatan Kendaraan (km/jam)


Tikungan 16 24 32 40 48 56 atau

(m) lebih
15 004 0,04

30 0,04 0,04 0,04

46 0,04 0,04 0,04 0,05

76 0,04 0,04 0,04 0,04 0,06

91 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,06

183 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05

305 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

5 Kemiringan jalan angkut (tanjakan/turunan jalan)

32
Keadaan topografi daerah yang akan dijadikan jalan angkut harus
memiliki kemiringan yang relatif kecil. Kemiringan jalan angkut adalah
besarnya sudut yang dibentuk antara jarak jalan miring karena perbedaan
elevasi. Kalau jalan itu naik disebut kemiringan positif dan bila jalan itu
turun disebut kemiringan negatif. Besarnya kemiringan biasanya dinyatakan
dalam persen (%). Kemiringan 1 % berarti jalan itu naik atau turun 1 meter
untuk jarak mendatar sebesar 100 meter. Kemiringan maksimum dapat
dengan balk dilalui oleh alat angkut (dump truck) antara 10 - 18 %, akan
tetapi untuk jalan naik maupun turun pada perbukitan lebih aman
menggunakan kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % atau 4,50.

Kemiringan atau grade jalan angkut dapat dihitung dengan menggunakan


rumus sebagai berikut :

Grade xlOO% Ax

Keterangan:
h = beda tinggi antara 2 titik yang diukur, m

x = jarak datar antara 2 titik yang diukur, m

Secara teoritis kemiringan maksimum jalan angkut yang mampu


diatasi dump truck dapat diketahui berdasarkan jumlah rimpull yang tersedia
dan jumlah rimpull yang dibutuhkan untuk mengatasi tahanan guling (rolling
resistance) dan tanjakan (grade resistance). Agar kendaraan dalam keadaan
setimbang, maka rimpull yang dibutuhkan oleh kendaraan harus sama dengan
rimpull yang tersedia pada kendaraan.

a Rimpull yang tersedia

Rimpull yang tersedia pada kendaraan dapat dihitung sebagai berikut:

Rimpull tersedia = Hpx375xEfisiensiMekanis

Kecepatan(mph)

33
b Rimpull yang diperlukan

Rimpull untuk mengatasi tanjakan

Sedangkan rimpull untuk mengatasi tanjakan adalah sebesar 20 lb/ton untuk


setiap 1 % kemiringan tanjakan per ton berat kendaraan. Besar rimpull yang
dthutuhkan untuk mengatasi tanjakan dapat dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
RP 1 = w x Rpt x G

Keterangan:
RP I = rimpull untuk mengatasi tanjakan, lb

w = berat kendaraan bermuatan, ton

Rpt = 20 lb/tonl%

G = kemiringan, %

Rimpull untuk mengatasi tahanan guling

RP2 = w x RR

Keterangan:
RP2 = Rimpull untuk mengatasi tahanan guling, lb

w = berat kendaraan bermuatan, ton

RR = tahanan guling, lb/ton

Sehingga dengan persamaan Rimpull yang tersedia = Rimpull yang


diperlukan, maka kemampuan dump truck untuk mengatasi tanjakan dapat
diketahui.

Nilai Tahanan Guling Untuk Ban Karet Pada Berbagai Jalan

34
Macam jalan lb/ton Kg/ton

Keras, permukaan halus, stabil, permukaan jatan tanpa ada


40 20
amblasan roda kendaraan, terawat

Kuat dengan permukaan halus, terawat baik, bekas jejak 65 35


roda kendaraan (tipis) 25

Saiju : packed 50
45
Loose 90

Jalan becek, bekas jejak roda kendaraan (tebal), sedikit


100 50
perawatan, amblasan roda 1 (25 mm) atau 2 (50 mm)

Jalan becek, tidak terawat, tidak stabil, amblasan roda 4 75


150
(100 mm) 6 (150 mm) 100

Loose sand atau gravel 200

200 100 -
Lembek, berlumpur, tidak terawat.
400 200

Sumber; Yanto Indonesianto, Pemindahan Tanah Mekanis, 2008

6 Cross Slope (Kemiringan melintang)

Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horisontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang seperti kerucut. (lihat Gambar 8) Pembuatan cross
slope dimaksudkan agar saat turun hujan air tidak menggenangi badan jalan
dan segera masuk ke dalam pant yang berada di samping kin dan kanan
jalan, karena air yang menggenang pada permukaan jalan menyebabkan
jalan menjadi becek dan akan mempercepat kerusakan jalan. Selain itu juga
dapat membahayakan kendaraan yang melewatinya.

Angka crose slope pada jalan angkut dinyatakan dalam perbandingan


jarak vertikal dan horisontal dengan satuan mm/rn. Nilai yang umum dan

35
keminingan mehntang (cross slope) yang direkomendaSikan adalah sebesar
20 - 40 mm/rn jarak bagian tepi jalan ke bagian tengah atau pusat jalan dan
disesualkan dengan kondisi yang ada.

