PENJADWALAN PRODUKSI
PERENCANAAN TAMBANG
AKMAL FAUZI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
A. Penjadwalan Produksi
produksi yang kurang baik justru menambah kesulitan dalam proses penambangan dan
berakibat pada biaya penambangan yang bertambah tinggi pula. Oleh karena itu,
prosedur dan sistematika yang baik dalam merancang dan menjadwalkan produksi
untuk membuat agar rencana produksi dapat berjalan lancar sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa penjadwalan produksi dilakukan agar
alat-alat dapat bekerja sesuai dengan kapasitas yang ada serta kuantitas produk yang
menunjukkan bagaimana suatu tambang akan ditambang dari titik awal masuk hingga
menyederhanakan suluruh volume yang ada dalam keseluruhan tambang kedalam unit-
unit penambangan yang lebih kecil. Tahapan penambangan yang dirancang secara baik
akan memberikan jadwal pada semua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang
cukup untuk operasi peralatan kerja tambang secara efisien Dengan demikian problem
perancangan tambang tiga dimensi yang amat kompleks ini dapat disederhanakan.
1
konsep penambangan, serta membuat penjadwalan produksi untuk pengupasan lapisan
(Rahmalina, 2014):
perlu dilakukan pengupasan pada pushback kedua, dan seterusnya. Material bijih
Tiap periode waktu, kumulatif waste dibagi dengan jumlah tahun. Hasilnya
Meratakan jadwal produksi waste dengan pemindahan tanah penutup ini jauh
a. Tiap periode waktu, kumulatif waste dibagi dengan jumlah tahun. Hasilnya
2
b. Penjadwalan pertama adalah untuk melampaui puncak tertinggi kemudian
3. Keseimbangan Jadwal
Tingkat produksi bijih dan pemindahan material total berdasarkan perioda waktu.
Langkah berikutnya adalah menambang dari tahap bijih utama dan dari tahap yang
produksi:
a. Persoalannya adalah akan ada waste di dalam bijih dan sebagian bijih
target pula.
c. Setelah bijih dan waste (atau material total) dari tiap tahap ditentukan
untuk suatu periode waktu, kadar untuk tahun itu dapat ditentukan sebagai
dikenal dengan daya mesin, dan tugas-tugas (tasks) yang dikenal dengan pekerjaan-
yang harus dipindahkan dari tahapan pertama, dan masih mungkin dilakukan
pengupasan pra-produksi pada tahapan kedua, dan seterusnya (Adnannst dkk, 2015).
3
B. Tahapan Pembuatan Penjadwalan Produksi
yang dibutuhkan adalah blok model, constraint ramp waste, low grade dan high grade.
Sebelum itu, tahap pembuatan constraint ramp waste, low grade dan high grade
menggunakan aplikasi Surpac, dimana data yang dibutuhkan adalah blok model. Berikut
langkah kerja dalam proses penjadwalan produksi menggunakan aplikasi Surpac dan
1. Pertama, menambahkan folder baru di tempat data yang sudah ada sebelumnya
2. Di dalam folder baru tersebut, dibuatkan 4 folder yaitu DTM, MDL, Poligon, dan
Skenario.
4
Gambar 2. Membuat Folder DTM, MDL, Poligon, dan Skenario didalam Folder Mineshead
cara memilih set as work directory, hal ini dilakukan agar data-data akan
4. Pembuatan constraint low grade, high grade, dan constraint ramp waste diawali
dengan memasukkan blok model, dan membuat constraint baru dengan memilih
5
Gambar 4. Memilih New Constraint File
yakni ore serta memasukkan syarat kadar dengan memasukkan parameter blok
dan memilih syarat kadar nikel ≥ 1.4 dan kadar nikel < 2, save dengan kombinasi
6
6. Pembuatan constraint high grade memasukkan format dengan parameter
“inside” yakni ore, parameter “not inside” yakni constraint low grade dengan
“inside” yakni constraint waste dan memilih constraint type adalah DTM dengan
DTM file menggunakan ramp, save dengan nama “Ramp_waste” , klik apply.
7
8. Membuat atribut baru yaitu material, yaitu dengan attribute name adalah
name pilih “densitas” dan value isi 1.58. Memilih constraint ramp waste, low
8
10. Memasukkan value material dengan memilih Block Model/ Estimation/ Assign
Value. Attribute name pilih “material” dan value isi bertahap 0, 1, 2 . Memilih
11. Setelah itu copy data ramp dtm, ramp str, ramp cut dtm, ramp cut, str, topografi
dtm, topografi str, topografi cut dtm, topografi cut str, ramp + topografi dtm,
dan ramp + topogrfi str untuk dimasukkan ke dalam file folder DTM di folder
constrains volume galian di copy dan dimasukkan ke dalam file folder MDL di
folder mineshead.