Gambar 8. Penampang Melintang Cross Slope

B. Pengangkutan Minesite Washing Plant

Pengangkutan dari Pit menuju Washing Plant dilakukan dengan Dump


Truck kapasitas 35 ton.

C. Pengangkutan Washing Plant Stock Pile

Pengangkutan bauksit hasil proses pencucian dari washing plant


menuju ke lokasi penimbunan dan pemuatan (stock pile) yang ada di utara
lokasi dilakukan dengan Dump Truck

D. Penimbunan dan Pemuatan di Stock Pile

Kegiatan penimbunan merupakan proses pengumpulan bauksit tercuci


dan bauksit yang siap dipasarkan pada beberapa lokasi sesuai dengan urutan
kegiatan pertambangan. Proses penimbunan pada usaha pertambangan bijih
bauksit ini dilakukan dengan menggunakan excavator dan wheel loader di
stockpile bauksit tercuci dan di stockpile bauksit yang siap dipasarkan..

E. Proses Penumpukan Bauksit di ROM Bauksite Stockpile

36
Stockpile ini digunakan untuk menampung sementara bauksit dari
hasil operasi pertambangan, sebelum bauksit tersebut diumpankan dalam
proses pengolahan. Stockpile ini juga bermanfaat untuk menghindari
berhentinya operasi di unit pengolahan akibat terganggunya operasi
penambangan. Stockpile dibuat pada area seluas 200 m x 100 m (2 ha)
dengan tinggi tumpukan bauksit sekitar 5 meter dari sudut kemiringan
bauksit diperkirakan sebesar 35 derajat. Kapasitas tampung sekitar 16,667
ton bauksit.

Gambar 9. Geometri Raw Baiksit Stocpile

F. Proses Penumpukan Bauksit di Product Bauxite Stockpile

Stockpile ini digunakan untuk menampung sementara bauksit hasil


operasi pengolahan, sebelum dimuat ke Sale Stockpile di area Genset.
Dengan adanya stockpile ini juga memungkinkan untuk melakukan proses
blending bauksit. Luas Stockpile adalah 200 m x 75 m (1,5 Ha) dengan
tinggi tumpukan berkisar 15 meter, dan kapasitas tampung sekitar 500.000
ton bauksit (Gambar 6.2).

37
Gambar 10. Geometri Washed Bauxite Stockpile

Kedua stockpile di atas, pada bagian dasarnya dilapisi bauksit setebal


0,5 meter, untuk menghindari terjadinya pengotoran oleh material lain.

4.1.2. Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan di CV. Mega Makmur

Sistem pengangkutan material melalui tahap, yaitu :

1. Pemuatan material batu granit ke bucket Dump Truck kapasitas 20 ton


2. Dump Truck mengangkut material menuju lokasi hooper pada crusher
untuk di hancurkan
3. Kemudian hasil dari penghancuran atau pengolahan batuan diangkut ke
stockpile berdasarkan ukuran batuan yang telah ditentukan. Ada yang
berukuran 0,5 cm, 1x1 cm, 1x2 cm dan abu batu. Batuan granit siap
dijual ke konsumen.

4.1.3. Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan di PT. Clayindo Cakra


Jaya

Sistem pengangkutan material melalui tahap, yaitu :


1. Excavator menggali lalu memuatkan material clay ke bucket Dump
Truck
2. Pengangkutan clay menuju lokasi intermediet stockpile dan dipisahkan
menurut gradenya. Pemisahan ini dilihat dari sifat fisis dan kimiawi
clay yang telah diuji sebelumnya di laboratorium
3. Tiap timbunan clay (stockpile) diberi plang/simbol agar dapat
membedakan clay satu sama lain
4. Dari stockpile, hasil dari pengolahan diangkut ke tempat produksi
selanjutnya.

38
4.2. Penimbunan dan Pemuatan

4.2.1.Penimbunan dan Pemuatan di PT. Aneka Tambang Tbk

Sistem penimbunan material melalui beberapa tahap, yaitu :


1. Di PT. Antam Tbk. proses penimbunan pada usaha pertambangan bijih
bauksit ini dilakukan dengan menggunakan excavator dan wheel loader
di stockpile bauksit tercuci dan di stockpile bauksit yang siap dipasarkan.
2. Pada stockpile timbunan bauksit dipisahkan berdasarkan kadarnya dan
kualitasnya agar timbunan bauksit yang kualitasnya rendah dapat di
campur dengan bauksit yang berkualitas lebih baik untuk mencapai
kriteria bauksit yang di inginkan.

Stockpile ini digunakan untuk menampung sementara bauksit dari


hasil operasi pertambangan, sebelum bauksit tersebut diumpankan dalam
proses pengolahan. Stockpile ini juga bermanfaat untuk menghindari
berhentinya operasi di unit pengolahan akibat terganggunya operasi
penambangan. Stockpile dibuat pada area seluas200 m x 100 m (2 ha)
dengan tinggi tumpukan bauksit sekitar 5 meter dari sudut kemiringan
bauksit diperkirakan sebesar 35 derajat. Kapasitas tampung sekitar16,667
ton bauksit.

4.2.2.Penimbunan dan Pemuatan di CV. Mega Makmur

1. Program Pemantauan

Pemantauan penimbunan material penutup dilakukan selama


operasional tambang. Material penutup akan dikembalikan sebagai kegiatan
operasi tambang berakhir pada bukaan tambang, sehingga pada pasca
tambang tidak terdapat lokasi penimbunan tanah penutup.Pemantauan
penimbunan tanah penutup dilakukan terhadap erosi tanah yang dapat
terjadi walaupun telah dilakukan pengelolaan, dimana erosi tanah tersebut
dapat menimbulkan dampak lanjutan meningkatnya sedimentasi sehingga
akan mengganggu area sekitarnya.

39
2. Parameter yang dipantau

Parameter yang dipantau adalah tingkat laju erosi pada timbunan


tanah penutup yang ditandai dengan adanya jejak bekas limpasan air
permukaan pada permukaan timbunan material penutup.

3. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan untuk mengetahui adanya erosi pada timbunan
material penutup sehingga dapat diambil segera langkah langkah
pencegahan dan penanggulangan.
4. Metode Pemantauan
Dengan melakukan pengamatan visual terhadap adanya jejak-jejak
larian air limpasan pada permukaan timbunan material penutup.
5. Lokasi Pemantauan
Dilokasi penimbunan tanah penutup dan tanah pucuk.
6. Pelaksanaan Pemantauan
Pelaksana Pemantauan Lingkungan, akan dilakukan oleh pihak
perusahaan dari departemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L).Pengawasan Pemantauan Lingkungan, dilakukan dan dikoordinasi
oleh Badan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pontianak serta instansi teknis lainnya, seperti : Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, Pertambangan dan Energi Kab.
Pontianak.

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan, pelaporan hasil kegiatan


pemantauan lingkungan yang telah dilakukan oleh perusahaan dilaporkan
kepada Badan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pontianak.

4.2.3.Penimbunan dan Pemuatan di PT. Clayindo Cakra Jaya

Sistem penimbunan material melalui tahap, yaitu :


1. Clay yang sudah di tambang diangkut ke stockpile
2. Kemudian setelah sampai di stokpile clay tersebut ditimbun berdasarkan
gradenya

40
3. Clay yang gradenya sama di timbun dalam satu tumpukan, sedangkan
clay yang gradenya berbeda ditumpuk dalam tupukan lainnya yang
sesuai.

BAB V

ORGANISASI DAN TENAGA KERJA

5.1. Sistem Organisasi

Sistem organisasi proyek tambang harus mempertimbangkan


kebijakan-kebijakan yang telah berjalan. Dengan adanya pembatasan
sumberdaya, ruang, waktu dan finansial maka sebagai implikasinya daiam
pengelolaan sistem organisasi ini dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan
yang komprehensif dalam penanganannya. Demikian juga karena latar
belakang yang heterogen, maka diperlukan aspek koordinasi dan
pemeliharaan yang berkesinambungan demi keutuhan hubungan antar
personal.
Untuk susunan struktur organisasi PT. Aneka Tambang Tbk, CV. Mega
Makmur, dan PT. Clay Indo Cakra Jaya, pada dasarnya sama. Berikut
penjelasan dari bagan organisasi ke-3 perusahaan Tambang tersebut.

5.1.1. Struktur Organisasi PT. Aneka Tambang Tbk.


Struktur organisasi yang akan diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan
operasi penambangan ini disesuaikan dengan strategi penambangan yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini strategi penambangan yang akan diterapkan
dalam kegiatan operasi penambangan adalah meiakukan eksplorasi dan
pengembangan cadangan, perencanaan, pengawasan kontrol dalam kegiatan
operasi penambangan dan pengangkutan yang dilakukan oleh kontraktor,
sehingga struktur organisasi disesuaikan dengan pilihan tersebut. Disamping
itu, pengelolaan, pemantauan aspek lingkungan dan K-3, pengembangan
masyarakat menjadi kewajiban dan tanggung jawab PT. Aneka
Tambang,Tbk.

41
Usaha pertambangan bijih bauksit PT. Aneka Tambang,Tbk ini akan
dilaksanakan oleh unit pelaksana yang meliputi bagian Mine Planning,
Infrastructur Contruction, Mining, Health Safety Enviroment, General &
Admin dan ComDev & LA. Semua bagian tersebut berada di bawah
pimpinan seorang Site Manager/Kepala Tambang yang secara struktural
berada dibawah manajemen pusat PT. Aneka Tambang,Tbk.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi unit pelaksana pertambangan
dapat dilihat pada garnbar berikut ini :

Gambar 11. Struktur Organisasi PT. ANTAM Tbk.