9
12. Membuka aplikasi minesched kemudian membuat skenario baru. Klik skenario
13. Pilih models setelah itu klik ikon add. Kemudian piliha block model yang
diinginkan.
Gambar 13. Memasukkan File Blok Model ke Dalam Minesched serta Atribut
Densitas dan Material
10
14. Mengisi berbagai komponen yang dibutuhkan dalam pengaturan material classes
dan qualities.
11
16. Melakukan validasi dari data-data yang telah dinput sebelumnya.
17. Mengatur lokasi pit, stokpile, dan pabrik serta alur pengangkutan material.
Gambar 17. Mengatur Lokasi Pit, Stokpile, dan Pabrik Serta Alur Pengangkutan Material
18. Memasukkan constrain volume galian pada lokasi pit dan memilih metode
penambangan dengan benches serta mengatur posisi, elevasi, dan tinggi dari
bench sesuai dengan model pit yang telah dibuat di surpac. Selanjutnya
12
mengatur juga arah penambangan ke arah utara dengan ukuran blok 25 x 25.
Gambar 18. Memasukkan Constrain Volume Galian Pada Lokasi Pit dan Memilih
Metode Penambangan dengan Benches serta Mengatur Posisi,
Elevasi, dan Tinggi dari Bench
19. Mengatur jenis dan jumlah material yang dapat diproses dipabrik dalam sehari
13
Gambar 19. Mengatur Jenis dan Jumlah Material yang dapat
Diproses Dipabrik dalam Sehari
14
21. Mengatur kapasitas alat excavator yaitu dapat memproduksi maksimal 6355 m3
15
23. Merencanakan hari dan jam kerja serta waktu libur dari alat dan pabrik.
Gambar 23. Merencanakan Hari dan Jam Kerja serta Waktu Libur dari Alat dan Pabrik
24. Mengatur tanggal penjadwalan produksi dimulai dan umur tambang dalam
periode tahunan.
Gambar. 24 Mengatur Tanggal Penjadwalan Produksi Dimulai dan Umur Tambang dalam
Periode Tahunan.
16
25. Menampilkan diagram penggalian dengan klik kanan dan pilih customize dan
mengisi parameter sesuai gambar 25 dan tampilan akhir sesuai gambar 26.
26. Menampilkan diagram batang yang menunjukkan jumlah tonase dari setiap
material yang dihasilkan dari proses penambangan tiap tahunnya selama umur
tambang.
Gambar 26. Menampilkan Diagram Batang yang Menunjukkan Jumlah Tonase dari Setiap
Material yang Dihasilkan dari Proses Penambangan Tiap Tahunnya
17
27. Menampilkan blok penambangan tiap periodenya (lampiran A).
18
C. Penutup
1. Kesimpulan
produksi dapat berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa penjadwalan produksi dilakukan agar alat-alat dapat bekerja
sesuai dengan kapasitas yang ada serta kuantitas produk yang diinginkan sesuai
oleh alat tambang yang sudah terdefinisi dalam periode tertentu (tahun).
produksi setiap tahunnya. Hasil dari evaluasi yakni 12.580.251 ton waste, 2.851.530
ton low grade. Periode penambangan yakni 10 tahun dengan menggunakan 2 unit
2. Saran
Setelah membaca laporan ini, diharapkan para pembaca dapat mengetahui dan
9.0.0.
19
DAFTAR PUSTAKA
Adnannst, M., Maryanto dan Guntoro, D., 2015, Rencana Rancangan Tahapan
Penambangan untuk Menentukan Jadwal Produksi PT. Cipta Kridatama
Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Prosiding Teknik
Pertambangan, pp. 87–91.
Hustrulid, W., and Kuchta, M., 2004, Open Pit Mine Planning and Design, Volume 1
Fundamentals, A.A. Balkema Publishers, New York.
Salam, A., Umar, H., dan Tonggiroh, A., 2013, Perancangan Tambang dan Penjadwalan
Produksi Penambangan Batubara (Desa Batuah Kabupaten Kutai Kartanegara
Propinsi Kalimantan Timur ), Geosains Vol. 09 No.01 2013, 9(1), pp. 61–76.
20
LAMPIRAN
A. Blok Penambangan Setiap Periode
1. Periode 1
2. Periode 2
3. Periode 3
4. Periode 4
5. Periode 5
6. Periode 6
7. Periode 7
8. Periode 8
9. Periode 9
10. Periode 10