5.1.2. Struktur Organisasi CV. Mega Makmur

Struktur organisasi di CV. Mega Makmur dikepalai oleh direktur.


Komanditer berperan sebagai investor dan pemegang saham dan tidak
berhak ikut campur dalam manajemen perusahaan. Direktur membawahi

42
Kepala Teknik Tambang (KTT) dan direktur keuangan. KTT membawahi
kepala produksi, kepala gudang dan juru ledak. Sementara direktur
keuangan membawahi bagian administrasi, penjualan (marketing) dan
logistik. Kepala produksi bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan operasi produksi seperti crusher, generator/genset,
bengkel/workshop, kendaraan dan alat-alat berat.

K
K
D
T
io
Tio
T m
r
a
e
n
k
d
t
i
u
t
r
e
r
Gambar 12. Struktur Organisasi CV. Mega Makmur

43
5.1.3. Struktur Organisasi PT. Clayindo Cakra Jaya

Struktur organisasi PT. Clayindo Cakra Jaya dikepalai oleh General


Manager. Bidang-bidang yang membawahinya antara lain bidang
manajemen, pemeliharaan (maintenance) dan hubungan dengan masyarakat
(Human Resources Development/ HRD).

K
K
D
T
io
Tm
r
a
e
n
k
td
i
u
t
r
e
r
Gambar 13. Struktur Organisasi PT.Clayindo Cakra Jaya

5.2. Sumber Daya Manusia

5.2.1.Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja

Beberapa kebijakan tentang ketenagakerjaan telah ditetapkan oleh PT.


Aneka Tambang,Tbk, antara lain dalam hal pemenuhan standar kompetensi,
cara penerimaan karyawan, masalah tenaga kerja lokal dan sistem kerja
termasuk di dalamnya masalah jam kerja, penggajian, hak-hak tenaga kerja
dan lain-lain.

44
Penerimaan personil dilakukan secara terbuka/transparan bagi semua
pihak yang memenuhi persyaratan, baik tenaga kerja lokal maupun dari luar
daerah. Namun dalam kondisi dimana terdapat tenaga kerja lokal yang
memenuhi persyaratan, maka prioritas akan diberikan kepada tenaga kerja
lokal. Kebijakan keberpihakan kepada tenaga kerja lokal diterapkan
sepenuhnya untuk penerimaan tenaga kerja operasional non skill. Hak-hak
tenega kerja diberlakukan sesuai dengan ketentuan yang ada, baik ketentuan
daerah maupun pusat.

Jumlah dan kriteria serta kompetensi tenaga kerja yang diperlukan


untuk melaksanakan operasi tambang disesuaikan dengan operasi tambang
yang akan dilakukan.Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
operasi penambangan di daerah Tambang, didasarkan pada pertimbangan :

Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani jadwal


kerja di tiap bidang tugas.

Personil pemeliharaan/perawatan untuk merawat peralatan listrik serta


mekanik, memperbaiki peralatan sesuai dengan perkiraan perawatan
tahunan.

Personil layanan antara lain sebagai pengelolaan gudang, petugas


kebersihan dan buruh yang dialokasikan sesuai dengan pekerjaan.

Tabel V-1. Kebutuhan Tenaga KerjapadaKegiatanPertambangan


TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8

Site
1. Manager/Kepala 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
Tambang

2. Secretary

Secretary 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

3. Mine Planning

45
TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8

MP Manager 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Mine Planning Eng, 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Drafter 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

Helper 3 3 3 3 3 3 3 Non Skill

Admin 1 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan

3A. Development

Geology Eng. 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Data Processing 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Geology Surveyor 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

Helper 4 4 4 4 4 4 4 Non Skill

3C. Laboratory

Mineralogy Eng. 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Analisis 2 2 2 2 2 2 Keahlian

AsistenAnalisis 4 4 4 4 4 4 Ketrampilan

Helper 4 4 4 4 4 4 Non Skill

4. Mining

Mining Manager 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Mining spt. 2 2 2 2 2 2 Keahlian

Admin 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan

4A. Pit

Pit. Spv 2 2 2 2 2 2 Keahlian

Pit Foreman 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

Checker 2 2 2 2 2 2 Non Skill

46
TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8

4B. Washing Plant

WP Plant spt. 1 3 4 5 5 5 Keahlian

Operator 2 6 8 10 10 10 Ketrampilan

Asst. operator 4 12 16 20 20 20 Non Skill

4C. Port

Port Captain 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Asst. port captain 2 2 2 2 2 2 Keahlian

Port clerk 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

Checker 4 4 4 4 4 4 Non Skill

Health Safety
5.
Enviroment

HSE Manager 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Enviro Spt. 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Enviro Officer 2 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

Safety Spt. 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Safety officer 4 4 4 4 4 4 4 4 Ketrampilan

Reclamation Spt. 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Nursery. Officer 1 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan

Planting Officer 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

Helper 8 8 8 8 8 8 8 Non Skill

6. General & Admin

GA Manager 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Administration Spt. 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

47
TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8

Asisten
1 1 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan
Administration

Finance Spt. 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Asisten Finance 2 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

HRD. Spt. 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Asisten HRD 2 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

6A. General Affair

GA. Spt 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Chief Security 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Security 6 6 6 6 6 6 6 6 Ketrampilan

Cooker 4 4 4 4 4 4 4 4 Ketrampilan

Cleaning Service 4 4 4 4 4 4 4 4 Non Skill

Office Boy 2 2 2 2 2 2 2 2 Non Skill

Vehicle &
6B.
Equipment

Workshop Spt. 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

Mechanic 6 6 6 6 6 6 6 6 Ketrampilan

SUV Driver 8 9 9 9 9 9 9 6 Ketrampilan

Truck Driver 4 44 44 44 44 44 44 44 Ketrampilan

Operator Heavy
5 24 24 24 24 24 24 24 Ketrampilan
Equipment

Helper 5 24 24 24 24 24 24 24 Non Skill

7. ComDev& LA

Manager
1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
ComDev& LA

48
TahunKe- Kualifikasi
o. Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7 8

Gov. Relation. Spt 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

ComDev. Spt 1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian

ComDev. Officer 2 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan

Land Aquistion.
1 1 1 1 1 1 1 1 Keahlian
Spt.

Land Aquisition.
2 2 2 2 2 2 2 2 Ketrampilan
Officer

Admin 1 1 1 1 1 1 1 1 Ketrampilan

22 23 24 24 24 24 16
Jumlah 92
0 4 1 8 8 8 4
Sumber : Data perencanaan tambang, 2013

5.2.2.Sistem Gaji dan Upah

Dalam hak-hak dan kewajiban setiap karyawan akan mendapatkan hak


dan kewajiban sesuai dengan ketentuan-ketentuan kerja. Hak dan kewajiban
akan secara transparan tercantum dalam perjanjian kerja. Tingkat gaji/upah
yang diterima oleh setiap personil disesuaikan dengan tingkatan/level
jabatan serta jenis pekerjaannya.

5.3. Sistem Kerja

Sistem kerja ini perlu direncanakan untuk tenaga kerja tetap maupun
tidak tetap. Karyawan tidak tetap, masa kerja dan kompensasinya
merupakan fungsi dari kinerja kegiatannya. Dengan demikian, untuk tenaga
kerja tidak tetap akan di kontrak selama waktu tertentu untuk melakukan
pekerjaan tertentu.

Kualifikasi dan jumlah tenaga kerja tidak tetap yang akan dikontrak
pada masing-masing operasi bergantung pada jumlah target produksi bauksit
. Masa kontrak untuk setiap karyawan tidak tetap direncanakan per 6 bulan

49
sampai dengan 1 tahun, dan sesudahnya dapat dilakukan pembaharuan isi
kontrak. Selama masa kontrak, pegawai atau karyawan tersebut bekerja
mengikuti uraian kerja yang ditetapkan perusahaan dan berpegang pada
peraturan ketenagakerjaan.

BAB VI

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN TENAGA KERJA

6.1. Lingkungan

PT Aneka Tambang Tbk. secara sungguh-sungguh melaksanakan


program pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang sesuai dengan
keadaan di lokasi tambang, untuk meminimalkan resiko atau bahaya yang
berpotensi merusak lingkungan yang mungkin diakibatkan oleh operasi
tambang. Beberapa prioritas utama pengelolaan yang diidentifikasi selama
kegiatan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) proyek adalah
penempatan batuan limbah atau tailing, mempertahankan mutu air dan
memastikan bahwa perubahan permukaan lahan menyertakan visi mengenai
penggunaan lahan yang sesuai dengan pasca operasi tambang.

6.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

A. PT. Aneka Tambang Tbk.

Dalam kegiatan pertambangan, keselamatan merupakan hal yang


sangat penting bahkan sangat diutamakan . Prinsip-prinsip Keselamatan &
Kesehatan Kerja (K3) menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
operasi dilingkungan eksplorasi dan pertambangan mineral (logam dan non
logam) dan batubara, serta bertanggungjawab dalam memenuhi kepatuhan
perundang-undangan yang berlaku bagi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3). Dalam kegiatannya, PT Antam Tayan, Kalimantan Barat berupaya
keras dalam menciptakan lingkungan kerja, cara yang efektif serta aman dan
sehat bagi karyawan, kontraktor dan tamu perusahaan. Salah satu langkah

50
yang dilakukan pada pengunjungan yang datang, yaitu wajib melapor sebab
dan tujuan datang kepada pihak security untuk ditindak lanjuti.

Dalam menjalankan prinsip-prinsip K3, PT Antam Tayan, Kalimantan


Barat berperan pro-aktif pada sasaran produktivitasnya dengan komitmen :

1 Mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta persyaratan lainnya dari
pelanggan dan Pemerintah sepanjang terkait dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
2 Pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja serta terus
mengupayakan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
3 Memastikan bahwa seluruh perangkat organisasi PT Antam Tayan,
Kalimantan Barat dari berbagai tingkatan, seluruh karyawan dan
kontraktor yang terlibat harus bertanggungjawab pada tugas
pekerjaannya serta mengedepankan keselamatan dan kesehatan
dirinya, orang lain dan mampu menciptakan suasana lingkungan yang
bersih dan rapih, sekaligus mengamankan fasilitas (property) perusaha
4 Memastikan bahwa pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menjadi mutlak terus disosialisasikan kepada seluruh karyawan,
kontraktor dan tamu perusahaan melalui komunikasi secara jelas dan
berulang (penyegaran) serta pelatihan-pelatihan dalam peningkatan
kesadaran Keselatan dan Kesehatan Kerja.

Kebijakan manajemen terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja akan terus dievaluasi secara berkala untuk perbaikan
berkesinambungan dan disampaikan kepada stakeholders, dapat diterapkan
secara konsisten oleh seluruh karyawan dan pihak ketiga yang terlibat.
Kebijakan diatas ditetapkan oleh Tatan A. Taufik selaku Direktur Utama.

Safety Induction, merupakan wujud nyata dari pelaksanaan Undang-


Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang keselamtan kerja. Dan kepada mereka
yang telah diberi Safety Induction diharuskan menandatangani surat
pernyataan bahwa benar yang bersangkutan telah diberi Safety Induction,
sebagai salah satu bentuk Responsbility dan Accuntability Pelaksana

51
Pengawas Keselamatan Kerja PT. Antam. Ketika menjalani Safety
Induction, yang bersangkutan akan dijelaskan mengenai apa-apa saja
peraturan yang wajib untuk diikuti ketika akan mengunjungi kawasan
pertambangan dan akan dijelaskan perlengkapan APD yang harus digunakan
seperti :

1 Safety Helmet
2 Safety Shoes
3 Safety Vest
4 ID Card / Kartu Pengunjung

Usai mengikuti Safety Induction barulah yang bersangkutan diberi


ID. Card/visitor oleh Kepala Keamanan PT. Antam. Dan ketika prosedur
tersebut diatas tidak dilaksanakan, maka sudah dapat dipastikan seseorang
tidak dapat memasuki wilayah Kuasa Pertambangan Pt. Antam Tbk. Tayan,
Kalimantan Barat terlebih pada area Pabrik FeNi, karena siapapun yang
akan memasuki Area Pabrik khususnya harus memiliki Tanda pengenal yang
akan diperiksa oleh petugas security. Dan melengkapi dirinya dengan Alat
Pelindung Diri.

Kepada Mitra Kerja PT. Antam Tbk. Tayan, Kalimantan Barat yang
telah bekerja pada wilayah Kuasa Pertambangan PT. Antam diharuskan ikut
membangun kerja sama yang baik dalam hal pelaksanaan pengawasan dan
pengamatan Keselamatan Kerja kepada tenaga kerjanya, Oleh karena itu
setiap Mitra Kerja harus menunjuk salah seorang Pengawas Keselamatan
Kerja (Kepala Jasa Pertambangan) dan salah seorang Safety officer,
Pengawas Operasional, dan Pengawas Tehnis, yang diusulkan ke Kepala
Tehnik Tambang PT. Antam untuk kemudian mendapat pengesahan dari
Kepala Tehnik Tambang. Dan orang yang ditunjuk tersebut mempunyai
kompetensi di bidang Keselamatan Kerja. Pengangkatan Pengawas
Keselamatan Kerja tersebut, merupakan pelaksanaan dari Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 1973 Tentang Pengaturan Dan Pengawasan
Keselamatan Kerja Di Bidang Pertambangan.

52
Kepala Jasa Pertambangan ( Mitra Kerja ) yang telah mendapat
pengesahan dari Kepala Tehnik Tambang PT. Antam Tbk. Tayan,
Kalimantan Barat, selanjutnya membuat Program Kerja sendiri terkait
dengan Keselamatan, kesehatan Kerja untuk tenaga kerjanya, yang telah
bekerja di wilayah Kuasa Pertambangan PT. Antam, sehingga tenaga kerja
tersebut merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Karena begitu beratnya tugas seorang Kepala Jasa Pertambangan maka
untuk merealisasikan dan mengawasi jalannya program kerja tersebut, maka
kepala Jasa Pertambangan dibantu oleh seorang Safety officer, Pengawas
Operasional, dan Pengawas Tekhnis.

Tugas seorang Kepala Jasa Pertambangan, tidak hanya sebatas pada


bagaimana program kerja yang telah dicanangkan tersebut direalisasikan,
tapi lebih dari itu seorang Kepala Jasa Pertambangan harus proaktif
dalam melaksanakan program kerja yang telah dicanangkan oleh PT.
Antam Tbk. Tayan, Kalimantan Barat untuk Mitra Kerjanya, berkenaan
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, diantaranya adalah Joint Safety
Patrol. Pada program tersebut para Kepala Jasa Pertambangan dari Mitra
Kerja membentuk satu tim dan didampingi oleh pihak dari PT. Antam,
untuk kemudian bersama-sama melakukan Patrol atau peninjauan ke lokasi
kerja, kantor, dan workshop ke salah satu Mitra Kerja yang telah
ditentukan. Hal ini bertujuan untuk melakukan tindakan koreksi dan
perbaikan dari hasil temuan berupa kondisi tidak aman dan tindakan tidak
aman. Program ini diharapkan dapat menciptakan Kompetisi positif dari
sesama Mitra Kerja untuk senantisa menciptakan lingkungan kerja yang
aman dan nyaman, sehingga dapat meminimalisir bahkan menghilangkan
potensi kecelakaan kerja.

Dari hasil temuan safety patrol, selanjutnya dibahas pada Safety


Meeting Kepala Jasa Pertambangan yang dipimpin langsung oleh Kepala
Tehnik Tambang atau Wakil Kepala Tehnik Tambang PT. Antam Tbk.
Tayan, Kalimantan Barat, untuk selanjutnya dilakukan evaluasi sampai
sejauh mana tindakan perbaikan yang dilakukan oleh Mitra kerja yang

53
telah dikunjungi. Hasil evaluasi temuan yang dibahas pada safety meeting,
ditindak lanjuti oleh pengawas safety PT. Antam dengan melakukan
kunjungan kembali ke lokasi kerja, kantor dan workshop mitra kerja yang
telah di patrol, untuk melakukan pengecekan kembali guna mengetahui
sudah sejauh mana tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Tugas dan tanggungjawab pengawas K3, telah diatur dalam Kepmen


No.555.K diantaranya adalah mengumpulkan data kecelakaan dan
menganalisis data kecelakaan, memberikan rekomendasi untuk mencegah
tidak terulangnya kejadian yang sama. Berkenaan dengan hal ini, maka PT.
Antam Tbk. Tayan, Kalimantan Barat , mengharuskan kepada seluruh Mitra
Kerjanya untuk senantiasa melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi,
sekecil apapun bentuk kecelakaan itu haruskan dilaporkan, tidak harus
membiarkan atau menyembunyikan kecelakaan tersebut Bahkan kondisi
Nyaris celakapun harus dilaporkan. Sehinga pihak PT.Antam segera
melakukan tindakan perbaikan, untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan berat atau fatal (meninggal dunia). Dalam Kepmen No.555.K.
Ada tiga kategori Kecelakaan yaitu :

1 Ringan adalah apabila karena kecelakaan mengakibatkan


seseorang cidera yang menyebabkan dia tidak bisa melakukan
tugasnya semula lebih dari satu hari sampai tiga minggu.
2 Berat adalah apabila karena kecelakaan seseorang cidera yang
mengakibatkannya tidak dapat bekerja labih dari tiga minggu atau
cacat.
3 Fatal (meninggal dunia) adalah apabila seseorang meninggal
dunia dalam 24 jam karena kecelakaan. Tapi apabila dia meninggal
setelah lebih dari 24 jam sejak kecelakaan terjadi, maka
kategorinya adalah Berat

Melaporkan kecelakaan sekecil apapun harus dilakukan, jika


membiarkan kecelakaan tersebut akan berpotensi menimbulkan kecelakaan
yang berat bahkan fatal. Karena 300 cidera ringan setara dengan satu
kecelakaan meninggal dunia.

54
B. CV. Mega Makmur

Seperti perusahaan tambang lainnya, CV. Mega Makmur juga


berupaya untuk menjaga keamanan dan keselamatan pegawai maupun
pengunjung. Upaya-upaya tersebut antara lain, melakukan Safety Induction
sebelum melakukan kunjungan untuk melihat-lihat bagaimana proses dan
metode pertambangan yang dilakukan oleh CV. Mega Makmur.
Dikarenakan CV. Mega Makmur melakukan peledakan pada proses
pertambangan, maka pada saat Safety Induction dijelaskan mengenai
rambu-rambu yang harus dipatuhi sebelum berkunjung. CV. Mega Makmur
memiliki 3 Gudang Handak ( Bahan peledak ) yang mana keamanannya
sudah terjamin, baik secara pengontrolan suhu maupun keamanan lainnya.
Tiap Gudang Handak diawas oleh 3 Petugas yang bertanggung jawab
mengenai keamanan gudang Handak tersebut. 3 Petugas tersebut yaitu:

1 Orang petugas juru ledak


1 Orang dari pihak kepolisian
1 Orang Security

Dikarenakan jumlah peserta yang banyak dan fasilitas yang kurang


memadai, pihak CV. Mega Makmur tidak bisa membagikan perlengkapan
pelindung diri seperti Safety Shoes, Safety Vest, masker debu.

C. PT. Clayindo Cakra Jaya

Sama halnya dengan perusahaan tambang lainnya, PT. Clayindo Cakra


Jaya juga berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan kerja baik
pegawai, mitra kerja bahan pengunjung. Lokasi PT. Clayindo Cakra Jaya
merupakan lokasi yang hampir keseluruhannya merupakan tanah lempung,
jadi ketika hujan menjadi sangat lenget dan licin. Oleh karena itu PT.
Clayindo Cakra Jaya melakukan safety induction kepada para pengunjung
sebelum menuju kelapangan merupakan wujud nyata dari pelaksanaan

55
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang keselamtan kerja. Setelah itu
pegawai PT.Clayindo membagikan APD seperti:

1 Safety Helmet
2 Safety Vest
3 Safety Shoes

Tugas dan tanggungjawab pengawas K3, telah diatur dalam Kepmen


No.555.K diantaranya adalah mengumpulkan data kecelakaan dan
menganalisis data kecelakaan, memberikan rekomendasi untuk mencegah
tidak terulangnya kejadian yang sama.

Pihak perusahaan juga memasang rambu-rambu petunjuk, papan


penjelasan dan peringatan agar pengunjug dan pegawai dapat berhati-hati
dan mengetahui informasi yang.

56
BAB VII

KESIMPULAN

7.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ekskursi ini antara lain :

1. PT. Aneka Tambang tbk. UBPB Tayan merupakan salah satu


perusahaan tambang bauksit berpotensi yang ada di
Kalimantan Barat, Indonesia. Dalam kegiatan-kegiatan
penambangannya, perusahaan ini telah menerapkan
memenuhi standar keselamatan kerja.
2. CV. Mega Makmur adalah perusahaan tambang batu granit
yang terletak di Kecamatan Peniraman Kabupaten
Mempawah. Metode penambangannya yaitu metode
penambangan open pit dengan sistem quarry.
3. PT. Clayindo Cakra Jaya merupakan salah satu perusahaan
tambang ballclay yang berada di Kecamatan Capkala
Kabupaten Bengkayang.
4. Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. NNT di Pit
Batu Hijau adalah tambang terbuka (surface mining) dengan
metode open pit, di mana diameter bukaannya sebesar 2 km
dan kedalaman 1 km.
5. Sebagai perusahaan tambang, ketiga perusahaan ini
melaksanakan tanggung jawab sosialnya dengan
membangun hubungan berdasarkan atas kepercayaan serta
nilai tambah bagi masyarakat di mana kita beroperasi.
6. Setiap perusahaan tambang tidak hanya berorientasi pada
peningkatan produksi saja, tetapi juga harus tetap
memperhatikan pengelolaan lingkungan (Environmental) dan
pengembangan masyarakat (Community Development) di
sekitarnya karena hal tersebut sangat mendukung
berlangsungnya aktifitas penambangan.

57
7.2. Saran

Adapun kesimpulan dari laporan ekskursi ini yaitu bahwa ketiga


perusahaan harus lebih terbuka lagi dalam menerima mahasiswa-mahasiswa
dalam bentuk kerja praktek dan semacamnya agar mahasiswa-mahasiswa
teknik pertambangan khususnya bisa lebih mengetahui kondisi sebenarnya
di lapangan dunia tambang. Untuk mata kuliah ekskursi tambang sebaiknya
waktu pelaksanaan kegiatan ekskursi harus lebih optimal dan lokasi ekskursi
dilaksanakan di perusahaan-perusahaan besar seperti PT. Freeport, PT.
Newmont Nusa Tenggara agar ilmu yang didapat lebih luas dan jauh lebih
bermanfaat.

58
LAMPIRAN

1. PT. ANEKA TAMBANG Tbk.

Kegiatan pengupasan tanah penutup Pemuatan material ke Dumptruck

2. CV. MEGA MAKMUR

Pengolahan granit di crusher primer Kegiatan pengolahan batu granit

3. PT. CLAYINDO CAKRA JAYA

Lapisan endapan clay Penimbunan lahan bekas tambang

59
LEMBAR KONSULTASI

KELOMPOK :

Tanggal Perbaikan Tanda tangan


Pembimbing

Tanggal Selesai Konsultasi :


Nilai :
Pontianak, ......,............................ 2016

Dosen Pembimbing

(..........................................................)

60

Anda mungkin juga menyukai